57
laksanakannya sistem dan kebijakan mana- dorong oleh berbagai kekuatan internal mupun
jemen dengan baik, sehingga tujuan organisasi eksternal yang dilakukan secara individu
dapat tercapai. Pengendalian internal merupa- maupun secara kolektif. Sejalan dengan ini,
kan salah satu bentuk pengendalian dimana Wells (2007) menyatakan bahwa kecurangan
dapat diperoleh dari suatu struktur yang ter- akuntansi (fraud) mengacu kepada kesalahan
koordinasi yang berguna bagi pimpinan untuk akuntansi yang dilakukan secara sengaja untuk
menyusun laporan keuanganya lebih hati-hati, tujuan menyesaatkan pembaca/pengguna
mencegah kecurangan dalam organisasi serta laporan keuangan. Tujuan ini dilakukan
mengamankan harta organisasi. dengan motivasi negatif guna mengambil
Tuanakotta (2013) menyatakan bahwa keuntungan individu atau pihak-pihak tertentu.
pengendalian internal dirancang, diimple- Menurut Association of certified fraud
mentasikan dan dipelihara TCWG, mana- examiners (ACFE) kecurangan akuntansi
jemen dan karyawan lain untuk menangani digolongkan menjadi tiga jenis yaitu kecu-
resiko bisnis dan kecurangan yang diketahui rangan dalam laporan keuangan, penyala-
(identified business and fraud risk) mengan- gunaan aktiva dan korupsi.
cam pencapaian tujuan entitas seperti pe- Siaran Pers BPK R.I (2013) tentang
laporan keuangan yang andal. Untuk itu hasil evaluasi atas sistem pengendaian internal
pengendalian dimaksudkan untuk memberikan yang dilakukan oleh BPK R.I mengungkapkan
jawaban (response) untuk menangkal (miti- bahwa kasus-kasus kelemahan pengendalian
gate) suatu ancaman (kemungkinan terjadinya internal dikelompokkan sebagai: a) kelemahan
resiko), sehingga manajemen menerapkan sistem pengendalian akuntansi dan pelaporan,
pengendalian agar supaya seluruh ancaman b) kelemahan sistem pengendalian pelaksanaan
tekait dengan pengelolaan harta organisasi anggaran pendapatan dan belanja, dan c) kele-
dapat dideteksi secara dini. mahan pada sturktur pengendalian internal.
Menurut Pope dikutip oleh Kayo Selain itu, siaran Pers BPK RI (2013) tentang
(2013) secara sederhana penyelewengan dapat hasil pemeriksaaan Kinerja pada pemerintah
dikatakan sebagai penyalagunaan kekuasaan daerah seluruh Indonesia semester I tahun 2013
kepercayaan untuk kepentingan. Selain itu, ditemukan 1 kasus ketidakhematan/ketidak-
menurut Khanna (2009) kurangnya pelatihan, ekonomisan senilai Rp. 5,28 Milyar, 3 kasus
banyaknya beban yang dihadapi oleh pegawai ketidakefisienan senilai Rp. 22,95 Milyar dan
serta persaingan dan tingkat kepatuhan yang 93 kasus ketidakefektifan senilai Rp. 19,45
rendah menjadi pemicu terjadinya kecurangan. Milyar. Hasil pemeriksaan kinerja juga
Kondisi ini mestinya menyadarkan seluruh mengungkapkan adanya 65 kasus kelemahan
elemen untuk bertindak secara bersama-sama pengendalian internal yang mempengaruhi
dengan cara memperbaiki tata kelola organi- kehematan/ekonomi, efisiensi dan efektifitas
sasi sehingga meminimalisir potensi terjadinya serta 5 kasus ketidakpatuhan terhadap keten-
kecurangan di lingkungan organisasi. Tata tuan perudang-undangan senilai Rp. 1, 36
kelola yang baik dan dibarengi dengan milyar. Selain itu, hasil pemeriksaan BPK RI
komitmen yang tinggi dikalangan pegawai sampai semester 1 tahun 2012 menunjukkan
akan berimplikasi pada kinerja keuangan bahwa LKPD dari entitas pelaporan di wilayah
organisasi yang efisien, akan tetapi rendahnya Propinsi Maluku Utara menunjukan bahwa
tata kelola serta minimnya komitmen masih terdapat kelemahan dalam sistem pe-
organisasi maka akan berdampak buruk pada ngendalian internal dan ketidak patuhan
kinerja keuangan organisasi. terhadap ketentuan perudang-undangan yang
Menurut Arens, Elder & Beasley mengakibatkan kerugian daerah dilihat ber-
(2008) bahwa fraud menggambarkan setiap dasarkan kelemahan SPI dengan jumlah kasus
upaya penipuan yang disengaja, yang dimak- sebeanyak 45, dan ketidakpatuhan dengan
sudkan untuk mengambil harta atau hak orang jumlah kasus sebanyak 58 yang mencerminkan
atau pihak lain. Upaya kecurangan ini di bahwa masih terdapat berbagai kelemahan
58
! "
dalam pengendalian internal sehingga memun- yang didesain untuk memberikan keyakinan
culkan potensi kecurangan yang terjadi pada memadai tentang pencapaian tiga golongan
entitas pelaporan di wilayah Maluku Utara. tujuan yakni: keandalan pelaporan keuangan,
Temuan BPK R.I ini konsisten dengan efektivitas dan efisiensi operasi serta kepatuh-
penelitian yang dilakukan oleh Liu dan Lin an terhadap hukum dan peraturan yang berlaku.
