NO 18.12.13/440/114/II/2019
ANTARA
DESA HUTAGALUH
DENGAN
UPT PUSKESMAS KOTARIH
TENTANG
PELAYANAN KESEHATANDARI MASYARAKAT DESA
BAGI MASYARAKAT DESA
I. Sarlem Saragih selaku Kepala Desa Hutagaluh yang berkedudukan dan berkantor di
Kotarih, dalam hal ini bertindak dalam jabatannya tersebut., karenanya sah bertindak untuk
dan atas nama serta mewakili Desa Hutagaluh selanjutnya disebut “ PIHAK PERTAMA”;
II. Dr. Edi Syahputra, selaku Kepala UPT Puskesmas Kotarih yang berkedudukan dan
berkantor di Kotarih, dalam hal ini bertindak dalam jabatannya tersebut., karenanya sah
bertindak untuk dan atas nama serta mewakili UPT Puskesmas Kotarih, selanjutnya disebut
“PIHAK KEDUA”.
Selanjutnya PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA yang secara bersama-sama disebut PARA
PIHAK dan masing-masing disebut Pihak sepakat untuk menandatangani Perjanjian dengan
syarat dan ketentuan sebagai berikut :
PASAL 1
MAKSUD DAN TUJUAN
PARA PIHAK sepakat untuk melakukankerja sama dalam Penyediaan Pelayanan Kesehatan
Dari Masyarakat Desa Bagi Masyarakat Desa syarat dan ketentuan yang diatur dalam
Perjanjian ini.
PASAL 2
RUANG LINGKUP DAN PROSEDUR
Ruang lingkupdan Prosedur Penyediaan Pelayanan Kesehatan Dari Masyarakat Desa bagi
Masyarakat Desa sebagaimana diuraikan dalam Perjanjian ini.
PASAL 3
HAK DAN KEWAJIBAN PARA PIHAK
Tanpa mengesampingkan hak dan kewajiban dalam pasal-pasal lain dari Perjanjian ini,
PARAPIHAK sepakat untuk merinci hak dan kewajiban masing-masing sebagaimana diuraikan
sebagai berikut:
1. Hak PIHAK PERTAMA
a. Menerima layanan kesehatan di Posyandu bagi masyarakat rawan gizi (WUS, Ibu Hamil,
Ibu Balita, Balita dan Lansia) yang diberikan PIHAK KEDUA;
b. Menerima pemberian imunisasi TT pada Calon Pengantin yang diberikan PIHAK
KEDUA;
c. Menerima pemberian imunisasi dasar lengkap pada Balita yang diberikan PIHAK
KEDUA;
d. Mendapatkan pelatihan refreshing kader pada kader kesehatan yang diberikan PIHAK
KEDUA;
e. Mendapatkan pelatihan dan bimbingan dalam pelaksanaan Desa Hutagaluh Siaga yang
diberikan PIHAK KEDUA;
f. Mendapatkan pelatihan dan bimbingan dalam pelaksanaan mengembangkan
pemberdayaan masyarakat dalam kegiatan Donor Darah, Tabungan Ibu Hamil (Tabulin),
Dana Sosial Bagi Ibu Bersalin (Dasolin), Stiker P4K (Program Perencanaan
Pencegahan Persalinan Komplikasi) dan Kelas Ibu Balita yang diberikan PIHAK
KEDUA;
g. Menerima pelayanan rujukan pada masyarakat rawan gizi (WUS, Ibu Hamil, Ibu Balita,
Balita dan Lansia) yang diberikan PIHAK KEDUA;
h. Mendapatkan penyuluhan kesehatan;
i. Mendapatkan data dan informasi tentang hasil penjaringan dan pelayanan
kesehatanyang dilaksanakan PIHAK KEDUA;
j. Menerima laporan data kesehatan yang mencakup pencatatan atas jumlah kasus
kesehatan dan rujukan;
k. Memberikan teguran dan atau peringatan tertulis kepada PIHAK KEDUA dalam hal
terjadinya penyimpangan terhadap pelaksanaan kewajiban PIHAK KEDUA dalam
Perjanjian ini;
l. Meninjau kembali Perjanjian ini apabila PIHAK KEDUA tidak memberikan tanggapan
terhadap peringatan tertulis;
4. KewajibanPIHAK KEDUA
a. Melayani calon pengantin dengan baik sesuai dengan standar profesi dan standar
pelayanan kesehatan dalam imunisasi TT bagi Catin;
b. Melatih kader kesehatan dalam pelaksanaan kegiatan Posyandu;
c. Melatih kader Poskesdes untuk pelaksanaan kegiatan Desa HutagaluhSiaga;
d. Memfasilitasi dan mendampingi pembentukan Forum Kesehatan Desa Hutagaluh;
e. Memfasilitasi, mendampingi dan memberikan petunjuk teknis dalam menumbuh dan
mengembangkan pemberdayaan masyarakat di dalam kegiatan Donor Darah, Ambulance
Desa Hutagaluh, Tabungan Ibu Hamil (Tabulin), Dana Sosial Bagi Ibu Bersalin (Dasolin),
Stiker P4K (Program Perencanaan Pencegahan Persalinan Komplikasi) dan Kelas Ibu
Balita;
f. Melaksanakan dan menyediakan data-data hasil penjaringan, penyuluhan, pelayanan
kesehatan dan rujukan kasus ke pada PIHAK PERTAMA;
g. Menyediakan data dan informasi tentang Sumber Daya Manusia dan sarana
prasaranaPIHAK KEDUA dan informasi lain tentang pelayanan Puskesmas kepada
masyarakat Desa Hutagaluhyang dianggap perlu oleh PIHAK PERTAMA;
h. Menyediakan petugas sebagai tenaga informasi dan penanganan keluhan terkait dengan
pelayanan PIHAK KEDUA;
i. Membuat laporan kegiatan pelayanan kesehatan yang diberikan secara berkala setiap
bulan kepada PIHAK PERTAMA;
j. Menggunakan Sistem Informasi Manajemen yang berlaku dalam rangka tata laksana
administrasi;
PASAL 4
TARIF PELAYANAN KESEHATAN
1. Tarif pelayanan kesehatan bagi masyarakat Desa Hutagaluhyang bukan peserta BPJS
adalah tarif yang ditetapkan dan disepakati oleh PARA PIHAK sebagaimana berlaku
sesuai pola pembayaran kesepakatan PIHAK PERTAMA dengan mengacu pada standar
tarif yang ditetapkan oleh Daerah Kabupaten Serdang Bedagai.
2. Tarif pelayanan kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 sudah termasuk alat
kesehatan, dimana pembiayaanya tidak boleh dibebankan dan tidak boleh ditagihkan
kepada masyarakat Desa Hutagaluh.
3. Besarnya tarif pelayanan kesehatan tersebutdiatas berlaku untuk jangka waktu minimal 1
(satu) tahun terhitung sejak tanggalberlaku kecuali terdapat perubahan kebijakan lain
terkait dengan tarif pelayanan kesehatan.
4. PIHAK KEDUA dilarang memungut biaya tambahan atas pelayanan kesehatan yang
diberikan kepada masyarakat Desa Hutagaluhdi luar standar tarif yang ditetapkan oleh
Daerah Kabupaten Serdang Bedagai.
PASAL 5
TATA CARA PEMBAYARAN
PELAYANAN KESEHATAN
Tata cara pelayanan kesehatan yang dilakukan dalam pelaksanaan Perjanjian ini diuraikan
sebagaimana pada Perjanjian ini.
PASAL 6
JANGKA WAKTU PERJANJIAN
1. Perjanjian ini berlaku terhitung secara efektif sejak tanggal Tiga Belas (13) bulan dua (02)
tahun Dua Ribu Sembilan Belas (2019).
2. Selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan sebelum berakhirnya Jangka Waktu Perjanjian,PARA
PIHAK sepakat untuk saling memberitahukan maksudnya apabila hendak mengakhiri
Perjanjian ini.
