Anda di halaman 1dari 30

LAPORAN PRAKTIKUM

MAKROPALEONTOLOGI

MOLLUSCA

Disusun Oleh:
Khonsa Nurul Izzati
21100118130068

LABORATORIUM PALEONTOLOGI, GEOLOGI FOTO, DAN


GEOOPTIK
DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG
APRIL 2019
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Praktikum Makropaleontologi, Acara Mollusca yang disusun oleh praktikan


bernama Khonsa Nurul Izzati telah diperiksa dan disahkan pada :
hari :
tanggal :
pukul :
Sebagai tugas laporan praktikum mata kuliah Makropaleontologi.

Semarang, April 2019


Asisten Acara, Praktikan,

Aprilia Dian Pertiwi Khonsa Nurul Izzati


NIM : 21100116120019 NIM : 21100118130068

i
DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan .............................................................................................I


Daftar Isi............................................................................................................. II
Daftar Gambar ................................................................................................... III
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Maksud ............................................................................................... 1
1.2 Tujuan ................................................................................................. 1
1.3 Waktu dan Tempat Pelaksanaan ......................................................... 1
BAB II HASIL DESKRIPSI
2.1 Peraga Fosil 1 ...................................................................................... 2
2.2 Peraga Fosil 2 ...................................................................................... 3
2.3 Peraga Fosil 3 ...................................................................................... 4
2.4 Peraga Fosil 4 ...................................................................................... 5
2.5 Peraga Fosil 5 ...................................................................................... 6
BAB III PEMBAHASAN
3.1 Peraga Fosil 1 ..................................................................................... 7
3.2 Peraga Fosil 2 ................................................................................... 10
3.3 Peraga Fosil 3 ................................................................................... 14
3.4 Peraga Fosil 4 .................................................................................... 16
3.5 Peraga Fosil 5 .................................................................................... 19
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan ........................................................................................ 23
4.2 Saran .................................................................................................. 24
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

ii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Fosil peraga Turitella terebra ........................................................ 7


Gambar 3.2 Turirella terebra ............................................................................ 8
Gambar 3.3 Fosil peraga Turitella cingulata................................................... 11
Gambar 3.4 Turirella cingulata ....................................................................... 11
Gambar 3.5 Fosil peraga Mercenaria campheciensis ..................................... 14
Gambar 3.6 Fosil peraga Mercenaria mercenaria .......................................... 17
Gambar 3.7 Fosil peraga Busycon contrarium ................................................ 19
Gambar 3.8 Busycon contrarium ..................................................................... 20

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Maksud
 Memahami pengertian dari filum Mollusca
 Memahami morfologi dari filum Mollusca
 Deskripsi fosil filum Mollusca

1.2 Tujuan
 Dapat membedakan organisme dari filum Mollusca dengan organisme dari
filum lain
 Dapat menentukan morfologi pada fosil filum Mollusca
 Dapat mengetahui jenis-jenis fosil, taksonomi, cara hidup, lingkungan hidup,
dan jenis pemfosilan

1.3 Waktu dan Tempat Pelaksanaan

hari : Kamis
tanggal : 28 Maret 2019
pukul : 15.30 WIB s.d. 17.30 WIB
tempat : GS 202 Gedung Pertamina Sukowati

1
BAB II
HASIL DESKRIPSI
2.1 Fosil Peraga 1
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI PRATIKUM MAKROPALEONTOLOGI
FAKULTAS TEKNIK ACARA : Mollusca
UNIVERSITAS DIPONEGORO NO. PERAGA : B1
NAMA PRAKTIKAN NIM GEL NAMA PERAGA YANG DIPERIKSA
Khonsa Nurul Izzati 21100118130068 B Fosil Turitella terebra
HARI/TANGGAL JAM ASISTEN
Kamis, 28 Maret 2019 15.30 Dona Meydyanti Phylum Mollusca
JENIS PERAGA YANG DIAMATI Kelas Gastropoda
BODI UTUH FRAGMEN MOLD CAST LAIN-LAIN Ordo Turitella
√ Famili Turritellidae
Dorsal Periferal Ventral

apex
sutured apex

sutured

whorl
lip

apperture

Warna : Putih
Dimensi : 13 cm x 3 cm x 3 cm
Jenis fosil : Bodi utuh
Proses pemfosilan : Pengawetan bagian keras karbonatan
Morfologi : sutured, whorl, lip, aperture, apex
DESKRIPSI
Cara hidup : Benthos fagyl
Makanan : Plankton, hewan-hewan laut
Reproduksi : Seksual
Peredaran darah : Terbuka

UMUR GEOLOGI Kambrium - Holosen


LINGKUNGAN HIDUP Laut dangkal
2
2.2 Fosil Peraga 2
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI PRATIKUM MAKROPALEONTOLOGI
FAKULTAS TEKNIK ACARA : Mollusca
UNIVERSITAS DIPONEGORO NO. PERAGA : MK110
NAMA PRAKTIKAN NIM GEL NAMA PERAGA YANG DIPERIKSA
Khonsa Nurul Izzati 21100118130068 B Fosil Turitella cingulata
HARI/TANGGAL JAM ASISTEN
Kamis, 28 Maret 2019 15.30 Dona Meydyanti Phylum Mollusca
JENIS PERAGA YANG DIAMATI Kelas Gastropoda
BODI UTUH FRAGMEN MOLD CAST LAIN-LAIN Ordo Sorbeoconcha
√ Famili Turitellidae
Dorsal Periferal Ventral

apex apex
sutured

sutured
lip

apperture

Warna : Coklat
Dimensi : 8 cm x 5 cm x 5 cm
Jenis fosil : Bodi utuh
Proses pemfosilan : Pengawetan bagian keras karbonatan
Morfologi : sutured, lip, aperture, apex
DESKRIPSI
Cara hidup : Benthos fagyl
Makanan : Plankton, hewan-hewan laut
Reproduksi : Seksual
Peredaran darah : Terbuka