(2012), bahwa temuan audit berhubungan Arens, dkk. (2008) menjelaskan bahwa
positif dengan tingkat korupsi yang terjadi pada sistem pengendalian internal terdiri atas
sebuah daerah dan semakin baik fungsi internal kebijakan dan prosedur yang dirancang untuk
audit akan berhubungan negatif dengan tingkat memberikan manajemen kepastian yang layak
korupsi yang terjadi. bahwa perusahaan telah mencapai tujuan dan
Konsep good corporate governance sasarannya. Kebijakan perusahaan inilah yang
(GCG) muncul karena konflik kepentingan disebut dengan pengendalian dan secara
yang terjadi antara principal dan agent yang kolektif disebut dengan pengendalian internal.
mendorong agen untuk menyajikan informasi Sedangkan menurut Mayangsari &
yang tidak sebenarnya kepada principal, Wandanarum (2013) pengendalian internal
terutama jika informasi tersebut berkaitan adalah penggunaan semua sumberdaya per-
dengan pengukuran kinerja agent. Penyajian usahaan untuk meningkatkan, mengarahkan,
informasi yang tidak wajar akan berdampak mengendalikan dan mengwasani berbagai
pada kebenaran informasi yang dibutuhkan aktivitas dengan tujuan untuk memastikan
oleh principal. Untuk itu penerapan GCG bahwa tujuan perusahaan tercapai. Untuk itu,
rupakan perwujudan tanggung jawab pe- demi tercapainya tujuan perusahaan tersebut,
merintah dalam rangka peningkatan kinerja. maka prosedur dan kebijakan harus dilakukan
Berbagai kasus yang muncul dalam oleh perusahaan dengan cara setiap aktivitas
dunia bisnis yang dimulai dari kasus enron, yang dilakukan dalam perusahaan harus
word com, kasus bank lippo, bank BNI dan melalui sebuah sistem yang didesain untuk
yang terakhir adalah kasus bank century dapat mengarahkan, dan mengendalikan dan
adalah cerminan dari lemahnya pengendalian mengawasi rangkaian aktivitas sehingga tu-
dan praktik tata kelola yang baik menye- juan perusahaan dapat dicapai secara efisien
babkan terjadinya fraud, fenomna ini tidak dan efektif.
hanya terjadi di sektor swasta tetapi juga Sedangkan Committee of Sponsoring
terjadi dalam pengelolaan keuangan di Organization of the Treadway Commision
organisasi sektor publik yang tercermin dari (COSO) (1994 p 3) memberikan pengertian
opini BPK R.I terhadap laporan keuangan pengendalian internal sebagai berikut:
Pemerintah Daerah. Internal control is broadly defined as a
Berangkat dari berbagai fenomena process, effected by an entity’s board
diatas maka identifikasi masalah dalam of directors, management, and other
penelitian ini adalah apakah terdapat pengaruh personnel, designed to provide reason-
pengendalian internal dan good corporate able assurance regarding the achieve-
governance terhadap pencegahan fraud di ment of objectives.
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi
Maluku Utara. Lebih lanjut dijelaskan bahwa kom-
ponen pengendalian internal dibagi menjadi
TINJAUAN PUSTAKA DAN PERU- lima (5) komponen inti yakni: 1) tujuan pela-
MUSANHIPOTESIS poran, 2) lingkungan pengendalian, 3) peni-
Pengendalian Internal (Internal Control) laian resiko, 4) sistem informasi, dan 5)
IAPI dikutip oleh Sukrisno (2012) mendefi- kegiatan pengendalian dan pemantauan.
nisikan pengendalian internal sebagai suatu Berbeda dengan Sunyoto (2014)
proses yang dijalankan oleh dewan komisaris, bahwa menjelaskan bahwa pengendalian
manajemen dan personel lain entitas-entitas internal adalah sebuah sistem dimana sistem
59
pengendalian internal terdiri atas kebijakan kan kontribusi positif terhadap pencegahan
dan prosedur yang dirancang untuk fraud. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian
memberikan kepastian yang layak bagi Tunji (2013) yang menemukan adanya sistem
manajemen, bahwa organisasi telah mencapai pengendalian internal yang efektif berpenga-
tujuan dan sasaranya. Selain itu, menurut ruh positif terhadap eleminasi penipuan yang
Sunyoto bahwa kompenen pengendalian dilakukan oleh direktur perbankan. Jadi,
internal dapat dikategorikan menjadi tiga (3) dengan adanya sistem pengendalian internal
katogori dasar yaitu: 1) lingkungan pengen- yang efektif memiliki dampak yang besar ter-
dalian yang berkaitan dengan tindakan, hadap akurasi dan keandalan laporan ke-
kebijakan dan prosedur yang mencerminkan uangan bank. Selai itu, temuan penelitian ini
keseluruhan sikap manajemen puncak, juga menjelaskan bahwa ukuran keberhasilan
direktur dan pemilik perusahaan terhadap perusahaan dapat dilihat pada kemampuan
pengendalian, 2) sistem akuntansi yang perusahaan untuk menerapkan prosedur dan
bertujuan untuk mengontrol seluruh taransaksi kebijakan yang dirancang untuk memberikan
yang dicatat, diproses dan dilaporkan telah kepastian yang layak bagi perusahaan dalam
memenuhi ke enam tujuan audit umum atas mencapai tujuan dan sasarannya.
transaksi tersebut, 3) prosedur pengendalian Dengan demikian, untuk mencapai
yaitu aktivitas pengendalian ini berhubungan tujuan dan sasaran perusahaan atau organisasi
dengan penilaian atas mutu pengendalian apapun harus mampu merancang sistem
internal secara berkesinambungan oleh mana- pengendalian internal yang baik, sehingga
jemen untuk menentukan bahwa pengendalian dapat menekankan aspek pengendalian atas
telah berjalan sebagaimana yang diharapkan reabilitas pelaporan keuangan guna memenuhi
dan dimodifikasi sesuai dengan kondisi yang tanggung jawab suatu laporan keuangan, serta
ada dalam perusahaan. Ini menunjukan bahwa, efesiensi dan efektifitas operasional dalam
pimpinan harus mampu merencanakan, dan pemakaian sumberdaya yang dimiliki oleh
mengevaluasi secara konsisten dan kontinyu, perusahaan untuk menghasilkan informasi
sehingga pengendalian berjalan sesuai dengan keuangan dan non keuangan dalam rangka
yang diinginkan. Apabila suatu pengendalian pengambilan keputusan, dan ketaatan pada
internal tidak dilakukan sesuai dengan sistem hukum dan peraturan.