3. Pada jangka waktu sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) Pasal ini PIHAK PERTAMA
akan melakukan penilaian kembali terhadap PIHAK KEDUAatas :
a. fasilitas dan kemampuan pelayanan kesehatan
b. penyelenggaraan pelayanan kesehatan pada jangka waktu perjanjian
c. kepatuhan dan komitmen terhadap perjanjian
4. Apabila PARA PIHAK tidak berkeinginan/sepakat untuk mengakhiri perjanjian ini maka
batas waktu berlakunya perjanjian ini adalah tidak terbatas sampai PARA PIHAK sepakat
untuk mengakhiri perjanjian.
PASAL 7
EVALUASI DAN PENILAIAN
PENYELENGGARAAN PELAYANAN KESEHATAN
PASAL 8
MONITORING DAN EVALUASI
1. Dalam hal PIHAK PERTAMA terbukti secara nyata melakukan hal-hal sebagai :
a. tidak melaksanakan kewajiban pada saat pelaksanaan kegiatan pendampingan,
pembinaan dan penjaringan, penyuluhan dan pelayanan kesehatan;
b. meminta biaya untuk pelaksanaan kegiatan penjaringan, penyuluhan dan pelayanan
kesehatan pada petugas puskesmas;
c. melanggar ketentuan sebagaimana diatur dalam Perjanjian ini,
maka PIHAK KEDUAberhak melakukan teguran tertulis kepada PIHAK PERTAMA
sebanyak 3 (tiga) kali dengan tenggang waktu masing-masing surat teguran minimal 7
(tujuh) hari kalender, dengan tembusan ke Dinas Kesehatan dan Camat.
2. Dalam hal PIHAK KEDUA terbukti secara nyata melakukan hal-hal sebagai berikut:
a. tidak melayani masyarakat Desa Hutagaluhsesuai dengan kewajibannya;
b. memungut biaya tambahan kepada masyarakat Desa Hutagaluh diluar ketentuan;dan
atau
c. melanggar ketentuan sebagaimana diatur dalam Perjanjian ini, maka PIHAK PERTAMA
berhak melakukan teguran tertulis kepada PIHAK KEDUA sebanyak 3 (tiga) kali dengan
tenggang waktu masing-masing surat teguran minimal 7 (tujuh) hari kalender, dengan
tembusan ke Dinas Kesehatan dan Camat.
3. PARA PIHAK berhak meninjau kembali perjanjian ini apabila ternyata dikemudian hari
tidak ada tanggapan atau perbaikan dari PARAPIHAK yang ditegur sebagaimana
dimaksud dalam Pasal ini.
4. Dalam hal salah satu pihak diketahui menyalahgunakan wewenang dengan melakukan
kegiatan moral hazard atau fraud yang dibuktikan dari hasil pemeriksaan Tim Pemeriksa
Internal maupun Eksternal sehingga terbukti merugikan pihak lainnya, maka pihak yang
menyalahgunakan wewenang tersebut berkewajiban untuk memulihkan kerugian yang
terjadi dan pihak yang dirugikan dapat membatalkan Perjanjian ini secara sepihak.
5. Pengakhiran perjanjian yang diakibatkan sebagaimana dimaksud pada ayat 4 Pasal ini
dapat dilakukan tanpa harus memenuhi ketentuan sebagaimana tertuang pada pasal yang
ada pada Perjanjian ini dan tidak membebaskan PARA PIHAKdalam menyelesaikan
kewajiban masing-masing yang masih ada kepada pihak lainnya.
PASAL 10
PENGAKHIRAN PERJANJIAN
1. Perjanjian ini dapat dibatalkan dan atau diakhiri oleh salah satu Pihak sebelum Jangka
Waktu Perjanjian, berdasarkan hal-hal sebagai berikut:
a. PersetujuanPARA PIHAK secara tertulis untuk mengakhiri Perjanjian ini yang berlaku
efektif pada tanggal dicapainya kesepakatan pengakhiran tersebut;
b. Salah satu Pihak melanggar ketentuan yang diatur dalam Perjanjian ini (wanprestasi)
dan tetap tidak memperbaikinya setelah menerima surat teguran/peringatan sebanyak3
(tiga) kali dengan tenggang waktu masing-masing surat teguran/peringatan minimal7
(tujuh) hari kalender, dengan tembusan ke Dinas Kesehatan dan Camat. Pengakhiran
berlaku efektif secara seketika pada tanggal surat pemberitahuan pengakhiran
Perjanjian ini dari Pihak yang dirugikan;
2. Dalam hal PIHAK KEDUA bermaksud untuk mengakhiri Perjanjian ini secara sepihak
sebelum berakhirnya Jangka Waktu Perjanjian, PIHAK KEDUA wajib memberikan
pemberitahuan tertulis kepada PIHAK PERTAMA mengenai maksudnya tersebut
sekurang-kurangnya 3 (tiga) bulan sebelumnya;
3. Berakhirnya Perjanjian ini tidak menghapuskan hak dan kewajiban yang telah timbul dan
tetap berlaku sampai terselesaikannya hak dan kewajibannya tersebut.
PASAL 11
KEADAAN MEMAKSA (FORCE MAJEURE)
1. Yang dimaksud dengan keadaan memaksa (selanjutnya disebut “Force Majeure”) adalah
suatu keadaan yang terjadinya di luar kemampuan, kesalahan atau kekuasaan PARA
PIHAK dan yang menyebabkan Pihak yang mengalaminya tidak dapat melaksanakan
atau terpaksa menunda pelaksanaan kewajibannya dalam Perjanjian ini. Force Majeure
tersebut meliputi bencana alam, banjir, wabah, perang (yang dinyatakan maupun yang
tidak dinyatakan), pemberontakan, huru-hara, pemogokkan umum, kebakaran, dan
kebijaksanaan Pemerintah yang berpengaruh secara langsung terhadap pelaksanaan
Perjanjian ini.
2. Dalam hal terjadinya peristiwa Force Majeure, maka Pihak yang terhalang untuk
melaksanakan kewajibannya tidak dapat dituntut oleh Pihak lainnya.Pihak yang terkena
Force Majeure wajib memberitahukan adanya peristiwa Force Majeure tersebut kepada
Pihak yang lain secara tertulis paling lambat 14 (empat belas)hari kalender sejak saat
terjadinya peristiwa Force Majeure,yang dikuatkan oleh surat keterangan dari pejabat
yang berwenang yang menerangkan adanya peristiwa Force Majeuretersebut. Pihak yang
terkena Force Majeure wajib mengupayakan dengan sebaik-baiknya untuk tetap
melaksanakan kewajibannya sebagaimana diatur dalam Perjanjian ini segera setelah
peristiwa Force Majeure berakhir.
3. Apabila peristiwa Force Majeuretersebut berlangsung terus hingga melebihi atau diduga
oleh Pihak yang mengalami Force Majeure akan melebihi jangka waktu 30 (tiga puluh)
hari kalender, maka PARA PIHAK sepakat untuk meninjau kembali Jangka Waktu
Perjanjian ini.
4. Semua kerugian dan biaya yang diderita oleh salah satu Pihak sebagai akibat terjadinya
peristiwa Force Majeure bukan merupakan tanggung jawab Pihak yang lain.
PASAL 12
PENYELESAIAN PERSELISIHAN
Demikianlah, Perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua), asli, masing-masing sama bunyinya,
di atas kertas bermeterai cukup serta mempunyai kekuatan hukum yang sama setelah ditanda-
tangani oleh PARA PIHAK.