UMUR GEOLOGI Kambrium - Holosen


LINGKUNGAN HIDUP Laut dangkal

3
2.3 Fosil Peraga 3
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI PRATIKUM MAKROPALEONTOLOGI
FAKULTAS TEKNIK ACARA : Mollusca
UNIVERSITAS DIPONEGORO NO. PERAGA : M3
NAMA PRAKTIKAN NIM GEL NAMA PERAGA YANG DIPERIKSA
Khonsa Nurul Izzati 21100118130068 B Fosil Mercenaria campheciensis
HARI/TANGGAL JAM ASISTEN
Kamis, 28 Maret 2019 15.30 Dona Meydyanti Phylum Mollusca
JENIS PERAGA YANG DIAMATI Kelas Pelecypoda
BODI UTUH FRAGMEN MOLD CAST LAIN-LAIN Ordo Veneroida
√ Famili Veneridae
Dorsal Periferal Ventral

umbo
hinge
ligamen

growth
line

ine

Warna : Putih
Dimensi : 10 cm x 6 cm x 3 cm
Jenis fosil : Fragmen
Proses pemfosilan : Pengawetan bagian keras karbonatan
Morfologi : sutured, whorl, lip, aperture, apex
DESKRIPSI
Cara hidup : Benthos fagyl
Makanan : Plankton, hewan-hewan laut
Reproduksi : Seksual
Peredaran darah : Terbuka

UMUR GEOLOGI Ordovisium - Holosen


LINGKUNGAN HIDUP Laut dangkal

4
2.4 Fosil Peraga 4
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI PRATIKUM MAKROPALEONTOLOGI
FAKULTAS TEKNIK ACARA : Mollusca
UNIVERSITAS DIPONEGORO NO. PERAGA : M4
NAMA PRAKTIKAN NIM GEL NAMA PERAGA YANG DIPERIKSA
Khonsa Nurul Izzati 21100118130068 B Fosil Mercerania mercerania
HARI/TANGGAL JAM ASISTEN
Kamis, 28 Maret 2019 15.30 Dona Meydyanti Phylum Mollusca
JENIS PERAGA YANG DIAMATI Kelas Pelecypoda
BODI UTUH FRAGMEN MOLD CAST LAIN-LAIN Ordo Veneroida
√ Famili Veneridae
Dorsal Periferal Ventral

klep
umbo
hinge

growth line

Warna : Coklat
Dimensi : 8 cm x 6 cm x 5 cm
Jenis fosil : Cast
Proses pemfosilan : Pengawetan bagian keras karbonatan
Morfologi : umbo, klep, growth line, hinge
DESKRIPSI
Cara hidup : Benthos fagyl
Makanan : Plankton, hewan-hewan laut
Reproduksi : Seksual
Peredaran darah : Terbuka

UMUR GEOLOGI Ordovisium - Holosen


LINGKUNGAN HIDUP Laut dangkal

5
2.5 Fosil Peraga 5
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI PRATIKUM MAKROPALEONTOLOGI
FAKULTAS TEKNIK ACARA : Mollusca
UNIVERSITAS DIPONEGORO NO. PERAGA : F84
NAMA PRAKTIKAN NIM GEL NAMA PERAGA YANG DIPERIKSA
Khonsa Nurul Izzati 21100118130068 B Fosil Busycon contrarium
HARI/TANGGAL JAM ASISTEN
Kamis, 28 Maret 2019 15.30 Dona Meydyanti Phylum Mollusca
JENIS PERAGA YANG DIAMATI Kelas Gastropoda
BODI UTUH FRAGMEN MOLD CAST LAIN-LAIN Ordo Caenogastropoda
√ Famili Buccinidae
Dorsal Periferal Ventral

protoconce sutured
whorl
protoconce
opperculum
whorl

outer
lip

interior
canal

Warna : Putih
Dimensi : 12 cm x 8 cm x 5 cm
Jenis fosil : Bodi utuh
Proses pemfosilan : Pengawetan bagian keras karbonatan
Morfologi : Sutured, whorl, outer lip, opperculum,
DESKRIPSI protoconce, interior canal
Cara hidup : Benthos fagyl
Makanan : Plankton, hewan-hewan laut
Reproduksi : Seksual
Peredaran darah : Terbuka
UMUR GEOLOGI Kambrium - Holosen
LINGKUNGAN HIDUP Laut dangkal

6
BAB III
PEMBAHASAN

Praktikum Makropaleontologi Acara Mollusca diadakan pada hari Kamis pada


tanggal 28 Maret 2019 pada pukul 15.30 WIB sampai dengan 17.30 WIB. Pada
praktikum tersebut dilakukan deskripsi terhadap 5 macam fosil yang terdiri dari 5 fosil
Mollusca. Fosil yang diamati memiliki kode peraga B1, MK110, M3, M4, F84.

3.1 Peraga Fosil 1


Berdasarkan pada pengamatan, peraga fosil 1 ini memiliki warna putih dan
dimensi 13 cm x 3 cm x 3 cm. Peraga fosil 1 ini memiliki kode B1. Jenis pemfosilan
dari peraga fosil 1 adalah pengawetan bagian keras karbonatan dari organisme.
Morfologi yang dapat diamati adalah sutured, whorl, lip, aperture, dan apex.

