Anda di halaman 1dari 6

Moratorium ASN yang telah dibuka kembali oleh pemerintah pada tahun 2017 yang lalu,

menjadikan masyarakat Indonesia untuk berbondong-bondong mendaftarkan diri untuk


mengikuti rekrutmen terbuka ASN 2017 untuk mengisi kekurangan formasi yang ada di
Kementerian / Lembaga serta satu Provinsi yaitu Kalimantan Utara.

Pada rekrutmen tahun 2017, pemerintah melakukannya pada 2 gelombang penerimaan


yang mana pada gelombang 1 hanya dikhususkan pada penerimaan di Kementerian
Hukum dan HAM (Kemenkumham) serta Mahkamah Agung (MA) yang jumlah
pelamarnya 1.137.731 orang untuk 19.210 formasi.

Sedangkan pada gelombang II yang menyediakan 17.928 formasi pada 60 K/L dan
Pemerintah Provinsi Kaltara jumlah pelamarnya mencapai 1.295.295 orang pendaftar.
Banyaknya animo masyarakat untuk menjadi ASN merupakan fakta bahwa bekerja
menjadi ASN merupakan pekerjaan favorit yang didambakan. Bila dilihat keseluruhan
pelamar CPNS 2017 Periode I dan II digabungkan, jumlahnya mencapai 2.433.656 orang,
yang mengincar 37.138 formasi. Rata-rata satu jabatan diperebutkan oleh 65,5 pelamar,
atau rasionya mencapai 1:65,5. Sungguh merupakan jumlah yang luar biasa untuk
memperebutkan 1 formasi pada 1 instansi.

Pada penerimaan CPNS tahun 2017 ini pemerintah betul-betul melakukan seleksi yang
ketat dengan menggunakan sistem CAT (Computer Assisted Tes). Prosedur tes CAT
CPNS membuat seleksi semakin ketat dan semakin praktis serta efisien karena didukung
oleh teknologi komputer.

Sehingga peserta dapat dikontrol langsung melalui server.dengan sistem CAT bila tidak
lolos, nilai akan langsung keluar dan membuat penerimaan menjadi lebih terbuka. Setelah
seleksi dilakukan, saat ini para CPNS telah memasuki masa Pendidikan Pelatihan Dasar
(Diklatsar) atau dahuu dikenal dengan istilah Pra Jabatan (Prajab).

Saat ini sistem Diklatsar menggunakan konsep diklat terintegrasi yang sesuai dengan UU
ASN pasal 63 ayat 3 dan 4 serta sejalan dengan perkembangan dinamika tuntutan
perbaikan fungsi jabatan dan penguatan terhadap kompetensi bidang. Dalam
penyelenggaraan saat ini, khusus untuk CPNS Golongan II dan III juga menggunakan
peraturan Kepala Lembaga Administrasi Negara (Perka LAN) nomor 25 tahun 2017
dalam penyelenggaraannya.

Didalam Perka LAN dijelaskan bahwa diklatsar merupakan sebuah cara untuk
menumbuhkan kesadaran CPNS agar mampu menghadapi tuntutan pembentukan karakter
ASN dalam menjalankan serta melaksanakan tugasnya secara profesional sebagai pelayan
masyarakat yang merupakan wujud dari bela negara. Pengembangan materi dasar
diklatsar tersebut terbagi dalam 5 (lima) point utama yang dikenal dengan sebutan
ANEKA (Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika, Komitmen Mutu, Anti Korupsi).

Hal ini diperlukan guna menghadapi perkembangan jaman yang saat ini telah memasuki
tantangan era industri 4.0 bagi ASN. Era revolusi industri 4.0, yakni menekankan pada
pola digital economy, artificial intelligence, big data, robotic, dan lain sebagainya atau
dikenal dengan fenomena disruptive innovation.

Di era industri 4.0, Good governance saja tidak cukup melainkan saat ini tata kelola
pemerintahan harus bertransformasi ke dynamic governance yang ditopang oleh
kepemimpinan yang berbasis kepedulian atau awarness based leadership. Selain itu
Revolusi Industri babak baru ini membawa perubahan besar dalam tatanan dunia dan hal
ini harus kita sadari dan pahami bersama.

Karena perubahan teknologi tersebut akan memunculkan tantangan baru. Sosial dunia
akan berubah dengan interaksi digital yang dominan, landscape politik pun akan berubah
dengan berkembangnya sosmed dan semakin aktifinya netizen.

