Anda di halaman 1dari 16

Redo Faris Novrizki

03411640000066
Eksplorasi Seismik B
Resume Seismik

Sejarah Eksplorasi Seismik

Metode seismik merupakan salah satu bagian dari eksplorasi seismoligu yang
dikelompokkan dalam metode geofisika aktif, dimana pengukuran dilakukan dengan
menggunakan sumber seismik (ledakan, palu, dll). Setelah shot diberikan, terjadi gerakan
gelombang di dalam medium (tanah/batuan) yang memenuhi hukum-hukum elastisitas ke segala
arah dan mengalami pemantulan ataupun pembiasan akibat munculnya perbedaan kecepatan.
Kemudian, pada suatu jarak tertentu, gerakan partikel tersebut di rekam sebagai fungsi waktu.
Berdasarkan data rekaman inilah dapat ‘diperkirakan’ bentuk lapisan/struktur di dalam tanah.
Eksperimen seismik aktif pertama kali dilakukan pada tahun 1845 oleh Robert Mallet,
yang oleh kebanyakan orang dikenal sebagai bapak seismologi instrumentasi. Mallet mengukur
waktu transmisi gelombang seismik, yang dikenal sebagai gelombang permukaan, yang
dibangkitkan oleh sebuah ledakan. Mallet meletakkan sebuah wadah kecil berisi merkuri pada
beberapa jarak dari sumber ledakan dan mencatat waktu yang diperlukan oleh merkuri untuk be-
riak. Pada tahun 1909, Andrija Mohorovicic menggunakan waktu jalar dari sumber gempa bumi
untuk eksperimennya dan menemukan keberadaan bidang batas antara mantel dan kerak bumi
yang sekarang disebut sebagai Moho. Pemakaian awal observasi seismik untuk eksplorasi minyak
dan mineral dimulai pada tahun 1920an. Teknik seismik refraksi digunakan secara intemsif di Iran
untuk membatasi struktur yang mengandung minyak. Tetapi, sekarang seismik refleksi merupakan
metode terbaik yang digunakan di dalam eksplorasi minyak bumi. Metode ini pertama kali
didemonstrasikan di Oklahoma pada tahun 1921.
Metode seismik merupakan metode geofisika yang sangat populer dalam eksplorasi
hidrokarbon. Ketepatan dan resolusi tinggi dalam memodelkan struktur litologi bawah permukaan
menjadikan metode ini unggul dibandingkan dengan metode lainnya. Dukungan teknologi yang
canggih serta pesatnya penelitian dalam metode ini menjadi faktor kunci kesuksesan metode ini.
Pemetaan struktur bawah permukaan menggunakan metode seismik dilakukan dengan
memberikan energi gelombang ke dalam bumi dan menganalisis hasil pantulannya. Gelombang
seismik adalah gelombang elastik yang merambat dalam bumi. Perambatan gelombang ini
bergantung pada sifat elastisitas batuan. Gelombang seismik ada yang merambat melalui interior
bumi yang disebut body wave dan ada juga yang merambat melalui permukaan bumi yang disebut
Redo Faris Novrizki
03411640000066
Eksplorasi Seismik B
surface wave. Body wave dibedakan menjadi dua berdasarkan arah getarnya. Gelombang P
(Longitudinal) merupakan gelombang yang arah getarnya searah dengan arah perambatan
gelombang sedangkan gelombang yang arah getarnya tegak lurus dengan arah rambatannya
disebut gelombang S (transversal). Surface wave terdiri atas Raleigh wave (ground roll) dan Love
wave. Dalam menentukan litologi batuan dan struktur geologi, metode seismik aktif dikategorikan
menjadi dua bagian yaitu metode seismik refleksi dan seismik refraksi. Metode seismik refleksi
biasanya digunakan untuk menentukan litologi batuan dan struktur geologi pada kedalaman yang
dalam sedangkan metode seismik refraksi digunakan untuk menentukan litologi dan struktur
geologi yang relatif dangkal.

Elastisitas Medium dan Persamaan Gelombang Seismik

Jika sebuah medium/benda padat berada dalam keadaaan setimbang dipengaruhi gaya-
gaya yang berusaha menarik, menggeser, atau menekannya maka bentuk benda tersebut akan
berubah (terdeformasi). Jika benda kembali ke bentuknya semula bila gaya-gaya dihilangkan maka
benda dikatakan elastik. Hubungan antara gaya dan deformasinya dapat dijelaskan dengan
menggunakan konsep tegangan (stress), regangan (strain), hukum Hooke dan konstanta elastiknya.

