Anda di halaman 1dari 12

ETIKA UMUM

KONSEP DASAR ETIKA PROFESI KEBIDANAN

Dosen Pengampuh : Dara Himalayah, S.ST.,M.Keb

Disusun oleh :Kelompok 2

Vevi permata vitri F0G017013

Rezi duwi fitri F0G017018

Meilaen dewantari F0G017020

Bella rostiana F0G017029

Vriski gita F0G017016

Kenza Ardet Bernata F0G017031

PROGRAM STUDI D3 KEBIDANAN

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS BENGKULU

2019

i
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama allah SWT yang maha pengasih lagi maha
penyayang, kami panjatkan puji syukur atas kehadirat-nya yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah-nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
tentang “KONSEP DASAR ETIKA PROFESI KEBIDANAN “.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan keritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah ini. Akhir kata kami berharap semoga
makalah tentang “KONSEP DASAR ETIKA PROFESI KEBIDANAN “ ini dapat
memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.

Hormat kami

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ............................................................................ I

KATA PENGANTAR .............................................................................. II

DAFTAR ISI ............................................................................................. III

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................... 1

A. Latar belakang .............................................................................. 1


B. Rumusan masalah ........................................................................... 1
C. Tujuan ...................................................................................... ...... 2
D. Manfaat ................................................................................... ....... 2

BAB II PEMBAHASAN .......................................................................... 3

A. Pengertian etika profesi kebidanan .............................................. 3


B. Tujuan etika profesikebidanan ...................................................... 4
C. Prinsip etika profesi kebidanan ......................... ............................ 5

BAB III PENUTUP ......................................................................... ......... 8

A. Kesimpulan ....................................................................... ............ 8


B. Saran ................................................................................................ 8
C. Daftar pustaka ....................................................................... ......... 9

iii
BAB1 I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Bidan merupakan bentuk profesi yang erat kaitannya dengan etika karena
lingkup kegiatan bidan sangat berhubungan erat dengan masyarakat. Karena itu,
selain mempunyai pengetahuan dan keterampilan, agar dapat diterima di
masyarakat bidan juga harus memiliki etika yang baik sebagai pedoman
bersikap/ bertindak dalam memberikan suatu pelayanan khususnya pelayanan
kebidanan. Agar mempunyai etika yang baik dalam pendidikannya bidan
dididik etika dalam mata kuliah Etika profesi namun semuanya mata kuliah tidak
ada artinya jika peserta didik tidak mempraktekannya dalam kehidupannya di
masyarakat.

Pada masyarakat daerah, bidan yang di percaya adalah bidan yang beretika.
Hal ini tentu akan sangat menguntungkan baik bidan yang mempunyai etika
yang baik karena akan mudah mendapatkan relasi dengan masyarakat sehingga
masyarakat juga akan percaya pada bidan.

B. Rumusan masalah
1. Pengertian etika profesi kebidanan ?
2. Tujuan etika profesikebidanan ?
3. Prinsip etika profesi kebidanan ?

1
C. Tujuan
1. Tujuan umum

Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah
dan untuk memenuhi apa saja Konsep Dasar Etika Profesi Kebidanan

2. Tujuan khusus

Agar mahasiswa mengetahui apa saja Konsep Dasar Etika Profesi


Kebidanan

D. Manfaat

Agar mahasiswa mengetahui apa saja Konsep Dasar Etika Profesi Kebidanan

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Etika Profesi Kebidanan

Bidan merupakan mata rantai yang penting karena kedudukannya sebagai


ujung tombak dalam upaya meningkatkan sumber daya manusia melalui
kemampuannya untuk melakukan pengawasan, pertolongan, dan pengawasan
neonatus dan pada persalinan ibu postpartum. Di samping itu suipaya untuk
meningkatkan sumber daya mnusia dapat dibebankan kepada bidan melalui
pelayanan keluarga.

Peran penting bidan untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian


maternal dan perinatal melalui pendekatan kepada dukun beranak dengan
memberikan bimbingan pada khusus yang memerlukanm rujukan medis.
Kerja sama dengan masyarakat melalui posyandu, bersama program kesehatan
keluarga (PKK) penting artinya dalam menipis kehamilan resiko tinggi.
Sehingga mampu menekan angka kesakitan dan kematian maternal dan
pariental.