Dalam era industri 4.0, ANEKA dalam proses pelaksanaannya harus menjadi nilai dasar,
nilai utama dan nilai yang selalu diperhatikan. Pemahaman serta internalisasi nilai-nilai
ANEKA bagi para CPNS menjadi penting dan harus dirasukkan dalam jiwa ASN agak
kelak saat memangku jabatan, ASN dapat mewujudkan program kerja yang jelas dan
profesional.

Selain itu internalisasi nilai-nilai ANEKA juga harus mampu menyentuh nurani terdalam
seorang ASN dan hal tersebut dimulai dari niat yang kemudian terwujud dalam bentuk
perbuatan. Nilai Akuntabilitas merupakan nilai yang pertama dalam nilai dasar ASN.

Akuntabilitas sering disamakan dengan responsibilitas atau tanggung jawab. Namun pada
prinsipnya, kedua konsep itu memiliki makna yang berbeda. Responsibilitas adalah
kewajiban untuk bertanggung jawab. Sederhananya dalam memahami nilai akuntabilitas
yaitu Akuntabilitas merupakan sebuah wujud dari suatu pertanggungjawaban, dimana
setiap individu bertanggung jawab penuh atas pikiran, perkataan, perbuatan, emosi, cara
kerja, keputusan, dan sikap di tempat kerja.

Akuntabilitas ini sesuatu yang tidak sederhana dan mudah, maka diperlukan pengendalian
diri, kejujuran dan keikhlasan. Memiliki akuntabilitas berarti melakukan yang terbaik
dengan sebenar-benarnya. Akuntabilitas publik memiliki tiga fungsi utama yaitu untuk
menyediakan kontrol demokratis (peran demokratis); untuk mencegah korupsi dan
penyalahgunaan kekuasaan (peran konstitusional); dan untuk meningkatkan efisiensi dan
efektivitas (peran belajar).

Selain itu akuntabilitas adalah suatu kewajiban pertanggungjawaban yang harus dicapai.
Terdapat 5 (lima) aspek penting dalam akuntabilitas yaitu Akuntabilitas adalah sebuah
hubungan, Akuntabilitas berorientasi pada hasil, Akuntabilitas membutuhkan adanya
laporan, Akuntabilitas memerlukan konsekuensi, Akuntabilitas memperbaiki kinerja.
Selain itu Akuntabilitas juga untuk menerapkan Pemerintahan yang baik dengan
didukung pola Good Governance agar pemerintahan dapat berjalan supaya lebih
maksimal.
Disisi lain materi yang diberikan juga membahas terkait dengan aturan-aturan ASN
tentang Prinsip Profesi dan Asas-Asas ASN yang sesuai dengan UU ASN. Kedepan agar
ASN / CPNS mampu lebih hati-hati dalam bertindak dan berbuat.

Nilai Nasionalisme merupakan point / nilai kedua dalam konsep ANEKA yang sangat
penting dimiliki oleh setiap pegawai ASN. Hal ini untuk menguatkan posisi menuju
Indonesia emas 2045 dalam perspektif baru untuk menjaga integrasi negara.

Saat ini orang melihat Indonesia memiliki beragam budaya, suku, ras, agama, kekayaan
alam yang berlimpah, namun sebagai ASN kita harus merubah cara pandang kegelapan
menjadi cara pandang cerah bersahaja. Diharapkan dengan nasionalisme yang kuat, maka
setiap pegawai ASN memiliki orientasi berpikir mementingkan kepentingan publik,
bangsa, dan negara. Nilai-nilai yang berorientasi pada kepentingan publik menjadi nilai
dasar yang harus dimiliki oleh setiap pegawai ASN.

Fungsi ASN sebagai perekat dan pemersatu bangsa dan negara merupakan titik tengah
nilai dasar nasionalisme yang berarti bahwa setiap pegawai ASN harus memiliki jiwa
nasionalisme dan wawasan kebangsaan yang kuat, memiliki kesadaran sebagai penjaga
kedaulatan negara.

Dengan konsep Nasionalisme maka akan terbentuk ASN yang berkarakter melalui
penanaman nilai-nilai pancasila dalam diri ASN serta mampu memahami dan memiliki
kesadaran berbangsa dan bernegara dalam mengimplementasikan nilai-nilai pancasila
dalam melaksanakan tugasnya.

Didalam pancasila mulai dari sila 1 -- 5 semua menjadi dasar pengingat bahwa ASN
sebagai pelaksana kebijakan, sebagai pelayan publik serta sebagai perekat dan pemersatu
bangsa. Hal ini perlu dilakukan dan disadari karena harus merubah mindset bahwa ASN
BUKAN dilayani melainkan Melayani sesuai dengan amanat UUD 1945 dan nilai-nilai
pancasila.

