Anda di halaman 1dari 13

PRENATAL

1. Definisi

Periode prenatal merupakan fase dimana untuk mempersiapkan fisik


dan psikologis untuk kelahiran dan menjadi orangtua. Dakam fase periode ini
perempuan membutuhkan pelayanan yang teratur serta promosi kesehatan
yang dapat berpengaruh pada kesejahteraan wanita, bayinya yang belum lahir
dan anggota keluarga lainnya (Lowdermilk, Perry, & Cashion, 2013).
Menurut BKKBN (Badan Kependudukan Dan Keluarga Berencana Nasional)
dalam Peter, 2015, kehamilan adalah sebuah proses yang diawali dengan
keluarnya sel telur yang matang pada saluran telur yang kemudian bertemu
dengan sperma dan keduanya menyatu membentuk sel yang akan bertumbuh.
Dari beberapa pernyataan di atas, bisa disimpulkan bahwa kehamilan adalah
ketika seorang wanita mengandung atau membawa embrio di dalam perutnya
dimulai dari ketika embrio itu terbentuk sampai saat lahirnya janin.
Periode prenatal/masa sebelum lahir adalah periode awal
perkembangan manusia yang dimulai sejak konsepsi, yakni ketika indung
telur (ovum) wanita dibuahi oleh sperma laki-laki sampai dengan waktu
kelahiran seorang individu. Masa ini pada umumnya berlangsung selama 9
bulan kalender atau sekitar 280 hari sebelum lahir. Di lihat dari segi
waktunya, periode prenatal ini merupakan periode perkembangan manusia
yang paling singkat, tetapi justru pada periode inilah dipandang terjadi
perkembangan yang sangat cepat dalam diri individu. Periode pranatal
merupakan masa yang mengandung banyak bahaya, baik fisik maupun
psikologis. Meskipun tidak dapat diklaim bahwa periode ini merupakan
periode yang paling berbahaya dalam seluruh rentang kehidupan, banyak yang
percaya bahwa masa anak-anak lebih berbahaya tetapi jelas bahwa periode ini
merupakan masa di mana bahaya-bahaya lingkungan atau bahaya-bahaya
psikologis dapat sangat mempengaruhi pola perkembangan selanjutnya atau
bahkan dapat mengakhiri suatu perkembangan (Ani Endriani, 2011).

2. Tanda dan Gejala

a. Tanda tidak pasti (Presumptive Sign)