Berdasarkan peranan bidan di perlukan peraturan profesi bidan dalam


memberikan pertolongan yang optimal, secara umum tenaga profesi dalam
meberikan pertolongan yang optimal. Secara umum tenaga profesi kesehatan
dibatasi oleh tiga keadaan utama. Yaitu sumpah profesi, keadaan hukum yang
mengatur tata nilai di dalam masyarakat, dan keadaan masyarakat dalam
bentuk tertulis atau kebiasaan yang perlu dihormati pula. Oleh karena itu,
profesi tenaga kesehatan yang selalu berkaitan dengan manusia geraknya
sangat terbatas.

3
Pelayanan kesetan didasari atas kerahasiaan dan kepercayaan yang
mempunyai ciri sebagai berikut:

1. Mereka yang memerlukan pertolongan profesi berada pada pihak yang


tergantung pada pemberioan pertolongan
2. Atas dasar kepercayaan berarti bahwa yang meminta pertolongan akan
memberikan keterangan yang di perlukan untuk dapat menegakkan
penyakitnya dan sekaligus pengobatannya.
3. Mereka yang meminta pertolongan tidak dapat menilai sampai seberapa
jauh keahlian pemberian pertolongan.
4. Mereka mempunyai profesi sebagai tenaga kesehatan hampir dapat
dipastikan ” bebas” tidak tergantung kepada orang lain sehingga hanya
Ada tuntutan hukum, pihak yang berwewenang dapat melakukan
tindakan.
5. Sifat pekerjaan profesi ini tidak mampu memberikan jaminman pasti.
Tetapi diupaya agar tercapai tingkat maksimal.

Dengan dasar demikian berarti masyarakat sulit untuk memberikan


penilaian kemampuan profesi. Oleh karena itu, jaminan yang dihgarapkan
dilandasi pada sump[ah profesi dan etika profesi yang mengatur tinmgkah
laku seseorang (ida agus 2009)

B. Tujuan etika profesi kebidanan

Pada dasarnya tujuan menciptakan atau merumuskan kode etik suatu


profesi adalahj untuk kepentingan anggota dan kepentingan organisasi yang
menyelimutu : (dwienda,octa, 2014)

1. Untuk mengunjungi tinggi martabat dan citra profesi dalam hal ini yang di
jaga adalah image dari pihak luar atau masyarakat, mencegah orang luar
memandang rendah atau rame suatu profesi. Oleh karena itu, setiap kode

4
etik suatu profesi akan melarang berbagai bentuk tindak tanduk atau
kelakuan anggota profesi yang dapat mencemarkan nama baik profesi di
dunia luar. Dari segi ini kode etik juga disebut kode kehormatan.
2. Untuk menjaga dan memelihara kesejahteraan para anggota kesejahteraan
yang di maksud adalah kesejahteraan material, seperitual, atau mental.
Dalam hal kesejahteraan material anggota profesi kode etik umumnya di
harapkan menerapkan larangan-larangan bagi anggota nya untuk
melakukan perbuatan yang merugikan kesejahteraan. Kode etik juga
menciptakan peraturan-praturan yang di tunjukkan kepada pembahasan
tingkah laku yang tidak pantas atau tidak jujur para anggota profesi dalam
interaksi nya dengan sesama anggota profesi.
3. Untuk meningkatkan pengabdian para anggota profesi kode etik juga
berisi tujuan pengabdian profesi tertentu, sehingga para anggota profesi
dapat dengan mudah mengetahui tugas dan tanggung jawab pengabdian
profesinya. Oleh karena itu kode etik merumuskan ketentuan-ketentuan
tertentun oleh para anggota profesi dalam menjalankan tugasnya
4. Untuk meningkatkan mutu profesi kode etik juga memuat tentang norma-
norma serta anjuran agar profesi selalu berusaha untuk meningkatkan
mutu profesi sesuai dengan bidan pengabdiannya. Selain itu kode etik juga
mengatur bagaimana memelihara dan meningkatkan mutu organisasi.

