Laporan Telur
Laporan Telur
TELUR
Oleh :
Nama : Dio Permana
NRP : 123020060
Kelompok :C
No. Meja : 2 (Dua)
Asisten : Fajar Nugraha
Tanggal Percobaan : 17 November 2014
Bab ini menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang Percobaan, (2) Tujuan
Telur merupakan alat dan cara berkembangbiak bagi unggas dan sebagian
hewan. Telur secara alami telah disiapkan oleh induknya untuk menunjang kehidupan
dan perkembangan embrio dengan sempurna. Kandungan gizi telur nyaris sempurna,
dalam telur, tanpa makanan tambahan dari luar. Telur adalah sumber protein bermutu
tinggi, kaya akan vitamin, dan mineral. Protein telur nyaris sempurna, karena
mengandung semua jenis asam amino esensial dalam jumlah cukup seimbang. Asam
amino esensial dalam jumlah cukup seimbang. Asam amino esensial sangat
dibutuhkan oleh manusia, karena tidak dapat dibentuk sendiri oleh tubuh, sehingga
Telur mengandung protein lebih dari 10%, bahkan telur ayam mengandung
protein 12,8% dan bebek 13,1%. Di dalam telur juga terdapat aneka vitamin seperti
seperti zat besi, fosfor, kalsium, sodium, dan magnesium dalam jumlah yang cukup.
Oleh karena itu, telur sangat baik dikonsumsi oleh anak balita. Anak balita setiap hari
memerlukan lebih kurang 15 gram protein hewani. Kebutuhan tersebut bisa terpenuhi
bila anak balita mengonsumsi 2 butir telur ayam perhari (Haryoto, 1998).
Telur termasuk makanan yang mudah dicerna. Protein telur yang dapat diserap
dan dimanfaatkan tubuh (nilai biologis) mencapai 96%. Sedangkan nilai biologis
daging sapi hanya 80%, kedelai 75%, beras 70%, dan jagung 55%. Bagian telur yang
mengetahui porositas kulit telur sehingga dapat diketahui apakah telur tersebut sudah
kondisi kulit telur (keretakan, kebersihan, bentuk dan tekstur), kantung udara
gravitasi antara berat jenis telur dengan berat jenis larutan garam serta perbedaan
Prinsip dari percobaan porositas kulit telur adalah berdasarkan adanya pori-pori
pada kulit telur sehingga ketika ditambahkan metilen blue, larutan tersebut akan
masuk ke dalam kulit telur semakin banyak jumlah bintik warnanya maka semakin
Bab ini menguraikan mengenai : (1) Bahan-bahan yang digunakan, (2) Alat-alat
ayam buras, telur ayam ras, metilen blue, air, dan larutan garam.
candling, timbangan digital, penggaris, jangka sorong, gelas kimia, dan cawan petri
besar.
dan kerekatan kulitnya, diamati volume dan posisi kantung udaranya, dan diamati
Atau
indeks putih telur, nilai Z, dan unit haugh) dan subjektif (kondisi kuning dan putih
Prosedur percobaan pengamatan ketebalan kulit telur adalah telur diamati kulit
gravity adalah telur dicelupkan ke dalam larutan garam dengan nilai spesifik gravity.
ke dalam gelas kimia yang telah diisi air, kemudian diteteskan metilen blue, untuk
telur besar 10-12 tetes, untuk telur kecil 5-6 tetes, lalu didiamkan selama 60 menit,
kemudian kulit telur dipecahkan dan diamati bintik biru pada bagian dalam dalam
kulit telur.
III HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini menguraikan mengenai : (1) Hasil Pengamatan dan (2) Pembahasan.
Hasil pengamatan pengetahuan bahan pangan telur dapat dilihat pada tabel
berikut :
Keterangan Hasil
Kebersihan Bersih
Keterangan Hasil
Keterangan Hasil
Nilai Z 0,701
Keterangan Hasil
Keterangan Hasil
Keterangan Hasil
1,060 Tenggelam
1,065 Tenggelam
1,070 Tenggelam
1,075 Tenggelam
1,080 Tenggelam
1,085 Mengapung
1,090 Mengapung
1,095 Mengapung
1,100 Mengapung
3.2 Pembahasan
Banyak sekali jenis hewan yang dapat menghasilkan telur. Dari sekian banyak
jenis telur yang dihasilkan oleh beberapa hewan, hanya beberapa jenis telur yang
biasa diperdagangkan dan dikonsumsi manusia yaitu telur ayam, bebek, telur puyuh,
dan telur ikan. Yang paling populer adalah telur ayam sehingga dalam kehidupan
Telur ayam terdapat dua jenis yaitu telur ayam kampung (buras) dan telur ayam
negeri (ras). Telur ayam kampung harganya lebih mahal dibandingkan telur ayam
negeri karena penawarannya yang sangat terbatas dan dianggap lebih berkhasiat.