Amenorea (berhentinya mentruasi), Konsepsi dan nidasi tidak
terjadi, menyebabkan pembentukan folikel de Graff dan ovulasi tidak
terjadi sehingga tidak menstruasi. Lamanya amenorea dapat
dikompirmasikan dengan memastikan hari pertama haid terakhir
(HPHT), dan digunakan untuk memperkirakan usia kehamilan
dantaksiran persalinan. Tetapi amenorea juga dapat disebabkan oleh
penyakit kronik tertentu, tumor pituitari, perubahan dan faktor
lingkungan, malnutrisi dan biasanya gangguan emosional seperti
ketakutan akan kehamilan. (Hani, Kusbandiyah, Marjati, 2011). Mual
(nausea) dan Muntah (emesis), Pengaruh hormon esterogen dan
progesteron terjadi pengeluaran asam lambung berlebihan dan
menimbulkan mual muntah yang terjadi terutama dipagi hari yang di
sebut moning sickness. Dalam batas tertentu hal ini masih fisiologis,
tetapi apabila terlampau sering dapat menyebabkan gangguan
kesehatan yang disebut hiperemesis gravidarum. (Hani, Kusbandiyah,
Marjati, 2011). Ngidam (menginginkan makanan tertentu), Ngidam
sering terjadi pada bulan pertama kehamilan dan akan hilang dengan
makintuanya kehamilan. (Hani, Kusbandiyah, Marjati, 2011).
Syncope (pingsan) adalah terjadinya gangguan sirkulasi ke
daerah kepala (sentral) menyebabkan iskemia susunan saraf pusat dan
menimbulkan syncope atau pingsan. Hal ini sering terjadi terutama
jika berada pada tempat yang ramai, biasanya akan hilang setelah 16
minggu. (Hani, Kusbandiyah, Marjati, 2011). Kelelahan sering terjadi
pada trisemester pertama akibat terjadinya penurunan kecepatan basal
metabolisme (basal metabolisme rate-BMR). Pada kehamilan yang
akan menigkat seiringbertambahnya usia kehamilan akibat aktivitas
metabolisme hasil konsepi. (Hani, Kusbandiyah, Marjati, 2011),
payudara tegang di sebabkan oleh estrogen yang meningkatkan
perkembangan sistem duktus pada payudara, sedangkan progesteron
menstimulasi perkembangan sistem aveolar payudara. Bersama
somatomamotropin, hoemon ini menimbulkan pembesaran payudara,
menimbulkan perasaan tegang dan nyeri selama dua bulan pertama
kehamilan, pelebaran puting susu, serta pengeluaran kolostrom. (Hani,
Kusbandiyah, Marjati, 2011).
Sering miksi (buang air kecil) diakibatkan oleh adanya desakan
rahim kedepan menyebabkan kandung kemih cepat tersa penuh dan
sering miksi. Frekuensi miksi yang sering, terjadi pada trimester
pertama. Pada trimester kedua umumnya keluhan ini akan berkurang
karena uterus yang membesar keluar dari rongga panggul. Pada akhir
trisemester, gejala bisa timbul kembali karena janin mulai masuk
kerongga panggul dan menekan kembali kandung kemih. (Hani,
Kusbandiyah, Marjati, 2011). Tidak ada selera makan (anoreksia),
hanya berlangsung pada trisemester pertama kehamilan, kemudian
nafsu makan timbul kembali. Konstipasi/obstipasi terjadi karena tonus
otot-otot usus menurun oleh pengaruh hormon steroid dan progesteron
sehingga menghambat peristaltik usus. Pigmentasi Kulit dipengaruhi
hormon kortikosteroid plasenta, dijumpai di muka (chloasma
gravidarum), areola payudara, kelenjar Montgomery sekitar payudara,
leher, dan dinding perut (linea nigra/grisea, strie lividae/gravidarum,
linea alba). Selain itu tanda kehamilan lainnya yaitu epulis atau
hipertrofi papila gingivalis. Pemekaran vena-vena (Varises) yang
dapat terjadi pada kaki, betis, dan vulva pada ttisemester akhir.
(Mochtar, 2011).
b. Tanda-Tanda Kemungkinan Hamil
1. Perut Membesar
Uterus membesar, terjadi dalam bentuk dan konsistensi rahim. Hal ini
terjadi di bulan ke empat.
2. Tanda Hegar
Ditemukannya serviks dan isthmus uteri yang lunak pada
pemeriksaan bimanual saat kehamilan 4 sampai 6 minggu.
3. Tanfa Chadwick
Perubahan jadi warna kebiruan pada vulva, labia dan mukosa vagina
termasuk porsio. Tanda tersebut akibat pelebaran vena karena
peningkatan kadar estrogen.
4. Tanda Piscaseck
Pembesaran dan pelunakan rahim ke salah satu rahim yang
berdekatan dengan tuba uterina. Tanda ini ditemukan di usia
kehamilan 7-8 minggu.
5. Tanda Goodel
Pelunakan serviks. Pda wanita yang tidak hamil, serviks seperti
ujung hidung, sedangakan pada wanira hamil melunakseperti bibir.
(Hani, Kusbandiyah, Marjati, 2011 h.74)
6. Kontraksi Kecil (Braston Hicks)
Peregangan sel-sel otot uterus, akibat meningkatnya actomysin di
dalam otot uterus. Kontraksi ini tidak beritmik, sporadis, tidak nyeri,
timbul pada kehamilan 8 minggu, tetapi baru dapat diamati dari
pemeriksaan abdominal pada trisemester ketiga. Kontraksi ini akan
terus meningkat frekuensinya, lamanya, dan kekuatanya sampai
mendekati persalinan. (Hani, Kusbandiyah, Marjati, 2011 h.74-75)
7. Teraba Ballotement
Ketuanyang mendadak pada uterus menyebabkan janin bergerak
dalam cairan ketuban yang dapat dirasakan oelh tangan pemeriksa.
Hal ini harus ada pada pemeriksaan kehamilan karena perabaan
bagian seperti bentuk janin saja tidak cukup karena dapat saja
merupakan myoma uteri. (Hani, Kusbandiyah, Marjati, 2011 h.75)
8. Reaksi Kehamilan Positif
Mendeteksi adanya Human Chorionic Gonodotropin (HCG)
yangdiproduksi oleh sinsiotropoblastik sel selama kehamilan.
Hormon ini disekresi di peredaran darah ibu (plasma darah) dan
disekresi pada urine ibu. Hormon ini dapat mulai dideteksi pada 26
hari setelah konsepsi dan meningkat dengan cepat pada hari ke 30-
60. Tingkat tertinggi pada hari ke 60-70 usia gestasi, kemudian
menurun pada hari ke 100-130. (Hani, Kusbandiyah, Marjati, 2011
h.75)