PerjanjianKerjasama Pelayanan Kesehatan Dari Masyarakat Desa Bagi Masyarakat Desa yang
selanjutnya disebut Perjanjian, dibuat dan ditandatangani di Kotarih,pada hari Rabu,Tanggal
Tiga Belas (13) bulan dua (02) tahun Dua Ribu Sembilan Belas (2019)oleh dan antara :
I. Namai Tarigan selaku Kepala Desa Si Ujan – Ujan yang berkedudukan dan berkantor di Si
Ujan - Ujan, dalam hal ini bertindak dalam jabatannya tersebut., karenanya sah bertindak
untuk dan atas nama serta mewakili Desa Si Ujan - Ujan selanjutnya disebut “ PIHAK
PERTAMA”;
III. Dr. Edi Syahputra, selaku Kepala UPT Puskesmas Kotarih yang berkedudukan dan
berkantor di Kotarih, dalam hal ini bertindak dalam jabatannya tersebut., karenanya sah
bertindakuntuk dan atas nama serta mewakili UPT Puskesmas Kotarih, selanjutnya disebut
“PIHAK KEDUA”.
PARA PIHAK sepakat untuk melakukankerja sama dalam Penyediaan Pelayanan Kesehatan
Dari Masyarakat Desa Bagi Masyarakat Desa syarat dan ketentuan yang diatur dalam
Perjanjian ini.
PASAL 2
RUANG LINGKUP DAN PROSEDUR
Ruang lingkupdan Prosedur Penyediaan Pelayanan Kesehatan Dari Masyarakat Desa bagi
Masyarakat Desa sebagaimana diuraikan dalam Perjanjian ini.
PASAL 3
HAK DAN KEWAJIBAN PARA PIHAK
Tanpa mengesampingkan hak dan kewajiban dalam pasal-pasal lain dari Perjanjian ini,
PARAPIHAK sepakat untuk merinci hak dan kewajiban masing-masing sebagaimana diuraikan
sebagai berikut:
1. Hak PIHAK PERTAMA
a. Menerima layanan kesehatan di Posyandu bagi masyarakat rawan gizi (WUS, Ibu
Hamil, Ibu Balita, Balita dan Lansia) yang diberikan PIHAK KEDUA;
b. Menerima pemberian imunisasi TT pada Calon Pengantin yang diberikan PIHAK
KEDUA;
c. Menerima pemberian imunisasi dasar lengkap pada Balita yang diberikan PIHAK
KEDUA;
d. Mendapatkan pelatihan refreshing kader pada kader kesehatan yang diberikan PIHAK
KEDUA;
e. Mendapatkan pelatihan dan bimbingan dalam pelaksanaan Desa Si Ujan – Ujan Siaga
yang diberikan PIHAK KEDUA;
f. Mendapatkan pelatihan dan bimbingan dalam pelaksanaan mengembangkan
pemberdayaan masyarakat dalam kegiatan Donor Darah, Tabungan Ibu Hamil (Tabulin),
Dana Sosial Bagi Ibu Bersalin (Dasolin), Stiker P4K (Program Perencanaan
Pencegahan Persalinan Komplikasi) dan Kelas Ibu Balita yang diberikan PIHAK
KEDUA;
g. Menerima pelayanan rujukan pada masyarakat rawan gizi (WUS, Ibu Hamil, Ibu Balita,
Balita dan Lansia) yang diberikan PIHAK KEDUA;
h. Mendapatkan penyuluhan kesehatan;
i. Mendapatkan data dan informasi tentang hasil penjaringan dan pelayanan
kesehatanyang dilaksanakan PIHAK KEDUA;
j. Menerima laporan data kesehatan yang mencakup pencatatan atas jumlah
kasuskesehatan dan rujukan;
k. Memberikan teguran dan atau peringatan tertulis kepada PIHAK KEDUA dalam hal
terjadinya penyimpangan terhadap pelaksanaan kewajiban PIHAK KEDUA dalam
Perjanjian ini;
l. Meninjau kembali Perjanjian ini apabila PIHAK KEDUA tidak memberikan tanggapan
terhadap peringatan tertulis;
1. Tarif pelayanan kesehatan bagi masyarakat Desa Hutagaluhyang bukan peserta BPJS
adalah tarif yang ditetapkan dan disepakati oleh PARA PIHAK sebagaimana berlaku
sesuai pola pembayaran kesepakatan PIHAK PERTAMA dengan mengacu pada
standar tarif yang ditetapkan oleh Daerah Kabupaten Serdang Bedagai.
2. Tarif pelayanan kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 sudah termasuk alat
kesehatan, dimana pembiayaanya tidak boleh dibebankan dan tidak boleh ditagihkan
kepada masyarakat Desa Si Ujan - Ujan.
3. Besarnya tarif pelayanan kesehatan tersebutdiatas berlaku untuk jangka waktu minimal
1 (satu) tahun terhitung sejak tanggalberlaku kecuali terdapat perubahan kebijakan lain
terkait dengan tarif pelayanan kesehatan.
4. PIHAK KEDUA dilarang memungut biaya tambahan atas pelayanan kesehatan yang
diberikan kepada masyarakat Desa Si Ujan – Ujan di luar standar tarif yang ditetapkan
oleh Daerah Kabupaten Serdang Bedagai.
PASAL 5
TATA CARA PEMBAYARAN
PELAYANAN KESEHATAN
Tata cara pelayanan kesehatan yang dilakukan dalam pelaksanaan Perjanjian ini diuraikan
sebagaimanapada Perjanjian ini.
PASAL 6
JANGKA WAKTU PERJANJIAN
1. Perjanjian ini berlaku terhitungsecara efektifsejak tanggal Tiga Belas (13) bulan dua
(02) tahun Dua Ribu Sembilan Belas (2019).
2. Selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan sebelum berakhirnya Jangka Waktu
Perjanjian,PARA PIHAK sepakat untuk saling memberitahukan maksudnya apabila
hendak mengakhiri Perjanjian ini.
3. Pada jangka waktu sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) Pasal ini PIHAK PERTAMA
akan melakukan penilaian kembali terhadap PIHAK KEDUA atas :
PASAL 7
EVALUASI DAN PENILAIAN
PENYELENGGARAAN PELAYANAN KESEHATAN
PASAL 8
MONITORING DAN EVALUASI
1. Dalam rangka melakukan monitoring dan evaluasi, PIHAK PERTAMA dan PIHAK
KEDUA secara langsung dan/atau dengan Dinas Kesehatan dan Camat, berhak untuk
melakukan pemeriksaan terhadap penyelenggaraan pelaksanaan kegiatan pelayanan
kesehatan masyarakat Desa Si Ujan – Ujan terhadap hak dan kewajiban PARA PIHAK
untuk perbaikan pelaksanaan kegiatan.
2. Apabila ternyata dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan masyarakat Desa Si
Ujan - Ujan, ditemukan penyimpanganterhadap Perjanjian yang dilakukan oleh PARA
PIHAK, maka Dinas Kesehatan dan Camat berhak menegur PARA KEDUA secara
tertulis.
3. Setelah melakukan teguran secara tertulis sebanyak 3 (tiga) kali sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 9 ayat 2 Perjanjian ini dan tidak ada tanggapan atau perbaikan dari PARA
PIHAK berhak mengakhiri Perjanjian ini.
PASAL 9
SANKSI
1. Dalam hal PIHAK PERTAMA terbukti secara nyata melakukan hal-hal sebagai :
a. tidak melaksanakan kewajiban pada saat pelaksanaan kegiatan pendampingan,
pembinaan dan penjaringan, penyuluhan dan pelayanan kesehatan;
b. meminta biaya untuk pelaksanaan kegiatan penjaringan, penyuluhan dan pelayanan
kesehatan pada petugas puskesmas;
c. melanggar ketentuan sebagaimana diatur dalam Perjanjian ini,
maka PIHAK KEDUA berhak melakukan teguran tertulis kepada PIHAK PERTAMA
sebanyak 3 (tiga) kali dengan tenggang waktu masing-masing surat teguran minimal 7
(tujuh) hari kalender, dengan tembusan ke Dinas Kesehatan dan Camat.
2. Dalam hal PIHAK KEDUA terbukti secara nyata melakukan hal-hal sebagai berikut:
a. tidak melayani masyarakat Desa Hutagaluhsesuai dengan kewajibannya;
b. memungut biaya tambahan kepada masyarakat Desa Si Ujan – Ujan diluar
ketentuan;dan atau
c. melanggar ketentuan sebagaimana diatur dalam Perjanjian ini, maka PIHAK PERTAMA
berhak melakukan teguran tertulis kepada PIHAK KEDUA sebanyak 3 (tiga) kali dengan
tenggang waktu masing-masing surat teguran minimal 7 (tujuh) hari kalender, dengan
tembusan ke Dinas Kesehatan dan Camat.
