DENGAN APENDISITIS
OLEH KELOMPOK V :
Puji dan syukur dipanjatkan kepada Allah SWT karena atas berkat, anugerah dan rahmat-
Nya, akhirnya kami dapat menyelesaikan Tugas ini yang berjudul “Asuhan Keperawatan Pada
Pasien Dengan Apendisitis” Tugas ini disusun sebagai salah satu bentuk untuk memenuhi tugas
pada mata kuliah Sistem Pencernaan
Kami mengakui bahwa dalam penulisan tugas ini masih banyak kekurangan. Hal ini
disebabkan karena keterbatasan kemampuan, pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki
penulis. Walaupun demikian kami berharap tugas ini dapat bermanfaat baik untuk penulis
maupun pihak lain yang menaruh minat terhadap masalah ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
COVER ........................................................................................................................................... 1
DAFTAR ISI................................................................................................................................... ii
BAB II............................................................................................................................................. 5
A. Pengertian ......................................................................................................................... 5
B. Etiologi ............................................................................................................................. 5
C. Patofisiologi ..................................................................................................................... 6
D. Pathway ............................................................................................................................ 7
G. Komplikasi ..................................................................................................................... 10
ii
H. Penatalaksanaan ............................................................................................................. 10
A. Pengkajian ...................................................................................................................... 11
D. Diagnosa keperawatan.................................................................................................... 14
E. Intervensi ........................................................................................................................ 14
BAB IV ......................................................................................................................................... 18
RESUM KASUS........................................................................................................................... 18
A. Pengkajian ...................................................................................................................... 18
B. Indentitas ........................................................................................................................ 18
D. Kebutuhan-Bio-Psiko-Sosial-Spiritual ........................................................................... 20
G. Therapy........................................................................................................................... 25
iii
I. Diagnosa Keperawatan Prioritas ........................................................................................ 27
BAB V .......................................................................................................................................... 33
PEMBAHASAN ........................................................................................................................... 33
BAB VI ......................................................................................................................................... 34
PENUTUP..................................................................................................................................... 34
A. Kesimpulan..................................................................................................................... 34
B. Saran ............................................................................................................................... 34
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Kesehatan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi kehidupan manusia.
Petugas kesehatan khususnya perawat dalam hal ini memiliki tanggung jawab untuk
meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan untuk memberikan suatu pelayanan
kesehatan yang baik kepada masyarakat. Salah satu contohnya adalah kurangnya
konsumsi makanan berserat dalam menu sehari-hari, diduga sebagai salah satu
penyebab terjadinya masalah kesehatan yaitu apendisitis (Sulistiyawati, Hasneli,
Novayelinda, 2012).
Apendiks sering disebut juga umbai cacing. Istilah usus buntu yang dikenal di
masyarakat awam adalah sekum. Apendiks merupakan organ berbentuk tabung,
panjangnya kira-kira 10 cm (kisaran 3-15 cm), dan berpangkal di sekum. Lumennya
sempit di bagian proksimal dan melebar di bagian distal (Sjamsuhidayat, 2004).
Apendiks mengeluarkan lendir 1-2 ml per hari. Lendir itu secara normal dicurahkan ke
dalam lumen dan selanjutnya dialirkan ke sekum. Adanya hambatan dalam pengaliran
tersebut merupakan salah satu penyebab timbulnya apendisitis (Sander, 2011), hal ini
merupakan penyebab tersering nyeri abdomen akut dan memerlukan tindakan bedah
segera untuk mencegah komplikasi yang umumnya berbahaya (Sjamsuhidajat, 2010),
biasanya memiliki durasi tidak lebih dari 48 jam (Craig, 2014), ditandai dengan keluhan
nyeri didaerah umbilikus atau periumbilikus yang disertai dengan muntah. Dalam 2-12
jam nyeri akan beralih kekuadran kanan bawah, yang akan menetap dan diperberat bila
berjalan (Yusrizal,2012 dalam Mansjoer 2000)
Penyakit ini dapat terjadi pada semua umur, tetapi umumnya terjadi pada dewasa dan
remaja muda, yaitu pada umur 10-30 tahun (Agrawal, 2008) dan insiden tertinggi pada
kelompok umur 20-30 tahun (Sjamsuhidajat, 2010). Apendisitis akut sama-sama dapat
terjadi pada laki-laki maupun perempuan, tetapi insidensi pada laki-laki umumnya lebih
1
banyak dari perempuan terutama 2 pada usia 20-30 tahun (Sjamsuhidajat, 2010), hal ini
juga bisa dilihat pada penelitian Haider Kamran di Ayub Teaching Hospital Pakistan,
menunjukkan dari 100 pasien apendisitis akut, 58% adalah laki-laki dan 42% adalah
perempuan. Selain itu, penelitian dari Rafael Nunes Goulart di Rumah Sakit Regional de
Sao Jose Brazil menunjukkan bahwa 60,9% pasien apendisitis akut adalah laki-laki.
