TEKNIK RADIOGRAFI 3
Pemeriksaan Lopogrfi
Nama :
Rachmandiki Raynaldi
P1337430117038
Dosen Pengampu:
Agung Nugroho Setiawan, S.ST.
dari usus dengan memasukkan media kontras positif kedalam usus melalui lobang
2. Tujuan Pemeriksaan
selanjutnya.
3. Indikasi
b. Karsinoma
c. Kolitis
d. Mega kolon
e. Intussusepsi
f. Volvulus
g. Stenosis
h. Diventrikel
4. Persiapan pemeriksaan
a. Persiapan pasien
rendah serat.
b). Malam hari sebelum pemeriksaan minum satu tablet bisacodyl atau
laxative.
rendah serat.
laxative.
berikut:
dilakukan.
2). Menjelaskan pada pasien dan orang tua bahwa pemeriksaan yang
pemeriksaan.
Dalam pemeriksaan lopografi alat dan bahan yang harus dipersiapkan antara
2). Marker
fleksibel
9). Plester
14). Jelly
15). Klem
A. Foto Polos Abdomen Bertujuan untuk melihat persiapan pasien sudah maksimal
atau belum.
B. Inform Consent Dilakukan setelah dipastikan bahwa pemeriksaan dapat dilanjutkan.
C. Pemasukan Media Kontras Media kontras dimasukkan melalui stoma diikuti dengan
fluoroscopy sampai mengisi daerah kolon dan dapat ditandai dengan keluarnya
kontras melalui stoma. Selanjutnya pasien dirotasikan ke kanan atau ke kiri serta
dibuat radiograf full filling dengan posisi AP.
D. Proyeksi Radiograf
a. Proyeksi AP
Posisi Pasien : Pasien pada posisi supine, dengan bantal di kepala.
Kedua tangan lurus di samping tubuh dan kedua kaki lurus ke bawah.
Posisi Objek : - MSP tubuh pasien berada di tengah meja pemeriksaan.
- Objek diatur dengan menentukan batas atas processus xypoideus dan
batas bawah adalah symphisis pubis. - Pastikan tidak ada rotasi.
Pengaturan Sinar dan Eksposi : - CR : Vertikal tegak lurus terhadap
kaset. - CP : Pertengahan kedua crista illiaca. - FFD : Minimal 100 cm.
- Eksposi : Ekspirasi tahan nafas.
b. Proyeksi PA
Posisi Pasien : Pasien pada posisi prone di atas meja pemeriksaan.
Kedua tangan lurus disamping atas tubuh dan kaki lurus ke bawah.
Posisi Objek : - MSP tubuh pasien berada tepat dipertengahan meja
pemeriksaan. - Objek diatur diatas meja pemeriksaan dengan batas atas
processus xypoideus dan batas bawah sympisis pubis tidak terpotong.
Pengaturan Sinar dan Eksposi : - CR : Vertikal tegak lurus terhadap
kaset. - CP : Pertengahan kedua crista illiaca. - FFD : Minimal 100 cm.
c. Proyeksi LPO
Posisi Pasien : Pasien diposisikan supine kemudian dirotasikan ke arah
kiri kurang lebih 35 – 45 derajat terhadap meja pemeriksaan. Tangan
kiri digunakan untuk bantalan dan tangan kanan di depan tubuh
berpegangan pada tepi meja pemeriksaan. Kaki kiri lurus sedangkan
kaki kanan di tekuk untuk fiksasi.
Posisi Objek : MSP tubuh dengan meja pemeriksaan dengan
abdominal margins kiri dan kanan sama jauhnya dari garis tengah meja
pemeriksaan.
Pengaturan Sinar dan Eksposi : - CR : Vertikal tegak lurus terhadap
kaset. - CP : 1-2 inchi ke arah lateral kanan dari titik tengah kedua
crista illiaca. - FFD : Minimal 100 cm. - Eksposi : Ekspirasi tahan
nafas.
d. Proyeksi RPO
Posisi Pasien: Pasien diposisikan supine di atas meja pemeriksaan
kemudian dirotasikan ke arah kanan kurang lebih 35 – 45 derajat
terhadap meja pemeriksaan. Tangan kanan lurus di samping tubuh dan
tangan kiri fleksi didepan tubuh berpegangan pada tepi meja
pemeriksaan. Kaki kanan lurus ke bawah dan kaki kiri sedikit ditekuk
untuk fiksasi.
Posisi Objek : MSP tubuh dengan meja pemeriksaan dengan
abdominal margins kiri dan kanan sama jauhnya dari garis tengah meja
pemeriksaan.
