Anda di halaman 1dari 10

TUGAS PENGGANTI UAS

TEKNIK RADIOGRAFI 3
Pemeriksaan Lopogrfi

Nama :

Rachmandiki Raynaldi
P1337430117038

Dosen Pengampu:
Agung Nugroho Setiawan, S.ST.

PRODI DIII TRR SEMARANG


JURUSAN TEKNIK RADIODIAGNOSTIK DAN RADIOTERAPI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN
SEMARANG
2018
1. Pengertian

Teknik pemeriksaan Lopografi adalah teknik pemeriksaan secara radiologis

dari usus dengan memasukkan media kontras positif kedalam usus melalui lobang

buatan pada daerah abdomen.

2. Tujuan Pemeriksaan

Tujuan pemeriksaan Lopografi adalah untuk melihat anatomi dan fisiologi

kolon bagian distal sehingga dapat membantu menentukan tindakan medis

selanjutnya.

3. Indikasi

Indikasi dari pemeriksaan lopografi adalah sebagai berikut :

a. Atresia atau Clausura

b. Karsinoma

c. Kolitis

d. Mega kolon

e. Intussusepsi

f. Volvulus

g. Stenosis

h. Diventrikel
4. Persiapan pemeriksaan

a. Persiapan pasien

Persiapan yang harus dilakukan pasien pada pemeriksaan lopografi

dikategorikan menurut umur, yaitu sebagai berikut :

1). Bayi sampai 2 tahun

Tidak ada persiapan yang diperlukan.

2). Anak 2 tahun sampai 10 tahun :

a). Malam hari sebelum pemeriksaan hanya makan-makanan yang

rendah serat.

b). Malam hari sebelum pemeriksaan minum satu tablet bisacodyl atau

laxative.

c). Jika setelah diberi laxative, waktu pagi tidak menunjukan

pengeluaran yang cukup, maka dilakukan enema pedi fleet (Urus-

urus) atas petunjuk dokter

3). Anak 10 tahun sampai dewasa

a). Malam hari sebelum pemeriksaan hanya makan-makanan yang

rendah serat.

b). Malam sebelum pemeriksaan minum dua tablet bisacodyl atau

laxative.

c). Jika setelah diberi laxative, waktu pagi tidak menunjukan

pengeluaran yang cukup, maka dilakukan enema pedi fleet (Urus-

urus) atas petunjuk dokter


Menurut Bontrager (2001), persiapan orang tua pasien adalah sebagai

berikut:

1). Menjelaskan prosedur pemeriksaan dan tindakan yang akan

dilakukan.

2). Menjelaskan pada pasien dan orang tua bahwa pemeriksaan yang

akan dilakukan tidak sakit, hanya nanti sewaktu kontras

dimasukkan, anak akan merasa ingin buang air besar.

3). Sebaiknya orang tua diminta menemani anaknya sewaktu

pemeriksaan berlangsung untuk membantu jalannya prosedur

pemeriksaan.

b. Persiapan alat dan bahan

Dalam pemeriksaan lopografi alat dan bahan yang harus dipersiapkan antara

lain sebagai berikut :

1). Pesawat sinar – x dengan fluroskopi

2). Marker

3). Film dan kaset sesuai ukuran

4). Standar irigator

5). Kantong barium

6). Air untuk membuat larutan barium

7). Spuit, untuk bayi gunakan spuit 60 ml


8). Kateter fleksibel, untuk bayi gunakan kateter silikon nomor 10 yang

fleksibel

9). Plester

10). Sarung tangan

11). Lap dan handuk untuk membersihkan

12). Pengatur tekanan udara aneroid (Jika metode kontras ganda)

13). Tabung try way disposible

14). Jelly

15). Klem

16). Kain kasa.

