Anda di halaman 1dari 4

1.

Mengapa pasien tampak sering mengantuk, kadang gelisah, dan kadang sadar penuh
seperti biasa?
Kemungkinan terjadi sindrom delirium akut
Disebabkan oleh hipoksia dan hipoglikemidefisiensi neurotransmitter dan asetilkolin
Faktor predisposisi: usia lanjut dan polifarmasi (imbalance neurotransmitter, gangguan
penghubung sinpas)
Faktor penceetus: pneumonia, infeksi saluran kemih (inflamasi yang meningkatkan sitokin)
Gejala klinis:
gangguan kognitifgangguan memori, persepsi, proses pikir
komunikasi tidak relevan
perubahan psikomotor: hiperaktif (gelisah, mengomel) atau hipoaktif
perhatian sangat terganggu, tidak mampu merpertahankan konsentrasi
gangguan uji atensi
2. Apa dampak tidak dapat beraktivitas sejak satu bulan yang lalu setelah sebelumnya ia
terpeleset di kamar mandi?
Imobilisasi: Keadaan tidak bergerak atau tirah baring selama 3 hari atau lebih dengan
gerak anatomik tubuh menghilang akibat perubahan fungsi fisiologik
Penyebab: gangguan muskuloskeletal (artritis, osteoporosis, fraktur, masalah kaki)
Dampak :Kontraksi oto berkurangstatisDVT, hipotensi ortostatik, kontraktur
(berbaring lama pada posisi tungkai menekuk)
3. Mengapa nafsu makannya berkurang sehingga ia tampak menjadi lebih kurus?
Salah satu dampak imobilisasi pada traktus gastrointestinal adalah penurunan
motilitas usus
4. Apa makna ditemukan luka pada pinggul Ny. Riri ketika sedang memandikannya?
Efek mobilisasi pada integumen yaitu peningkatan risiko ulkus dan maserasi kulit
Ulkus dekubitis : Suatu keadaan kerusakan kulit sampai jaringan di bawah kulit,
bahkan menembus otot sampai mengenai tulang yang disebabkan oleh iskemia pada
kulit akibat adanya penekanan pada suatu area secara terus menerus
Patofisiologi:penurunan aliran kapilertrombosis pada kapiler dan oklusi pada
pembuluh limfatikiskemikpeningkatan permeabilitas kapilercairan menuju ke
ruanngan eksttravaskularudemjaringan mati
Maserasi kulit disebbakan oleh berkurangnya aktivitas dan funsgsi saluran pencernaan
sehingga terjadi pembusukan oleh bakteri yang ada pada saluran pencernaan
5. Mengapa pasien sering menderita demam naik turun, mengompol dan susah buang air
besar?
Inkontinensia urin: Keluarnya urin yg tdk terkendali dan tdk diinginkan dlm jumlah
dan frekuensi tertentu shg menimbulkan masalah sosial dan/atau kesehatan
Faktor risiko: trauma punggung, demensia, obat2an, diabetes
Penyebab: fungsional (Keluarnya urin yg berkaitan dgn ketidakmampuan utk ke toilet
akibat ggn kognitif dan/atau fungsi fisik, ketidakmampuan psikologis, atau hambatan
lingkungan) dikarenakan Demensia berat dan kelainan neurologis lain, Faktor
psikologis depresi.
Demam naik turun kemungkinan sudah terjadi ISK
Susah buang air besar bisa sebagai penyebab terjadinya inkontinensia urin. Ini terjadi
karena kekurangan serat dan cairan serta imobilitas
6. Mengapa Satu tahun terakhir Ny. Riri sering sedih kerena merasa tidak ada yang
memperhatikannya?
Kemungkinan terjadi depresi pada lansia: gangguan mental umum, ditandai dengan
mood tertekan, hilang minat, rasa bersalah, harga diri rendah, gangguan makan atau
tidur, kurang energi, dan konsetrasi rendah
Terjadi perubahan fisik (perubahan nafsu makan sehingga berat badan turun,
konstipasi), perubahan pemikiran (preokupasi atas kegagalan atau kekurangan diri
mennyebabkan kehilangan kepercayaan diri), perubahan perasaan (perasaan tidak
berguna, putus asa, perasaan bersalah yang besar, sedih, murung, iritabel)
7. Mengapa Keluarga juga mengeluhkan pasien sering lupa nama anak-anaknya, kadang
juga lupa apakah ia sudah mandi atau belum?
Kemungkinan terjadi demensia: Gangguan fungsi Intelektual dan memori didapat
yang disebabkan oleh penyakit otak, yang tidak berhubungan dengan gangguan
tingkat kesadaran, Kasus demensia menunjukkan penurunan yang progresif dan tidak
dapat pulih (irreversibel). Penyebab demensia terbanyak di asia adalah demensia
vaskular
Kriteria diagnosis: Munculnya defisit kognitif multipel yang bermanifestasi pada kedua
keadaan berikut
1. Gangguan memori (ketidakmampuan untuk mempelajari informasi baru atau untuk
mengingat informasi yang baru saja dipelajari)
2. Satu (atau lebih) gangguan kognitif berikut:
- Afasia (gangguan berbahasa)
- Apraksia (ketidakmampuan untuk melakukan aktivitas motorik
walaupun fungsi motorik masih normal)
- Agnosia (gagal mengidentifikasi benda walau sensorik normal)
- Gangguan Fungsi eksekutif ( perencanaan, organisasi, runut dan
abstrak)
8. Apa kaitan keluhan pasien dengan hipertensi, diabetes dan sakit jantung?