Nilai Etika dapat dipahami sebagai sistem penilaian perilaku serta keyakinan untuk
menentukan perbuatan yang pantas guna menjamin adanya perlindungan hak-hak
individu, mencakup cara-cara pengambilan keputusan untuk membantu membedakan hal-
hal yang baik dan buruk serta mengarahkan apa yang seharusnya dilakukan sesuai nila-
nilai yang dianut (Catalano, 1991). Sehingga pola etika kepada publik khususnya
diperlukan untuk memperbaiki citra ASN di masyarakat.

Hal ini terjadi karena ASN yang saat ini ada, hampir memiliki etika yang kurang baik dan
perlu mendapatkan perhatian. Konsep etika sering disamakan dengan moral. Padahal ada
perbedaan antara keduanya. Etika lebih dipahami sebagai refleksi yang baik atau benar.
Sedangkan moral mengacu pada kewajiban untuk melakukan yang baik atau apa yang
seharusnya dilakukan. Etika juga dipandang sebagai karakter atau etos individu/kelompok
berdasarkan nilai-nilai dan norma-norma luhur.
Bila ASN ingin menjadi ujung tombak perbaikan negeri ini hal-hal yang dapat dijadikan
acuan yaitu bahwa perkembangan sebuah negara miskin atau kaya tidak dilihat dari umur
negara melainkan pada sikap atau etika terkhusus etika pada publik dalam segala hal yang
berkaitan dengan masyarakat.

Nilai-nilai etika publik saat ini yang harus terus dipegang yaitu jujur, bertanggung jawab,
integritas tinggi, cermat, disipilin, hormat, sopan, taat pada peraturan perundang-
undangan, taat perintah, menjaga rahasia. Selain itu juga terdapat 3 (tiga) dimensi dalam
etika publik yaitu dimensi kualitas pelayanan, dimensi modalitas (transparansi,
akuntabilitas, netral), dimensi tindakan integritas publik (sempit + luas). Etika publik
terbagi dalam tingkatan sumber legitimasi kekuasaan yaitu legitimasi religius (pada
sistem monarki), legitimasi sosiologis (secara sukarela), legitimasi etis (basis paling
kuat).

Yang tentu saja dalam prosesnya memiliki nilai etika yang berbeda satu sama lain.
Sebagai ASN, dalam menjalankan tugas kita sehari-hari harus mampu menjunjung tinggi
nilai nilai etika publik dengan memegang kode etikASN, Nilai dasar ASN, Sumpah ASN
dan Sumpah Jabatan. Adapun indikator etika publik antara lain memahami kode etik dan
perilaku pejabat publik, memahami bentuk-bentuk kode etik dan implikasinya serta
mampu menganalisis dan menilai apa yang dikerjakan dengan nilai nilai dasar etika
publik.

Nilai Komitmen Mutu merupakan janji pada diri kita sendiri atau pada orang lain yang
tercermin dalam tindakan kita untuk menjaga mutu kinerja pegawai. Bidang apapun yang
menjadi tanggung jawab pegawai negeri sipil semua mesti dilaksanakan secara optimal
agar dapat memberi kepuasan kepada stakeholder.

Nilai komitmen mutu juga merupakan sikap agar ASN mampu menjaga keefektifan dan
efisiensi mutu kerja. Komitmen mutu ASN dalam menjalankan tugas hendaknya
mengalami kemajuan dari waktu ke waktu. Ada tuntutan kreativitas bagi setiap individu
dalam menjalankan tugas sehari-hari.

Mengapa komitmen mutu diperlukan? Karena hal ini untuk mewujudkan nilai dasar
inovatif, efektif dan effisien dalam pelayanan publik. Implikasi dari nilai dasar komitmen
mutu yaitu untuk meningkatkan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat.
Implementasinya berguna untuk menjaga kepercayaan masyarakatkepada pemerintah,
menghindari prilaku kolektif yang tidak menguntungkan kemudian ketaatan terhadap
hukum dan tuntunan.