Gambar 3.1 Fosil peraga Turitella terebra


Fosil ini termasuk dalam filum Mollusca karena bertubuh lunak, tidak
beruas-ruas, dan tubuhnya ditutupi oleh cangkang yang terbuat dari kalsium
karbonat. Cangkang tersebut berguna untuk melindungi organ-organ dalam dan isi
rongga perut, tetapi ada pula Mollusca yang tidak bercangkang. Kaki Mollusca
pipih, lebar, dan berotot. Pada umumnya Mollusca hidup di laut. Simetri tubuhnya
bilateral. Antara tubuh dan cangkang terdapat bungkus yang disebut mantel. Tubuh
dapat mengeluarkan lendir untuk membantu berjalan.

7
Gambar 3.2 Turitella terebra
Organisme ini hidup secara benthos fagyl atau hidup di dasar laut dan dapat
berpindah-pindah. Hidup di lingkungan laut biasanya laut dangkal. Organisme ini
berjalan menggunakan kakinya yang lebar pipih dan selalu basah, berguna untuk
berpindah secara merayap. Kakinya merupakan perut yang tersusun dari otot yang
sangat kuat dan dapat bergerak bergelombang. Tafonomi dari fosil ini adalah
unbroken shell karena cangkangnya masih utuh atau belum rusak atau belum
terpecah-pecah menjadi bagian yang lebih kecil.
Tubuh lunak dari Gastropoda terdiri dari 3 bagian yaitu kepala, kaki, dan
alat pencernaan. Bagian vital ini dilindungi oleh semacam mantel berupa
membrane yang tipis. Membran tersebut memanjang membentuk siphon yang
berfungsi sebagai alat untuk memasukkan air dan mengeluarkan kotoran. Untuk
yang memiliki perkembangan yang baik, pada bagian kepala dilengkapi dengan
mulut, sepasang mata di ujung belalai, alat pengunyah yang disebut rongga mantel.
Di dalam rongga mantel didapat sepasang insang. Selain itu juga mempunyai
sepasang tentakel sebagai alat sensor. Di bagian mulut, dijumpai radula dengan
deretan gigi-gigi. Adanya radula dengan sederetan giginya merupakan organ yang
berfungsi untuk membasahi dan memegang. Kaki pada Gastropoda lebih berfungsi
untuk merayap. Selain dari organ-organ tersebut di atas, Gastropoda juga
dilengkapi dengan hati, alat pencernaan dan beberapa organ penting lainnya.
Bentuk lengkap cangkang dari Gastropoda berupa satu cangkang yang
terpilin memanjang di dalam satu garis sumbu yang terdiri dari zat gampingan.
Cangkang Gastropoda pada bagian awal disebut dengan nuclear whorls. Nuclear

8
whorls biasanya pada permukannya mulus/smooth. Perkembangan cangkang di
bawah nuclear whorls disebut dengan whorl. Batas antara whorls disebut dengan
suture. Apabila whorls berkembang sampai akhir, maka sekumpulan whorls
disebut dengan spire. Pada putaran terakhir akan dijumpai adanya lubang yang
disebut dengan aperture, yang pada beberapa jenis Gastropoda dilengkapi dengan
plat penutup yang dusebut dengan operculum. Lubang yang berada pada sumbu
perputaran whorls disebut dengan umbilicus.
Berdasarkan bentuknya, peraga A1 merupakan organisme yang berasal
dari Kingdom Animalia, Filum Mollusca, Kelas Gastropoda, Ordo Turitella,
Famili Turritellidae, dan termasuk ke dalam spesies Turitella terebra.
Organisme Gastropoda yang hidup di air berespirasi dengan insang,
sedangkan yang hidup di darat berespirasi dengan rongga mantel yang berfungsi
sebagai paru-paru. Organ eksresi berupa nefridium yang terletak di dekat jantung
dan saluran ureter yang terletak di dekat anus. Susunan saraf berupa ganglion yang
bercabang di seluruh tubuh.
Alat pencernaan meliputi rongga mulut, kerongkongan, kelenjar ludah,
tembolok, lambung kelenjar, dan anus. Saluran pencernaan berbentuk huruf U.
Makanan dipotong-potong oleh rahang tanduk dan dikunyah oleh radula, serta
dibasahi dengan lender dari kelenjar tubuh. Kemudian, makanan ditelan ke
kerongkongan dan berturut-turut menuju tembolok, lambung, dan dibuang lewat
anus yang terdapat di kepala.
Sistem peredaran darahnya terbuka dengan jantung dan saluran darah
sebagai organ transportasi. Darah (plasma dan butir darah) tak berwarna dan
berfungsi mengedarkan oksigennya ke seluruh tubuh serta mengangkut sisa
pembakaran. Jantung terdiri atas serambi dan bilik yang dilindungi rongga
pericardium.
Pada Gastropoda ada hewan yang diesis dan ada yang monoesis. Pada
hewan monoesis, alat kelamin jantan dan betina terdapat pada satu hewan, tetapi
tidak dapat membuahi sendiri. Untuk melakukan pembuahan harus didahului

9
dengan kopulasi. Ovotestis menghasilkan sperma yang disalurkan ke vasa
deferensia dan akhirnya masuk ke vagina hewan lain dengan perantaraan penis
yang dapat dikeluarkan dari lubang genital. Ovotestis juga menghasilkan sel telur.
Sel telur ini dibawa lewat saluran hemafroditus untuk mendapat albumin kemudian
ke uterus lalu ke oviduk. Di oviduk sel telur dibuahi sperma hewan lain.
Sejak muncul pada zaman Kambrium, Gastropoda telah beradaptasi pada
berbagai macam lingkungan, mulai dari lingkungan darat, air tawar di sungai,
danau, maupun laut. Secara umum apabila dijumpai fosil Gastropoda dalam jumlah
yang melimpah menunjukkan bahwa lingkungan hidupnya berupa lingkungan yang
berair dangkal, hangat, terang dan energi arus yang tidak terlalu tinggi. Untuk
golongan yang hidup di laut dangkal yang hampir enuh dengan senyawa karbonat
biasanya akan mempunyai hiasan yang kompleks. Sedangkan golongan yang
berdinding tipis dengan hisan sederhana atau bahkan tanpa hiasan sama sekali
menunjukkan lingkungan perairan yang tidak jenuh karbonat, yaitu lingkungan air
tawar atau sebaliknya lingkungan laut yang dalam.
Fosil Peraga 1 atau Fosil B1 memiliki morfologi sutured, whorl, lip,
aperture, apex. Hidup secara benthos fagyl di lingkungan laut dangkal dan
memiliki umur geologi Kambrium hingga Holosen. Fosil ini termasuk dalam filum
Mollusca, kelas Gastropoda dan termasuk ke dalam kelompok spesies turitella
terebra.