Telur bebek juga ada dua jenis, yaitu yang berwarna biru dan berwarna putih.
Masing-masing telur ini dihasilkan oleh jenis bebek yang berbeda (Muchtadi, 2010).
Kualitas telur ditentukan oleh dua faktor, yakni kualitas luarnya berupa kulit
cangkang dan isi telur. Faktor luar meliputi bentuk, warna, tekstur, keutuhan, dan
kebersihan kulit. Sedangkan faktor isi telur meliputi kekentalan putih telur, warna
kualitas bagian dalamnya. Jika telur tersebut dikonsumsi langsung, kualitas telur
bagian luar tidak menjadi masalah. Tetapi jika telur tersebut akan disimpan atau
diawetkan, maka kualitas kulit telur harus diperhatikan. Kualitas kulit telur yang
Kualitas isi telur tanpa perlakuan khusus tidak dapat dipertahankan dalam
waktu yang lama. Dalam suhu ruang, telur akan mengalami kerusakan setelah
disimpan lebih dari dua minggu. Kerusakan ini biasanya ditandai dengan kocaknya isi
telur dan bila dipecah isinya tidak mengumpul lagi (Haryoto, 1998).
Banyak parameter fisik dan khemis yang digunakan untuk menentukan kualitas
kuning telur, bebas dari kerusakan seperti bintik darah, dan bintik-bintik lainnya
(Haryoto, 1998).
Dalam hal-hal tertentu juga ukuran telur, kualitas telur mulai turun semenjak
ditelurkan dan berlangsung terus hingga dikonsumsi. Hampir semua telur berkualitas
tinggi pada waktu ditelurkan. Penurunan kualitas dapat diperlambat oleh pemungutan
yang sering, pendinginan yang cepat, pembersihan kulit telur yang baik, penanganan
kulit telur, pengepakan yang baik, dan penyimpanan yang baik (Haryoto, 1998).
Pemeriksaan mutu telur utuh dinilai secara candling yaitu dengan meletakkan
telur dalam jalur sorotan sinar yang kuat sehingga memungkinkan pemeriksaan
bagian dalam dengan candling. Dengan cara ini memungkinkan penemuan keretakan
pada kulit telur, ukuran serta gerakan kuning telur, ukuran kantong udara, bintik-
bintik darah, bintik-bintik daging, kerusakan oleh mikroorganisme dan pertumbuhan
benih. Walaupun begitu, hanya kerusakan yang menonjol saja yang dapat diketahui
Telur yang kulitnya kotor menandakan bahwa pada kulit telur tersebut masih
mengandung mokula. Jadi antara telur kulitnya kotor dengan yang bersih lebih bagus
yang kotor. Telur yang segar jika dipecahkan pada piring akan tegak berdiri,
disebabkan oleh kemampuan kuning telur untuk tegak dan juga viskositas albumen
Kondisi kulit telur yang sedikit retak dapat disebabkan oleh terjadinya benturan atau
tekanan pada telur. Selain itu penyebab keretakan pada kulit telur antara lain karena
kulit telur tipis, kondisi pengepakan dan distribusi ke konsumen kurang baik. Pada
kondisi lingkungan yang kurang baik, keretakan kulit telur ini dapat menyebabkan
perubahan bau, serangan oleh mikroorganisme, kehilangan air dan kehilangan CO2.
Telur yang segar jika dipecahkan pada piring akan tegak berdiri, disebabkan
oleh kemampuan kuning telur untuk tegak dan juga viskositas albumen masih tinggi.
Pemeriksaan isi telur dilakukan dengan dua cara yaitu cara subjektif dan cara objektif.