3. PARA PIHAK berhak meninjau kembali perjanjian ini apabila ternyata dikemudian hari
tidak ada tanggapan atau perbaikan dari PARA PIHAK yang ditegur sebagaimana
dimaksud dalam Pasal ini.
4. Dalam hal salah satu pihak diketahui menyalahgunakan wewenang dengan melakukan
kegiatan moral hazard atau fraud yang dibuktikan dari hasil pemeriksaan Tim Pemeriksa
Internal maupun Eksternal sehingga terbukti merugikan pihak lainnya, maka pihak yang
menyalahgunakan wewenang tersebut berkewajiban untuk memulihkan kerugian yang
terjadi dan pihak yang dirugikan dapat membatalkan Perjanjian ini secara sepihak.
5. Pengakhiran perjanjian yang diakibatkan sebagaimana dimaksud pada ayat 4 Pasal ini
dapat dilakukan tanpa harus memenuhi ketentuan sebagaimana tertuang pada pasal yang
ada pada Perjanjian ini dan tidak membebaskan PARA PIHAK dalam menyelesaikan
kewajiban masing-masing yang masih ada kepada pihak lainnya.
PASAL 10
PENGAKHIRAN PERJANJIAN
1. Perjanjian ini dapat dibatalkan dan atau diakhiri oleh salah satu Pihak sebelum Jangka
Waktu Perjanjian, berdasarkan hal-hal sebagai berikut:
a. Persetujuan PARA PIHAK secara tertulis untuk mengakhiri Perjanjian ini yang berlaku
efektif pada tanggal dicapainya kesepakatan pengakhiran tersebut;
b. Salah satu Pihak melanggar ketentuan yang diatur dalam Perjanjian ini (wanprestasi)
dan tetap tidak memperbaikinya setelah menerima surat teguran/peringatan sebanyak3
(tiga) kali dengan tenggang waktu masing-masing surat teguran/peringatan minimal7
(tujuh) hari kalender, dengan tembusan ke Dinas Kesehatan dan Camat. Pengakhiran
berlaku efektif secara seketika pada tanggal surat pemberitahuan pengakhiran
Perjanjian ini dari Pihak yang dirugikan;
2. Dalam hal PIHAK KEDUA bermaksud untuk mengakhiri Perjanjian ini secara sepihak
sebelum berakhirnya Jangka Waktu Perjanjian, PIHAK KEDUA wajib memberikan
pemberitahuan tertulis kepada PIHAK PERTAMA mengenai maksudnya tersebut
sekurang-kurangnya 3 (tiga) bulan sebelumnya;
3. Berakhirnya Perjanjian ini tidak menghapuskan hak dan kewajiban yang telah timbul dan
tetap berlaku sampai terselesaikannya hak dan kewajibannya tersebut.
PASAL 11
KEADAAN MEMAKSA (FORCE MAJEURE)
1. Yang dimaksud dengan keadaan memaksa (selanjutnya disebut “Force Majeure”) adalah
suatu keadaan yang terjadinya di luar kemampuan, kesalahan atau kekuasaan PARA
PIHAK dan yang menyebabkan Pihak yang mengalaminya tidak dapat melaksanakan
atau terpaksa menunda pelaksanaan kewajibannya dalam Perjanjian ini. Force Majeure
tersebut meliputi bencana alam, banjir, wabah, perang (yang dinyatakan maupun yang
tidak dinyatakan), pemberontakan, huru-hara, pemogokkan umum, kebakaran, dan
kebijaksanaan Pemerintah yang berpengaruh secara langsung terhadap pelaksanaan
Perjanjian ini.
2. Dalam hal terjadinya peristiwa Force Majeure, maka Pihak yang terhalang untuk
melaksanakan kewajibannya tidak dapat dituntut oleh Pihak lainnya.Pihak yang terkena
Force Majeure wajib memberitahukan adanya peristiwa Force Majeure tersebut kepada
Pihak yang lain secara tertulis paling lambat 14 (empat belas)hari kalender sejak saat
terjadinya peristiwa Force Majeure,yang dikuatkan oleh surat keterangan dari pejabat
yang berwenang yang menerangkan adanya peristiwa Force Majeuretersebut. Pihak yang
terkena Force Majeure wajib mengupayakan dengan sebaik-baiknya untuk tetap
melaksanakan kewajibannya sebagaimana diatur dalam Perjanjian ini segera setelah
peristiwa Force Majeure berakhir.
3. Apabila peristiwa Force Majeuretersebut berlangsung terus hingga melebihi atau diduga
oleh Pihak yang mengalami Force Majeure akan melebihi jangka waktu 30 (tiga puluh)
hari kalender, maka PARA PIHAK sepakat untuk meninjau kembali Jangka Waktu
Perjanjian ini.
4. Semua kerugian dan biaya yang diderita oleh salah satu Pihak sebagai akibat terjadinya
peristiwa Force Majeure bukan merupakan tanggung jawab Pihak yang lain.
PASAL 12
PENYELESAIAN PERSELISIHAN
atau kepada alamat lain yang dari waktu ke waktu diberitahukan oleh PARA PIHAK, satu
kepada yang lain, secara tertulis.
2. Pemberitahuan yang diserahkan secara langsung dianggap telah diterima pada hari
penyerahan dengan bukti tanda tangan penerimaan pada buku ekspedisi atau buku tanda
terima pengiriman, apabila pengiriman dilakukan melalui pos atau ekspedisi maka
dianggap diterima sejak ditandatanganinya tanda terima atau maksimal 5 hari kerja sejak
dikirimkannya surat tersebut sedangkan pengiriman melalui email, telex atau faksimili
dianggap telah diterima pada saat telah diterima kode jawabannya (answerback) pada
pengiriman email, telex dan konfirmasi faksimile pada pengiriman email atau faksimili.
PASAL 14
LAIN-LAIN
Perjanjian Kerjasama Pelayanan Kesehatan Dari Masyarakat Desa Bagi Masyarakat Desa yang
selanjutnya disebut Perjanjian, dibuat dan ditandatangani di Kotarih,pada hari Rabu,Tanggal
Tiga Belas (13) bulan dua (02) tahun Dua Ribu Sembilan Belas (2019)oleh dan antara :
i. Pardomuan Sinaga selaku Kepala Desa Perbahingan yang berkedudukan dan berkantor di
Perbahingan, dalam hal ini bertindak dalam jabatannya tersebut., karenanya sah bertindak
untuk dan atas nama serta mewakili Desa Hutagaluhselanjutnya disebut “ PIHAK
PERTAMA”;
ii. Dr. Edi Syahputra selaku Kepala UPT Puskesmas Kotarih yang berkedudukan dan
berkantor di Kotarih, dalam hal ini bertindak dalam jabatannya tersebut., karenanya sah
bertindakuntuk dan atas nama serta mewakili UPT Puskesmas Kotarih, selanjutnya
disebut “PIHAK KEDUA”.
PARA PIHAK sepakat untuk melakukankerja sama dalam Penyediaan Pelayanan Kesehatan
Dari Masyarakat Desa Bagi Masyarakat Desa syarat dan ketentuan yang diatur dalam
Perjanjian ini.
PASAL 2
RUANG LINGKUP DAN PROSEDUR
Ruang lingkupdan Prosedur Penyediaan Pelayanan Kesehatan Dari Masyarakat Desa bagi
Masyarakat Desa sebagaimana diuraikan dalam Perjanjian ini.