C. Prinsip etika profesi kebidanan

Dalam menjalankan perannya sebagai pratiksi atau pemberi layanan selain


berpegangan pada kode etik dan standar profesi, ada beberapa hal yang dapat
menjadi pegangan bidan menjalankan profesinya : (yuwono,2013)

1. Hati nurani. Bidan harus menjadikan hati nuraninya sebagai pedoman.


Hati nurani kapan perbuatan individu melanggar etika atau sesuai etika.
Pelangaran etika oleh bidan dapat bersifat fisik ataupun secara verbal,

5
mislanya berbohong, berucap kasar, mencuri barang milik pasien,
membocorkan rahasia pasien. Hati nurani individu dibangun melalui
berbagai aspek asuhan atau didikan sosialisasi, dan pengalaman. Tidak ada
standar baku untuk menilai hati nurani walaupun pada beberapa kasus
gawat darurat, hal itu biasanya memunculakna dilema.
2. Teori etika. Untuk memecahkan suatu masalah dalam situasi yang sulit,
bidan dapat berpegangan pada teori etika. Sekalipun telah tua namun
masih relefan karena selalu disesuaikan denagn perkembangan zaman,
seperti teori immanuael kant yang menyatakan bahwa sikap menjunjung
tinggi prinsip otonomi adalah penting dan teori ini sangat relefan bila
diterapkan dalam praktik kebidanan. Bidan harus senantiasa berpegang
pada nilai-nilai atau prinsip- prinsip etika, seperti menghargai otonomi,
melakukan tindakan yang benar, mencegah tindakan yang dapat
merugikan, memeperlakukan manusia secara adil, menjelaskan dengan
benar, menepati janji yang telah disepakati, menjaga rahasia.

Dalam mengadaptasi teori etika, bidan harus mampu menyesuaikan


dengan keadaan dirinya bidan tidak boleh memaksa untuk mengadaptasi suatu
teori secara kaku karena hal ini akan merugikan bidan itu sendiri.

Tanggung jawab tenaga medis (bidan) dibidang hukum perdata secara


umum dapat dirujuk pada kitab undang-undang hukum perdata (KUH
Perdata). Ada 3 prinsip pertanggung gugatan perdata yang diatur didalam
KUHPerdata, yaitu sebagai berikut :

1) Setiap tindakan menimbulkan kerugian terhadap diri orang lain berarti


orang yang melakukan harus membayar kompensasi sebagai
pertanggung gugatan kerugian (Pasal 1365 KUH Perdata)
2) Seseorang harus bertanggung gugatan tidak hanya kerugian yang
dilakukan dengan sengaja, tetapi juga karena kelalaian / kurang
berhati-hati (Pasal 1366 KUH Perdata)

6
3) Seseorang harus memberikan pertanggung gugatan tidak hanya atas
kerugian yang ditimbulkan dari tindakannya sendir, tetapi juga atas
kerugian yang dimbulkan dari tindkan orang lain yang berada di bawah
pengawasanya (Pasal 1367 KUH Perdata)

7
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Bidan merupakan bentuk profesi yang erat kaitannya dengan etika karena
lingkup kegiatan bidan sangat berhubungan erat dengan masyarakat. Karena
itu, selain mempunyai pengetahuan dan keterampilan, agar dapat diterima di
masyarakat bidan juga harus memiliki etika yang baik sebagai pedoman
bersikap/ bertindak dalam memberikan suatu pelayanan khususnya pelayanan
kebidanan. Agar mempunyai etika yang baik dalam pendidikannya bidan
dididik etika dalam mata kuliah Etika profesi namun semuanya mata kuliah
tidak ada artinya jika peserta didik tidak mempraktekannya dalam
kehidupannya di masyarakat.

B. Saran

Kami menyadari bahwa makalah kami ini masih jauh dari kata
sempurna,kami mengharapkan saran dan kritik untuk perbaikan makalah ini.
Penulis berharap mudah-mudahan dengan tersusunnya makalah ini dapat
manjadi sumber pemikiran yang berharga bagi mahasiswa/i untuk tambahan
referensi pengetahuan

8
DAFTAR PUSTAKA

Ida bagus, 2009. Etika Profesi Kebidanan;EGC. Jakarta

Yuwono dwi ismantoro, 2013. Memahami Berbagai Etika Profesi. Medpresa


digital. Yogyakarta

Dwienda, octa, 2014. Prinsip etika dan moralitas dalam pelayanan kebidanan.
Deepublish. Yogyakarta

Wahyuningsih, Heni Puji.2008.Etika Profesi Kebidanan;Fitramaya,Yogyakarta.

Marimbi, Hanum.2008.Etika dan Kode Etik Profesi Kebidanan; Mitra Cendikia,


Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai