Tatik Wahyu Istikomah - 1411020069 - 2018
Tatik Wahyu Istikomah - 1411020069 - 2018
SKRIPSI
Oleh :
i
ii
iii
iv
v
HALAMAN PERSEMBAHAN
MOTTO
Hidup ini sangat pendek, esok kita hanya akan menjadi kenangan
kematianpun takakan meminta ijin maka tersenyumlah
ABSTRAK
1
Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Purwokerto
2
Dosen Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Purwokerto
viii
ABSTRACT
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT berkat rahmat dan
Ajibarang”.
2. Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita dari zaman jahiliyah ke
zaman islamiyah.
3. Kedua orang tuaku, kaka, dan adiku yang tersayang, terima kasih atas do’a
Muhammadiyah Purwokerto.
6. Ns. Sri Suparti, S.Kep., M.Kep., selaku Ketua Progam Studi Ilmu
Purwokerto.
10. Teman-teman semua yang tidak bisa saya sebutkan satu per satu,
11. Serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah
Allah SWT.
karena itu segala kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan. Akhir kata
Penulis
xi
DAFTAR ISI
Halaman
MOTTO ................................................................................................. vi
BAB I : PENDAHULUAN.................................................................... 1
1. Pengertian .............................................................................. 11
I. Prosedur Penelitian...................................................................... 24
B. Pembahasan ................................................................................. 34
A. Kesimpulan ................................................................................. 51
B. Saran ............................................................................................ 52
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xiv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 4.2 Faktor resiko terjadinya ulcer diabetic pada pasien Diabetes
DAFTAR GAMBAR
Halaman
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
Peningkatan pendapatan per kapita dan perubahan gaya hidup terutama di kota-
banyak. Hal ini disebabkan penelitian epidemiologik sangat mahal biayanya. Oleh
karena itu, angka prevalensi dapat ditelusuri terutama berasal dari negara maju
(Suyono, 2007)
tubuh, terutama mata, ginjal, saraf, jantung dan pembuluh darah (Setiati S, 2013).
hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau
(Sudoyo, 2007).
1
2
Estimasi terakhir International Diabetes Federation (IDF), terdapat 382 juta orang
yang hidup dengan diabetes di dunia pada tahun 2013. Pada tahun 2035 jumlah
tersebut diperkirakan akan meningkat menjadi 592 juta orang. Diperkirakan dari
diabetes, sekitar tahun 1980-an pevalensi diabetes pada penduduk usia 15 tahun
ke atas sebesar 1,5-2,3 % dengan prevalensi di daerah rural atau pedesaan lebih
mendapatkan prevalensi diabetes melitus pada penduduk usia 25-64 tahun di Jawa
dan Bali sebesar 7,5 % dan pada tahun 2013 prevalensi penderita diabetes melitus
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007 dan 2013 melakukan wawancara
manis oleh dokter atau belum pernah didiagnosis kencing manis oleh dokter tetapi
dalam 1 bulan terakhir mengalami gejala sering lapar, sering haus, sering buang
air kecil dengan jumlah banyak dan berat badan turun (Kemenkes RI, 2014).
Individu tidak menyadari adanya gejala penyakit Diabetes Melitus (DM) pada
awal perjalanan penyakitnya, tetapi individu tersebut mulai merasakan gejala saat
sudah terjadi komplikasi. Komplikasi penyakit DM ini dapat bersifat akut atau
42% retinopati diabetes, dan 7,3% nefropati (Soewondo dkk, 2010). Angka
kejadian ulkus kaki sekitar 15% dari penderita DM. Walaupun angka kejadian
kecil terjadi gangguan padakaki, akan tetapi mempunyai dampak besar (Heitzman,
2010)
Menurut profil dinas kesehatan jawa tengah (2013), penyakit Diabetes Mellitus
berada pada urutan kedua dari lima penyakit tidak menular dengan prevalensi
Tengah pada tahun 2013 sebesar 9.376 kasus, lebih rendah dibanding tahun 2012
(19.493). Kasus tertinggi di Kabupaten Brebes dan Kota Semarang (1.095 kasus).