Hipertensi, diabetes dan penyakit jantung merupakan penybab gangguan pada
pembuluh darah sehingga bisa menyebabkan infark multipel di otak dan abnormalitas
substain alba, walaupun kecil tapi berdampak pada kumulatif, onset sering
lambathemisfer kiri otak rusakperubahan kognitif dan terjadi demensia vaskular
9. Apa saja obat yang telah dikonsumsi rutin sebanyak lima macam?
Obat SSP: hipnotik sedatifataksia, analgetik narkotika, antidepresan (setralin,
clomipramine, imipramine)
Obat KVS: antihipertensi
Anti aritmia, glikosida jantung
Antimikroba
Obat AINS
10. Apa saja tambahan 3 macam obat ketika pulang yang diberikan dokter?
11. Apa interpretasi dari hasil pemeriksaan dokter?
suara nafas bronkovesikuler dan ronchi basah halus nyaring pada kedua lapangan paru,
hasil rontgen thorax dijumpai adanya gambaran bronkopneumonia
efek imobilisasi terjadi pneumonia
rontgen pelvis ditemukan gambaran fraktur collum femur sinistra
dikarenakan jatuh kemungkinan karena gangguan keseimbangan, gangguan
penglihatan, tidak bisa menahan urin
ulkus dekubitus Stadium 2 di pinggul pasien
efek imobilisaasi dan juga dampak dari inkontinensia urin, jatuh
atrofi otot-otot tungkai dan persendian kaku ketika digerakan
efek samping dari imobilisasi sehingga terjadi atrofi, kontraktur dan degenarasi
rawan sendi
12. Mengapa pasien mengalami koma, dan pada akhirnya terjadi henti nafas dan henti
jantung pada pasien?
Karena perawatan di rumah tidak memadai, seharusnya pasien dirawat dan dilakukan
rehabilitasi Pendekatan medis, psikis, sosial, kultural, spiritual untuk
meningkatkan kemampuan fungsional pasien atau para penyandang cacat
Proses rehabilitasi medis
Langkah 1: atasi masalah utam sampai kondisi stabil
Koma kemungkinan terjadi karena riwayat hipertensi, diabetes, sakit jantung dan
pneumonia yang tidak bisa teratasi di rumah sehingga menyebabkan gangguan pada
sirkulasi jantung pasien dan berujung terjadi henti jantung dan henti nafas
Atau efek dari imobilisasi pada kardiopulmonal dan pembuluh darah berupa
penurunan perfusi miokard, peningkatan agregasi trombosit dan hiperkoagulasi
Langkah 2: cegah komplikasi sekunder
Gangguan kognisi, kontraktur, depresi, inkontinensia, pneumonia, dekubitis
Langkah 3: mengembalikan fungsi yang hilang walaupun penyebab gangguan fungsi
tak dapat dihilangkan tapi pasien tetap mampu berkativitas
Langkah 4: ciptakan kemampuan adaptasi pasien\
Langkah 5: adaptasi lingkungan
Langkah 6: adaptasi keluarga
Ny. Riri, 74 tahun, dibawa ke klinik terdekat oleh keluarga dengan keluhan kondisi
fisik yang semakin lemah sejak satu hari yang lalu. Beberapa hari sebelumnya pasien tampak
sering mengantuk, kadang gelisah, dan kadang sadar penuh seperti biasa. Ny. Riri sudah tidak
dapat beraktivitas sejak satu bulan yang lalu setelah sebelumnya ia terpeleset di kamar mandi.
Keluarga mengatakan bahwa selama satu bulan ini Ny. Riri hanya berada di tempat tidur saja
dengan nafsu makannya berkurang sehingga ia tampak menjadi lebih kurus. Keluarga juga
menemukan luka pada pinggul Ny. Riri ketika sedang memandikannya. Dari pengakuan
keluarga, pasien sering menderita demam naik turun, mengompol dan susah buang air besar.
Satu tahun terakhir Ny. Riri sering sedih kerena merasa tidak ada yang memperhatikannya.
Keluarga juga mengeluhkan pasien sering lupa nama anak-anaknya, kadang juga lupa apakah
ia sudah mandi atau belum. Dari riwayat sebelumnya diketahui bahwa pasien juga menderita
hipertensi, diabetes dan sakit jantung. Pasien juga telah mengkonsumsi obat rutin sebanyak
lima macam. Setelah melakukan pemeriksaan lengkap terhadap Ny. Riri, dokter
menganjurkan agar ia segera dibawa ke rumah sakit, namun keluarga menolak. Akhirnya
dokter memberikan tambahan 3 macam obat ketika pulang.

Setelah beberapa hari di rumah, kondisi Ny. Riri tidak kunjung mengalami perbaikan
dan akhirnya keluarga membawanya kerumah sakit. Dari hasil pemeriksaan dokter ditemukan
adanya suara nafas bronkovesikuler dan ronchi basah halus nyaring pada kedua lapangan
paru. Berdasarkan hasil rontgen thorax dijumpai adanya gambaran bronkopneumonia,
sementara dari rontgen pelvis ditemukan gambaran fraktur collum femur sinistra. Pada
pemeriksaan juga ditemukan ulkus dekubitus Stadium 2 di pinggul pasien, atrofi otot-otot
tungkai dan persendian kaku ketika digerakan. Setelah beberapa hari dirawat dirumah sakit,
kondisi Ny. Riri semakin memburuk, lalu mengalami koma, dan pada akhirnya terjadi henti
nafas dan henti jantung pada pasien.

Anda mungkin juga menyukai