Persamaan gelombang seismik menggunakan hukum snellius yaitu gelombang yang


melewati suatu medium akan dipantulkan dan dibiaskan seperti pada gambar 2.1. P merupakan
gelombang datang yang melewati suatu medium yang dipantul dan di biaskan, dari peristiwa
tersebut dapat dibuat persamaan
Redo Faris Novrizki
03411640000066
Eksplorasi Seismik B

Gambar 2.1 Gelombang P yang melewati suatu medium


(Jan van der Kruk,2005)

Mekanisme Penjalaran Gelombang Seismik.

Mekanisme penjalaran gelombang seismik didasarkan pada hukum Snellius, Prinsip


Huygens dan Prinsip Fermat. Penjelasan dari hukum Snellius, Prinsip Huygens dan Prinsip
Fermat dijelaskan sebagai berikut :

a. Hukum Snellius

Ketika gelombang seismik melalui lapisan batuan dengan impedansi akustik yang berbeda
dari lapisan batuan yang dilalui sebelumnya, maka gelombang akan terbagi. Gelombang tersebut
sebagian terefleksikan kembali ke permukaan dan sebagian diteruskan merambat dibawah
permukaan. Penjalaran gelombang seismik mengikuti Hukum Snellius yang dikembangkan dari
Prinsip Huygens, menyatakan bahwa sudut pantul dan sudut bias merupakan fungsi dari sudut
datang dan kecepatan gelombang. Gelombang P yang datang akan mengenai permukaan bidang

batas antara dua medium berbeda akan menimbulkangelombang refraksi dan refleksi.
Redo Faris Novrizki
03411640000066
Eksplorasi Seismik B

b. Prinsip Fermat

Dalam penjalarannya, gelombang akan memenuhi prinsip Fermat yaitu: “Gelombang yang
menjalar dari satu titik ke titik yang lain akan memilih lintasan dengan waktu tempuh tercepat”.

Jejak sinar juga menentukan arah dari aliran energi. Diantara serangkaian sinar dari suatu titik ke
titik yang lain, prinsip Fermat dapat diaplikasikan untuk membuang semua jejak sinar kecuali satu
jejak sinar yang memiliki waktu tempuh paling cepat. Prinsip fermat digunakan dalam menentukan
titik pemantul (reflektor) pada penjalaran gelombang refleksi.

c. Prinsip Huygens

Gelombang dalam media yang serba sama (homogen) menyebar dari titik sumber sebagai
bola yang mengembang dan selama proses pengembangannya gelombang ini akan menciptakan
muka-muka gelombang. Prinsip Huygens menyatakan bahwa muka gelombang yang tercipta juga
bersifat sebagai sumber gelombang baru.

Prinsip Huygens menjelaskan bahwa setiap titik pada muka gelombang merupakan sumber
gelombang baru yang menjalar dalam bentuk bola (spherical). Jika gelombang bola menjalar pada
Redo Faris Novrizki
03411640000066
Eksplorasi Seismik B
radius yang besar, gelombang tersebut dapat diperlakukan sebagai bidang. Garis yang tegak lurus
dengan muka gelombang tersebut di sebut wave-path atau rays atau sinar.

Kecepatan Perambatan Gelombang Seismik

Kecepatan perambatan Gelombang P dan S bervariasi, bergantung pada kedalaman bagia-


bagian bumi yang dilewati oleh gelombang tersebut. Perbedaan jenis gelombang seismik
dihasilkan oleh perubahan bentuk material-material batuan. Sebagai contoh, rekahan yang dalam
sepanjang patahan menghasilkan gelombang pendorong (P) dan memotong gelombang (S).
Tekanan terus menerus dari gelombang P menciptakan tekanan yang tiba-tiba dalam perambatan
gelombang yang mengakibatkan terjadinya formasi gerakan maju mundur di permukaan.
Akibatnya terjadi dorongan Gelombang S dan Gelombang P yang menyebabkan lemahnya
kecepatan Gelombang S dibandingkan Gelombang P

Teori Sinar Gelombang Seismik

Teori Bidang Batas

Dikarenakan medium bumi terdiri dari lapisan-lapisan batuan yang memiliki densitas dan
kecepatan yang berbeda pada setiap lapisannya, maka
Redo Faris Novrizki
03411640000066
Eksplorasi Seismik B
gelombang yang melewati bidang batas antar lapisan akan terpantulkan atau terbiaskan (hukum
Snellius ).