pengendalian yang diinginkan, maka proses
pengendalian tidak berarti terhadap pen- Good Corparate Governance
cegahan fraud. Istilah corporate governance (CG) diperkenal-
Terkait dengan hal di atas, menurut kan pertama kali oleh Cadbury Committee di
Tuanakotta (2013) pengendalian internal akan tahun 1992. Sari (2012) mengemukakan,
berjalan efektif manakalah komponen inti istilah tersebut muncul dalam laporan
pengendalian internal diterapkan secara baik dan Cadbury Committee yang kemudian dikenal
benar dalam organisasi guna memberikan sebagai Cadbury Report. Cadbury Report
kepastian terhadap pencapaian tujuan organisasi. sendiri mendefinisikan CG sebagai “the
Berbagai penjelasan di atas menun- system by which organisations are directed
jukan bahwa pengendalian internal harus di- and controlled”. Lebih jauh, Cadbury Com-
lakukan sesuai dengan prosedur dan kebijakan mittee memandang CG sebagai seperangkat
organisasi melalui sebuah sistem yang telah aturan yang merumuskan hubungan antara
didesain sedemikian rupa serta perlu diawasi para pemegang saham, manajer, kreditor,
dengan baik dan benar. Hal ini perlu dilaku- pemerintah, karyawan, dan pihak-pihak yang
kan, karena dapat mengurangi tingkat berkepentingan lainnya baik internal maupun
kecurangan diantaranya penyalahgunaan eksternal sehubungan dengan hak-hak dan
wewenang dan melakukan penyajian laporan tanggung jawab mereka.
keuangan yang salah. Ini juga berarti pengen- Kusmayadi dikutip oleh Sari (2012),
dalian internal secara efektif dapat memberi- bahwa dalam prespektif sektor publik maka
60
! "
61
kredibilitas berbagai pihak yang meng- disengaja, yang dimaksudkan untuk meng-
gerakkan organisasi. ambil harta atau hak orang atau pihak lain. Ini
berarti bahwa kecurangan merupakan salah
Kecurangan (Fraud) saji laporan keuangan yang disengaja. Ukuran
Association of Cerified Fraud Examiners salah saji yang dilakukan adalah penyalah-
(ACFA) (2012) mengkategorikan kecurangan gunaan aktiva dan penyajian laporan keuangan
dalam tiga kelompok yaitu: 1) kecurangan secara curang. Penyajian laporan keuangan
dalam laporan keuangan, 2) penyalagunaan yang curang dilakukan dengan cara meng-
aset, dan 3) korupsi. Sementara itu menurut abaikan jumlah dan pengungkapan yang di-
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) kecurangan sengaja dengan maksud untuk membuat pem-
akuntansi sebagai: 1) salah saji yang timbul baca laporan keuangan keliru dalam me-
dari kecurangan dalam pelaporan keuangan mahami isi laporan keuangan. Sedangkan
yaitu salah saji atau penghilangan secara penyalahgunaan aktiva berkaitan dengan per-
sengaja jumlah atau pengungkapan dalam ilaku pegawai dan orang lain dalam organisasi
laporan keuangan untuk mengelabui pemakai untuk menghilangkan aktiva perusahaan tanpa
laporan keuangan, 2) salah saji yang timbul sepengetahuan pihak manajemen.
dari perilaku tidak semestinya terhadap aktiva Menurut Arens, dkk. (2008) fraud
(seringkali disebut dengan penyalahgunaan (kecurangan) yang terjadi dalam organisasi
atau penggelapan) yang berkaitan dengan biasanya disebabkan oleh lemahnya kontrol
pencurian aktiva entitas yang berakibat yang dilakukan oleh pihak manajemen,
laporan keuangan tidak disajikan sesuai disamping itu fraud juga disebabkan oleh tiga
dengan prinsip akuntansi berlaku umum komponen yang biasanya disebut dengan
(PABU) di Indonesia. fraud triangle yaitu: insentif/tekanan, kesem-
Menurut Tunggal (2011) fraud adalah patan dan sikap.
penipuan yang disengaja, umumnya diterang- Setiap tindakan fraud juga didasari
kan berbagai kebohongan, penjiplakan, pen- atau dipicu oleh sebuah kondisi dan perilaku
curian dan kecurangan ini dapat dilakukan penyebab terjadinya. Kondisi inilah yang
oleh pelanggan, kreditor, investor, pemasok, memunculkan sebuah teori yang banyak
banker, penjamin asuransi atau pihak peme- digunakan oleh penyidik di Kepolisian yang
rintah. Ini berati bahwa, kecurangan tidak menyatakan bahwa kriminal (C) sama dengan
hanya dilakukan oleh orang didalam organi- Niat (N) dan Kesempatan (K). Karena itu,
sasi tetapi juga pihak luar (eksternal) memiliki menurut Karyono (2013) teori ini lebih
peluang yang sama untuk melakukan kecu- dikenal dengan teori C= N+K yang berarti
rangan. Hal ini dapat dilakukan dengan ber- bahwa fraud sering terjadi bukan saja didasari
bagai cara oleh orang yang memiliki kecer- oleh niat tetapi munculnya fraud disebabkan
dasan. Sejalan dengan ini, Albrecht, et al. karena adanya niat dan kesempatan.