Tetapi, penelitian dari Anggi Patranita Nasution di RSU Dokter Soedarso Pontianak
menunjukkan bahwa dari 100 penderita apendisitis paling banyak ditemukan pada
perempuan yaitu sebanyak 54 orang ( 54%) dan lakilaki sebanyak 46 orang (46%). Selain
itu, penelitian dari Marisa di RSUD Tugurejo Semarang menunjukkan bahwa apendisitis
akut lebih banyak pada perempuan yaitu 64,2%, sedangkan pada apendisitis perforasi
lebih sering pada laki-laki yaitu 55,4%.
Apendisitis akut merupakan salah satu kasus tersering dalam bidang bedah abdomen.
Selain itu, juga di laporkan hasil survey angka insidensi apendisitis, dimana terdapat 11
kasus apendisitis pada setiap 1000 orang di Amerika (Dahmardehei, 2013). Menurut
WHO (World Health Organization), indisdensi apendisitis di Asia pada tahun 2004
adalah 4,8% penduduk dari total populasi. Menurut Departemen Kesehatan RI di
Indonesia pada tahun 2006, apendisitis menduduki urutan keempat penyakit terbanyak
setelah dispepsia, gastritis, dan duodenitis dengan jumlah pasien rawat inap sebanyak
28.040. Selain itu, pada tahun 2008, insidensi apendisitis di Indonesia menempati urutan
tertinggi di antar kasus kegawatan abdomen lainnya.
Nyeri adalah suatu gejala kompleks dengan aspek psikologis (nosisepsi : deteksi saraf
terhadap nyeri) dan psikologis (ansietas, depresi), dan merupakan konsekuensi
pembedahan yang tidak dapat dihindari (Grace, 2006). Nyeri adalah segala sesuatu yang
dikatakan seseorang tentang nyeri tersebut dan terjadinya kapan saja seseorang
mengatakan bahwa ia merasa nyeri. Secara umum nyeri dibagi menjadi dua, yaitu nyeri
akut dan nyeri kronik (Potter, 2005).
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
3.Manfaat Penulisan
4
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Pengertian
1. Appendiks adalah : Organ tambahan kecil yang menyerupai jari, melekat pada sekum
tepat dibawah katup ileocecal ( Brunner dan Sudarth, 2002 hal 1097 ).
2. Appendicitis adalah : suatu peradangan pada appendiks yang berbentuk cacing, yang
berlokasi dekat katup ileocecal (long, Barbara C, 1996 hal 228)
3. Appendicitis adalah : Peradangan dari appendiks vermiformis, dan merupakan
penyebab abdomen akut yang paling sering. (Arif Mansjoer ddk 2000 hal 307 ).
4. Appendiks adalah ujung seperti jari-jari yang kecil panjangnya kira-kira 10 cm (4
inchi), melekat pada sekum tepat di bawah katup ileosekal (Smeltzer, Suzanne, C.,
2001).
B. Etiologi
Appendicitis belum ada penyebab yang pasti atau spesifik tetapi ada factor prediposisi
Yaitu :
1. Factor yang tersering adalah obtruksi lumen. Pada umumnya obstruksi ini terjadi
karena :
a. Hiperplasia dari folikel limfoid, ini merupakan penyebab terbanyak
b. Adanya faekolit dalam lumen appendiks
c. Adanya benda asing seperti biji – bijian
d. Striktura lumen karena fibrosa akibat peradangan sebelumnya
2. Infeksi kuman dari colon yang paling sering adalah E. Coli dan streptococcus
3. Laki – laki lebih banyak dari wanita. Yang terbanyak pada umur 15 – 30 tahun
(remaja dewasa). Ini disebabkan oleh karena peningkatan jaringan limpoid pada masa
tersebut.