PASAL 3
HAK DAN KEWAJIBAN PARA PIHAK
Tanpa mengesampingkan hak dan kewajiban dalam pasal-pasal lain dari Perjanjian ini, PARA
PIHAK sepakat untuk merinci hak dan kewajiban masing-masing sebagaimana diuraikan
sebagai berikut:
1.Hak PIHAK PERTAMA
a. Menerima layanan kesehatan di Posyandu bagi masyarakat rawan gizi (WUS, Ibu Hamil,
Ibu Balita, Balita dan Lansia) yang diberikan PIHAK KEDUA;
b. Menerima pemberian imunisasi TT pada Calon Pengantin yang diberikan PIHAK KEDUA;
c. Menerima pemberian imunisasi dasar lengkap pada Balita yang diberikan PIHAK
KEDUA;
d. Mendapatkan pelatihan refreshing kader pada kader kesehatan yang diberikan PIHAK
KEDUA;
e. Mendapatkan pelatihan dan bimbingan dalam pelaksanaan Desa Perbahingan Siaga
yang diberikan PIHAK KEDUA;
f. Mendapatkan pelatihan dan bimbingan dalam pelaksanaan mengembangkan
pemberdayaan masyarakat dalam kegiatan Donor Darah, Tabungan Ibu Hamil (Tabulin),
Dana Sosial Bagi Ibu Bersalin (Dasolin), Stiker P4K (Program Perencanaan
Pencegahan Persalinan Komplikasi) dan Kelas Ibu Balita yang diberikan PIHAK
KEDUA;
g. Menerima pelayanan rujukan pada masyarakat rawan gizi (WUS, Ibu Hamil, Ibu Balita,
Balita dan Lansia) yang diberikan PIHAK KEDUA;
h. Mendapatkan penyuluhan kesehatan;
i. Mendapatkan data dan informasi tentang hasil penjaringan dan pelayanan kesehatanyang
dilaksanakan PIHAK KEDUA;
j. Menerima laporan data kesehatan yang mencakup pencatatan atas jumlah
kasuskesehatan dan rujukan;
k. Memberikan teguran dan atau peringatan tertulis kepada PIHAK KEDUA dalam hal
terjadinya penyimpangan terhadap pelaksanaan kewajiban PIHAK KEDUA dalam
Perjanjian ini;
l. Meninjau kembali Perjanjian ini apabila PIHAK KEDUA tidak memberikan tanggapan
terhadap peringatan tertulis;
4.KewajibanPIHAK KEDUA
a. Melayani calon pengantin dengan baik sesuai dengan standar profesi dan standar
pelayanan kesehatan dalam imunisasi TT bagi Catin;
b. Melatih kader kesehatan dalam pelaksanaan kegiatan Posyandu;
c. Melatih kader Poskesdes untuk pelaksanaan kegiatan Desa Perbahingan Siaga;
d. Memfasilitasi dan mendampingi pembentukan Forum Kesehatan Desa Perbahingan;
e. Memfasilitasi, mendampingi dan memberikan petunjuk teknis dalam menumbuh dan
mengembangkan pemberdayaan masyarakat di dalam kegiatan Donor Darah, Tabungan
Ibu Hamil (Tabulin), Dana Sosial Bagi Ibu Bersalin (Dasolin), Stiker P4K (Program
Perencanaan Pencegahan Persalinan Komplikasi) dan Kelas Ibu Balita;
f. Melaksanakan dan menyediakan data-data hasil penjaringan, penyuluhan, pelayanan
kesehatan dan rujukan kasus ke pada PIHAK PERTAMA;
g. Menyediakan data dan informasi tentang Sumber Daya Manusia dan sarana
prasaranaPIHAK KEDUA dan informasi lain tentang pelayanan Puskesmas kepada
masyarakat Desa Perbahingan yang dianggap perlu oleh PIHAK PERTAMA;
h. Menyediakan petugas sebagai tenaga informasi dan penanganan keluhan terkait dengan
pelayanan PIHAK KEDUA;
i. Membuat laporan kegiatan pelayanan kesehatan yang diberikan secara berkala setiap
bulan kepada PIHAK PERTAMA;
j. Menggunakan Sistem Informasi Manajemen yang berlaku dalam rangka tata laksana
administrasi;
PASAL 4
TARIF PELAYANAN KESEHATAN
1. Tarif pelayanan kesehatan bagi masyarakat Desa Perbahingan yang bukan peserta BPJS
adalah tarif yang ditetapkan dan disepakati oleh PARA PIHAK sebagaimana berlaku
sesuai pola pembayaran kesepakatan PIHAK PERTAMA dengan mengacu pada standar
tarif yang ditetapkan oleh Daerah Kabupaten Serdang Bedagai.
2. Tarif pelayanan kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 sudah termasuk alat
kesehatan, dimana pembiayaanya tidak boleh dibebankan dan tidak boleh ditagihkan
kepada masyarakat Desa Hutagaluh.
3. Besarnya tarif pelayanan kesehatan tersebutdiatas berlaku untuk jangka waktu minimal 1
(satu) tahun terhitung sejak tanggalberlaku kecuali terdapat perubahan kebijakan lain
terkait dengan tarif pelayanan kesehatan.
4. PIHAK KEDUA dilarang memungut biaya tambahan atas pelayanan kesehatan yang
diberikan kepada masyarakat Desa Hutagaluhdi luar standar tarif yang ditetapkan oleh
Daerah Kabupaten Serdang Bedagai.
PASAL 5
TATA CARA PEMBAYARAN
PELAYANAN KESEHATAN
Tata cara pelayanan kesehatan yang dilakukan dalam pelaksanaan Perjanjian ini diuraikan
sebagaimanapada Perjanjian ini.
PASAL 6
JANGKA WAKTU PERJANJIAN
1. Perjanjian ini berlaku terhitungsecara efektifsejak tanggal Lima Belas (15) bulan dua (02)
tahun Dua Ribu Delapan Belas (2018).
2. Selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan sebelum berakhirnya Jangka Waktu Perjanjian,PARA
PIHAK sepakat untuk saling memberitahukan maksudnya apabila hendak mengakhiri
Perjanjian ini.
3. Pada jangka waktu sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) Pasal ini PIHAK PERTAMA
akan melakukan penilaian kembali terhadap PIHAK KEDUAatas :
a. fasilitas dan kemampuan pelayanan kesehatan
b. penyelenggaraan pelayanan kesehatan pada jangka waktu perjanjian
c. kepatuhan dan komitmen terhadap perjanjian
4. Apabila PARA PIHAK tidak berkeinginan/sepakat untuk mengakhiri perjanjian ini maka
batas waktu berlakunya perjanjian ini adalah tidak terbatas sampai PARA PIHAK
sepakat untuk mengakhiri perjanjian.
PASAL 7
EVALUASI DAN PENILAIAN
PENYELENGGARAAN PELAYANAN KESEHATAN
PASAL 8
MONITORING DAN EVALUASI
PASAL 11
KEADAAN MEMAKSA (FORCE MAJEURE)
1. Yang dimaksud dengan keadaan memaksa (selanjutnya disebut “Force Majeure”) adalah
suatu keadaan yang terjadinya di luar kemampuan, kesalahan atau kekuasaan PARA
PIHAK dan yang menyebabkan Pihak yang mengalaminya tidak dapat melaksanakan
atau terpaksa menunda pelaksanaan kewajibannya dalam Perjanjian ini. Force Majeure
tersebut meliputi bencana alam, banjir, wabah, perang (yang dinyatakan maupun yang
tidak dinyatakan), pemberontakan, huru-hara, pemogokkan umum, kebakaran, dan
kebijaksanaan Pemerintah yang berpengaruh secara langsung terhadap pelaksanaan
Perjanjian ini.
2. Dalam hal terjadinya peristiwa Force Majeure, maka Pihak yang terhalang untuk
melaksanakan kewajibannya tidak dapat dituntut oleh Pihak lainnya.Pihak yang terkena
Force Majeure wajib memberitahukan adanya peristiwa Force Majeure tersebut kepada
Pihak yang lain secara tertulis paling lambat 14 (empat belas)hari kalender sejak saat
terjadinya peristiwa Force Majeure,yang dikuatkan oleh surat keterangan dari pejabat
yang berwenang yang menerangkan adanya peristiwa Force Majeuretersebut. Pihak yang
terkena Force Majeure wajib mengupayakan dengan sebaik-baiknya untuk tetap
melaksanakan kewajibannya sebagaimana diatur dalam Perjanjian ini segera setelah
peristiwa Force Majeure berakhir.