3.2 Peraga Fosil 2


Berdasarkan pada pengamatan, peraga fosil 2 ini memiliki warna coklat dan
dimensi 8 cm x 5 cm x 5 cm. Peraga fosil 2 ini memiliki kode MK110. Jenis
pemfosilan dari peraga fosil 2 adalah pengawetan bagian keras karbonatan dari
organisme. Morfologi yang dapat diamati adalah sutured, lip, aperture, dan apex.

10
Gambar 3.3 Fosil peraga Turitella cingulata
Fosil ini termasuk dalam filum Mollusca karena bertubuh lunak, tidak
beruas-ruas, dan tubuhnya ditutupi oleh cangkang yang terbuat dari kalsium
karbonat. Cangkang tersebut berguna untuk melindungi organ-organ dalam dan isi
rongga perut, tetapi ada pula Mollusca yang tidak bercangkang. Kaki Mollusca
pipih, lebar, dan berotot. Pada umumnya Mollusca hidup di laut. Simetri tubuhnya
bilateral. Antara tubuh dan cangkang terdapat bungkus yang disebut mantel. Tubuh
dapat mengeluarkan lendir untuk membantu berjalan.

Gambar 3.4 Turitella cingulata


Organisme ini hidup secara benthos fagyl atau hidup di dasar laut dan dapat
berpindah-pindah. Hidup di lingkungan laut biasanya laut dangkal. Organisme ini
berjalan menggunakan kakinya yang lebar pipih dan selalu basah, berguna untuk
berpindah secara merayap. Kaki sebenarnya merupakan perut yang tersusun dari
otot yang sangat kuat dan dapat bergerak bergelombang. Tafonomi dari fosil ini
adalah unbroken shell karena cangkangnya masih utuh atau belum rusak atau belum
terpecah-pecah menjadi bagian yang lebih kecil.

11
Tubuh lunak dari Gastropoda terdiri dari 3 bagian yaitu kepala, kaki, dan
alat pencernaan. Bagian vital ini dilindungi oleh semacam mantel berupa
membrane yang tipis. Membran tersebut memanjang membentuk siphon yang
berfungsi sebagai alat untuk memasukkan air dan mengeluarkan kotoran. Untuk
yang memiliki perkembangan yang baik, pada bagian kepala dilengkapi dengan
mulut, sepasang mata di ujung belalai, alat pengunyah yang disebut rongga mantel.
Di dalam rongga mantel didapat sepasang insang. Selain itu juga mempunyai
sepasang tentakel sebagai alat sensor. Di bagian mulut, dijumpai radula dengan
deretan gigi-gigi. Adanya radula dengan sederetan giginya merupakan organ yang
berfungsi untuk membasahi dan memegang. Kaki padaGastropoda lebh berfungsi
untuk merayap. Selain dari organ-organ tersebut di atas, Gastropoda juga
dilengkapi dengan hati, alat pencernaan dan beberapa organ penting lainnya.
Bentuk lengkap cangkang dari Gastropoda berupa satu cangkang yang
terpilin memanjang di dalam satu garis sumbu yang terdiri dari zat gampingan.
Cangkang Gastropoda pada bagian awal disebut dengan nuclear whorls. Nuclear
whorls biasanya pada permukannya mulus/smooth. Perkembangan cangkang di
bawah nuclear whorls disebut dengan whorl. Batas antara whorls disebut dengan
suture. Apabila whorls berkembang sampai akhir, maka sekumpulan whorls
disebut dengan spire. Pada putaran terakhir akan dijumpai adanya lubang yang
disebut dengan aperture, yang pada beberapa jenis Gastropoda dilengkapi dengan
plat penutup yang dusebut dengan operculum. Lubang yang berada pada sumbu
perputaran whorls disebut dengan umbilicus.
Berdasarkan bentuknya, peraga MK110 merupakan organisme yang
berasal dari Kingdom Animalia, Filum Mollusca, Kelas Gastropoda, Ordo
Sorbeoconcha, Famili Turritellidae, dan termasuk ke dalam spesies Turitella
cingulata.
Organisme Gastropoda yang hidup di air berespirasi dengan insang,
sedangkan yang hidup di darat berespirasi dengan rongga mantel yang berfungsi
sebagai paru-paru. Organ eksresi berupa nefridium yang terletak di dekat jantung