Dari hasil pengamatan isi telur dengan cara subjektif memperlihatkan isi telur bersih
yaitu tidak ada bintik-bintik darah, warna kuning telur cerah, keadaan kuning telur
masih berada di tengah putih telur dan kuning telur cembung atau tidak datar, warna
putih telur jernih dan tidak menggumpal serta masih terikat agak kuat pada kalaza
Hasil dari percobaan ini adalah pada sampel telur ayam mempunyai berat 61 gram,
kebersihan pada telur ada noda bintik pad telur, keretakan pada telur tidak ada. Pada
kantung telur tidak terlihat hanya ada bintik-bintik merah, volume dan posisi pada
telur tidak terlihat. Pada telur ayam dengan kuning telur mempunyai diameter 48 mm
dan tinggi 10 mm sedangkan pada putih telur mempunyai diameter 114 mm dan
tinggi 2 mm. Indeks pada kuning telur 0.208 mm dan pada indeks pada putih telur
0.0175 mm. Sedangkan nila Z pada telur 0.546 mm/gram. Unit Haugh pada telur
62.73. Ketebalan kulit telur 0.1 cm dan porositas kulit telur tidak mempunyai bintik
biru hanya membentuk garis-garis biru yang abstrak. Dari pengamatan secara
subjektif dan objektif, maka dapat ditentukan mutu telur (grade). Mutu (grade) telur
dapat dibagi menjadi 4 kelas mutu yaitu kelas mutu AA, A, B dan C. Telur dengan
mutu AA (fresh fancy) adalah mutu telur yang tertinggi (Apandi, Muchidin, 1997).
Spesifik grafity untuk mengetahui kualitas kulit telur dan berat jenisnya. Angka
spesifik grafity yang digunakan dalam praktikum adalah : 1,060; 1,070; 1,075; 1,085
dan 1,090. Apabila spesifik grafitinya lebih dari 1,075 atau semakin besar maka
kualitas telur (kulit) baik. Karena berat jenis telur hampir sebagian dipengaruhi oleh
karena ukuran kantung udara dalam telur, apabila kantung udara besar, telur akan
mengapung pada, tetapi apabila kantung udara kecil telur akan tenggelam. (Pramono,
2011).
Indeks kuning telur adalah perbandingan tinggi kuning telur dengan garis
tengahnya yang diukur setelah kuning telur dipisahkan dari putih telur. Indeks kuning
telur beragam, antara 0,33 dan 0,50 dengan nilai rata- rata 0,42. Dengan
bertambahnya umur telur, indeks kuning telur menurun karena penambahan ukuran
Indeks putih telur merupakan parameter yang serupa yaitu perbandingan tinggi
albumen tebal dengan rata-rata garis tengah panjang dan pendek albumen tebal.
Dalam telur yang baru ditelurkan, nilai ini berkisar antara 0,0050 dan 0,174,
meskipun biasanya berkisar antara 0,090 dan 0,120. Indeks putih telur juga menurun
Haugh unit merupakan satuan yang digunakan untuk mengetahui kesegaran isi
telur, terutama bagian putih telur. Untuk mengukurnya, telur harus dipecah lalu
ketebalan putih telur diukur dengan alat micrometer. Telur yang segar biasanya
memiliki putih telur yang tebal. Biasanya haugh unit dapat ditentukan dengan
menggunakan tebal konversi. Semakin tinggi nilai haugh unit suatu telur
Penentuan kualitas telur berdasarkan haugh unit menurut standar United State
penyimpangan yang disebabkan oleh berbagai faktor. Penyimpangan secara fisik baik
pada bagian dalam telur maupun bagian luar telur yang dapat terdeteksi antara lain:
1. Telur dengan dua kuning telur, terjadi jika dua kuning telur dilepaskan pada
saat yang bersamaan atau satu buah kuning telur masuk pada saluran telur
(Muchtadi, 2010).
2. Telur pada kuning, biasanya terjadi karena sebagian ovari atau oviduct
(Muchtadi, 2010).
3. Telur dalam telur terjadi jika ada pembalikan arah telur oleh dinding oviduct.
Hal tersebut akan ditambahkan pada hari berikutnya dan dibungkus bersama-
5. Noda daging, terjadi seperti pada noda darah, tetapi disebabkan oleh reaksi
dalam pakan. Warna burik (mottling) disebabkan oleh nikarbasin, asam tanat,
(Muchtadi, 2010).
8. Kulit telur lunak, terjadi karena dikeluarkan prematur sehingga waktu untuk
deposit bahan-bahan kulit kurang. Dapat juga disebabkan oleh bahan kimia
9. Kulit telur tipis, hal ini dapat disebabkan oleh kekuragan pakan, penyakit
10. Kulit berkapur dan mengkilap (glassy dan chalky shelled eggs) disebabkan
kurang berpori dan biasanya tidak dapat menetas, tetapi biasanya lebih tahan
11. Bentuk yang tidak normal (menyimpang dari biasanya), disebabkan oleh
serangan pernyakit pernafasan pada induk ayam, dan dapat juga oleh
- Pencucian telur yang digunakan air tidak menjamin telur menjadi lebih awet,
karena jika air pencuci yang digunakan tidak bersih dan tercemar oleh bakteri,
maka akan mempercepat terjadinya kebusukan pada telur. Oleh karena itu,
dianjurkan untuk mencuci telur yang tercemar oleh kotoran ayam menggunakan
Telur yang normal, segera setelah ditelurkan mempunyai mutu yang terbaik.