tipe II, mengalami penurunan dari 181.543 kasus menjadi 142.925 kasus. Kasus
2013)
penderita DM 5 kali lebih besar untuk timbul gangren, 17 kali lebih besar untuk
menderita kelainan ginjal dan 25 kali lebih besar untuk terjadinya kebutaan. Kadar
gula darah yang tinggi dan terus menerus dapat menyebabkan suatu keadaan
gangguan pada berbagai organ tubuh. Akibat keracunan yang menetap ini, timbul
komplikasi. Jadi, komplikasi umumnya timbul pada semua penderita baik dalam
derajat ringan atau berat setelah penyakit berjalan 10-15 tahun (Tandra, 2009).
Diabetes melitus yang tidak terkontrol dengan baik dan berlangsung lama akan
mulai dari rambut, mata, paru, jantung, hati, ginjal, pencernaan, saraf, kulit,
sampai padaluka borok di kaki dan stroke. Gambaran komplikasi menahun dari
jumlahnya berkisar antara 10%-60% dari jumlah pasien Diabetes Melitus. Akibat
diabetik. Ulkus diabetik merupakan luka terbuka pada permukaan kulit yang
kuman atau bakteri dan adanya gula darah yang tinggi menjadi tempat yang
Ulkus diabetik adalah adanya tukak, borok atau kerusakan jaringan dalam
berhubungan dengan kelainan saraf dan pembuluh darah yang diakibatkan oleh
DM pada tungkai bawah pasien DM. Masalah yang timbul pada penderita ulkus
5
diabetes ini diakibatkan oleh gangguan atau kerusakan pada saraf, gangguan atau
Studi epidemiologi melaporkan lebih dari satu juta amputasi dilakukan pada
amputasi kaki diabetes di seluruh dunia (Purwanti, 2013). Kasus ulkus dan
gangrene diabetic merupakan kasus yang paling banyak dirawat di rumah sakit.
sebesar 14,8%. Jumlah itu meningkat pada tahun ketiga menjadi 37%. Rata-rata
Amputasi tungkai bawah paling banyak karena luka kaki diabetes, jumlah
penderita Diabetes Melitus dengan luka kaki terus meningkat dan resiko 15-16
kali lebih besar untuk amputasi. Deteksi dini dan penanganan yang tepat pada
luka dapat mencegah 85 % amputasi. Observasi yang dilihat selama ini bahwa
tahun ketahun, kemudian pada sebagian besar kasus Diabetes Melitus disertai
dengan timbulnya luka pada kaki. Kebanyakan pada penderita Diabetes Melitus
yang mengalami luka jika tidak dilakukan perawatan luka dengan baik dan benar,
Melitus, Usia, Merokok, Indeks massa tubuh, jenis kelamin, kadar gula darahdan
tekanan darah.
6
Hasil penelitian Brennan (2016), menunjukan ada hubungan antara umur dan jenis
kelamin dengan kejadian ulkus diabetikum. Penelitian lain yang dilakukan oleh
diabetes dan kadar glukosa darah memiliki hubungan yang signifikan terhadap
terjadinya ulkus diabetikum (Sanaa, 2016). Penelitian yang dilakukan oleh Hastuti
(2008), menunjukan faktor tekanan darah memiliki andil dalam kejadian ulkus
diabetikum.
menunjukan angka kejadian pada tahun 2017, terdapat pasien yang menderita
diabetes mellitus tanpa ulkus sejumlah 132 dengan diabetes mellitus tipe 1, tipe 2
dan tipe lainnya yang menjalani rawat jalan sebanyak 102 pasien dan rawat inap
ulkus yang menjalani rawat inap sebanyak 36 pasien dan 24 pasien yang
Berdasarkan latar belakang diata peneliti tertarik untuk meneliti tentang” faktor
Ajibarang”.