(2009) menyatakan bahwa secara umum fraud Uraian di atas menunjukan bahwa
dapat didefinisikan sebagai satu istilah umum individu baik dilevel top, lini, dan staf yang
dan mencakup semua cara yang dapat diran- memiliki wewenang terhadap berbagai sum-
cang oleh kecerdasan manusia, yang melalui berdaya berberpotensi berniat dan/atau me-
satu individu, untuk memperoleh keuntungan miliki kesempatan untuk melakukan penye-
dari orang lain dengan penyajian yang salah. lewengan atau pemalsuan laporan keuangan.
Tidak ada aturan yang pasti dan seragam Hasil penelitian yang dilakukan oleh Ernst &
untuk dijadikan dasar dalam mendefinisikan Young dikutip oleh Fitrawansyah (2014)
fraud karena mencakup kejutan, penipuan, menjelaskan bahwa lima belas persen CCFO,
kelicikan dan cara-cara lain dimana pihak lain dalam skala global bersedia “mengeluarkan
dicurangi. Sejalan dengan ini, Arens, dkk. dana” untuk memenangkan kompetisi bisnis
(2008), menggambarkan bahwa kecurangan atau melanggengkan hegemoni bisnisnya.
(fraud) adalah setiap upaya penipuan yang Kecurangan seperti ini biasanya dilakukan oleh
62
! "
manajemen level atas, namun demikian trik menemukan cara yang lebih baik untuk me-
atau kecurangan juga dapat dilakukan oleh lawan fraud dalam pengadaan barang daripada
manajemen level bawah dengan cara prosedur seleksi pemasok atau kontraktor ber-
melakukan penyuapan kepada agen penjualan dasarkan persaingan yang sehat. Apakah
untuk memperoleh order, menyuap pemeriksa sebuah prosedur rumit atau sederhana ter-
oknum pajak supaya proses audit dimudahkan gantung pada nilai dan spesifikasi barang yang
serta markup dalam pengadaan barang dan jasa. akan dibeli, tetapi unsur-unsurnya sama bagi
Dari sudut pandang auditor, fraud semua prosedur: a) menguraikan dengan jelas
dapat secara luas diklasifikasikan sebagai dan tanpa memihak apa yang akan dibeli; b)
langkah yang sengaja dilakukan oleh satu atau mengumumkan kesempatan untuk menawar-
lebih individu untuk menipu atau menyesatkan kan barang; c) menyusun kriteria untuk meng-
dengan tujuannya adalah menggelapkan aset ambil keputusan pada waktu seleksi; d) mene-
bisnis sehingga mendistorsi kinerja keuangan rima penawaran dari pemasok yang bertang-
atau memperoleh keuntungan yang tidak adil. gung jawab; e) membandingkan penawaran
Karena itu fraud perlu untuk diketahui lebih dan menentukan penawaran yang terbaik,
dini penyebabnya. Artinya kecurangan yang menurut peraturan yang telah ditetapkan lebih
terjadi didalam suatu organisasi perlu diidenti- dahulu bagi seleksi; dan f) memberikan
fikasi secara komprehensif penyebabnya kontrak pada penawar yang menang seleksi
sehingga dapat diminimalisir peluang terjadi- tanpa mengharuskannya menurunkan harga
nya kecurangan yang kronis. Karena itu, atau mengadakan perubahan lainnya pada
menurut Tuanakotta (2013) pencegahan fraud penawarannya yang menang itu. Ketiga,
dapat dilakukan dengan mengaktifkan pengen- membuka dokumen tender. Satu kunci untuk
dalian internal. Ini berarti, pengendalian mewujudkan transparansi dan sikap tidak
internal dapat menjadi penghalang atau memihak adalah pembeli membuka dokumen
mengurangi orang-orang dalam melakukan tender pada waktu dan di tempat yang telah
kecurangan yang dapat merugikan banyak ditetapkan, di hadapan semua pengikut tender
orang termasuk organisasi. atau wakil-wakil mereka yang ingin hadir.
Menurut Pope dikutip oleh Kayo Praktik membuka dokumen tender di depan
(2013), pencegahan fraud dalam hal peng- umum, sehingga setiap orang dapat melihat
adaan barang publik, antara lain: pertama, siapa yang mengajukan penawaran dan
memperkuat kerangka hukum. Alat yang dengan harga berapa, dapat mengurangi risiko
paling ampuh adalah menyingkapkannya bahwa tender yang bersifat rahasia itu di-
kepada publik. Media dapat memainkan peran bocorkan kepada peserta lain, diabaikan,
penting untuk menciptakan kesadaran publik diubah atau dimanipulasi. Keempat, evaluasi
mengenai masalah ini dan untuk membangun penawaran. Evaluasi penawaran adalah
dukungan bagi langkah-langkah yang perlu langkah yang paling sulit dalam proses peng-
diambil. Jika masyarakat diberi informasi rinci adaan barang untuk dilaksanakan secara benar
mengenai keburukan dan pelanggaran hukum dan adil. Bersamaan dengan itu langkah ini
dalam keterlibatan orang melakukan korupsi, adalah salah satu langkah yang paling mudah
berapa suap yang diterima, berapa kerugian dimanipulasi jika ada pejabat yang ingin
yang timbul dan jika masyarakat terus men- mengarahkan keputusan pemenang pada
dapat informasi seperti ini secara teratur, sulit pemasok tertentu. Para penilai dapat menolak
dibayangkan masyarakat tidak akan menuntut penawaran-penawaran yang tidak diinginkan
diadakan pembaruan. Kedua, prosedur trans- dengan alasan tertentu. Setelah penawaran
paran. Selain dari kerangka hukum, per- diperiksa, jika tidak ada yang menghalangi,
tahanan berikutnya melawan fraud adalah para penilai mungkin menetapkan syarat-
prosedur dan praktik yang terbuka dan trans- syarat yang sama sekali baru yang harus
paran untuk melaksanakan proses pengadaan diperhitungkan ketika memilih pemenang atau
barang itu sendiri. Belum ada orang yang kriteria evaluasi mungkin dibuat demikian
63
subjektif tanpa ukuran-ukuran objektif dilakukan oleh Coram, et al. (2006), bahwa
sehingga penilaian dapat menelurkan hasil audit internal memberikan nilai tambah
yang diinginkan para penilai. Kelima, melim- melalui peningkatan kontrol dan pemantauan
pahkan wewenang. Prinsip peninjauan ulang lingkungan dalam organisasi untuk men-
dan audit independen sudah diterima luas deteksi fraud. Hasil penelitian Arfah (2011)
sebagai cara untuk menyingkapkan kesalahan menemukan bahwa terdapat pengaruh positif
atau manipulasi dan memperbaikinya. Prinsip pada penerapan lingkungan pengendalian,
ini menduduki tempat yang penting dalam penilaian resiko, kegiatan pengendalian,
bidang pengadaan barang publik. informasi dan komunikasi serta pemantauan
baik secara parsial maupun simultan terhadap
PENGEMBANGAN HIPOTESIS pencegahan fraud pengadaan barang.