17). Alat-alat fiksasi

18). Apron untuk pemegang pasien

5. Teknik Pemeriksaan Radiografi

A. Foto Polos Abdomen Bertujuan untuk melihat persiapan pasien sudah maksimal
atau belum.
B. Inform Consent Dilakukan setelah dipastikan bahwa pemeriksaan dapat dilanjutkan.
C. Pemasukan Media Kontras Media kontras dimasukkan melalui stoma diikuti dengan
fluoroscopy sampai mengisi daerah kolon dan dapat ditandai dengan keluarnya
kontras melalui stoma. Selanjutnya pasien dirotasikan ke kanan atau ke kiri serta
dibuat radiograf full filling dengan posisi AP.
D. Proyeksi Radiograf
a. Proyeksi AP
 Posisi Pasien : Pasien pada posisi supine, dengan bantal di kepala.
Kedua tangan lurus di samping tubuh dan kedua kaki lurus ke bawah.
 Posisi Objek : - MSP tubuh pasien berada di tengah meja pemeriksaan.
- Objek diatur dengan menentukan batas atas processus xypoideus dan
batas bawah adalah symphisis pubis. - Pastikan tidak ada rotasi.
 Pengaturan Sinar dan Eksposi : - CR : Vertikal tegak lurus terhadap
kaset. - CP : Pertengahan kedua crista illiaca. - FFD : Minimal 100 cm.
- Eksposi : Ekspirasi tahan nafas.
b. Proyeksi PA
 Posisi Pasien : Pasien pada posisi prone di atas meja pemeriksaan.
Kedua tangan lurus disamping atas tubuh dan kaki lurus ke bawah.
 Posisi Objek : - MSP tubuh pasien berada tepat dipertengahan meja
pemeriksaan. - Objek diatur diatas meja pemeriksaan dengan batas atas
processus xypoideus dan batas bawah sympisis pubis tidak terpotong.
 Pengaturan Sinar dan Eksposi : - CR : Vertikal tegak lurus terhadap
kaset. - CP : Pertengahan kedua crista illiaca. - FFD : Minimal 100 cm.
c. Proyeksi LPO
 Posisi Pasien : Pasien diposisikan supine kemudian dirotasikan ke arah
kiri kurang lebih 35 – 45 derajat terhadap meja pemeriksaan. Tangan
kiri digunakan untuk bantalan dan tangan kanan di depan tubuh
berpegangan pada tepi meja pemeriksaan. Kaki kiri lurus sedangkan
kaki kanan di tekuk untuk fiksasi.
 Posisi Objek : MSP tubuh dengan meja pemeriksaan dengan
abdominal margins kiri dan kanan sama jauhnya dari garis tengah meja
pemeriksaan.
 Pengaturan Sinar dan Eksposi : - CR : Vertikal tegak lurus terhadap
kaset. - CP : 1-2 inchi ke arah lateral kanan dari titik tengah kedua
crista illiaca. - FFD : Minimal 100 cm. - Eksposi : Ekspirasi tahan
nafas.
d. Proyeksi RPO
 Posisi Pasien: Pasien diposisikan supine di atas meja pemeriksaan
kemudian dirotasikan ke arah kanan kurang lebih 35 – 45 derajat
terhadap meja pemeriksaan. Tangan kanan lurus di samping tubuh dan
tangan kiri fleksi didepan tubuh berpegangan pada tepi meja
pemeriksaan. Kaki kanan lurus ke bawah dan kaki kiri sedikit ditekuk
untuk fiksasi.
 Posisi Objek : MSP tubuh dengan meja pemeriksaan dengan
abdominal margins kiri dan kanan sama jauhnya dari garis tengah meja
pemeriksaan.
 Pengaturan Sinar dan Eksposi : CR : Vertikal tegak lurus terhadap
kaset. CP : 1-2 inchi ke arah lateral kiri dari titik tengah kedua crista
illiaca. FFD : Minimal 100 cm. Eksposi : Ekspirasi tahan nafas.
e. Proyeksi RAO
 Posisi Pasien : Pasien diposisikan prone di atas meja pemeriksaan lalu
pasien diposisikan 35-45 derajat terhadap meja pemeriksaan.
 Posisi Objek : - MSP tubuh berada tepat di garis tengah meja
pemeriksaan. Kedua tangan lurus disamping atas tubuh dan kaki lurus
kebawah. Tangan kanan lurus di samping tubuh dan tangan kiri
menyilang di depan tubuh berpegangan pada tepi meja.-Kaki kanan
lurus ke bawah dan kaki kiri sedikit di tekuk untuk fiksasi. -Batas atas
Proc. Xypoideus dan Batas bawah Sympisis Pubis.
 Pengaturan Sinar dan Eksposi  CR : Vertikal tegak lurus terhadap
kaset.  CP : Titik bidik pada 1-2 inchi ke arah lateral kiri dari titik
tengah kedua crista illiaca.  FFD : Minimal 100 cm  Eksposi :
Ekspirasi tahan nafas.
f. Proyeksi LAO
 Posisi Pasien : Pasien diposisikan prone di atas meja pemeriksaan
kemudian pasien dirotasikan 35-45 derajat terhadap meja pemeriksaan.
 Posisi Objek :  MSP tubuh berada tepat digaris tengah meja
pemeriksaan. Kedua tangan lurus di samping atas tubuh dan kaki lurus
ke bawah.  Tangan kiri lurus di samping tubuh dan tangan menyilang
di depan tubuh perpegangan pada tepi meja.  Kaki kiri lurus ke bawah
dan kaki kanan sedikit ditekuk untuk fiksasi.  Batas atas Proc.
Xypoideus dan Batas bawah Sympisis Pubis.
 Pengaturan Sinar dan Eksposi  CR : Vertikal tegak lurus terhadap
kaset.  CP : Titik bidik pada 1-2 inchi ke arah lateral kanan dari titik
tengah kedua crista illiaca.  FFD : Minimal 100 cm.  Eksposi :
Ekspirasi tahan nafas.
g. Proyeksi Lateral
 Posisi Pasien : Pasien diposisikan recumbent.
 Posisi Objek : - MCP tubuh pasien diatur pada pertengahan kaset. -
Genu sedikit fleksi untuk fiksasi.
 Pengaturan Sinar dan Eksposi : - CR : Vertikal tegak lurus terhadap
kaset. - CP : Setinggi Spina Illiaca Anterior Superior (SIAS) pada
MCP pasien. FFD : Minimal 100 cm. Eksposi : Ekspirasi tahan nafas.
6. Hasil Radiograf