3. Apabila peristiwa Force Majeuretersebut berlangsung terus hingga melebihi atau diduga
oleh Pihak yang mengalami Force Majeure akan melebihi jangka waktu 30 (tiga puluh)
hari kalender, maka PARA PIHAK sepakat untuk meninjau kembali Jangka Waktu
Perjanjian ini.
4. Semua kerugian dan biaya yang diderita oleh salah satu Pihak sebagai akibat terjadinya
peristiwa Force Majeure bukan merupakan tanggung jawab Pihak yang lain.
PASAL 12
PENYELESAIAN PERSELISIHAN
atau kepada alamat lain yang dari waktu ke waktu diberitahukan oleh PARA PIHAK, satu
kepada yang lain, secara tertulis.
2. Pemberitahuan yang diserahkan secara langsung dianggap telah diterima pada hari
penyerahan dengan bukti tanda tangan penerimaan pada buku ekspedisi atau buku tanda
terima pengiriman, apabila pengiriman dilakukan melalui pos atau ekspedisi maka
dianggap diterima sejak ditandatanganinya tanda terima atau maksimal 5 hari kerja sejak
dikirimkannya surat tersebut sedangkan pengiriman melalui email, telex atau faksimili
dianggap telah diterima pada saat telah diterima kode jawabannya (answerback) pada
pengiriman email, telex dan konfirmasi faksimile pada pengiriman email atau faksimili.
PASAL 14
LAIN-LAIN
1. PengalihanHak dan Kewajiban
Hak dan kewajiban berdasarkan Perjanjian ini tidak boleh dialihkan, baik sebagian maupun
seluruhnya kepada pihak lain, kecuali dengan persetujuan tertulis PARA PIHAK.
2. Keterpisahan
Jika ada salah satu atau lebih ketentuan dalam Perjanjian ini ternyata tidak sah, tidak
berlaku atau tidak dapat dilaksanakan berdasarkan hukum atau keputusan yang berlaku,
maka PARA PIHAK dengan ini setuju dan menyatakan bahwa ketentuan lainnya dalam
Perjanjian ini tidak akan terpengaruh olehnya, tetap sah, berlaku dan dapat dilaksanakan.
3. Perubahan
Perjanjian ini tidak dapat diubah atau ditambah, kecuali dibuat dengan suatu perjanjian
perubahan atau tambahan (addendum/amandemen) yang ditandatangani oleh PARA
PIHAK dan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari Perjanjian ini.
4. Batasan Tanggung Jawab
PIHAK PERTAMA tidak bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas dan pelayanan
kesehatan dari PIHAK KEDUA kepada Peserta dan terhadap kerugian maupun tuntutan
yang diajukan oleh Peserta kepada PIHAK KEDUA yang disebabkan karena kesalahan
atau pelanggaran yang dilakukan oleh PIHAK KEDUA dalam menjalankan tanggung jawab
profesinya seperti, termasuk tetapi tidak terbatas pada, kesalahan dalam melakukan
pemeriksaan dan pengobatan, kesalahan dalam memberikan indikasi medis atau
kesalahan dalam memberikan tindakan medis.
5. Kesatuan
Setiap dan semua lampiran yang disebut dan dilampirkan pada Perjanjian ini, merupakan
satu kesatuan dan bagian yang tidak terpisahkan dari Perjanjian ini.
Demikianlah, Perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua), asli, masing-masing sama bunyinya,
di atas kertas bermeterai cukup serta mempunyai kekuatan hukum yang sama setelah ditanda-
tangani oleh PARA PIHAK.
II. Dr. Edi Syahputra, selaku Kepala UPT Puskesmas Kotarih yang berkedudukan dan
berkantor di Kotarih, dalam hal ini bertindak dalam jabatannya tersebut., karenanya sah
bertindakuntuk dan atas nama serta mewakili UPT Puskesmas Kotarih, selanjutnya
disebut “PIHAK KEDUA”.
Ruang lingkupdan Prosedur Penyediaan Pelayanan Kesehatan Dari Masyarakat Desa bagi
Masyarakat Desa sebagaimana diuraikan dalam Perjanjian ini.
PASAL 3
HAK DAN KEWAJIBAN PARA PIHAK
Tanpa mengesampingkan hak dan kewajiban dalam pasal-pasal lain dari Perjanjian ini,
PARAPIHAK sepakat untuk merinci hak dan kewajiban masing-masing sebagaimana diuraikan
sebagai berikut:
1. Hak PIHAK PERTAMA
a. Menerima layanan kesehatan di Posyandu bagi masyarakat rawan gizi (WUS, Ibu
Hamil, Ibu Balita, Balita dan Lansia) yang diberikan PIHAK KEDUA;
b. Menerima pemberian imunisasi TT pada Calon Pengantin yang diberikan PIHAK
KEDUA;
c. Menerima pemberian imunisasi dasar lengkap pada Balita yang diberikan PIHAK
KEDUA;
d. Mendapatkan pelatihan refreshing kader pada kader kesehatan yang diberikan PIHAK
KEDUA;
e. Mendapatkan pelatihan dan bimbingan dalam pelaksanaan Desa Sialtong Siaga yang
diberikan PIHAK KEDUA;
f. Mendapatkan pelatihan dan bimbingan dalam pelaksanaan mengembangkan
pemberdayaan masyarakat dalam kegiatan Donor Darah, Tabungan Ibu Hamil (Tabulin),
Dana Sosial Bagi Ibu Bersalin (Dasolin), Stiker P4K (Program Perencanaan
Pencegahan Persalinan Komplikasi) dan Kelas Ibu Balita yang diberikan PIHAK
KEDUA;
g. Menerima pelayanan rujukan pada masyarakat rawan gizi (WUS, Ibu Hamil, Ibu Balita,
Balita dan Lansia) yang diberikan PIHAK KEDUA;
h. Mendapatkan penyuluhan kesehatan;
i. Mendapatkan data dan informasi tentang hasil penjaringan dan pelayanan
kesehatanyang dilaksanakan PIHAK KEDUA;
j. Menerima laporan data kesehatan yang mencakup pencatatan atas jumlah
kasuskesehatan dan rujukan;
k. Memberikan teguran dan atau peringatan tertulis kepada PIHAK KEDUA dalam hal
terjadinya penyimpangan terhadap pelaksanaan kewajiban PIHAK KEDUA dalam
Perjanjian ini;
l. Meninjau kembali Perjanjian ini apabila PIHAK KEDUA tidak memberikan tanggapan
terhadap peringatan tertulis;
2. Kewajiban PIHAK PERTAMA :
a. Menyediakan dan menginformasikan jumlah penduduk, Lansia, PUS, dan WUS serta
Balita berdasarkan jenis kelamin setiap tahun pada PIHAK KEDUA;
b. Menyediakan dan menginformasikan data kematian Lansia, Ibu Hamil, Ibu melahirkan
hingga sampai empat puluh dua (42) hari serta Balita berdasarkan jenis kelamin setiap
ada kasus kematian pada PIHAK KEDUA;
c. Menyediakan dan menginformasikan data calon pengantin pada PIHAK KEDUA;
d. Merekrut dan menyediakan kader kesehatan untuk pelaksanaan kegiatan di Posyandu;
e. Merekrut dan menyediakan kader Poskesdes untuk pelaksanaan kegiatan Desa Sialtong
Siaga;
f. Menyediakan Surat Keputusan Kepala Desa Sialtong/Perdes yang mengatur tentang
Kader Kesehatan, Posyandu dan Desa Sialtong Siaga;
g. Membentuk Forum Kesehatan Desa;
h. Menumbuh dan mengembangkan kegiatan Posyandu;
i. Menumbuh dan mengembangkan pemberdayaan masyarakat dalam kegiatan Donor
Darah,Tabungan Ibu Hamil (Tabulin), Dana Sosial Bagi Ibu Bersalin (Dasolin), Stiker
P4K (Program Perencanaan Pencegahan Persalinan Komplikasi) dan Kelas Ibu Balita;
