• Proyeksi
Proyeksi merupakan mekanisme di mana seseorang secara psikis menolak dan
mengeluarkan bagian diri yang tidak dikehendakinya. Bagian yang tidak dikehendaki
ini tampil pada orang lain. O rang yang melakukan proyeksi tidak dapat mengenali
tampilan yang dilihatnya pada orang lain sebagai bagian dari dirinya. Contoh: seseorang
yang tidak mengenal hasrat seksual yang bergejolak dalam dirinya akan melihat
kebanyakan orang lain berpikir dan bertingkah laku porno.
• Introyeksi
Mekanisme ini dilakukan dengan cara mengambil alih suatu ciri kepribadian yang
ditemukannya pada orang lain. Hal ini menyebabkan terjadinya perubahan struktur
kepribadian pada orang yang bersangkutan.
Contoh: dalam beberapa organisasi tertentu, senior seri ng memberikan tekanan psikis
yang sangat berat kepada anggota baru. Dalam kondisi stress berat, anggota baru
tersebut akan lebih mudah mengintroyeksikan tindakan seniornya ini. Untuk
perlindungan diri, para anggota baru tersebut mengubah salah satu struktur
kepribadiannya, serupa dengan senior yang menyiksanya.
• Reaksi Formasi
Reaksi formasi merupakan suatu upaya melakukan hal yang sebaliknya untuk melawan
suatu dorongan internal yang dapat menimbulkan konflik. Contoh: seorang yang
memiliki hasrat seksual yang tinggi berlaku seolah-olah dia sangat membenci
segala sesuatu yang berbau seks.
• Undoing
Undoing adalah upaya simbolik untuk membatalkan suatu impuls yang telah terwujud
menjadi tingkah laku. Hal ini biasanya dilakukan dengan melakukan ritual
tertentu.Contoh: seseorang tidak dapat menahan diri untuk melakukan masturbasi.
Kemudian dia menyesal dan melakukan upaya untuk membersihkan pelanggaran yang
dia lakukan dengan suatu ritual, misalnya mandi dan mencuci tangan. Hal ini akan
berulang kali dilakukannya bila dia mengulang perbuatan masturbasi.
• Rasionalisasi
Rasionalisasi adalah upaya mendistorsika n persepsinya akan suatu realitas.
Pikiran akan memberikan alasan- alasan yang kelihatannya masuk akal. Hal ini
dilakukan agar suatu kenyataan yang semula berbahaya dan dapat mengguncang
kepribadiannya, menjadi lebih mudah diterima.
Misalnya: bagi seorang yang self-esteem nya rapuh, penolakan cinta dari lawan jenis
akan mengguncang kepribadiannya. Orang yang bersangkutan kemudian melakukan
rasionalisasi dengan mendistorsikan kenyataan. Dia beranggapan bahwa lawan jenis
tersebut menolaknya karena merasa tidak layak untuk menjadi kekasihnya.
• Isolasi
Isolasi merupakan suatu cara untuk meredam suatu aspek yang dianggap paling
berbahaya. Akibatnya, kepribadian menghayati pengalaman tersebut secara parsial tidak
utuh. Seorang yang harmonis dengan realitas eksternal dapat menghayati pengalaman
hidupnya secara utuh. Keutuhan itu dapat dilihat dari aspek kognitif (pikiran), afektif
(perasaan) dan konatif (tingkah laku). Misalnya: ketika seorang mendapat bonus gaji,
orang tersebut akan memikirkan hal - hal yang menyenangkan. Perasaan akan gembira
dan wajahnya berseri- seri pada hari itu. Pada orang yang melakukan isolasi, contoh:
seseorang yang tidak sanggup menerima kenyataan bahwa orang yang paling
dikasihinya meninggal tidak merasa sedih dan tidak menunjukkan kesedihan. Yang ada
hanyalah perasaan hampa. Sesungguhnya kesedihan yang dialami orang tersebut sangat
besar, lebih besar dari yang sanggup ditanggungnya sehingga ia memendamnya. Hal ini
tidak sehat karena akan mengganggu kepribadian di masa yang akan datang.
• Intelektualisasi
Mekanisme ini terlalu menonjolkan aspek inteleknya secara berlebihan. Tujuannya
untuk mengkompensasi bagian kepribadian lain yang kurang. Contoh: seorang yang
kurang terampil menjalin relasi sosial yang hangat dengan orang lain, memperlihatkan
upaya yang terlalu besar untuk menonjolkan kepintarannya.