5
4. Tergantung pada bentuk appendiks
a. Appendik yang terlalu panjang
b. Messo appendiks yang pendek
c. Penonjolan jaringan limpoid dalam lumen appendiks
d. Kelainan katup di pangkal appendiks
C. Patofisiologi
Appendiks terinflamasi dan mengalami edema sebagai akibat terlipat atau tersumbat ,
kemungkinan oleh faecalit ( massa keras dari faeces ), tumor , benda asing , bacterial dan
virus. Proses inflamasi meningkatkan tekanan intraluminal, menimbulkan nyeri abdomen
atas atau menyebar hebat secara prodresif, dalam beberapa jam, terlokalisasi di kuadran
kanan bawah dari abdomen, akhirnya appendiks yanag terinflamasi berisi pus.
Sebagian kecil dari appendiks dapat menjadi membengkak atau nekrosis. Tekanan
didalam appendiks meningkat dengan cepat , menimbulkan nekrosis yang cepat dari
dinding appendiks dengan diikuti oleh perforasi.
6
D. Pathway
7
E. Manifestasi Klinis
1. Nyeri kuadran bawah biasanya disertai dengan demam derajat rendah, mual, dan
sering kali muntah.
2. Pada titik McBurney (terletak dipertengahan antara umbilicus dan spina anterior dari
ilium) nyeri tekan setempat karena tekanan dan sedikit kaku dari bagian bawah otot
rectum kanan.
3. Nyeri alih mungkin saja ada, letak appendiks mengakibatkan sejumlah nyeri tekan,
spasme otot, dan konstipasi atau diare
4. Tanda rovsing (dapat diketahui dengan mempalpasi kuadran kiri bawah, yang
menyebabkan nyeri pada kuadran kanan bawah)
5. Jika terjadi ruptur appendiks, maka nyeri akan menjadi lebih menyebar, terjadi
distensi abdomen akibat ileus paralitik dan kondisi memburuk.
F. Pemeriksaan penunjang
1. Gejala appendicitis ditegakkan dengan anamnesa, ada 4 hal yang penting adalah :
a. Nyeri mula – mula di epeigastrium (nyeri visceral) yang beberapa waktu
kemudian menjalar keperut kanan bawah.
b. Muntah oleh karena nyeri visceral
c. Panas (karena kuman yang menetap di dinding usus)
d. Gejala lain adalah badan lemah dan kurang nafsu makan, penderita nampak sakit,
menghindarkan pergerakan di perut terasa nyeri.
8
2. Pemeriksaan yang lain
a. Lokalisasi
Jika sudah terjadi perforasi, nyeri akan terjadi pada seluruh perut,tetapi paling
terasa nyeri pada titik Mc Burney. Jika sudah infiltrat, insfeksi juga terjadi jika
orang dapat menahan sakit, dan kita akan merasakan seperti ada tumor di titik Mc.
Burney
b. Test Rectal
Pada pemeriksaan rectal toucher akan teraba benjolan dan penderita merasa
nyeri pada daerah prolitotomi.
c. Psoas sign
Pasien terlentang, tungkai kanan lurus dan ditahan oleh pemeriksa.Pasien
disuruh aktif memfleksikan articulation coxae kanan, akanterasa nyeri di perut
kanan bawah ( cara aktif ) pasien miring kekiri, paha kanan dihiperekstensi oleh
pemeriksa, akan terasa nyeridi perut kanan bawah ( cara pasif ).
3. Pemeriksaan Laboratorium
a. Leukosit meningkat sebagai respon fisiologis untuk melindungi tubuh terhadap
mikroorganisme yang menyerang pada appendicitis akut dan perforasi akan
terjadi leukositosis yang lebih tinggi lagi.
b. Hb (hemoglobin) nampak normal
c. Laju endap darah (LED) meningkat pada keadaan appendicitis infiltrat
d. Urine penting untuk melihat apa ada insfeksi pada ginjal.
4. Pemeriksaan Radiologi
Pada foto tidak dapat menolong untuk menegakkan diagnosaappendicitis akut,
kecuali bila terjadi peritonitis, tapi kadang kala dapat ditemukan gambaran sebagai
berikut :
a. Adanya sedikit fluid level disebabkan karena adanya udara dan cairan
9
b. Kadang ada fekolit (sumbatan)
c. Pada keadaan perforasi ditemukan adanya udara bebas dalam diafragma
G. Komplikasi
H. Penatalaksanaan
Kuadran kanan bawah abdomen dengan rebound tenderness (nyeri tekan lepas),
peninggian laju endap darah, tanda psoas yang positif, nyeri tekan rectal pada sisi
kanan. Pasien disuruh istirahat di tempat tidur, tidak diberikan apapun juga per orang.
Cairan intravena mulai diberikan, obat – obatan seperti laksatif dan antibiotik harus
dihindari jika mungkin.
2. Terapi bedah :
3. Terapi antibiotik,
Terapi antibiotic ini diberikan tetapi anti intravena harus diberikan selama 5 – 7
hari jika appendicitis telah mengalami perforasi.
10
BAB III
A. Pengkajian
1. Indentitas
a. Identitas pasien post apendikitis yang menjadi dasar pengkajian meliputi : nama,
kebanyakan terjadi pada laki – laki, umur 20 – 30 tahun, pendidikan, pekerjaan,
agama, alamat, diagnosa medis, nomor rekam medis, tanggal masuk rumah sakit,
tanggal pengkajian.
b. Identitas penanggung jawab meliputi nama, umur, jenis kelamin, pendidikan,
pekerjaan, agama, alamat, hubungan dengan klien.
2. Keluhan utama
Pada saat dikaji, pasien dengan post operasi appendisitis paling sering di temukan
adalah nyeri. Nyeri yang dirasakan pasien seperti diremas remas ataupun rasa nyeri
seperti ditusuk tusuk.
11
B. Pengkajian Pola Gordon
3. Pola eliminasi
Pada pasien appendisitis akut dengan post appendiktomi BAK dan BAB tidak
mengalami gangguan pada pasien post operasi appendikitis.
12
7. Pola konsep diri dan persepsi diri
Pada pasien appendisitis akut dengan post appendiktomi pasien cemas tentang
penyakitnya, pasien percaya diri, pasien berharap penyakitnya segera sembuh
dengan pengobatan medis.
C. Pemeriksaan fisik
Keadaan umum
Keadaan umum pada pasien post operasi appendiitis akut mencapai kesadaran
penuh,keesadaran menunjukan keadaan sakit ringan sampai berat tergantung pada
periode rasa nyeri. Tanda vital pada umumnya stabil kecuali akan menggalami kesakitan
pada pasien yang mengalami perforrasi appendik.
13
D. Diagnosa keperawatan
E. Intervensi
14
f) Memberikan informasi kepada pasien dan keluarga tentang penyebab
nyeri dan lama nyeri akan berlangsung R/ Pengetahuan tentang
mengurangi nyeri
g) Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian obat analgetik R/
Analgetik akan mengurangi rasa nyeri.
2. Diagnosa II : Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan infasi kuman pada luka
operasi
Intervensi :
15
3. Diagnosa III : Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
kurangnya asupan makanan yang adekuat
16
b) Membatu memenuhi kebutuhan pasien R/ untuk membatu memenuhi
kebutuhaan pasien
c) Menganjurkan keluarga untuk memenuhi kebutuhan pasien R/
kebutuhan pasien tepenuhi
d) Hindari menjadwalkan aktivias perwaan selama periode istirahat R/
agar istirahat teerpenuhi
e) Kolaborasi dengan ahli okupasi untuk membantu progrram aktivita R/
Untuk memenuhi kebutuhan aktivitas
17
BAB IV
RESUM KASUS
A. Pengkajian
B. Indentitas
1. Identitas
Pasien Nama : Nn. N
Umur : 15 tahun
Alamat : Kalierang
Jenis Kelamin : Perempuan
Status Perkawinan : Belum Menikah
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Pelajar
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
Tanggal Masuk : 25 Januari 2016 pukul 09.40 WIB No.
RM : 9847XX
Diagnosa Medis : Apendisitis
2. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Ny. M
Umur : 46 Tahun
Alamat : Kalierang
Hubungan : Ibu
18
C. Riwayat kesehatan
1. Keluhan Utama saat MRS
Klien mengeluh nyeri pada kuadran kanan bawah.
2. Keluhan Utama saat pengkajian
Pada saat pengkajian, klien mengatakan nyeri pada perut kanan bawah, klien
mengatakan sekarang merasa cemas dan takut dengan tindakan oprasi apendiktomi
yang akan dijalaninya.
3. Riwayat Penyakit Sekarang
Klien datang ke poli bedah RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo pada tanggal 25
Januari 2016 pukul 09.40 WIB. Di poli bedah RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo
klien mengatakan sudah mengalami nyeri sekitar 1 minggu yang lalu. Klien
dilakukan pemeriksaan oleh dokter dan klien di diagnosa terkena apendiksitis.
Dokter menyarankan agar klien direncanakan rawat inap untuk persiapan operasi
apendiks. Klien dibawa ke ruang Kenanga RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo pada
tanggal 25 Januari 2016 pukul 11.30 untuk mendapatkan perawatan. Rencana
tindakan Apendiktomy pada tanggal 27 Januari 2016. Hasil pemeriksaan
Laboratorium dengan Leukosit 12910u/L.Klien mengeluh nyeri pada perut kanan
bawah sejak ± satu minggu yang lalu, klien mengalami demam tinggi, lemas, pusing
dan di perut bagian kanan bawah terasa nyeri semakin bertambah sakit ketika
bergerak dan nyeri timbul sewaktu-waktu. Nyeri seperti diremas-remas. Nyeri perut
kanan saat ditekan. Skala nyeri 6. Klien mengatakandemam / panas sejak 2 hari yang
lalu danbadannya meriang.
Klien juga mengatakan takut/merasa khawatir tentang kondisi yang dialaminya
sekarang dengan rencana tindakan operasi yang dijadwalkan tanggal 27 januari
2016. Klien menyatakan cemas bila mengingat penyakitnya.Pemeriksaan tanda-
tanda vital klien didapat TD: 100/70mmHg, nadi: 96 x/menit, Suhu: 37,60C, RR:
20x/menit.
4. Riwayat Penyakit Sebelumnya
Klien mengatakan belum pernah mengalami sakit yang sama sebelumnya dan belum
pernah melakukan operasi apapun.
19
5. Riwayat Penyakit Keluarga
Klien mengatakan tidak ada keluarga yang mempunyai penyakit yang sama.
D. Kebutuhan-Bio-Psiko-Sosial-Spiritual
21
13. Belajar
Sebelum sakit dan saat pengkajian pasien terbiasa membaca buku saja. Klien
mengatakan sudah mulai latihan-latihan ujian nasional. Sekarang di RS hanya bisa
baca-baca buku.
14. Ibadah
Saat pengkajian pasien mengatakan tidak dapat beribadah karena sakit.
E. Pemeriksaan fisik
22
8. Abdomen : Pemeriksaan fisik abdomen dilakukan dengan empat tahap inspeksi,
auskultasi, palpasi dan perkusi. Inspeksi didapat abdomen klien bersih. Auskultasi
abdomen klien didapat bising usus klien aktif di empat kuadran dengan frekuensi 12
kali/ menit.Palpasi yang dilakukan yaitu pemeriksaan pada area kanan bawah
terdapat nyeri tekan dan nyeri saat membungkuk/setiap gerak. Perkusi yang
dilakukan terdapat bunyi timpani. Klien sering memegangi perutnya yang sakit.
Kulit teraba panas.
9. Genitalia : Jenis kelamin perempuan kelainan tidak terkaji
10. Anus : Tidak ada tanda tanda peradangan, kebersihannya cukup
11. Ekstremitas :
Atas : Tangan kanan terpasang IVFD RL 20 tpm
Bawah : Tidak terdapat luka, edema, ataupun sianosis pada kuku.