Pengaturan Sinar dan Eksposi : CR : Vertikal tegak lurus terhadap
kaset. CP : 1-2 inchi ke arah lateral kiri dari titik tengah kedua crista
illiaca. FFD : Minimal 100 cm. Eksposi : Ekspirasi tahan nafas.
e. Proyeksi RAO
Posisi Pasien : Pasien diposisikan prone di atas meja pemeriksaan lalu
pasien diposisikan 35-45 derajat terhadap meja pemeriksaan.
Posisi Objek : - MSP tubuh berada tepat di garis tengah meja
pemeriksaan. Kedua tangan lurus disamping atas tubuh dan kaki lurus
kebawah. Tangan kanan lurus di samping tubuh dan tangan kiri
menyilang di depan tubuh berpegangan pada tepi meja.-Kaki kanan
lurus ke bawah dan kaki kiri sedikit di tekuk untuk fiksasi. -Batas atas
Proc. Xypoideus dan Batas bawah Sympisis Pubis.
Pengaturan Sinar dan Eksposi CR : Vertikal tegak lurus terhadap
kaset. CP : Titik bidik pada 1-2 inchi ke arah lateral kiri dari titik
tengah kedua crista illiaca. FFD : Minimal 100 cm Eksposi :
Ekspirasi tahan nafas.
f. Proyeksi LAO
Posisi Pasien : Pasien diposisikan prone di atas meja pemeriksaan
kemudian pasien dirotasikan 35-45 derajat terhadap meja pemeriksaan.
Posisi Objek : MSP tubuh berada tepat digaris tengah meja
pemeriksaan. Kedua tangan lurus di samping atas tubuh dan kaki lurus
ke bawah. Tangan kiri lurus di samping tubuh dan tangan menyilang
di depan tubuh perpegangan pada tepi meja. Kaki kiri lurus ke bawah
dan kaki kanan sedikit ditekuk untuk fiksasi. Batas atas Proc.
Xypoideus dan Batas bawah Sympisis Pubis.
Pengaturan Sinar dan Eksposi CR : Vertikal tegak lurus terhadap
kaset. CP : Titik bidik pada 1-2 inchi ke arah lateral kanan dari titik
tengah kedua crista illiaca. FFD : Minimal 100 cm. Eksposi :
Ekspirasi tahan nafas.
g. Proyeksi Lateral
Posisi Pasien : Pasien diposisikan recumbent.
Posisi Objek : - MCP tubuh pasien diatur pada pertengahan kaset. -
Genu sedikit fleksi untuk fiksasi.
Pengaturan Sinar dan Eksposi : - CR : Vertikal tegak lurus terhadap
kaset. - CP : Setinggi Spina Illiaca Anterior Superior (SIAS) pada
MCP pasien. FFD : Minimal 100 cm. Eksposi : Ekspirasi tahan nafas.
6. Hasil Radiograf
7. Pembahasan
Kelebihan : Lopografi relatif aman dilakukan untuk melihat keadaan kolon distal
dengan menilai pasase kontras, kaliber kolon, dan anatomi kolon
distal
Kekurangan : Dapat menimbulkan rasa nyeri ringan, memar dan / atau
perdarahan di tempat insersi dari kateter, infeksi, alergi terhadap
kontras. Dan bisa menyebabkan ruam, gatal-gatal, gatal, mual,
pingsan atau sesak napas.
8. Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan
Pemeriksaan radiografi pada colon yang dilakukan post colostomy yang
menggunakan folley cateter, dan dimasukkan melalui lubang anus buatan yang tidak
mengeluarkan feces.Colostomy adalah tindakan bedah pembuatan saluran dari colon ke
dinding abdomen sebagai pengganti fungsi anus. Untuk pemeriksaan lopografi ini tidak
diperlukan persiapan khusus seperti pemeriksaan colon in loop yang mengharuskan
pasiennya harus puasa 1 hari sebelum pemeriksaan dimulai. Hal ini dikarenakan loopografi
hanya digunakan untuk mengevaluasi saluran cerna post colostomy. Untuk pasien lopografi
hanya diperlukan puasa 4 jam sebelum pemeriksaan.Dibuat foto-foto spot atau foto besar
dengan posisi yang sesuai, biasanya AP dan Lateral. Posisi ini dipakai untuk
memperlihatkan saluran post colostomi dari sisi depan dan sisi samping.
Saran
Pada pemeriksaan Loopografi biasanya terjadi pada anak-anak. Sehingga dibutuhkan
keterampilan dan kecekatan untuk melakukan pemeriksaan tersebut. Agar dosis radiasi
yang diterima hendaknya seminimal mungkin.
9. Referensi
https://www.slideshare.net/nonazesifa/teknik-radiografi-3-pemeriksaan-lopografi
Ballinger, P. W. (1995). Merril of Atlas Radiographic Positioning and Radiologic
Procedures, Eight Edition Vol.II. Missouri: Mosby,Inc.
(https://www.academia.edu/9977788/BAB_I)