7. Pembahasan
Kelebihan : Lopografi relatif aman dilakukan untuk melihat keadaan kolon distal
dengan menilai pasase kontras, kaliber kolon, dan anatomi kolon
distal
Kekurangan : Dapat menimbulkan rasa nyeri ringan, memar dan / atau
perdarahan di tempat insersi dari kateter, infeksi, alergi terhadap
kontras. Dan bisa menyebabkan ruam, gatal-gatal, gatal, mual,
pingsan atau sesak napas.
8. Kesimpulan dan Saran

Kesimpulan
Pemeriksaan radiografi pada colon yang dilakukan post colostomy yang
menggunakan folley cateter, dan dimasukkan melalui lubang anus buatan yang tidak
mengeluarkan feces.Colostomy adalah tindakan bedah pembuatan saluran dari colon ke
dinding abdomen sebagai pengganti fungsi anus. Untuk pemeriksaan lopografi ini tidak
diperlukan persiapan khusus seperti pemeriksaan colon in loop yang mengharuskan
pasiennya harus puasa 1 hari sebelum pemeriksaan dimulai. Hal ini dikarenakan loopografi
hanya digunakan untuk mengevaluasi saluran cerna post colostomy. Untuk pasien lopografi
hanya diperlukan puasa 4 jam sebelum pemeriksaan.Dibuat foto-foto spot atau foto besar
dengan posisi yang sesuai, biasanya AP dan Lateral. Posisi ini dipakai untuk
memperlihatkan saluran post colostomi dari sisi depan dan sisi samping.

Saran
Pada pemeriksaan Loopografi biasanya terjadi pada anak-anak. Sehingga dibutuhkan
keterampilan dan kecekatan untuk melakukan pemeriksaan tersebut. Agar dosis radiasi
yang diterima hendaknya seminimal mungkin.
9. Referensi

https://www.slideshare.net/nonazesifa/teknik-radiografi-3-pemeriksaan-lopografi
Ballinger, P. W. (1995). Merril of Atlas Radiographic Positioning and Radiologic
Procedures, Eight Edition Vol.II. Missouri: Mosby,Inc.

Bontrager, k. L. (2001). Text book of Radiographic and Related Anatomy. Missouri:


Mosby,Inc.

Chapman, S. (1986). Radiological Procedures. London: Baillire Tindall.

Rasad S. (2006). Radiologi Diagnostik. Jakarta: balai pustaka.

(https://www.academia.edu/9977788/BAB_I)

Anda mungkin juga menyukai