j. Mengawasi, membimbing, membina pelaksanaan dan pengembangan kegiatan
Poskesdes;
k. Mengawasi, membimbing, membina pelaksanaan dan pengembangan kegiatan Desa
Sialtong Siaga;
l. Menyediakan waktu, tempat pelaksanaan kegiatan penjaringan dan pelayanan
kesehatan;
m. Menyediakan waktu, tempat pelaksanaan kegiatan penyuluhan kesehatan;
n. Mengkoordinir dan menginformasikan pada masyarakat untuk melahirkan di Fasyankes;
o. Mengkoordinir masyarakat pada saat kegiatan penjaringan, penyuluhan dan pelayanan
kesehatan;
p. Menyediakan alat-alat anthropometri di Posyandu berupa dacin, timbangan injak,
pengukur panjang badan dan mictroice;
q. Menyediakan P3K di Kantor Desa Sialtong;
r. Menyediakan sarana dan prasarana dalam pelatihan pemberdayaan masyarakat di
bidang kesehatan;
s. Menyediakan poster, leafleat, brosur dll tentang kesehatan di Kantor Desa Sialtong;
t. Mengadvokasi dan mengajak LSM, Organisasi Masyarakat, Toga dan Toma serta dunia
usaha yang ada di Desa Sialtong dalam membina masyarakat peduli kesehatan;
u. Mendukung dan membantu sumber daya dan upaya lain dalam pengembangan dan
operasional Posyandu, Poskesdes dan Desa Sialtong Siaga melalui anggaran Desa
Hutagaluhmaupun anggaran bersumber daya masyarakat;
v. Melaksanakan proses evaluasi dan penilaian serta memberikan laporan secara berkala
atas kehadiran dan kinerja Bidan Desa Sialtongke pada PIHAK KEDUA;
w. Bersama-sama PIHAK KEDUA, melakukan sosialisasi prosedur pelayanan, tata cara
pelayanan kesehatan masyarakat Desa Sialtong, kepada pihak yang berkepentingan;
x. Melaksanakan proses evaluasi dan penilaian secara berkala atas kesiapan PIHAK
KEDUA untuk menjadi Faskes tingkat lanjutan dalam rangka pemberian pelayanan
kesehatan kepada masyarakat Desa Sialtong;
3. Hak PIHAK KEDUA
a. Memperoleh informasi jumlah penduduk, Lansia, PUS, dan WUS serta Balita
berdasarkan jenis kelamin setiap tahun dari PIHAK PERTAMA;
b. Memperoleh informasi data kematian Lansia, Ibu Hamil, Ibu melahirkan hingga sampai
empat puluh dua (42) hari serta Balita berdasarkan jenis kelamin setiap ada kasus
kematian dari PIHAK PERTAMA;
c. Memperoleh informasi data calon pengantin dari PIHAK PERTAMA;
d. Memperoleh data jumlah kader kesehatan di setiap Posyandu yang ada di wilayah kerja
Desa Sialtong dari PIHAK PERTAMA;
e. Memperoleh data jumlah kader Poskesdes untuk pelaksanaan kegiatan Desa Sialtong
Siaga dari PIHAK PERTAMA;
f. Memperoleh salinan Surat Keputusan Kepala Desa Sialtong/Perdes yang mengatur
tentang Kader Kesehatan, Posyandu dan Desa Sialtong Siaga;
g. Memperoleh informasi data Forum Kesehatan Desa Hutagaluh;
h. Memperoleh informasi data pengembangan pemberdayaan masyarakat dalam kegiatan
Donor Darah, Tabungan Ibu Hamil (Tabulin), Dana Sosial Bagi Ibu Bersalin (Dasolin),
Stiker P4K (Program Perencanaan Pencegahan Persalinan Komplikasi) dan Kelas Ibu
Balita;
i. Memperoleh informasi data alat-alat anthropometri di seluruh Posyandu yang ada di
wilayah kerja Desa Sialtong berupa dacin, timbangan injak, pengukur panjang badan dan
mictroice;
j. Memperoleh laporan hasil evaluasi dan penilaian secara berkala atas kehadiran dan
kinerja Bidan Desa Sialtong dari PIHAK PERTAMA;
k. Melakukan evaluasi dan penilaian atas dukungan program kesehatanyang diberikan oleh
PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA;
1. Tarif pelayanan kesehatan bagi masyarakat Desa Sialtong yang bukan peserta BPJS adalah
tarif yang ditetapkan dan disepakati oleh PARA PIHAK sebagaimana berlaku sesuai pola
pembayaran kesepakatan PIHAK PERTAMA dengan mengacu pada standar tarif yang
ditetapkan oleh Daerah Kabupaten Serdang Bedagai.
2. Tarif pelayanan kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 sudah termasuk alat
kesehatan, dimana pembiayaanya tidak boleh dibebankan dan tidak boleh ditagihkan
kepada masyarakat Desa Sialtong.
3. Besarnya tarif pelayanan kesehatan tersebutdiatas berlaku untuk jangka waktu minimal 1
(satu) tahun terhitung sejak tanggalberlaku kecuali terdapat perubahan kebijakan lain terkait
dengan tarif pelayanan kesehatan.
4. PIHAK KEDUA dilarang memungut biaya tambahan atas pelayanan kesehatan yang
diberikan kepada masyarakat Desa Sialtong di luar standar tarif yang ditetapkan oleh
Daerah Kabupaten Serdang Bedagai.
PASAL 5
TATA CARA PEMBAYARAN
PELAYANAN KESEHATAN
Tata cara pelayanan kesehatan yang dilakukan dalam pelaksanaan Perjanjian ini diuraikan
sebagaimanapada Perjanjian ini.
PASAL 6
JANGKA WAKTU PERJANJIAN
1. Perjanjian ini berlaku terhitungsecara efektifsejak tanggal Tiga Belas (13) bulan dua (02)
tahun Dua Ribu Sembilan Belas (2019).
2. Selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan sebelum berakhirnya Jangka Waktu Perjanjian,PARA
PIHAK sepakat untuk saling memberitahukan maksudnya apabila hendak mengakhiri
Perjanjian ini.
3. Pada jangka waktu sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) Pasal ini PIHAK PERTAMA
akan melakukan penilaian kembali terhadap PIHAK KEDUA atas :
a. fasilitas dan kemampuan pelayanan kesehatan
b. penyelenggaraan pelayanan kesehatan pada jangka waktu perjanjian
c. kepatuhan dan komitmen terhadap perjanjian
4. Apabila PARA PIHAK tidak berkeinginan/sepakat untuk mengakhiri perjanjian ini maka
batas waktu berlakunya perjanjian ini adalah tidak terbatas sampai PARA PIHAK sepakat
untuk mengakhiri perjanjian.
PASAL 7
EVALUASI DAN PENILAIAN
PENYELENGGARAAN PELAYANAN KESEHATAN
3. Setelah melakukan teguran secara tertulis sebanyak 3 (tiga) kali sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 9 ayat 2 Perjanjian ini dan tidak ada tanggapan atau perbaikan dari
PARAPIHAK berhak mengakhiri Perjanjian ini.
PASAL 9
SANKSI
1. Dalam hal PIHAK PERTAMA terbukti secara nyata melakukan hal-hal sebagai :
a. tidak melaksanakan kewajiban pada saat pelaksanaan kegiatan pendampingan,
pembinaan dan penjaringan, penyuluhan dan pelayanan kesehatan;
b. meminta biaya untuk pelaksanaan kegiatan penjaringan, penyuluhan dan pelayanan
kesehatan pada petugas puskesmas;
c. melanggar ketentuan sebagaimana diatur dalam Perjanjian ini,
maka PIHAK KEDUAberhak melakukan teguran tertulis kepada PIHAK PERTAMA
sebanyak 3 (tiga) kali dengan tenggang waktu masing-masing surat teguran minimal 7
(tujuh) hari kalender, dengan tembusan ke Dinas Kesehatan dan Camat.