12
dan saluran ureter yang terletak di dekat anus. Susunan saraf berupa ganglion yang
bercabang di seluruh tubuh.
Alat pencernaan meliputi rongga mulut, kerongkongan, kelenjar ludah,
tembolok, lambung kelenjar, dan anus. Saluran pencernaan berbentuk huruf U.
Makanan dipotong-potong oleh rahang tanduk dan dikunyah oleh radula, serta
dibasahi dengan lender dari kelenjar tubuh. Kemudian, makanan ditelan ke
kerongkongan dan berturut-turut menuju tembolok, lambung, dan dibuang lewat
anus yang terdapat di kepala.
Sistem peredaran darahnya terbuka dengan jantung dan saluran darah
sebagai organ transportasi. Darah (plasma dan butir darah) tak berwarna dan
berfungsi mengedarkan oksigennya ke seluruh tubuh serta mengangkut sisa
pembakaran. Jantung terdiri atas serambi dan bilik yang dilindungi rongga
pericardium.
Pada Gastropoda ada hewan yang diesis dan ada yang monoesis. Pada
hewan monoesis, alat kelamin jantan dan betina terdapat pada satu hewan, tetapi
tidak dapat membuahi sendiri. Untuk melakukan pembuahan harus didahului
dengan kopulasi. Ovotestis menghasilkan sperma yang disalurkan ke vasa
deferensia dan akhirnya masuk ke vagina hewan lain dengan perantaraan penis
yang dapat dikeluarkan dari lubang genital. Ovotestis juga menghasilkan sel telur.
Sel telur ini dibawa lewat saluran hemafroditus untuk mendapat albumin kemudian
ke uterus lalu ke oviduk. Di oviduk sel telur dibuahi sperma hewan lain.
Sejak muncul pada zaman Kambrium, Gastropoda telah beradaptasi pada
berbagai macam lingkungan, mulai dari lingkungan darat, air tawar di sungai,
danau, maupun laut. Secara umum apabila dijumpai fosil Gastropoda dalam jumlah
yang melimpah menunjukkan bahwa lingkungan hidupnya berupa lingkungan yang
berair dangkal, hangat, terang dan energy arus yang tidak terlalu tinggi. Untuk
golongan yang hidup di laut dangkal yang hampir enuh dengan senyawa karbonat
biasanya akan mempunyai hiasan yang kompleks. Sedangkan golongan yang
berdinding tipis dengan hisan sederhana atau bahkan tanpa hiasan sama sekali

13
menunjukkan lingkungan perairan yang tidak jenuh karbonat, yaitu lingkungan air
tawar atau sebaliknya lingkungan laut yang dalam.
Fosil Peraga 2 atau Fosil MK110 memiliki morfologi sutured, lip,
aperture, apex. Hidup secara benthos fagyl di lingkungan laut dangkal dan
memiliki umur geologi Kambrium hingga Holosen. Fosil ini termasuk dalam filum
Mollusca, kelas Gastropoda dan termasuk ke dalam kelompok spesies turitella
cingulata.

3.3 Peraga Fosil 3


Berdasarkan pada pengamatan, peraga fosil 3 ini memiliki warna putih dan
dimensi 10 cm x 6 cm x 3 cm. Peraga fosil 3 ini memiliki kode M3. Jenis pemfosilan
dari peraga fosil 3 adalah pengawetan bagian keras karbonatan dari organisme.
Morfologi yang dapat diamati adalah umbo, growth line, hinge, ligamen.

Gambar 3.5 Fosil peraga Mercenaria campheciensis


Kelompok organisme ini adalah organisme berkaki mirip kapak. Disebut
juga Lamellibranchiata yang sama besar dan terbentuk dari zat gampingan.
DImana kedua valve ini dihubungkan dengan system engsel yang terdiri dari gigi
dan soket. Pada bagian dalam test dilapisioleh membrane yang tipis, dimana ke arah
posterior kulit mantel dapat membentuk saluran-saluran. Saluran-saluran tersebut
dapat tergantung menjadi tabung besar, yaitu incurrent siphon merupakan saluran
memasukkan air, oksigen, dan makanan, dan excurrent siphon yang merupakan
saluran pengeluaran air dan kotoran.

14
Klasifikasi Pelecypoda didasarkan pada bagian tubuh tertentu, yaitu
insang, susunan giginya, dan otot penutup kelopaknya. Klasifikasi berdasarkan
struktur insangnya biasa dipakai oleh ahli biologi dan terutama berguna bagi
penyelidikn Pelecypoda zaman sekarang. Sedangkan klasifikasi berdasarkan
susunan gigi pada engsel dianggap penting sekali bagi paleontologi karena biasa
diperiksa serta diamati pada fosil-fosilnya. Kemungkinan gigi-gigi ini mulai
tumbuh tidak rata pada tepi dorsal/cangkang dengan tujuan mencegah pergesekan
kedua kelopak. Bentuk geligi yang sederhana sudah dijumpai pada zaman
Ordovisium segera setelah itu terjadi evolusi gigi menjadi dua susun.
Bagian cangkang dari pelecypoda berupa biconvex, tersusun oleh unsur
gampingan yang dihubungkan dengan dorsal hinge line. Kedua valve tersebut
terbagi atas right valve dan left valve. Bagian cangkang yang tumbuh pertama kali
disebut beak, sedangkan bagian yang tumbuh berikutnya adalah umbo. Bagian atas
atau yang terdapat hinge line disebut dorsal, sedangkan bagian bawah disebut
ventral.
Berdasarkan bentuknya, peraga M3 merupakan organisme yang berasal
dari Kingdom Animalia, Filum Mollusca, Kelas Pelecypoda, Ordo Veneroida,
Famili Veneridae, dan termasuk ke dalam spesies Mercenaria campheciensis.
Organisme ini hidup secara benthos fagyl atau hidup di dasar laut dan dapat
berpindah-pindah. Hidup di lingkungan laut biasanya laut dangkal. Organisme ini
berjalan menggunakan alat yang disebut dengan foot. Posisi foot pada bagian
anteroventral, yaitu bagian dalam pada ventralnya. Foot ini berfungsi untuk
berpindah tempat dan menggali.
Sistem peredaran darahnya terdiri atas jantung, saluran darah, dan rongga
sinus. Jantung terdiri atas ventrikulum dan sepasang aurikulum. Sistem sarafnya
terdiri atas beberapa ganglion yang terletak sebelah menyebelah di esophagus dan
kemudian berhubungan dengan ganglion lain untuk mensarafi antara lain bagian
kaki, alat dalam, dan ginjal.