c. Tanda-tanda Pasti (tanfa positif)


1. Gerakan Janin dalam Rahim
Gerakan janin yang dapat dilihat, dirasa atau diraba dan bagia-bagian
janin. Gerakan janin baru dapat dirasakan pada usia kehamilan sekitar
20 minggu.
2. Denyut Jantung Janin
Denyut jantung janin dapat didengar pafa usia 12 minggu dengan
menggunakan feto-elektrokardiogram (Doppler). Dengan stetoskop-
Monoaural Laennec pada usia 18-20 minggu.
3. Bagian-bagian Janin
Terlihat bagian-bagian janin yaitu bagian besar janin (kepala,dan
bokong), bagian kecil janin (lengan dan kaki) dapat diraba pada
trimester terakhir. Bagian ini dapat dilihat lebih sempurna lagi
menggunakan USG.
4. Kerangka Janin
Dapat dilihat dengan foto rontgen dan USG. (Hani, Kusbandiyah,
Marjati, 2011)
INTRANATAL

1. Definisi
Menurut Saifuddin (2002), persalinan dan kelahiran normal adalah proses
pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir
spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa
komplikasi baik pada ibu maupun pada janin.
Menurut WHO persalinan normal adalah persalinan yang dimulai secara
spontan, beresiko rendah pada awal persalinan dan tetap demikian selama proses
persalinan. Bayi dilahirkan secara spontan dalam presentasi belakang kepala pada
usia kehamilan antara 37 hingga 42 minggu lengkap. Setelah persalinan ibu maupun
bayi berada dalam kondisi sehat.
Menurut Cara Persalinan (Sinopsis Obstetri, 2002:91)
a. Partus biasa (normal) adalah proses lahirnya bayi baik letak belakang kepala
dengan tenaga ibu sendiri, tanpa bantuan alat-alat serta tidak melukai ibu dan
bayi yang berlangsung kurang dari 24 jam.
b. Partus luar biasa (abnormal) adalah persalinan pervaginam dengan bantuan alat-
alat atau melalui dinding perut dengan operasi caesaria.

2. Bentuk Persalinan

1. Persalinan Spontan, persalinan yang berlangsung dengan kekuatan ibu sendiri,


dan melalui jalan lahir.
2. Persalinan Bantuan, persalinan dengan rangsangan yang dibantu dengan tenaga
dari luar, ekstraksi dengan forcep atau dengan dilakukan sectio sesario.
3. Persalinan Anjuran, persalinan yang tidak dimulai dengan sendirinya, baru
berlangsung setelah pemecahan ketuban.