Hal ini disebabkan kedaan kulit telur, besarnya ruang udara, kondisi putih telur dan
kuning telur serta lembaga masih dalam kedaan normal. Dengan pertambahan waktu
simpan maka mutu telur tersebut akan semakin menurun, hal ini disebabkan karena
terjadinya perubahan beberapa sifat fisik telur yang dipengaruhi oleh keadaan
lingkungan tempat telur berada dan sifat fisik serta kimia telur yang bersangkutan.
Peralihan telur dari dalam alat reproduksi induk yang mempunyai kelembapan yang
tinggi dan dengan suhu hangat ke ruangan dengan keadaan yang lebih kering dan
Terjadinya ruang udara atau pemisahan membrane kulit luar dan dalam
disebabkan oleh perubahan suhu tersebut. Sesaat setelah ditelurkan besarnya ruang
udara 1/8 inci dan terus bertambah besar sebanding dengan bertambahnya waktu yang
menyebabkan kehilangan air dan gas karbon dioksida. Besarnya ruang udara tersebut
disebabkan oleh sifat fisiko-kimia telur. Kehilangan CO2 melalui pori-pori kulit dari
albumen menyebabkan perubahan fisik dan kimia. Selama beberapa jam pertama
setelah ditelurkan, telur tersebut akan kehilangan banyak CO2 dan di dalam albumen
akan terkandung juga asam karbonat dalam keseimbangan dengan jumlah CO2.
keadaan netral (kira-kira 7,6) menjadi keadaan alkali (pH 9,7). Albumen yang
disebabkan perubahan struktur protein musin yang memberi tekstur kental dari putih
telur. Putih telur yang masih baik atau belum mengalami kerusakan dapat dilihat
dengan memecah telur tersebut, kemudian diukur tinggi putih telur yang kental
setelah dituang pada wadah yang datar, selanjutnya dihitung dengan rumus (Muchtadi,
2010).
perubahan atau masih baru. Metoda lain dalam menilai kualitas albumen adalah
diameter albumen kental dan encer, bentuk albumen kental dan encer, persentase
putih telur encer yang dalam dan luar albumen kental dan total persentase albumen
encer yang dibandingkan dengan HU. Sifat fungsional juga dapat dipakai untuk
Kuning telur dapat menyerap air dari albumen disebabkan karena perbedaan
konsentrasi antara keduanya. Air bergerak melalui membran vitelin sampai diperoleh
keseimbangan antara albumen dan kuning telur. Air yang diserap menyebabkan
mengakibatkan perubahan bentuk kuning telur dari bulat menjadi masa yang kendur
(Muchtadi, 2010).
Dengan bertambahnya lama penyimpanan, letak kuning telur akan bergeser dan
kemungkinan dapat sampai menempel pada kulit telur. Kuning telur yang mengalami
perkecambahan telur juga dapat terlihat dengan candling. Penilaian kuning telur juga
dapat dilakukan dengan cara memecahkan telur, kemudian diukur tinggi dan lebar
kuning telur tersebut. Selanjutnya dihitung indeks kuning telur yaitu dengan cara
membagi lebar dengan tingginya dikalikan dengan 100. Nilai yang kecil
Bagian kuning telur tidak mengandung senyawa anti bakteri, selain itu
Kerusakan-kerusakan pada kuning telur yang disebabkan oleh bakteri antara lain :
1. Red-rots
Ditandai dengan warna kemerahan pada kuning telur dan dapat dideteksi
2. Green-rots / sour-rots
Kerusakan ini terlihat pada bagian albumen, kuning telur dan membran
putih serta mengeras seperti telah dimasak. Kerusakan ini disebabkan oleh
3. Black-rots
coklat kehijauan dan encer serta kuning telur berwarna hitam. Jika dibuka
terjadi perubahan bau busuk dan kuning telur liat seperti karet. Disebabkan
Kadar kalsium dalam ransum harus sesuai dengan kebutuhan ayam, jika kadar
kalsium rendah atau tidak cukup maka sekresi phorpyrin saat pengecatan kerabang
telur akan berkurang akibatnya warna kulit telur menjadi lebih putih (Vet, 2013).