15
Organisme ini makan dengan cara memasukkan makanan bersama dengan
air ke mulut karena adanya silia pada palpus labialis. Esofagus pendek
menghubungkan mulut dengan lambung. Sesudah dicerna di lambung, makanan
kemudian diserap di usus dan sisanya dibuang ke anus.
Alat indra organisme ini tidak berkembang, tetapi terdapat alat
keseimbangan (statosista) yang terletak di belakang ganglion pedal dan osphradium
(benda berwarna kuning) yang diduga sebagai alat penyaring air yang masuk ke
mantel. Alat ini terletak di dekat ganglion viseral. Sel-sel yang peka terhadap
rangsang (sel sensori) terdapat di tepi mantel
Organisme ini umumnya diesis, tetapi ada juga yang hemafrodit. Alat
reproduksi terletak di dekat kaki berupa saluran terbuka yang letaknya sebelah
menyebelah dengan saluran ginjal. Sel kelamin jantan dikeluarkan lewat sifon
ventral dan ke insang bersama-sama air dan membuahi sel telur. Sel telur yang telah
dibuahi tumbuh di bagian insng yang disebut dengan marsupium. Setelah
mengalami pembelahan dan melalui fase blastula serta grastula, akan terbentuk
larva yang disebut glosidium, yaitu larva yang memiliki dua keeping cangkang.
Fosil Peraga 3 atau Fosil M3 memiliki morfologi umbo, growth line, hinge,
ligamen. Hidup secara benthos fagyl di lingkungan laut dangkal dan memiliki umur
geologi Ordovisium hingga Holosen. Fosil ini termasuk dalam filum Mollusca,
kelas Pelecypoda dan termasuk ke dalam kelompok spesies Mercenaria
campheciensis.

3.4 Peraga Fosil 4


Berdasarkan pada pengamatan, peraga fosil 4 ini memiliki warna coklat
dan dimensi 8 cm x 6 cm x 5 cm. Peraga fosil 4 ini memiliki kode M4. Jenis
pemfosilan dari peraga fosil 4 adalah pengawetan bagian keras karbonatan dari
organisme. Morfologi yang dapat diamati adalah umbo, klep, growth line, dan
hinge.

16
Gambar 3.6 Fosil peraga Mercenaria mercenaria
Kelompok organisme ini adalah organisme berkaki mirip kapak. Disebut
juga Lamellibranchiata yang sama besar dan terbentuk dari zat gampingan.
DImana kedua valve ini dihubungkan dengan system engsel yang terdiri dari gigi
dan soket. Pada bagian dalam test dilapisioleh membrane yang tipis, dimana ke arah
posterior kulit mantel dapat membentuk saluran-saluran. Saluran-saluran tersebut
dapat tergantung menjadi tabung besar, yaitu incurrent siphon merupakan saluran
memasukkan air, oksigen, dan makanan, dan excurrent siphon yang merupakan
saluran pengeluaran air dan kotoran.
Klasifikasi Pelecypoda didasarkan pada bagian tubuh tertentu, yaitu
insang, susunan giginya, dan otot penutup kelopaknya. Klasifikasi berdasarkan
struktur insangnya biasa dipakai oleh ahli biologi dan terutama berguna bagi
penyelidikn Pelecypoda zaman sekarang. Sedangkan klasifikasi berdasarkan
susunan gigi pada engsel dianggap penting sekali bagi paleontologi karena biasa
diperiksa serta diamati pada fosil-fosilnya. Kemungkinan gigi-gigi ini mulai
tumbuh tidak rata pada tepi dorsal/cangkang dengan tujuan mencegah pergesekan
kedua kelopak. Bentuk geligi yang sederhana sudah dijumpai pada zaman
Ordovisium segera setelah itu terjadi evolusi gigi menjadi dua susun.
Bagian cangkang dari pelecypoda berupa biconvex, tersusun oleh unsur
gampingan yang dihubungkan dengan dorsal hinge line. Kedua valve tersebut
terbagi atas right valve dan left valve. Bagian cangkang yang tumbuh pertama kali
disebut beak, sedangkan bagian yang tumbuh berikutnya adalah umbo. Bagian atas

17
atau yang terdapat hinge line disebut dorsal, sedangkan bagian bawah disebut
ventral.
Berdasarkan bentuknya, peraga M4 merupakan organisme yang berasal
dari Kingdom Animalia, Filum Mollusca, Kelas Pelecypoda, Ordo Veneroida,
Famili Veneridae, dan termasuk ke dalam spesies Mercenaria mercenaria.
Organisme ini hidup secara benthos fagyl atau hidup di dasar laut dan dapat
berpindah-pindah. Hidup di lingkungan laut biasanya laut dangkal. Organisme ini
berjalan menggunakan alat yang disebut dengan foot. Posisi foot pada bagian
anteroventral, yaitu bagian dalam pada ventralnya. Foot ini berfungsi untuk
berpindah tempat dan menggali.
Sistem peredaran darahnya terdiri atas jantung, saluran darah, dan rongga
sinus. Jantung terdiri atas ventrikulum dan sepasang aurikulum. Sistem sarafnya
terdiri atas beberapa ganglion yang terletak sebelah menyebelah di esophagus dan
kemudian berhubungan dengan ganglion lain untuk mensarafi antara lain bagian
kaki, alat dalam, dan ginjal.
Organisme ini makan dengan cara memasukkan makanan bersama dengan
air ke mulut karena adanya silia pada palpus labialis. Esofagus pendek
menghubungkan mulut dengan lambung. Sesudah dicerna di lambung, makanan
kemudian diserap di usus dan sisanya dibuang ke anus.
Alat indra organisme ini tidak berkembang, tetapi terdapat alat
keseimbangan (statosista) yang terletak di belakang ganglion pedal dan osphradium
(benda berwarna kuning) yang diduga sebagai alat penyaring air yang masuk ke
mantel. Alat ini terletak di dekat ganglion viseral. Sel-sel yang peka terhadap
rangsang (sel sensori) terdapat di tepi mantel
Organisme ini umumnya diesis, tetapi ada juga yang hemafrodit. Alat
reproduksi terletak di dekat kaki berupa saluran terbuka yang letaknya sebelah
menyebelah dengan saluran ginjal. Sel kelamin jantan dikeluarkan lewat sifon
ventral dan ke insang bersama-sama air dan membuahi sel telur. Sel telur yang telah
dibuahi tumbuh di bagian insng yang disebut dengan marsupium. Setelah