Pengendalian Internal terhadap Pencegahan Mendukung temuan di atas, hasil
Fraud penelitian Shanmugam, et al. (2012) mene-
Sunyoto (2014) menyatakan bahwa pengen- mukan bahwa pengendalian internal dan lang-
dalian internal merupakan sebuah prosedur kah-langkah pencegahan fraud akan ber-
yang dirancang untuk memberikan kepastian dampak pada peningkatan kinerja peruahaan.
yang layak bagi manajemen, bahwa Sejalan dengan temuan ini, Josiah, Samson, &
perusahaan telah mencapai tujuan dan Elizabetth (2012) menjelaskan bahwa ke-
sasarannya. Ada tiga tujuan umum yang ingin curangan yang terjadi selama ini dalam orga-
dicapai oleh organisasi dalam menerapkan nisasi merupakan cerminan dari manajemen
pengendalian internal yakni keinginan untuk yang buruk, auditor internal yang terbatas,
menerapkan keandalan pelaporan keuangan, lemahnya sistem pengendalian internal, serta
efesiensi dan efektivitas operasi serta ketaatan korupsi. Untuk itu, Omar dan Bakar (2012)
pada hukum dan peraturan. menjelaskan dalam penelitian mereka bahwa
Keandalan pelaporan keuangan, efektivitas pencegahan kecurangan sangat
efisiensi dan efektivitas operasi serta ketaatan ditentukan oleh pemeriksaan yang dilakukan
pada hukum dan peraturan bisa dicapai oleh oleh intern control serta peran auditor external
organisasi manakalah manajemen mampu dalam melaksanakan mekanisme pencegahan
menerapkan prosedur pengendalian internal kecurangan dalam organisasi. Ini berarti
yang baik sehingga mampu mencegah organisasi sektor publik perlu secara konsisten
terjadinya kecurangan yang berdampak pada dan kontinyu mengevaluasi laporan keuangan,
ketidakandalan laporan keuangan, efisiensi dan selalu taat pada hukum dan peraturan
dan efektivitas operasai dan ketaatan pada perundang-undangan yang berlaku, karena hal
hukum dan peraturan. Fraud dapat dicegah ini dapat mencegahnya terjadi praktek kecu-
melalui pengendalian internal sebagaimana rangan pengadaan barang. Selain itu, pim-
menurut Tuanakotta (2013), dan COSO (1994) pinan harus mau mengkomunikasikan ber-
bahwa pencegahan fraud dapat dilakukan bagai dampak negatif dan positif tentang
dengan mengaktifkan pengendalian internal. praktek/perilaku kecurangan kepada seluruh
Penelitian yang dilakukan oleh Khanna karyawan.
(2009) pada industri perbankan di india Berdasarkan uraian di atas dirumuskan
menemukan bahwa sistem pengendalian yang hipotesis penelitian sebagai berikut:
kuat dan praktek tenaga kerja yang baik dapat H1: Pengendalian internal berpengaruh positif
mencegah terjadinya kecurangan. Penelitian terhadap pencegahan fraud.
ini menejelaskan bahwa kurangnya pelatihan
dan banyaknya beban yang dihadapi oleh Pengendalian Iternal Terhadap Good
pegawai serta persaingan dan tingkat Corporate Governance
kepatuhan yang rendah menjadi alasan utama BPKP mendefiniskan good corporate govern-
terjadinya kecurangan. Selain itu, hasil yang ance (GCG) merupakan sistem pengendalian
sama juga ditunjukkan dalam penelitian yang dan pengaturan perusahaan yang dapat dilihat
64
! "
65
mendorong kinerja berbagai sumber daya maka perlu dilakukan penarikan sampel unit
secara efisien, menghasikan nilai ekonomi populasi (SKPD) dengan menggunakan rumus
jangka panjang yang berkesinambungan bagi Slovin dikutip oleh Riduwan (2008) yaitu:
para pemegang saham maupun masyarakat , sehingga
sekitar secara keseluruhan. . Dengan demkian,
Berdasarkan uraian di atas dirumuskan
hipotesis penelitian sebagai berikut: maka jumlah sampel adalah sebanyak 72
H3: Good corporate governance berpengaruh SKPD yang tersebar diseluruh Kabupaten/Kota
positif terhadap pencegahan kecurangan Pemerintah Provinsi Maluku Utara.
