1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Spot welding merupakan sebuah proses penyambungan dua buah kawat atau lebih pada titik-titik terpisah
pada permukaan kawat, resistansi dari aliran arus pada kawat menimbulkan panas, kemudian terjadi
kenaikan tempratur pada permukaan kontak kawat hingga mencapai titik lebur kawat,ditambah dengan
adanya penekenan dari elektroda mesin spot weldingsehingga menyatu dan terbentuklah nuget las.
Pengunaan mesin spot welding dalam dunia fabrikasi cukup penting, spot welding yang digunakan pada
umumnya bersekala besar dan hanya digunakan pada suatu pengelasan saja, maka dari itu dibutuhkan suatu
mesin spot welding bersekala kecil. Berdasarkan hasil rancangan dan percobaan diharapkan mesin spot
welding dapat digunakan dalam skala industry rumahan seperti pembuatan, tong sampah, serok dan lain-
lain.
1.3 Pengelasan
Pengelasan merupakan salah satu bagian yang tak terpisahkan dari proses manufaktur. Proses pengelasan
(welding) merupakan salah satu teknik penyambungan logam dengan atau tanpa tekanan dan dengan atau
tanpa logam tambahan sehingga menghasilkan sambungan yang kotinu. Sedangkan definisi menurut
Deutche Industrieand Normen (DIN), las adalah ikatan metalurgi pada sambungan logam atau logam
paduan yang dilaksanakan dalam keadaan melting atau cair (Wiryosumarto, 1996).
1.4 Relay
Relay adalah komponen listrik yang bekerja berdasarkan prinsip induksi medan elektromagnetis, Jika
sebuah penghantar dialiri oleh arus listrik, maka disekitar penghantar tersebut timbul medan magnet, medan
magnet yang dihasilkan oleh arus listrik tersebut selanjutnya diinduksikan kelogam ferromagnetis.
18
Jurnal TrendTech Volume‐2/Nomor‐3, 2017
Gambar 2. Transormator
Berdasarkan hukum Faraday yang menyatakan magnitude dari electro motive force (emf) proporsional
terhadap perubahan fluks terhubung dan hukum Lenz yang menyatakan arah dari emf berlawanan dengan
arah fluk ssebagai reaksi perlawanan dari perubahan fluks tersebut.
Hubungan antara tegangan primer, jumlah lilitan primer, tegangan sekunder, dan jumlah lilitan sekunder,
dapat dinyatakan dalam persamaan :
Vp : Vs = Np : Ns (1)
Keterangan :
Vp = tegangan primer ( Volt ).
Vs = teganagan sekunder ( Volt ).
Np = jumlah lilitan primer.
Ns = jumlah lilitan sekunder.
19
Jurnal TrendTech Volume‐2/Nomor‐3, 2017
2. METODE
2.1 Perancangan Kelistrikan Mesin Spot Welding
Perancangan skema rangkaian pengunci relay menggunakan software fluidsim dimana hasil rancangan
nantinya dapat disimulasikan secara langsung menggunakan software fluidsim.
+24V 1 2 3
R1
R1
T1
R1 T1 5
0V
2 1
3
Gambar 3 adalah sebuah rangkaian pengunci relay yang barfungsinya untuk pengunci relay dan meberikan
arus input untuk mengoprasikan T1 ( relay with switch-off delay ).
Rangkaian kelistrikan pada mesin spot welding, dimana arus input dari tegangan 220 V, dan bilamana
tombol push button ditekan maka R1 ( relay ) sebagai rangkaian pengunci akan memberikan arus masukan
pada T1 ( timer ), yang mana T1 ( timer ) akan bekerja sesuai setingan yang sudah ditentukan, maka arus
listrik akan mengalir pada transformator ( trafo ) dan terjadilah konversi energi panas.
Yang dimaksud gulungan per volt yaitu sejumlah gulungan kawat yang disesuaikan untuk tegangan sebesar
1 Volt. untuk menetapkan besaran jumlah gulungan per volt dipakai ketentuan :
Dapat dirumuskan :
gpv = f/O (2)
Keterangan :
gpv = jumlah gulungan per volt.
F = frekuensi listrik ( 50hz ).
O = luas irisan teras diukur dengan cm². ( hasil kali dari lebar dan tinggi tempat gulungan ).
20
Jurnal TrendTech Volume‐2/Nomor‐3, 2017
Maka :
Lilitan/Volt = ( cm² ) (3)
Keterangan :
= lilitan
F = Frekuensi ( 50 Hz ).
A = Luas Penampang ( cm² ).