Teori Medium Elastis

Jika sebuah medium/benda padat berada dalam keadaaan setimbang dipengaruhi gaya-
gaya yang berusaha menarik, menggeser, atau menekannya maka bentuk benda tersebut akan
berubah (terdeformasi). Jika benda kembali ke bentuknya semula bila gaya-gaya dihilangkan maka
benda dikatakan elastik. Hubungan antara gaya dan deformasinya dapat dijelaskan dengan
menggunakan konsep tegangan (stress), regangan (strain), hukum Hooke dan konstanta elastiknya
(Modulus Young, Poisson Ratio, Modulus Bulk).

Karakteristik Event Seismik

Pengenalan dan pengidentifikasian dari kejadian kejadian seismik didasari oleh lima
karaktersitik yaitu:

 koheren
 ketinggian amplitude
 karakter
 pergerakan dip
 pergerakan normal
Redo Faris Novrizki
03411640000066
Eksplorasi Seismik B
Kelimannya adalah hal terpenting didalam pengenalan sebuah event. Ketika sebuah gelombang
yang dapat dikenali menyebar, makai a menghasilkan efek yang kira kira sama pada setiap
geophone.

Teori Sinyal dan Pemfilteran

Pemfilteran adalah suatu cara untuk mengekstrasi bagian data tertentu dari suatu himpunan
data, dengan menghilangkan bagian-bagian data yang tidak diinginkan. Filter dalam pengolahan
citra (secara khusus disebut filter digital) dirancang untuk menyaring informasi spectral, sehingga
menghasilkan citra baru yang mempunyai variasi nilai spectral yang berbeda dari citra data asli.
Ada bermacam-macam filter digital, tetapi dalam konteks penajaman citra terdapat dua macam
filter utama: filter high-pass dan filter low-pass. Berikut ini adalah macam – macam filter dalam
metode seismik :

- Low pass filter

Adalah filter yang digunakan untuk menghilangkan sinyal-sinyal yang memiliki frekuensi tinggi. Jadi yang
tersisa adalah sinyal – sinyal dengan frekuensi rendah .

- High pass filter

Adalah jenis filter yang digunakan untuk menghilangkan sinyal yang memiliki frekuensi rendah , sehingga
sinyal yang tersisa adalah sinyal yang memiliki nilai frekuensi tinggi.
Redo Faris Novrizki
03411640000066
Eksplorasi Seismik B

- Band pass filter

Adalah gabungan dari low pass filter dan high pass filter . Jenis filter ini akan menghilangkan sinyal-sinyal
yang memiliki frekuensi rendah dan tinggi. Sehingga kit akan mendapatkan keluaran sinyal – sinyal yang
memiliki frekuensi ditengah – tengah antara yang rendah dan yang tinggi.

- Band reject filter (notch)

Band reject filter atau disebut juga sebagai band stop filter adalah rangkaian elektronika yang berfungsi
untuk menahan sinyal dengan range frekuensi diatas frekuensi batas bawah (fL) dan dibawah range

frekuensi batas atas (fH).

Metode Seismik Refraksi

Metode seismik refraksi (seismik bias) merupakan salah satu metode yang banyak
digunakan untuk menentukan struktur geologi bawah permukaan. Metode seismik bias
menghasilkan data yang bila digunakan bersama-sama dengan data geologi dan perhitungan
Redo Faris Novrizki
03411640000066
Eksplorasi Seismik B
dengan konsep fisika dapat menampilkan informasi tentang struktur bawah permukaan dan
distribusi tipe batuan. Metode seismic refraksi merupakan metode yang umum digunakan dalam
bidang geoteknik seperti perencanaan pendirian bangunan, gedung, pabrik, bendungan, jalan raya,
landasan bandaradan sebagaimya

Akuisisi Metode Seismik Refraksi

Pengukuran Seismik Refraksi biasanya menggunakan dinamit, weigth drop dan palu
godam sebagai sumber getarannya. Sumber getaran dihubungkan dengan trigger yang tersambung
dengan alat perekam sinyal (recorder). Alat perekam sinyal 9recorder) dihubungkan juga dengan
geophone, yaitu alat yang peka terhadap getaran. Banyaknya geophone yang akan terpasang
tergantung dengan jenis alat perekam refraksinya terdiri dari satu channel, tiga channel atau 24
channel.