(fraud). Karena tidak semua Aparatur Negara
(PNS) terlibat dalam perencanaan penyusunan
METODE PENELITIAN anggaran, monitoring dan evaluasi program
dan kegiatan pengadaan barang dan jasa, maka
Pada bagian ini akan diuraikan mengenai metode penarikan sampel yang digunakan
populasi dan sampel, data dan sumber data, adalah purposive non random sampling yaitu:
pengukuran variabel dan metode analisis. pengambilan sampel secara sengaja sesuai
dengan persyaratan sampel yang diperlukan.
Populasi dan Sampel Dengan demikian, ukuran sampel dalam
Penelitian ini dilakukan pada Aparatur Peme- penelitian ini dapat dilihat pada tabel 1, dimana
rintah pada SKPD Kabupaten/Kota Propinsi jumlah sampel adalah sebanyak 144 orang.
Maluku Utara. Populasi dalam penelitian ini
adalah Aparatur Pemerintah pada SKPD Data dan Sumber Data
Kabupaten/Kota di Propinsi Maluku Utara, Data dikumpulkan dalam penelitian ini adalah
dan sampel penelitiannya adalah aparatur pe- data primer dengan menggunakan kuesioner
merintah daerah disetiap SKPD Provinsi kepada responden. Sumber data merupakan
Maluku Utara yang bertanggungjawab ter- pendapat dan persepsi dari setiap personil
hadap perencanaan penyusunan anggaran, (aparatur) dalam instansi pemerintahan yang
monitoring dan evaluasi program dan bertanggung jawab dalam perencanaan
kegiatan. Sebagaimana diketahui bahwa jum- penyusunan anggaran, monitoring dan
lah SKPD di lingkungan Pemprov Maluku evaluasi program dan kegiatan.
Utara adalah sebanyak 134 SKPD. Karena itu,
pertimbangan waktu dan biaya penelitian,
Tabel 1: Ukuran Sampel
No Pemda Provinsi Maluku Tara Populasi PNS (N)* Sampel PNS (n)**
1. Malut 41 16
2. Kota Ternate 30 18
3. Kota Tidore 24 12
4. Halteng 17 12
5. Halbar 19 12
6. Halsel 21 16
7. Halut 29 16
8. Haltim 25 14
9. Kepulauan Sula 22 14
10. Morotai 19 14
Jumlah 247 144
Keterangan:
* Jumlah PNS secara keseluruhan masing-masing SKPD Provinsi, dan Kabupaten/Kota
** Jumlah PNS yang terlibat perencanaan penyusunan anggaran, monitoring dan evaluasi program
dan kegiatan
66
! "
67
HASIL DAN PEMBAHASAN (SEM) dapat dilihat pada tabel 3. Berdasarkan
Pengujian Normalitas Data (Test of Normality) pada tabel 3, menunjukkan kecocokan model
Pada bagian ini dilakukan uji normalitas data secara keseluruhan (overall) menggunakan uji
(tes of normality) untuk menentukan estimasi Satora-Bentler Scaled Probabilitas Chi-square
apakah yang digunakan dalam pengujian (X)2 diperoleh nilai sebesar 66,828 dengan p-
model persamaan struktural dengan LISREL. value=0,175>0,05. Berdasarkan hasil uji χ2
Hasil uji normalitas secara keseluruhan maka data empiris edintik dengan teori/model.
(multivariate) dapat dilihat pada tabel 2. Pengujian selanjutnya adalah RMSEA= 0,034
Berdasarkan tabel 2 di bawah diperoleh <0,08 yang berarti good fit. Sedangkan hasil uji
nilai chi-square sebesar 90,097 dengan p-value GFI=0,921<0,90, yang berarti bahwa model
sebesar 0,000 pada skewness and kurtosis yang memiliki kecocokan yang baik (good fit).
berrarti bahwa data variabel manifes tidak Selanjutnya, nilai CFI=0,994, NFI= 0,960,
berdistribusi normal multivariat. Karena itu, NNFI=0,992, IFI=0,94, dan RFI=0,946 lebih
menurut Raykov & Marcoulides (2006) jika besar dari 0,90 yang berarti bahwa model
distribusi variabel observasi tidak normal memiliki kecocokan yang baik (good fit). Selain
dalam suatu penelitian, maka menggunakan itu hasil ECVI memiliki nilai yang lebih kecil
metode Satorra-Bentler Robust Maximum dari 3 (ECVI=1,751<5) yang berarti bahwa,
Likelihood pada estimasi parameter. Metode model juga memiliki kecocokan yang baik.
estimasi ini pada program lisrel 8.80 digunakan
dengan memasukan asymtotic covariance Analisis Kecocokan Model Pengukuran
matrix, sehingga model akan diestimasi dalam Analisis model pengukuran (confirmatory
keadaan data yang tidak normal. factor analysis-CFA) digunakan untuk
menguji validitas dan reliabilitas masing-
Kecocokan Keseluruhan Model masing indikator yang membentuk variabel
Berdasar pengujian SEM dengan LISREL hasil laten. Berdasarkan metode estimasi Satorra-
uji kecocokoan keseluruhan model (goodness Bentler robust maximum likelihood diperoleh
of fit) dalam structural equation modelling Hasil uji CFA dapat lihat pada tabel 4.