F. Pemeriksaan Penunjang
Hasil
Nama pemeriksa Satuan Nilai Normal
Tgl 25/01/2016
23
Hemoglobin 14.8 12-16
Fl
Basofil 0.1 0–1
24
Kejernihan Jernih Jernih
Kimia 1.010-1.030
PH 8.0 Negative 4
Leukosit 500
G. Therapy
1. Ceftriaxone 3 x 1 gram
2. IVFD RL 20 tpm
3. Ranitidin 2x50mg
25
H. Analisa Data
Skala nyeri 6
26
lalu dan TTV: TD: 100/70mmHg, infeksi/proses penyakit
27
J. Intervensi Keperawatan
2. 25 januari Ansietas b.d kurang pengetahuan setelah dilakukan 1. Monitor tingkat 1. Dengan mengetahui
2016 tentang prosedur operasi ditandai tindakan keperawatan kecemasan klien tentang lingkup
dengan : pada Nn. N selama 2x24 1x/hari. kecemasan klien
DS : jam diharapkan ansietas akan memudahkan
Klien mengatakan takut/merasa akan teratasidengan 2. Beri kesempatan klien pe-nentuan
khawatir tentang kondisi yang kriteria: Klien mengerti untuk mengungkapkan intervensi
dialaminya sekarang dengan tentang penyakit atau keluhannya. selanjutnya.
rencana tindakan operasi yang kondisi yang dialaminya. 2. Dengan
dijadwalkan tanggal 27 januari Klien kooperatif dalam 3. Beri informasi tentang mendengarkan
2016. perawatan dan perawatan yang keluhan, klien akan
DO : pengobatan. Ekspresi diperlukan selama merasa diperhatikan
-Ekspresi wajah tegang wajah tidak tegang dirawat dan dapat
-Klien dan keluarga selalu mengurangi
bertanya tentang kondisnya. 4. Ciptakan lingkungan kecemasannya.
Klien terlihat gelisah yang nyaman dan 3. Pemberian
tenang informasi yang
adekuat dapat
menurunkan
kecemasan klien
dan dapat
melakukan pera-
watan dengan baik.
4. Agar klien tidak
me-rasa bosan
dalam menghadapi
perawatan.
3. 25 januari Hipertermi berhubungan dengan setelah dilakukan 1. Observasi TTV 1. Untuk mengetahui
2016 infeksi/proses penyakit pada tindakan keperawatan terutama suhu perkembangan
apendiks ditandai dengan: pada Nn. N selama 2x24 2. Berikan kompres suhu tubuh klien
29
DS: jam diharapkan hangat 2. Membantu
- Klien mengatakan demam / hipertermi akan teratasi 3. Anjurkan menghilangkan
panas sejak 2 hari yang lalu dan dengan kriteria: menggunakan pakaian panas secara
- klien mengatakan badannya Pasientidak demam, suhu tipis konduksi
meriang. tubuhpasien dalambatas 4. Batasi aktivitas fisik 3. Untuk membantu
DO: normal(36,8 – 37,30C.), 5. Anjurkan banyak penguapan
- Kulit teraba panas. kulitpasien tidakteraba minum 4. Aktivitas dapat
- TTV: TD: 100/70mmHg, nadi: hangat, kulitpasien tidak 6. Kolaborasi dalam meningkatkan
96 x/menit, Suhu: 37,60C, RR: kemerahan. pemberian antibiotic: metabolism
20x/menit. ceftriaxone 1gr. 5. Minum/cairan
dapat membantu
mengatur suhu
tubuh
6. Antibiotic berguna
untuk membunuh
kuman penyebab
infeksi
4. 25 januari (tentang penyakit & pengobatan) setelah dilakukan 1. Diskusikan tentang 1. pemahaman
2016 berhubungan dengan kurang tindakan keperawatan pengobatan yang tentang penyakit
informasi tentang penyakit dan pada Nn. N selama 1x24 diberikan dan efek dapat
prosedur tindakan.. jam diharapkan samping obat. meningkatkan
DS : pengetahuan klien 2. Berikan informasi kerjasama dengan
- klien sering menanyakan tentang proses penyakit untuk membatasi program terapi.