18
mengalami pembelahan dan melalui fase blastula serta grastula, akan terbentuk
larva yang disebut glosidium, yaitu larva yang memiliki dua keeping cangkang.
Fosil Peraga 4 atau Fosil M4 memiliki morfologi umbo, klep, growth line,
dan hinge. Hidup secara benthos fagyl di lingkungan laut dangkal dan memiliki
umur geologi Ordovisium hingga Holosen. Fosil ini termasuk dalam filum
Mollusca, kelas Pelecypoda dan termasuk ke dalam kelompok spesies Mercenaria
mercenaria.

3.5 Peraga Fosil 5


Berdasarkan pada pengamatan, peraga fosil 5 ini memiliki warna putih dan
dimensi 12 cm x 8 cm x 5 cm. Peraga fosil 5 ini memiliki kode F84. Jenis
pemfosilan dari peraga fosil 5 adalah pengawetan bagian keras karbonatan dari
organisme. Morfologi yang dapat diamati adalah sutured, whorl, outer lip,
opperculum, protoconce, interior canal, dan apex.

Gambar 3.7 Fosil peraga Busycon contrarium


Fosil ini termasuk dalam filum Mollusca karena bertubuh lunak, tidak
beruas-ruas, dan tubuhnya ditutupi oleh cangkang yang terbuat dari kalsium
karbonat. Cangkang tersebut berguna untuk melindungi organ-organ dalam da nisi
rongga perut, tetapi ada pula Mollusca yang tidak bercangkang. Kaki Mollusca
pipih, lebar, dan berotot. Pada umumnya Mollusca hidup di laut. Simetri tubuhnya
bilateral. Antara tubuh dan cangkang terdapat bungkus yang disebut mantel. Tubuh
dapat mengeluarkan lendir untuk membantu berjalan.

19
Gambar 3.8 Busycon contrarium
Organisme ini hidup secara benthos fagyl atau hidup di dasar laut dan dapat
berpindah-pindah. Hidup di lingkungan laut biasanya laut dangkal. Organisme ini
berjalan menggunakan kakinya yang lebar pipih dan selalu basah, berguna untuk
berpindah secara merayap. Kaki sebenarnya merupakan perut yang tersusun dari
otot yang sangat kuat dan dapat bergerak bergelombang. Tafonomi dari fosil ini
adalah unbroken shell karena cangkangnya masih utuh atau belum rusak atau belum
terpecah-pecah menjadi bagian yang lebih kecil.
Tubuh lunak dari Gastropoda terdiri dari 3 bagian yaitu kepala, kaki, dan
alat pencernaan. Bagian vital ini dilindungi oleh semacam mantel berupa
membrane yang tipis. Membran tersebut memanjang membentuk siphon yang
berfungsi sebagai alat untuk memasukkan air dan mengeluarkan kotoran. Untuk
yang memiliki perkembangan yang baik, pada bagian kepala dilengkapi dengan
mulut, sepasang mata di ujung belalai, alat pengunyah yang disebut rongga mantel.
Di dalam rongga mantel didapat sepasang insang. Selain itu juga mempunyai
sepasang tentakel sebagai alat sensor. Di bagian mulut, dijumpai radula dengan
deretan gigi-gigi. Adanya radula dengan sederetan giginya merupakan organ yang
berfungsi untuk membasahi dan memegang. Kaki padaGastropoda lebh berfungsi
untuk merayap. Selain dari organ-organ tersebut di atas, Gastropoda juga
dilengkapi dengan hati, alat pencernaan dan beberapa organ penting lainnya.
Bentuk lengkap cangkang dari Gastropoda berupa satu cangkang yang
terpilin memanjang di dalam satu garis sumbu yang terdiri dari zat gampingan.
Cangkang Gastropoda pada bagian awal disebut dengan nuclear whorls. Nuclear