3. Tanda – Tanda Persalinan

1) Persalinan Palsu
 Terjadi lightening
Menjelang minggu ke – 36 pada primigravida terjadi penurunan fundus uteri
karena kepala bayi sudah masuk pintu atas panggul (PAP) yang disebabkan :
o Kontraksi Braxton hicks
o Ketegangan dinding perut
o Ketegangan ligamentum rotandum
o Gaya berat janin dimana kepala kearah bawah
 Masuknya kepala bayi kepintu atas panggul dirasakan ibu hamil :
o Terasa ringan dibagian atas, rasa sesaknya berkurang
o Dibagian bawah terasa sesak
o Terjadi kesulitan saat berjalan
o Sering miksi ( beser kencing )
 Terjadinya His permulaan
Pada saat hamil muda sering terjadi kontraksi Braxton hicks yaitu keluhan
karena dirasakan sakit dan mengganggu. Terjadi karena perubahan
keseimbangan estrogen, progesteron, dan memberikan kesempatan
rangsangan oksitosin. Dengan semakin tua hamil, pengeluaran estrogen dan
progesteron makin berkurang sehingga oksitosin dapat menimbulkan
kontraksi yang lebih sering sebagai his palsu.
Sifat his permulaan ( palsu )
o Rasa nyeri ringan di bagian bawah
o Datangnya tidak teratur
o Tidak ada perubahan pada serviks atau pembawa tanda
o Durasinya pendek
o Tidak bertambah bila beraktifitas

2) Persalinan Sejati,
1. Terjadinya His persalinan. His persalinan mempunyai sifat :
Pinggang terasa sakit yang menjalar ke bagian depan
Sifatnya teratur, interval makin pendek, dan kekuatannya makin besar
Mempunyai pengaruh terhadap perubahan serviks
Makin beraktifitas ( jalan ) kekuatan makin bertambah
2. Pengeluaran lendir dan darah ( pembawa tanda ). Adanya his persalinan
menyebabkan perubahan pada serviks yang menimbulkan :
Pendataran dan pembukaan
Pembukaan menyebabkan lender yang terdapat pada kanalis servikalis
lepas
Terjadi perdarahan karena kapiler pembuluh darah pecah
3. Pengeluaran Cairan
Pada beberapa kasus terjadi ketuban pecah yang menimbulkan
pengeluaran cairan. Sebagian ketuban baru pecah menjelang pembukaan
lengkap. Dengan pecahnya ketuban diharapkan persalinan berlangsung
dalam waktu 24 jam.

4. Tahap Persalinan
1. Kala I ( kala pembukaan )
 Inpartum (partus mulai) ditandai dengan keluarnya lendir bercampur
darah (bloody show), karena serviks mulai membuka (dilatasi) dan
mendatar (effacement). Darah berasal dari pecahnya pembuluh darah
kapiler sekitar kanalis servikalis karena pergeseran ketika serviks
mendatar dan terbuka.
 Tanda dan gejala persalinan kala I adalah His sudah adekuat
 Penipisan dan pembukaan serviks sekurang-kurangnya 3 cm.
 Keluarnya cairan dari vagina dalam bentuk lendir bercampur darah.
 Sering BAK.
 Akhir kala I primigravida keluar darah menetas.

Kala pembukaan dibagi atas 2 fase yaitu :

I. Fase laten :
Pembukaan serviks berlangsung lambat sampai pembukaan 3 cm
berlangsung dalam 7 – 8 jam
II. Fase aktif :
Berlangsung selama 6 jam dan dibagi atas 3 sub fase :
 Periode akselerasi ; berlangsung 2 jam, pembukaan menjadi 4
cm.
 Periode dilatasi maksimal (steady) : selama 2 jam pembukaan
berlangsung cepat menjadi 9 cm.
 Periode deselarasi : berlangsung lambat, dalam waktu 2 jam
pembukaan menjadi 10 cm