68
! "
69
Gambar 2: Hybrid Model Diagram Jalur Standardized Solution
Tabel 5: Rangkuman Hasil Pengujian Pengaruh Langsung Positif
Variabel Eksogen dan Endogen
Sampel Koefisien Jalur Nilai Koefisien thitung ttabel ( =0,05) Kesimpulan
144 yx1 0,42 2,78 1,96 Signifikan
144 x2x1 0,55 4,07 1,96 Signifikan
144 yx2 0,30 2,00 1,96 Signifikan
Berdasarkan hasil pengujian pada tabel prosedur dan kebijakan harus dilakukan oleh
5 di atas menunjukan koefisien jalur pengaruh perusahaan dengan cara setiap aktivitas yang
positif pengendalian internal terhadap dilakukan dalam perusahaan harus melalui
pencegahan kecurangan (fraud) ( yx1) = 0,42 sebuah sistem yang didesain untuk dapat
yang memiliki nilai thitung = 2,78 lebih besar mengarahkan, dan mengendalikan dan
dari nilai ttabel( =0,05) = 1,96 yang berarti bahwa mengawasi rangkaian aktivitas sehingga
Ho ditolak dan terdapat pengaruh langsung tujuan perusahaan dapat dicapai secara efisien
positif pengendalian internal terhadap dan efektif.
pencegahan kecurangan (fraud) di Pemerintah Selain hal di atas, hasil penelitian ini
Daerah Provinsi Maluku Utara. Secara lang- konsisten dengan hasil penelitian terdahulu
sung pengendalian internal memberikan peng- yang dilakukan oleh Josiah, et al. (2012); dan
aruh sebesar (0,42)2 × 100% =17,64% ter- Khanna (2009) menemukan bahwa pengen-
hadap pencegahan fraud. Hasil ini secara teo- dalian internal yang efektif mampu mencegah
retik dapat dijelaskan bahwa pengendalian terjadinya kecurangan yang dilakukan baik
internal diterapkan dalam organisasi guna oleh pihak manajemen maupun karyawan.
memberikan kepastian terhadap pencapaian Mendukung temuan ini, Shahbuddin, et al.
tujuan organisasi. Mayangsari dan (2011) dalam hasil penelitiannya meng-
Wandanarum (2013) menjelaskan bahwa gambarkan bahwa pengendalian internal
pengendalian internal adalah penggunaan merupakan sarana bagi organisasi untuk
semua sumberdaya perusahaan untuk memantau dan mengarahkan sumberdaya
meningkatkan, mengarahkan, mengendaliakan organisasi yang dimilikinya, serta memainkan
dan mengawasi berbagai aktivitas dengan peran penting dalam melakukan pencegahan
tujuan untuk memastikan bahwa tujuan kecurangan atas sumberdaya yang dimilikinya
perusahaan tercapai. Untuk itu, demi baik secara fisik maupun non fisik.
tercapainya tujuan perusahaan tersebut, maka
70
! "
71
pengendalian internal secara komprehensip cegahan fraud pengadaan barang dan
agar dapat mencegah terjadinya fraud dan implikasinya pada kinerja keuangan
pimpinan harus menetapkan prioritas, meng- (Studi pada Rumah Sakit Pemerintah
koordinasikan strategi dan mengkomunikasi- dan Swasta di Kota Bandung). Jurnal
kannya ke seluruh manajemen dan staf. (2) Investasi 7 (2): 137-153.
Untuk penelitian berikutnya disarankan untuk Asian Development Bank. 1999. Corporate
menggunakan variabel lain seperti asymetri governance and finance in East Asia.
informasi, external auditor dan kompensasi. A. Study of Indonesia, Republic of
Selain itu, kaitannya dengan Good Korea, Malaysia, Philippines, and
Corporate Governance, Pemerintah Daerah Thailand. Editted By: Ma Virginita
Provinsi Maluku Utara dapat meningkat- Capulong, David Edwards, David
kannya melalui evaluasi faktor Pengendalian Webb, and Juzhong Zhuang, Vol. 1
internal yaitu lingkungan pengendalian, and Vol. 2.
penilaian resiko, sistem informasi, kegiatan
pengendalian dan pemantauan; dan terkait Association of Cerified Fraud Examiners
dengan pencegahan fraud, Pemerintah Daerah (ACFA). 2012. Report to nations on
selain pengendalian internal dievaluasi, perlu occouptional fraud and abuse.
juga mengevaluasi faktor good corporate gov- BPKP R.I 2003. Tim Corporate Governance
ernance yaitu terkait dengan transparansi, BPKP Modul 1 Good corporate
partisipasi, akuntabilitas, kemandirian, dan governance: Dasar-dasar corporate
pertanggungjawaban. Hal ini perlu dilakukan, governance. Jakarta.
karena secara emprik terbukti memiliki
kemampuan untuk mencegah terjadinya fraud. Chapple, L., C. Forguson, dan D. Kang. 2009.
Corporate governance and
DAFTAR PUSTAKA misappropriation. JFAI 1 (2): 1-26.
Agarwal, G. K., dan Y. Medury. 2011. Good Coram, A. P., A. C. Ferguson, dan B. R
governance a tool to prevent corporate Moroney. 2006. The value of internal
fraud. International Journal of audit in fraud detection. Diakses dari
Commerce, Bussines and Management www.google.com pada 10 Maret 2013.
2 (6): 318-327. COSO. 1994. Internal control intergrated
Akintoye, I. R., R. O. Akingunola, dan J. E. framework. New York: AIGPA’ s
Oseni. 2011. In efective corporate Publication Devision.
governance: Challenger of internal Fitrawansyah. 2014. Fraud & auditing.
audit function. Internationa Journal of Jakarta: Mitra Wacana Media.
Research in Comerce & Management
2 (3): 16-22. Gusnardi. 2011. Pengaruh peran komite audit,
pengendalian internal, audit internal
Albrecht, W. S., C. C. Albrecht, C. O dan pelaksanaan tata kelola perusahaan
Albrecht, dan M. Zimbelman. 2009. terhadap pencegahan kecurangan.
Financial fraud: How and why. Jurnal Ekuitas 15 (1): 130-146.
European Business Forum (Quated in
the Time of London) 27. Hair, Jr. J. F., W. C. Black, B. J Babin, dan R.