20
whorls biasanya pada permukannya mulus/smooth. Perkembangan cangkang di
bawah nuclear whorls disebut dengan whorl. Batas antara whorls disebut dengan
suture. Apabila whorls berkembang sampai akhir, maka sekumpulan whorls
disebut dengan spire. Pada putaran terakhir akan dijumpai adanya lubang yang
disebut dengan aperture, yang pada beberapa jenis Gastropoda dilengkapi dengan
plat penutup yang dusebut dengan operculum. Lubang yang berada pada sumbu
perputaran whorls disebut dengan umbilicus.
Berdasarkan bentuknya, peraga F84 merupakan organisme yang berasal
dari Kingdom Animalia, Filum Mollusca, Kelas Gastropoda, Ordo
Caenogastropoda, Famili Buccinidae, dan termasuk ke dalam spesies Busycon
contrarium.
Organisme Gastropoda yang hidup di air berespirasi dengan insang,
sedangkan yang hidup di darat berespirasi dengan rongga mantel yang berfungsi
sebagai paru-paru. Organ eksresi berupa nefridium yang terletak di dekat jantung
dan saluran ureter yang terletak di dekat anus. Susunan saraf berupa ganglion yang
bercabang di seluruh tubuh.
Alat pencernaan meliputi rongga mulut, kerongkongan, kelenjar ludah,
tembolok, lambung kelenjar, dan anus. Saluran pencernaan berbentuk huruf U.
Makanan dipotong-potong oleh rahang tanduk dan dikunyah oleh radula, serta
dibasahi dengan lender dari kelenjar tubuh. Kemudian, makanan ditelan ke
kerongkongan dan berturut-turut menuju tembolok, lambung, dan dibuang lewat
anus yang terdapat di kepala.
Sistem peredaran darahnya terbuka dengan jantung dan saluran darah
sebagai organ transportasi. Darah (plasma dan butir darah) tak berwarna dan
berfungsi mengedarkan oksigennya ke seluruh tubuh serta mengangkut sisa
pembakaran. Jantung terdiri atas serambi dan bilik yang dilindungi rongga
pericardium.
Pada Gastropoda ada hewan yang diesis dan ada yang monoesis. Pada
hewan monoesis, alat kelamin jantan dan betina terdapat pada satu hewan, tetapi

21
tidak dapat membuahi sendiri. Untuk melakukan pembuahan harus didahului
dengan kopulasi. Ovotestis menghasilkan sperma yang disalurkan ke vasa
deferensia dan akhirnya masuk ke vagina hewan lain dengan perantaraan penis
yang dapat dikeluarkan dari lubang genital. Ovotestis juga menghasilkan sel telur.
Sel telur ini dibawa lewat saluran hemafroditus untuk mendapat albumin kemudian
ke uterus lalu ke oviduk. Di oviduk sel telur dibuahi sperma hewan lain.
Sejak muncul pada zaman Kambrium, Gastropoda telah beradaptasi pada
berbagai macam lingkungan, mulai dari lingkungan darat, air tawar di sungai,
danau, maupun laut. Secara umum apabila dijumpai fosil Gastropoda dalam jumlah
yang melimpah menunjukkan bahwa lingkungan hidupnya berupa lingkungan yang
berair dangkal, hangat, terang dan energy arus yang tidak terlalu tinggi. Untuk
golongan yang hidup di laut dangkal yang hampir enuh dengan senyawa karbonat
biasanya akan mempunyai hiasan yang kompleks. Sedangkan golongan yang
berdinding tipis dengan hisan sederhana atau bahkan tanpa hiasan sama sekali
menunjukkan lingkungan perairan yang tidak jenuh karbonat, yaitu lingkungan air
tawar atau sebaliknya lingkungan laut yang dalam.
Fosil Peraga 5 atau Fosil F84 memiliki morfologi sutured, whorl, outer lip,
opperculum, protoconce, interior canal, dan apex. Hidup secara benthos fagyl di
lingkungan laut dangkal dan memiliki umur geologi Kambrium hingga Holosen.
Fosil ini termasuk dalam filum Mollusca, kelas Gastropoda dan termasuk ke dalam
kelompok spesies Busycon contrarium.

22
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
 Fosil Peraga 1 atau Fosil B1 memiliki morfologi sutured, whorl, lip, aperture,
apex. Hidup secara benthos fagyl di lingkungan laut dangkal dan memiliki
umur geologi Kambrium hingga Holosen. Fosil ini termasuk dalam filum
Mollusca, kelas Gastropoda dan termasuk ke dalam kelompok spesies turitella
terebra.
 Fosil Peraga 2 atau Fosil MK110 memiliki morfologi sutured, lip, aperture,
apex. Hidup secara benthos fagyl di lingkungan laut dangkal dan memiliki
umur geologi Kambrium hingga Holosen. Fosil ini termasuk dalam filum
Mollusca, kelas Gastropoda dan termasuk ke dalam kelompok spesies turitella
cingulata.
 Fosil Peraga 3 atau Fosil M3 memiliki morfologi umbo, growth line, hinge,
ligamen. Hidup secara benthos fagyl di lingkungan laut dangkal dan memiliki
umur geologi Ordovisium hingga Holosen. Fosil ini termasuk dalam filum
Mollusca, kelas Pelecypoda dan termasuk ke dalam kelompok spesies
Mercenaria campheciensis.
 Fosil Peraga 4 atau Fosil M4 memiliki morfologi umbo, klep, growth line, dan
hinge. Hidup secara benthos fagyl di lingkungan laut dangkal dan memiliki
umur geologi Ordovisium hingga Holosen. Fosil ini termasuk dalam filum
Mollusca, kelas Pelecypoda dan termasuk ke dalam kelompok spesies
Mercenaria mercenaria.
 Fosil Peraga 5 atau Fosil F84 memiliki morfologi sutured, whorl, outer lip,
opperculum, protoconce, interior canal, dan apex. Hidup secara benthos fagyl
di lingkungan laut dangkal dan memiliki umur geologi Kambrium hingga

23
Holosen. Fosil ini termasuk dalam filum Mollusca, kelas Gastropoda dan
termasuk ke dalam kelompok spesies Busycon contrarium.

4.2 Saran
 Penyampaian materi jangan terlalu cepat
 Beri waktu untuk mencatat materi yang diberikan

24
DAFTAR PUSTAKA

Tim Asisten Makropaleontologi. 2017. Buku Panduan Praktikum


Makropaleontologi. Universitas Diponergoro : Semarang
Pratiwi, D.A. dkk. 2013. Biologi untuk SMA/MA Kelas X. Penerbit Erlangga :
Jakarta
Noor, Djauhari. 2012. Pengantar Geologi. Universitas Pakuan : Bogor

25
LAMPIRAN

26

Anda mungkin juga menyukai