Pemeriksaan dalam idealnya dilakukan minimal 4 jam sekali


Bidang Hodge : untuk menentukan sampai dimanakah bagian terendah
janin turun dalam panggul
HI : bidang hodge yang sudah dibentuk pada lingkaran PAP dengan
bagian atas simfisis dan promontorium
H II : sejajar dengan hodge I, setinggi bagian bawah simfisis
H III : sejajar hodge I, II, setinggi spina ischiadica kiri dan kanan
H IV : sejajar bidang hodge I,II,III setinggi os coccigeus

2. Kala II (Kala Pengeluaran Janin)


 Pada kala pengeluaran janin, his terkoordinir, kuat, cepat dan lebih
lama kira-kira 2 – 3 menit sekali.
 Kepala janin telah turun masuk ruang panggul sehingga terjadilah
tekanan pada otot-otot dasar panggul yang secara reflektoris
menimbulkan rasa mengedan. Karena tekanan pada rectum, ibu
merasa seperti mau buang air besar dengan tanda anus terbuka.
 Pada waktu his kepala janin mulai kelihatan, vulva membuka dan
perineum meregang.
 Dengan his mengedan yang terpimpin, akan lahirlah kepala, diikuti
oleh seluruh badan janin. Kala II pada primi : 1 ½ -2 jam, pada multi
1 ½ -1 jam.
 Tanda dan gejala pada kala ini adalah Ibu ingin meneran, Perineum
menonjol, Vulva dan anus membuka.
 Meningkatnya pengeluaran darah dan lendir, Kepala telah turun
didasar panggul.
3. Kala III (Kala Pengeluaran Uri)
 Setelah bayi lahir, kontraksi rahim istirahat sebentar.
 Uterus teraba keras dengan fundus uteri setinggi pusat, dan berisi
plasenta yang menjadi tebal 2 kali sebelumnya.
 Beberapa saat kemudian, timbul his pelepasan dan pengeluaran uri.
 Dalam waktu 5-10 menit seluruh plasenta terlepas, terdorong ke
dalam vagina dan akan lahir spontan atau dengan sedikit dorongan
dari atas simfisis atau fundus uteri. Seluruh proses biasanya
berlangsung 5-30 menit setelah bayi lahir.
 Pengeluaran plasenta disertai dengan pengeluaran darah kira-
kira 100-200 cc.
4. Kala IV
 Adalah kala pemulihan masa yang kritis ibu dan anaknya, bukan
hanya proses pemulihan secara fisik setelah melahirkan tetapi juga
mengawali hubungan yang baru selama satu sampai dua jam.
 Pada kala IV ibu masih membutuhkan pengawasan yang intensive
karena perdarahan dapat terjadi, misalnya karena atonia uteri,
robekan pada serviks dan perineum.
 Rata-rata jumlah perdarahan normal adalah 100 – 300 cc, bila
perdarahan diatas 500 cc , maka dianggap patologi.
 Perlu diingat ibu tidak boleh ditinggalkan sendiri dan belum
boleh dipindahkan kekamarnya.
POSTNATAL

1. Definisi

Postpartum adalah masa atau waktu sejak bayi dilahirkan dan plasenta keluar
lepas dari rahim, sampai enam minggu berikutnya, disertai dengan pulihnya kembali
organ-organ yang berkaitan dengan kandungan, yang mengalami perubahan seperti
perlukaan dan lain sebagainya berkaitan saat melahirkan (Suherni, 2009). Post
Partum adalah masa enam minggu sejak bayi baru lahir sampai organ-organ
reproduksi kembali ke keadaan normal seperti sebelum hamil. Periode ini juga
disebut puerperium atau trimester keempat kehamilan (Wong, Perry, & Hockenberry,
2002).