2. Dalam hal PIHAK KEDUA terbukti secara nyata melakukan hal-hal sebagai berikut:
4. Dalam hal salah satu pihak diketahui menyalahgunakan wewenang dengan melakukan
kegiatan moral hazard atau fraud yang dibuktikan dari hasil pemeriksaan Tim Pemeriksa
Internal maupun Eksternal sehingga terbukti merugikan pihak lainnya, maka pihak yang
menyalahgunakan wewenang tersebut berkewajiban untuk memulihkan kerugian yang
terjadi dan pihak yang dirugikan dapat membatalkan Perjanjian ini secara sepihak.
5. Pengakhiran perjanjian yang diakibatkan sebagaimana dimaksud pada ayat 4 Pasal ini
dapat dilakukan tanpa harus memenuhi ketentuan sebagaimana tertuang pada pasal yang
ada pada Perjanjian ini dan tidak membebaskan PARA PIHAKdalam menyelesaikan
kewajiban masing-masing yang masih ada kepada pihak lainnya.
PASAL 10
PENGAKHIRAN PERJANJIAN
1. Perjanjian ini dapat dibatalkan dan atau diakhiri oleh salah satu Pihak sebelum Jangka
Waktu Perjanjian, berdasarkan hal-hal sebagai berikut:
a. PersetujuanPARA PIHAK secara tertulis untuk mengakhiri Perjanjian ini yang berlaku
efektif pada tanggal dicapainya kesepakatan pengakhiran tersebut;
b. Salah satu Pihak melanggar ketentuan yang diatur dalam Perjanjian ini (wanprestasi)
dan tetap tidak memperbaikinya setelah menerima surat teguran/peringatan
sebanyak3 (tiga) kali dengan tenggang waktu masing-masing surat
teguran/peringatan minimal7 (tujuh) hari kalender, dengan tembusan ke Dinas
Kesehatan dan Camat. Pengakhiran berlaku efektif secara seketika pada tanggal
surat pemberitahuan pengakhiran Perjanjian ini dari Pihak yang dirugikan;
2. Dalam hal PIHAK KEDUA bermaksud untuk mengakhiri Perjanjian ini secara sepihak
sebelum berakhirnya Jangka Waktu Perjanjian, PIHAK KEDUA wajib memberikan
pemberitahuan tertulis kepada PIHAK PERTAMA mengenai maksudnya tersebut
sekurang-kurangnya 3 (tiga) bulan sebelumnya;
3. Berakhirnya Perjanjian ini tidak menghapuskan hak dan kewajiban yang telah timbul dan
tetap berlaku sampai terselesaikannya hak dan kewajibannya tersebut.
PASAL 11
KEADAAN MEMAKSA (FORCE MAJEURE)
1. Yang dimaksud dengan keadaan memaksa (selanjutnya disebut “Force Majeure”) adalah
suatu keadaan yang terjadinya di luar kemampuan, kesalahan atau kekuasaan PARA
PIHAK dan yang menyebabkan Pihak yang mengalaminya tidak dapat melaksanakan
atau terpaksa menunda pelaksanaan kewajibannya dalam Perjanjian ini. Force Majeure
tersebut meliputi bencana alam, banjir, wabah, perang (yang dinyatakan maupun yang
tidak dinyatakan), pemberontakan, huru-hara, pemogokkan umum, kebakaran, dan
kebijaksanaan Pemerintah yang berpengaruh secara langsung terhadap pelaksanaan
Perjanjian ini.
2. Dalam hal terjadinya peristiwa Force Majeure, maka Pihak yang terhalang untuk
melaksanakan kewajibannya tidak dapat dituntut oleh Pihak lainnya.Pihak yang terkena
Force Majeure wajib memberitahukan adanya peristiwa Force Majeure tersebut kepada
Pihak yang lain secara tertulis paling lambat 14 (empat belas)hari kalender sejak saat
terjadinya peristiwa Force Majeure,yang dikuatkan oleh surat keterangan dari pejabat yang
berwenang yang menerangkan adanya peristiwa Force Majeuretersebut. Pihak yang
terkena Force Majeure wajib mengupayakan dengan sebaik-baiknya untuk tetap
melaksanakan kewajibannya sebagaimana diatur dalam Perjanjian ini segera setelah
peristiwa Force Majeure berakhir.
3. Apabila peristiwa Force Majeuretersebut berlangsung terus hingga melebihi atau diduga
oleh Pihak yang mengalami Force Majeure akan melebihi jangka waktu 30 (tiga puluh) hari
kalender, maka PARA PIHAK sepakat untuk meninjau kembali Jangka Waktu Perjanjian
ini.
4. Semua kerugian dan biaya yang diderita oleh salah satu Pihak sebagai akibat terjadinya
peristiwa Force Majeure bukan merupakan tanggung jawab Pihak yang lain.
PASAL 12
PENYELESAIAN PERSELISIHAN
atau kepada alamat lain yang dari waktu ke waktu diberitahukan oleh PARA PIHAK, satu
kepada yang lain, secara tertulis.
2. Pemberitahuan yang diserahkan secara langsung dianggap telah diterima pada hari
penyerahan dengan bukti tanda tangan penerimaan pada buku ekspedisi atau buku tanda
terima pengiriman, apabila pengiriman dilakukan melalui pos atau ekspedisi maka
dianggap diterima sejak ditandatanganinya tanda terima atau maksimal 5 hari kerja sejak
dikirimkannya surat tersebut sedangkan pengiriman melalui email, telex atau faksimili
dianggap telah diterima pada saat telah diterima kode jawabannya (answerback) pada
pengiriman email, telex dan konfirmasi faksimile pada pengiriman email atau faksimili.
PASAL 14
LAIN-LAIN
1. PengalihanHak dan Kewajiban
Hak dan kewajiban berdasarkan Perjanjian ini tidak boleh dialihkan, baik sebagian maupun
seluruhnya kepada pihak lain, kecuali dengan persetujuan tertulis PARA PIHAK.
2. Keterpisahan
Jika ada salah satu atau lebih ketentuan dalam Perjanjian ini ternyata tidak sah, tidak
berlaku atau tidak dapat dilaksanakan berdasarkan hukum atau keputusan yang berlaku,
maka PARA PIHAK dengan ini setuju dan menyatakan bahwa ketentuan lainnya dalam
Perjanjian ini tidak akan terpengaruh olehnya, tetap sah, berlaku dan dapat dilaksanakan.
3. Perubahan
Perjanjian ini tidak dapat diubah atau ditambah, kecuali dibuat dengan suatu perjanjian
perubahan atau tambahan (addendum/amandemen) yang ditandatangani oleh PARA
PIHAK dan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari Perjanjian ini.
4. Batasan Tanggung Jawab
PIHAK PERTAMA tidak bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas dan pelayanan
kesehatan dari PIHAK KEDUA kepada Peserta dan terhadap kerugian maupun tuntutan
yang diajukan oleh Peserta kepada PIHAK KEDUA yang disebabkan karena kesalahan
atau pelanggaran yang dilakukan oleh PIHAK KEDUA dalam menjalankan tanggung jawab
profesinya seperti, termasuk tetapi tidak terbatas pada, kesalahan dalam melakukan
pemeriksaan dan pengobatan, kesalahan dalam memberikan indikasi medis atau
kesalahan dalam memberikan tindakan medis.
5. Kesatuan
Setiap dan semua lampiran yang disebut dan dilampirkan pada Perjanjian ini, merupakan
satu kesatuan dan bagian yang tidak terpisahkan dari Perjanjian ini.
Demikianlah, Perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua), asli, masing-masing sama bunyinya,
di atas kertas bermeterai cukup serta mempunyai kekuatan hukum yang sama setelah ditanda-
tangani oleh PARA PIHAK.