Mengapa dalam komitmen mutu harus menerapkan konsep efektif, effisien dan inovatif
karena yang pertama efektif yaitu terkait dengan ketercapaian target dari capaian jumlah,
mutu hasil sehingga memberi kepuasan, effisiensi yaitu terkait dengan penghematan
biaya, waktu, tenaga dan pikiran, sedangkan inovasi yaitu ASN haru mampu berfikir
dengan konsep out of the box dengan maksud harus berfikir kreatif dan memiliki nilai
tambah.
Selain itu ASN juga harus berkomitmen terhadap negara tampak dalam pemberian
pelayanan dan sikap disiplin yang berkualitas untuk selalu mengikuti peraturan yang
menjadi konsekuensi dari identitasya sebagai ASN. Kualitas kerja yang dimaksud hanya
mungin tercapai kalau seorang ASN menyadari betapa besar harapan masyarakat akan
sentuhan tangan dalam pelayanannya yang optimal dan maksimal.

Nilai Anti Korupsi merupakan bagian akhir dalam pemahaman nilai dasar ANEKA.
Antikorupsi menjadi penting karena saat ini dampak dari korupsi berpengaruh sangat luas
khususnya masih banyak orang yang hidup diluar kelayakan. Korupsi juga sering
dikatakan sebagai kejahatan luar biasa, karena dampaknya yang luar biasa, menyebabkan
kerusakan baik dalam ruang lingkup pribadi, keluarga, masyarakat dan kehidupan yang
lebih luas.

Kerusakan tidak hanya terjadi dalam kurun waktu yang pendek, namun dapat berdampak
secara jangka panjang. Selain itu bahwa sikap anti korupsi adalah pilihan untuk tidak
memberikan toleransi terhadap segala bentuk penyimpangan atas diskresi seorang atau
sekelompok ASN terutama yang berkaitan dengan penggunaan sumber daya material
yang ada pada kewenangan mereka. Anti korupsi diawali dengan sikap mental tentang
kesadaran akan buruknya korupsi kemudian menjauhi korupsi dan mencegah orang-orang
di sekitarnya dari perbuatan korupsi.

ASN harus mampu memahami, meresapi dan mengimplementasikan nilai-nilai anti


korupsi yaitu JUPE MANDI TANGKER SEBEDIL yang artinya Jujur, Peduli, Mandiri,
Disiplin, Tanggung Jawab, Kerja Keras, Sederhana, Berani dan Adil. ASN yang
menerapkan nilai-nilai anti korupsi tersebut akan mampu bekerja dan berbuat yang
terbaik kepada negeri ini dengan integritas dan sikap anti korupsinya. Bersikap ASN anti
korupsi dapat dilakukan dengan mudah, dengan memutus mata rantai korupsi yang
diawali dari diri sendiri. Baik itu korupsi waktu, korupsi uang, maupun korupsi tugas.

Setiap individu hendaknya dapat menjadi pengingat bagi dirinya masing-masing.


Contohnya berada di lokasi sebelum jam kerja dimulai, tidak meninggalkan tempat kerja
tanpa alasan jelas sebelum jam kerja usai, dan tidak menggunakan uang negara untuk
memenuhi kebutuhan pribadi. Selain itu ASN juga harus memahami hambatan dalam
penanganan korupsi ada 4 (empat) yaitu hambatan struktural yang merupakan praktek
penyelenggaraan negara atau pemerintahan

Hambatan kultural yaitu kebiasaan yang kurang baik, hambatan instrumental yaitu terkait
dengan perundang -- undangan, serta yang terakhir adalah hambatan manajemen yaitu
tidak diterapkan prinsip manajemen yang baik. Maka dari itu ASN dan kita semua harus
mewujudkan sikap anti korupsi dengan bekal Niat, Semangat dan Komitmen untuk
menciptakan serta menyuarakan sikap Anti Korupsi.

Dengan sikap nilai ANEKA yang sudah dijabarkan, maka ASN harus mampu
menciptakan kutur baru di birokrasi dengan mandat pelayanan yang dimulai dengan
kesadaran bela negara, membentuk karakter dan bersikap profesional dalam mengelola
tantangan dan masalah keragaman sosiokultural dengan perspektif WoG yang didasari
nilai kebangsaan berdasarkan peran dan kedudukan ASN dalam NKRI.

Sehingga setiap ASN harus dan wajib menjadikan setiap perbuatannya memiliki konsep
pada nilai-nilai yang terkandung dalam ANEKA agar terwujud ASN yang profesional.
Menjadi PNS bukanlah hal yang mudah, tapi bukan berarti kita tidak bisa menjadi PNS
yang baik. ASN Abdi Negara Berkualitas, meujudkan ASN era Industri 4.0 yang kredibel,
profesional dan berdaya saing.

Oleh Abiseka Anoraga, S.AP, M.AP (CPNS STIA LAN Jakarta)

Anda mungkin juga menyukai