E. Anderson. 2009. Multivariate data
Arens, A.A., R.J. Elder, dan M. S. Beasley. analysis (sixth edition). New Jersey:
2008. Auditing dan jasa assurance Pearson Prentice Hall Education
pendekatan T\terintegrasi. Jilid I Edisi International.
Keduabelas, Jakarta: Erlangga.
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). 2001.
Arfah, A. E. 2011. Pengaruh penerapan Standar akuntansi akuntan publik. SA
pengendalian internal terhadap pen- Seksi 319, Pertimbangan Atas Pengen-
72
! "
dalian Intern dalam Audit Laporan Omar, N., dan A. M. K Bakar. 2012. Fraud
Keuangan. prevention mechanisms of government
Josiah, M., A. A Samson, dan O. A. linked companies: An assesment of
Elizabetth. 2012. Evaluation of roles of existence and effectiviness. Journal of
auditors in fraud detection and Modern Accounting and Auditing 8
investigation in Nigerian Industries. (1): 15-30.
American Journal of Social and Peraturan Pemerintah No. 8 Tahun 2006.
Management Sciences 3 (2): 2156- Tentang pedoman pelaksanaan
1540. pengadaan barang/jasa pemerintah.
Karyono. 2013. Forensic fraud. Yogyakarta: Pratolo, S. 2007. Good corporate governance
Andi. dan kinerja BUMN di Indonesia:
Kayo, S. A. 2013. Penggunaan dan Aspek audit manajemen dan
kompetensi auditor dalam pem- pengendalian intern sebagai variabel
beratasan tindak pidana korupsi. oksegen serta tinjauannya pada jenis
Jakarta: Graha Ilmu. perusahaan. Seminar Nasional
Akuntansi IX Makassar.
Khanna, A. 2009. A Study to investigate the
reason for bank frauds and the Raykov, T., dan G. A. Marcoulides. 2006. A
implementation of preventive security first course in structural equation
controls in Indian banking industri. Int. modeling, Second Edition. Mahwa
Journal of Bussines Science and New Jeresy London: Lawrence
Applied Management 4 (3): 1-21. Erlbaum Associates, Inc.
Komite Nasional Kebijakan Governance Riduwan. dan A. K. Engkos. 2008. Cara
(KNKG). 2006. Pedoman umum good menggunakan dan memaknai analisis
corporate governance di Indonesia. jalur path analysis. Cetakan kedua,
Jakarta: Komite Nasional Kebijakan Bandung: Alfabeta.
Governance (KNKG). Sari, D. 2012. Pengaruh pengendalian internal
Kusmayadi, D. 2012. Determinasi audit terhadap transparansi laporan
internal dalam mewujudkan good keuangan Pemerintah Daerah. Pro-
corporate governance serta implikasi- ceding Seminar Nasional Akuntansi
nya terhadap kinerja bank. Jurnal dan Bisnis: 718-727.
Keuangan dan Perbankan 16 (1): 147- Shahbuddin, A. M., A. Alam, dan M. M.
156. Azad. 2011. Internal control in
Laporan Hasil Pemeriksaan BPK Semester I management information system.
Tahun 2013. Diakses dari International Journal of Computer
www.google.com pada 10 Maret 2013. Informations System 2 (6): 68-78.
Liu, J., dan B. Lin. 2012. Government Shanmugam, K. J., A. Ali, dan C. H. M. Haat.
auditing and corruption control: 2012. An explanatory study of internal
Evidence from Chinas’s Provincial control and fraud prevention measures
panel data. China Journal of Account- in SMEs. International Journal of
ing Research 5 (1): 163-186. Bussines Research and Management 3
(2): 90-99.
Mardiasmo 2000. Akuntansi sektor publik.
Jogjakarta: Andi. Siaran Pers BPK RI. 2013. Diakses dari
www.bpk.co.id. pada 28 Februari
Mayangsari dan Wandanarum 2013. Auditing 2013.
pendekatan sektor publik dan privat.
Jakarta: Media Bangsa.
73
Sukrisno, A. 2012. Auditing petunjuk praktis Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004,
pemeriksaan akuntan oleh Akuntan Tentang perbendaharaan negara.
Publik (Jilid I Edisi Keempat), Jakarta: Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004,
Salemba Empat. Tentang pemeriksaan dan pengelolaan
Sunyoto, D. 2014. Auditing pemeriksaan keuangan negara.
akuntansi. Yogyakarta: CAPS (Center Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003,
of Academic Publishing Service). Tentang keuangan negara.
Suyono, E., dan E. Hariyanto. 2012. United Nation Development Program
Relationship between internal control, (UNDP). 1997. Governance for
internal audit, and organizational sustainable human development.
commitment with good governance: Diakses dari
Indonesian case. Journal China –USA http://www.pogar.org//publication/oth
Bussines Review 11 (9): 1237-1245. er/undp/governance/undppolicy. pada
Tuanakotta. T. 2013. Audit berbasis ISA 15 April 2013.
(International Standards on Auditing). Wells, J. T. 2007. Corporate fraud handbook:
Jakarta: Salemba Empat. Prevention and detection (second
Tunggal, A. W. 2011. Teori dan kasus edition), John Wiley and Sons Inc.
kecurangan akuntansi keuangan. Zeyn, E. 2011. Pengaruh good governance dan
Jakarta: HARVINDO. standar akuntansi Pemerintahan
Tunji, T. S. 2013. Efective internal control terhadap akuntabilitas keuangan dan
system as antidote for distress in komitmen organisasi sebagai pemo-
banking industry in Nigeria. Jorunal of derasi. Jurnal Review Akuntansi dan
Economic and International Business Keuangan 1 (1): 21-37.
Research (JEIBR) 1 (5): 106-121.
74