2. Heat stress
Ketika suhu lingkungan menjadi panas, konsumsi ransum menurun dan kecukupan
energi menjadi faktor pembatas utama bagi ayam petelur. Ketidakcukupan konsumsi
ransum menyebabkan asupan asam amino, kalsium, fosfor, vitamin D dan nutrien-
nicarbazin dengan dosis melebihi aturan pakai pada ayam masa produksi, dapat
Adanya infeksi penyakit tersebut dapat menyebabkan kualitas telur menurun (Vet,
2013).
Keporosan suatu telur dapat menilai apakah telur tersebut masih dalam keadaan
baik atau tidak. Keporosan ini dapat diketahui dengan mencelupkan telur ke dalam
larutan biru metilen selama 1 jam, kemudian telur tersebut dipecahkan dan diamati
kulit telurnya. Apabila terdapat banyak bintik biru, maka telur akan semakin poros
dan menunjukkan bahwa telur sudah mengalami penurunan kualitas. Jika telur
semakin poros maka pori-pori telur akan semakin besar sehingga dapat menyebabkan
kerusakan isi telur karena CO2 yang terkandung di dalamnya sudah banyak yang
kualitas telur. Permukaan kulit mula-mula diselimuti oleh cairan mukosa yang kental.
Pada saat peneluran terjadi pengeringan mukosa tersebut. Pada saat basah mukosa
dapat melindungi telur dari penetrasi air, gas dan mikroorganisme melalui kulit.
Setelah kering, penutupan pori-pori kulit tidak sempurna lagi. Waktu simpan yang
lebih lama, menyebabkan pori-pori menjadi lebih besar (lebih porous atau
porositasnya tinggi), sehingga air, gas, dan mikroorganisme lebih mudah masuk ke
dalam telur melalui kulit. Terjadinya penguapan yang cepat akibat membesarnya
pori-pori, maka telur akan mengalami penurunan berat, dan berat jenis (Tarwotjo. S,
1998).
mengetahui kondisi telur tersebut, baik atau tidak baik dan layak atau tidak layaknya
telur tersebut untuk dikonsumsi. Sebab dengan adanya bercak biru pada bagian dalam
cangkang telur menunjukkan bahwa telah terjadi penyerapan terhadap air metilen
blue tersebut ke dalam telur, yang diakibatkan karena adanya pori-pori yang besar
yang ada pada permukaan cangkang atau kulit luar dan selaput tipis pada cangkang
terjadinya respirasi pada telur dan kemungkinan besar yang terjadi adalah masuknya
partikel-partikel berbahaya yang tidak diinginkan, termasuk di dalamnya adalah
Secara umum, kualitas telur konsumsi yang baik dapat dilihat berdasarkan ciri-
a. Bentuk telur oval dengan salah satu ujung tumpul dan ujung lainnya runcing.
b. Warna kulit telur hijau. Warna ini lebih disukai konsumen, terutama di
larutan kapur jenuh, larutan Na2SiO4, larutan teh, larutan daun jambu dan
larutan bawang merah. Telur direndam dalam larutan kapur jenuh selama 7
hari. Perendaman dalam larutan teh, daun jambu biji atau kulit bawang
3. Termostabilisasi
Telur direndam pada minyak goreng bersuhu 60oC selama 10 menit.
Selanjutnya telur ditirskan dan disimpan pada suhu kamar selama 2 minggu
(Muchtadi, 2010).
4.1 Kesimpulan
buras keadaan kulitnya baik, cukup bersih, terdapat keretakan, kantung udara, putih
kuning dan putih telurnya bersih, jernih, warna putih telurnya bening, warna kuning
telurnya kuning orange, putih telur tidak tegar, kuning telur tegar.
0,22, indeks putih telur 0,0178, nilai Z 0,701, dan unit haugh 46,53, jadi telur auam
ayam buras yaitu 0,04 cm atau 0,4 mm, berarti kulit telur ayam buras tersebut masih
baik.
ayam ras sangat porous karena terdapat bintik di dalam kulit telur.
mengapung pada larutan garam 1,085, > 1,075, berarti kualitas telur baik.
4.2 Saran
prosedur dan telah menguasai materi yang akan dipraktikumkan agar didapatkan hasil
3. Nilai Z
10 𝑥 𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 𝑘𝑢𝑛𝑖𝑛𝑔 𝑡𝑒𝑙𝑢𝑟
Nilai Z = 3 𝑥 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑡𝑒𝑙𝑢𝑟 𝑢𝑡𝑢ℎ
10 𝑥 11 𝑚𝑚
=3 𝑥 52,3 𝑔𝑟𝑎𝑚 = 0,701
4. Unit Haugh
Unit Haugh = 100 log[ℎ + 7,57 − 2,7(𝐺 0,37 )]
= 100 log [2,7+7,57 – 2,7(52,30,37)]
= 46,53