• Displacement
Displacement dilakukan dengan cara mengganti objek yang menjadi sasaran
kemarahan. Misal: seseorang sangat marah terhadap atasannya karena penghinaan yang
dilakukan sang atasan. Namun, karena tidak mungkin melampiaskan ke marahannya,
dia mengalihkan dorongan tersebut kepada orang lain. Misalnya kepada bawahannya
yang mungkin hanya melakukan kesalahan kecil.
• Denial
Denial merupakan suatu mekanisme dengan menyangkal bahwa suatu peristiwa
sungguh-sungguh terjadi. Hal ini dilakukan karena tidak sang gup menerima kenyataan
tersebut.
• Regresi
Regresi artinya mundur secara mental dari suatu tahap perkembangan. Hal ini
dilakukan karena seseorang tidak sanggup atau mengalami kesulitan untuk maju ke
tahap perkembangan selanjutnya.
Misalnya: seorang bapak paruh baya yang tidak merasa dengan dirinya yang semakin
tua, kembali ke fase phallic. Sehingga ia akan menunjukkan kegenitan dan
seductiveness.
• Projective Identification
Defense mechanism ini jarang ditemui pada kepribadian yang cukup matang.
Mekanisme ini akan lebih sering ditemukan dalam kepribadian yang sangat terganggu,
misalnya pada pasien skizofrenia.
• Primitive Idealization
Mekanisme ini dilakukan untuk mempertahankan harga diri mendasarnya (basic self-
esteem) ketika mengalami ancaman. Hal ini dilakukan dengan mengidealisasikan orang
lain dan kemudian mengembangkan kesatuan dengan orang tersebut. Orang yang
diidealisasikan akan dipandang sepenuhnya memiliki nilai - nilai positif dan tidak
memiliki nilai - nilai negatif sama sekali. Fantasi kesatuan dengan orang tersebut akan
membantu menambal harga diri yang terluka. Contoh: seseorang perempuan yang
semasa keciln ya tidak pernah mendapat kasih sayang dari orangtua, kemudian
mengidealisasikan suaminya. Suaminya dianggap sangat sempurna walaupun
kenyataannya sangat kontras dengan idealisasinya tersebut.
• Omnipotence
Arti omnipotence adalah maha kuasa. Orang yang menggunakan mekanisme ini
menganggap dirinya maha kuasa dan mampu melakukan apapun juga, tidak takut atau
kuatir pada apapun juga. Mekanisme ini biasanya dilakukan oleh bayi pada fase oral.
• Manic Defense
Mekanisme pertahanan ego ini dikembangkan oleh Mela nie Klein. Menurut Klein,
setiap orang memiliki dua posisi mental. Pertama adalah paranoid- schizoid position, di
mana seseorang merasa terpisah dari orang lain. Dia tida dapat menghargai sepenuhnya
keberadaan orang lain. Orang lain dipandang sebagai objek - bukan subjek. Orang lain
dipandang sebagai ancaman bagi diri atau sarana pemuas kebutuhan semata. Posisi
kedua adalahdepressive position, yaitu ketika seorang sepenuhnya menyadari keberadaan
orang lain dan memiliki ketergantungan terhadap mereka. Memandang orang lain
sebagai subjek yang juga memilikperasaan dan pengalaman - pengalaman manusiawi
yang serupa. Menurut Klein, kita beralih dari satu posisi ke posisi yang lain. Saat berada
dalam posisi paranoid -skizoid kita cenderung menyakiti orang, baik den gan tindakan
aktual maupun khayalan. Saat berada dalam posisi depresi, kita menyadari bahwa kita
telah menyakiti orang lain. Kesadaran ini menimbulkan perasaan bersalah dan takut
kehilangan orang tersebut. Pada manic defense, seseorang menyangkal bahwa ia sangat
tergantung pada orang yang dilukainya. Ia menyangkal takut kehilangan orang tersebut
atau menyangkal telah melakukan hal yang merugikan orang tersebut. mekanisme manic
defense bersikukuh pada fantasi bahwa ia akan tetap bahagia seorang diri dan tidak
membutuhkan orang lain.
BAB III
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
• 1. Arif I S. Pandangan Topografis dan Pandangan Struktural Tentang Kepribadian. Dalam: Rose
Herlina, Eds. Dinamika Kepribadian. Bandung: Refika Aditama; 2006:13 -24.
• 2. Arif I S.Defense Mechanism. Dalam: Rose Herlina, Eds. Dinamika Kepribadian. Bandung:
Refika Aditama; 2006:31 -44.
• 4. Kaplan H I,Sadock B J,Grebb J A.Gangguan Kepribadian . In: I Made Wiguna S,eds. Sinopsis
Psikiatri Jilid 2. Tangerang: Bina Rupa Aksara Inc; 2010:258 -290.
• 5. Maramis, W F. Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa . Airlangga University Press; Surabaya 1998:37-
38,65-84.