Mencari gulungan per volt dapat dirumuskan :
A =TxL (4)
= 9,5 x 6,5
= 61,75 cm²
Gpv =
=
,
= 0,809 gulungan per volt
Mencari gulungan primer :
= = = (7)
Ns x 220 = 178 x 5
Ns =
= 4,04 lilitan
Dalam perancangan perhitungan adalah 4,04 lilitan sekunder dan perancangan pada lilitan sekuder adalah
6 lilitan.
Mencari tegangan sekunder ( Vs ) dapat dirumuskan :
= (8)
Vs x 178 = 220 x 6
Vs =
= 7,42 Volt.
Mencari arus sekunder ( Is ) dapat dirumuskan :
= (9)
,
Is x 7,42 = 220 x 4
Is =
,
= 118,59 Ampere.
21
Jurnal TrendTech Volume‐2/Nomor‐3, 2017
Pada transformator menggunakan lilitan sekunder ( Ns ) yang memakai plat berbahan tembaga dengan :
Panjang : 2,5 meter
Lebar : 2,5 cm
Tebal : 0,5 mm
Hasil dari arus sekunder ( Is ) dengan mengunakan tang ampere sebagai alat yaitu : 284 Ampere.
Mencari tegangan sekunder ( Vs ) dapat dirumuskan :
= (10)
Vs x 284 = 160 x 4
Vs =
= 2,25352 Volt.
Lilitan sekunder ( Ns ) 4 6
Arus Las
Tempratur Waktu yang
Bahan Gambar Ampere
Terukur °C dibutuhkan ( t )
(A)
0,5 mm &
Ukuran
0,5 mm
22
Jurnal TrendTech Volume‐2/Nomor‐3, 2017
Tabel 2. Hasil
Pengujian
1,0mm &
Ukuran
1,0 mm
Untuk bahan kawat berukuran diameter 0,5 milimeter dalam jangaka perhitungan waktu 10 detik, bilamana
waktu melebihi dari 10 detik akan menyebabkan patah dibagian dibagian pengelasan pada bahan tersebut,
jika kurang waktu dari 10 detik akan menyebabkan penegelasan tidak akan menempel dengan sempurna.
.
Harga per KWH : = 604,7 (11)
,
= Rp. 604.7 / KWH
Posisi KWH sebelum pengujian 50.59 dan setelah pemakaian atau pengujian mesin spot welding dengan
waktu 10 detik tercatat 50.58, jadi penggunaan KWH oleh mesin spot welding yaitu 50.59 - 50.58 = 0,01
23
Jurnal TrendTech Volume‐2/Nomor‐3, 2017
KWH, bila dilihat dari pemakaian mesin spot welding dalam 1 x spot dengan waktu ( 10 detik ) maka dapat
dirumuskan :
Penggunaan KWH x Harga per KWH = 0,01 KWH x Rp. 604,7
= Rp. 6,047
10 detik = Rp. 6,047( dalam 1 x spot ).
4. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Hasil perancangan kelistrikan mesin spot welding dapat digunakan untuk proses idustry rumahan, dari
energy listrik yang dirubah oleh traformator yang menghasilkan panas yang diteruskan ketembaga
(elektroda ). Dengan hasil pengujian maka diperoleh performa dari kelistrikan mesin spot welding dengan
hasil rancangan yaitu, tegangan input 220 Volt dan Tegangan output 2,25 Volt dengan ampere output
284 ampere mampu untuk mengelas bahan jenis kawat berukuran diameter 0.5 milimeter dengan
minimum pemakain mesin spot welding dengan waktu kurang dari 10 detik, dan untuk bahan kawat
berukuran diameter 1 milimeter diharuskan waktu 10 detik, bila kurang dari waktu yang sudah ditentukan
maka hasil tidak akan maksimal.
2. Pada mesin spot welding ini pengunaan dayanya yang sangat efesien, dalam 1 x spot dengan waktu 10
detik mampu menurunkan pengunaan daya sebanyak 0.01 KWH dengan nominal rupiah sebesar
Rp.6,047 per 1x spot, maka cocok dengan industry rumahan dengan jenis bahan yaitu kawat.
5. DAFTAR PUSTAKA
1. Archie, W. Et al. (1996). Prinsip-PrinsipKonversi Energi. Jakarta : Erlangga.
2. Barry G. Et al. (2006). Elektronika Praktis. Jakatra : Pradnya Paramita
3. Wiryosumarto, H. (1996). Teknologi Pengelasan Longam. Jakarta : Pradnya Paramita.
4. Panitia PUIL. (2000). Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2000 ( PUIL 2000 ). Jakarta : Yayasan PUIL
5. Sutrisno. (1986). Elektronika Teori dan Penerapannya. Bandung : ITB. Terbitan Pertama.
6. Yurianto. (1990). Metode Prancangan Mesin Las Titik, Brazing, dan Soldering Jinjing untuk Indstri
Kecil.
24