Alat-alat yang biasa digunakan untuk pengukuran seismik refraksi adalah:

1. Sumber Getaran (Palu, Weight Drop atau Dinamit)


2. Trigger (Penghubung sumber getaran dan pencatat getaran)
3. Perekam dan Display
4. Geophone
5. Alat Ukur satuan Panjang
6. Peta Lapangan
Redo Faris Novrizki
03411640000066
Eksplorasi Seismik B
7. Peralatan Komunikasi
8. Kompas
9. Lembar Data Lapangan

Pengolahan Data Seismik Refraksi

Data yang diperoleh dari hasil pengukuran seismik refraksi adalah berupa data waktu
penjalaran gelombang yang terekam oleh geophone. Kemudian data tersebut dipadukan dengan
data offset geophone sehingga menghasilkan data kecepatan penjalaran gelombang seismik tiap
lapisan dan data ketebalan lapisan. Untuk mengetahui berapa lapisan yang ada di bawah
permukaan, menggunakan grafik hubungan antara offset geophone dan waktu penjalaran
gelombang. Namun di bawah permukaan bumi ini tidak seluruhnya lapisan berbentuk horizontal
melainkan ada pula yang miring atau bahkan berundulasi. Untuk lapisan miring dan berundulasi
pada pengukuran seismik refraksi dapat digunakan beberapa metode untuk memudahkan dalam
interpretasi data, di antaranya sebagai berikut.

1. Metode Intercept Time


2. Metode Plus/Minus
3. Metode Hagiwara

Interpretasi Data Seismik Refraksi

Kegiatan interpretasi seismik adalah proses ekstraksi dari informasi geologi bawah
permukaan dari data seismik. Interpretasi dapat dikatakan sebagai proses pemisahan beberapa efek
data seismik. Data seismik refleksi terdiri dari; a. Kontinuitas reflekasi sebagai indikasi struktur
geologi, b. Variabilitas refleksi sebagai indikasi stratigrafi, fluida, dan struktur reservoir, c.
Wavelet seismik d. Noise dan defek data. Wavelet seismik muncul sebagai pulse dari energi
seismik, dimana energi ini dihasilkan oleh suatu sumber energi yang dipenetrasikan ke dalam
bumi, lalu direfleksikan dan menuju kebali ke permukaan pada receiver dengan membawa
informasi geologi di dalamnya. Wavelet yang terekam merupakan fase minimum dari beberapa
Redo Faris Novrizki
03411640000066
Eksplorasi Seismik B
bandwith frekuensi dan selama pemrosesan data hal tersebut dikonversikan ke dalam wavelet zero-
phase, kondisi ini membuat proses interpertasi menjadi lebih mudah dan lebih akurat. Seseorang
yang melakukan interpretasi tidak secara langsung menaruh perhatian pada wavelet itu sendiri,
namun lebih kepada infromasi geologi yang dibawa. Oleh karena itu, penting untuk memahami
karakteristik kondisi bawah permukaan berdasarkan informasi geologi yang ada.
Hasil inversi menggunakan metode refraction tomography dengan pendekatan non linier
least square inversion sehingga mendapatkan model penampang bawah permukaan berdasarkan
nilai kecepatan rambat gelombang. Forward refraction raytracing digunakan untuk menghitung
travel time dari model yang terbentuk. Selisih nilai travel time lapangan dan travel time model
digu untuk merubah parameter Vp blok dengan inversi. Terbentuk model Vp baru dihitung travel
time-nya lagi dengan forward refraction raytracing dilihat selisihnya dengan data lapangan hingga
diperoleh selisih nilainya minimum. Hasil inversi akan diperoleh selisih nilainya minimum. Hasil
inversi akan diperoleh model blocky , yang kemudian dikonturkan untuk mendapatkan visualisasi
lebih halus.

Metode Seismik Refleksi

Seismik Refleksi adalah salah satu dari dua metode seismik. Seismik Refleksi termasuk
metode geofisika eksplorasi yang menggunakan prinsip seismologi untuk dapat mengetahui sifat-
sifat batuan yang ada di bawah permukaan bumi dari respon gelombang seismik refleksinya
(gelombang pantul). Metode refleksi ini membutuhkan sumber energi sebagai sumber getarannya.
Contoh sumber energinya seperti dinamit, seismik vibrator atau yang biasa disebut dengan
Vibroseis, dan Air Gun. Hasil dari pengukuran seismik refleksi berupa penampang seismik yang
memperlihatkan penampang lapisan di bawah permukaan bumi beserta strukturnya. Sumber energi
seismik refleksi menghasilkan getaran yang menjalar di bawah permukaan bumi yang kemudian
akan terpantulkan kembali ke atas permukaan melalui bidang reflektor yang berupa batas lapisan
batuan. Gelombang yang terpantulkan tersebut direkam dan diterima oleh alat perekam gelombang
bernama geophone yang terpasang di permukaan.
Redo Faris Novrizki
03411640000066
Eksplorasi Seismik B
Akuisisi Metode Seismik Refleksi

Akuisisi data seismik merupakan kegiatan untuk memperoleh data dari lapangan yang
disurvey. Akuisisi yang baik sangat penting untuk mendapatkan data yang baik dan benar.
Persiapan awal yang harus dilakukan adalah menentukan parameter-parameter lapangan yang
cocok dari daerah survey. Penentuan parameter tersebut dilakukan untuk menetapkan parameter
awal dalam suatu racangan survey yang dipilih sedemikian rupa sehingga dalam pelaksanaannya
akan diperoleh informasi target selengkap mungkin dengan noise serendah mungkin. Di dalam
survey kemungkinan pasti adanya masalah yang timbul pada saat pengukuran. Conthnya :

1. Kedalaman Target
2. Kualitas Refleksi
3. Resolusi Vertikal yang di inginkan
4. Kemiringan Target
5. Ciri-ciri Jebakan
6. Masalah Noise yang khusus
7. Problem Logistik Team
8. Proses Spesial yang di inginkan
Redo Faris Novrizki
03411640000066
Eksplorasi Seismik B

Pengolahan Data Seismik Refleksi

Pengolahan Data Seismik adalah proses pemrosesan data agar mendapatkan penampang
seismik yang mewakili daerah bawah permukaan yang siap untuk diinterpretasikan. Tahap-tahap
Pengolahan data seismik adalah:

1. Pemrosesan Rutin data Seismik


2. Proses Koreksi Statik
3. Proses Konvolusi dan Koreasi
4. Proses pembuatan Sintetik Seismogram
5. Filtering (Filter frekuensi, wiener, spike, f-k dan lain-lain)
6. Proses Migrasi
7. Pemodelan Geometri

Analisa Kecepatan Gelombang Seismik

Kecepatan gelombang seismik dalam formasi bawah permukaan adalah salah satu
informasi penting yang akan digunakan untuk konversi data seismik dari domain waktu ke
kedalaman. Sumber data kecepatan yang paling akurat didapat dari pengukuran check-shot sumur
tetapi metoda tersebut hanya dapat dilakukan pada area yang sangat dekat dengan lokasi sumur,
pada kenyataannya interpretasi dilakukan pada area-area yang jauh dari lokasi sumur. Masalah
lainnya adalah adanya struktur geologi yang kompleks sehingga menimbulkan variasi kecepatan
terhadap kedalaman. Hal-hal tersebut dapat menimbulkan masalah dalam penentuan posisi
struktur dan masalah pada waktu dilakukan proses migrasi. Oleh karena itu analisa kecepatan
adalah suatu proses yang sangat penting dalam tahapan pemrosesan data seismik.

Migrasi Gelombang Seismik Refleksi

Migrasi Seismik adalah tahapan alternatif penting dalam pengolahan data seismik dalam
pengolahan data seismik yang bertujuan untuk memindahkan reflektormiring ke posisi yang
sebenarnya pada penampang seismik. Migrasi juga mampu menghilangkan efek difraksi sehingga
Redo Faris Novrizki
03411640000066
Eksplorasi Seismik B
dapat memperjelas gambaran struktur detil bawah permukaan. Migrasi dapat juga dipandang
sebagai suatu proses yang dapat meningkatkan resolusi spasial penampang seismik.

Melalui migrasi didapatkan sejumlah parameter yang berbeda sebagai koreksi yaitu:

1. Migrasi memperbesar sudut kemiringan


2. Memperpendek reflektor
3. Memindahkan reflektor ke arah up dip
4. Memperbaiki resolusi lateral

Migrasi juga merupakan suatu step processing dalam pengolahan data seismik yang bertujuan
untuk memetakan event – event seismik pada posisi yang sebenarnya[1] yang berarti memindahkan
titik refleksi dari titik perekaman ke titik reflector sesungguhnya. Kesalahan posisi ini di akibatkan
oleh adanya smearing effect yang di hasilkan dari reflector miring atau difraksi sesar dan struktur
geologi lainnya seperti antiklin dan siklin. Tujuan dari migrasi ini adalah untuk membuat
penampang stack sehingga terlihat seperti keadaan struktur geologinya dalam domain kedalaman
di sepanjang lintasan seismik.