2. Periode Postpartum
Periode post partum terbagi menjadi 3 bagian, yaitu :
1. Immediate Post Partum (Puerperium Dini)
Yaitu saat ibu telah boleh berdiri dan berjalan-jalan saat 24 jam setelah
persalinan.
2. Early Post Partum (Pueperium Intermedial)
Yaitu waktu untuk memulihkan alat-alat genitalia yang lamanya 6-8
minggu.
3. Late Post Partum (Remote Puerperium)
Minggu kedua setelah post partum dimana waktu yang diperlukan
untuk pulih dan sehat sempurna terutama bila selama hamil atau waktu
persalinan mempunyai komplikasi.
Dalam masa nifas, alat-alat genitalia interna maupun eksterna akan berangsur-
angsur pulih kembali seperti keadaan sebelum hamil. Perubahan-perubahan alat
genetalia ini dalam keseluruhannya involusio. Perubahan-perubahan yang lain yang
penting yakni hemokonsentrasi dan timbulnya laktasi. Yang terakhir ini karena
pengaruh hormon laktogenik dari kelenjar hipofisis terhadap kelenjar-kelenjar
mamma.

Karekterisitik lochea :
Pengeluaran
Nama Waktu Pengeluaran Normal
Abnormal
Rubra Hari ke 1-3 Berisi darah, jaringan desidua dan Lebih banyak
tropoblast, sedikit berbau, pengeluaran bekuan darah,
meningkat saat menyusui dan exercise berbau busuk,
serta duk penuh
dengan darah
Serosa Hari ke 4-9 Berisi sel darah tua, serum leukosit, sisa Duk penuh
jaringan, berwarna pinl/coklat, dengan lochea
konsistensi serosanguinis sedikit dan berbau
busuk
Alba Hari ke 10 Berisi leukosit, desidua, sel epitel, Berbau busuk
mukus, serum dan bakteri, berwarna
kuning keputihan, sedikit berbau amis

3. Tahapan Perubahan Psikologis Post Partum (Rubin, 1997)


i. Taking In (ketergantungan)
1. Perhatikan klien tergantung/berfokus pada dirinya
2. Klien pasif/tergantung pada pertolongan perawat
3. Berlangsung 1-2 hari
4. Klien belum mengizinkan kontak dengan bayi, hanya sebatas pada
informasi tentang keadaan bayi
5. Klien lebih senang mengenang persalinan yang baru dialaminya
ii. Taking Hold (mandiri-ketergantungan)
1. Klien berinisiatif untuk madiri dalam merawat diri dan bayinya
2. Perhatikan klien dalam mengatasi fungsi tubuhnya
3. Klien kurang percaya diri
4. Fase ini berlangsung selama 10 hari
iii. Letting Go (kemandirian dan peran baru)
1. Merasakan ikatan antara bayi dan klien
2. Menyadari tanggung jawab baru dalam merawat bayinya

4. Post Partum Blues


a). Merupakan suatu keadaan dimana ibu post partum menjadi mudah
tersinggung dan terluka, sehingga nafsu makan dan pola tidurnya menjadi
terganggu
b). Tanda dan gejala : klien merasa tidak nyaman, kelelahan yang sangat,
merasa kehabisan tenaga, klien mudah menangis
c). Penyebab : pengaruh hormonal dan perubahan transisi peran, rutinitas
baru (menyusui, mengganti popok, menjaga bayi)

5. Depresi Post Partum


a). Merupakan perasaan bersalah yang disebabkan oleh adanya kekecewaan,
kelelahan dari post partum yang tidak dimengerti oleh klien, yang dapat
menyebabkan depresi
b). Tanda dan gejala : perasaan bersalah, merasa cemas, menjaga jarak dengan
bayi, kecewa, mudah tersinggung dan terluka, gangguan nafsu makan dan
pola tidur
c). Penyebab : kelelahan dan rasa tidak nyaman, kehabisan tenaga
d). Waktu : 2-3 minggu post partum sampai 1 bulan pertama post partum
e). Intervensi keperawatan :
o Menjadi pendengar yang baik
o Ekspresikan perasaan dan memberikan support
o Menunjukkan realita
o Sumber support (suami, keluarga, orang tua)
o Meningkatkan kenyamanan tidur, exercise dan nutrisi

Anda mungkin juga menyukai