tentang penyakitnya. dan pengobatannya aktivitas guna 2. Berikan penjelasan
DO : meningkat dengan mencegah kelelahan. tgg penyakit dan
- klien nampak sering bertanya kriteria :klien 3. Jelaskan prosedur pengobatannya.
dank lien nampak khawatir. menyatakan telah tindakan pembedahan 3. Menambah
- TTV: TD: 100/70mmHg, nadi: memahami tentang pengetahuan kien
96 x/menit, Suhu: 37,60C, RR: penyakit dan tentang tindakan
20x/menit. pengobatannya, klien yang akan
kooperatif dalam
30
program pengobatan. diberikan.
Kode
Tanggal Jam Implenentasi Evaluasi
NDX
25 1. 11.30 Mengkaji tingkat nyeri, lokasi, karakteristik dan Evaluasi tgl 25/01/2016 pukul 21.00
Januari integritas nyeri dengan skala (0-10) S : - Klien mengatakan abdomen masih terasa sakit.
2016 Skala nyeri 4
11.40 Mengukur tanda-tanda vital (TD, N, RR, S) O :- Ekspresi wajah nampak meringis
- Pasien rencana operasi
11.50 Mengajarkan teknik relaksasi : nafas dalam - Tanda-tanda vital
TD: 100/70mmHg, nadi: 96 x/menit, Suhu:
12.20 Memberikan kompres hangat selama 20 menit 37,60C, RR: 20x/menit
A : Masalah belum teratasi
12.20 Memberikan posisi yang nyaman pada klien P : Lanjutkan intervensi
1. Kaji tingkat nyeri
16.00 Memberikan kompres hangat selama 20 menit 2. Observasi tanda-tanda vital
3. Anjurkan teknik relaksasi nafas dalam jika nyeri
4. Memberikan kompres hangat pada abdomen
25 2. 21.00 Memonitor tingkat kecemasan klien Evaluasi tgl 25/01/2016 pukul 21.00
Januari S : Klien mengatakan masih sedikit merasa cemas
2016 11.40 memberikan kesempatan klien untuk terhadap Penyakitnya
mengungkapkan keluhannya O : Klien nampak gelisah
A : Masalah belum teratasi
12.20 Memberikan informasi tentang perawatan yang P : Lanjurkan intervensi
dilakukan selama sakit, 1. Kaji tingkat kecemasan klien
2. Dengarkan semua keluhan
12.30 3. Bantu untuk mengidentifikasi cara untuk
31
Memberikan dorongan spiritual pada klien memahami berbagai perubahan akibat penyakit
(berdoa & ihtiar) dan penanganannya.
4. Beri dorongan spiritual pada klien
25 4. 14.30 Memberikan informasi untuk membatasi Evaluasi tgl 25/01/2016 pukul 21.00
Januari aktivitas guna mencegah kelelahan, Menjelaskan S : klien mengatakan belum mengetahui semua,
2016 kepada klien tentang prosedur, tindakan terutama tentang dampak prosedur tindakan
keperawatan, pembedahan dan pengobatanyang dijalaninya
O :- Klien nampak sering bertanya
13.30 Jelaskan prosedur tindakan pembedahan -Klien mampak khawatir
A: - Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
1. Kaji tingkat pengetahuan
2. Kaji tentang prosedur tindakan keperawatan yang
dilakukan
3. Kolaborasi pemberian Obat
32
BAB V
PEMBAHASAN
33
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Dengan di laksanakannya asuhan keperawatan pada klien dengan Apendisitis yang telah
penulis lakukan, saran yang dapat di berikan yaitu:
34
35
DAFTAR PUSTAKA
Agrawal, Susan. 2008. Spitting Up and Vomiting: What The Symptom Say About The
Cause.www.complexchild.com.Agustus2016]
Burkitt, H.G., Quick, C.R.G., and Reed, J.B., 2007. Appendicitis. In: Essential Surgery
Problems, Diagnosis, & Management. Fourth Edition. London: Elsevier, 389-398.
Sjamsuhidajat, R. & Jong, W.D. (1997), Buku Ajar Ilmu Bedah, Ed. Revisi, EGC, Jakarta.
36