Proses migrasi yang menghasilkan penampang migrasi dalam kawasan waktu disebut
dengan migrasi waktu (time migration). Migrasi ini umumnya dapat berlaku selama variasi
kecepatan secara lateral kecil hingga sedang . Jika variasi kecepatan secara lateral besar maka
migrasi waktu tidak dapat menghasilkan gambar bawah permukaan baik dan benar. Untuk
mengatasi hal ini di lakukan teknik migrasi dalam kawasan kedalaman (depth migration), dimana
hasil migrasi di tampilkan dalam kawasan kedalaman.
Interpretasi Kualitatif & Kuantitatif

Interpretasi seismik itu terdiri dari 2 bagian, yaitu interpretasi kualitatif dan interpretasi
kuantitatif. Interpretasi kualitatif itu contohnya seperti menentukan batas - batas antar formasi
menggunakan penunjuk refleksi refleksi kuat pada data penampang seismik, jadi masih belum
menggunakan dasar perhitungan apa - apa. penarikan horison sebagai representasi dari batas antar
formasi juga tanpa guidance dari data sumur. biasanya tahapan ini dilakukan di lapangan yang
masih "virgin" a.k.a belum pernah dibor sama sekali. sedangkan interpretasi kuantitatif itu terdiri
dari macam - macam metode geofisika seperti inversi seismik, analisis atribut seismik, dsb.
Redo Faris Novrizki
03411640000066
Eksplorasi Seismik B
tahapan interpretasi biasanya diawali dengan kualitatif lalu kemudian ke kuantitatif. sejatinya kita
akan memulai sesuatu dengan yang lebih umum dulu baru ke yang khusus kan.

Inversi Data Seismik dan Atribut Seismik

Seismik inversi adalah proses pemodelan geofisika yang dilakukan untuk memprediksi
informasi sifat fisis bumi berdasarkan informasi rekaman seismik yang diperoleh.Upaya inversi
merupakan kebalikan (inverse) dari upaya pengambilan data seismik (forward modeling).
Sebagaimana yang kita ketahui forward modeling adalah operasi konvolusi antara wavelet sumber
dengan kontras impedansi akustik bumi (koefisien refleksi). Proses inversi merupakan proses
'pembagian' rekaman seismik terhadap wavelet sumber yang diprediksi.
Atribut seismik merupakan penyajian dan analisa data seismik berdasarkan informasi
utama, yaitu informasi waktu, frekuensi, amplitudo dan fase pada jejak seismik kompleks. Atribut
seismik memberikan informasi parameter-parameter fisis batuan bawah permukaan seperti
amplitudo dan fase yang secara tidak langsung diperoleh melalui data seismik. Atribut seismik
sekarang telah megalami banyak perkembangan sehingga semakin banyak informasi yang dapat
diekstrak dan ditampilkan untuk keperluan interpretasi. Atribut seismik dapat memperlihatkan
cara pandang antara antara amplitudo dan fase secara terpisah. Informasi yang terkandung dalam
amplitudo dapat diinterpretasi tersendiri dan tidak bercampur dengan informasi dari fase, demikian
juga sebaliknya.

Aplikasi seismik untuk eksplorasi


Seismik dapat digunakan untuk kegiatan eksplorasi air tanah, minyak bumi, hidrokarbon
lainnya, serta aplikasi di bidang geoteknik.
Redo Faris Novrizki
03411640000066
Eksplorasi Seismik B
DAFTAR PUSTAKA

Ayers, J. F., 1999, Analysis of Travel time Data By Seismic Refraction Inverse Modelling,
University of Nebraska Lincoln, Nebraska Lincoln.

Hawkins, L.V., 1961, The Reciprocal Method of Routine Shallow Seismic Refraction
Investigation: Geophysics, volume XXVI no 6 (November 1961), pp 806 – 819.

https://id.wikipedia.org/wiki/Migrasi_Seismik

Reynolds et al, 1998. An Introduction to Applied and Environmental Geophysics. John


Wiley and Sons

Sismanto, 1996, Akuisisi Data Seismik Seri Kegiatan Seismik Eksplorasi, Universitas
Gajah Mada Press: Yogyakarta.

Taib, M. I. T., 2000, Seismik Refraksi, Institut Teknologi Bandung Press: Bandung.

Walker R & Wong C. 2005. Seismic multi-attribute analysis for lithology discrimination
in Ganso Field, Oficina Formation, Venezuela, The Leading Edge. p. 1160 – 1162

Anda mungkin juga menyukai