B. Rumusan Masalah
Individu tidak menyadari adanya gejala penyakit Diabetes Melitus (DM) pada
paling ditakuti oleh para penderita Diabetes Melitus karena dapat mengakibatkan
Durasi lama menderita Diabetes Melitus, Usia, Merokok, Indeks massa tubuh,
penelitian ini, yaitu: “Faktor resiko apa sajakah yang menyebabkan terjadinya
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
RSUD Ajibarang.
2. Tujuan khusus
kelaindurasi waktu, indeks massa tubuh, kadar gula darah dan tekanan
darah.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi peneliti
8
Ajibarang.”
bedah tentang “faktor resiko terjadinya diabetic ulcer pada pasien Diabetes
3. Bagi responden
4. Bagi perawat
lebih menekankan tidak hanya pada tindakan preventif namun juga pada tindakan
E. Penelitian Terkait
9
ulkus kaki diabetik antara 1 Januari 2006 dan 1 September 2010, diikuti
sampai kematian atau akhir masa studi. Ulkus ditandai sebagai tahap
diatas dengan peneliti adalah pada metode yang digunakan. Penelitian diatas
0,001.
Perbedaan penelitian diatas dengan peneliti adalah pada metode yang digunakan.
diatas dengan peneliti adalah pada metode yang digunakan. Penelitian diatas
tingkat respons 100% dengan rata - rata ± SD usia 50,72 ± 13,39 tahun.
diatas dengan peneliti adalah pada metode yang digunakan. Penelitian diatas
case kontrol
12
BAB II
TINJAUAN PUSAKA
A. Diabetes Melitus
1. Pengertian
Diabetes Mellitus (DM) merupakan salah satu kelompok penyakit metabolik yang
ditandai oleh hiperglikemia karena gangguan sekresi insulin, kerja insulin, atau
Diabetes Mellitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang
disebabkan oleh karena peningkatan kadar glukosa darah akibat penurunan sekresi
2009).
a. Usia
12
13
Umur ≥ 60 tahun berkaitan dengan terjadinya ulkus diabetika karena pada usia
tua, fungsi tubuh secara fisiologis menurun karena proses aging terjadi penurunan
pengendalian glukosa darah yang tinggi kurang optimal (Hastuti, 2008). Hasil
Hal ini sesuai dengan hasil penelitian, mendapatkan bahwa pasien ulkus rata-rata
terjadi sekitar 5 tahun lebih atau sama dengan setelah menderita DM.¹³ Hal
2006).
14
Pada obesitas dengan IMT ≥ 23 kg/m2 pada wanita dan pada laki – laki dengan
IMT ≥ 25 kg/m2 akan lebih sering terjadi resistensi insulin. Apabila kadar insulin
gangguan sorkulasi darah sedang / besar pada tungkai yang menyebabkan tungkai
Hal ini kemudian menegaskan penelitian Deribe dkk (2014), bahwa pasien yang
dengan IMT overweight akan memiliki 4 kali lebih besar resiko ulkus
dibandingkan dengan pasien yang memiliki IMT normal dengan presentase 94,73.
diabetes type 2.Berat badan dan IMT juga menjadi faktor yang dapat
meningkatkan derajat keparahan ulkus diabetik, dengan resiko yang lebih tinggi
berhubungan dengan berat badan yang lebih besar dan pada peningkatan IMT
pasien
d. Jenis Kelamin
Jenis kelamin adalah Perbedaan seks yang di dapat sejak lahir yang dibedakan
antara laki-laki dan perempuan. Baik pria maupun wanita memiliki risiko yang
sama besar untuk mengidap diabetes sampai usia dewasa awal. Setelah usia 30
tahun, wanita memiliki risiko yang lebih tinggi dibanding pria (Ramaiah, 2008).
laki. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Deribe (2014), menyatakan sebagian
15
besar responden yang mengalami ulkus diabetik adalah laki-laki sebesar 62,5%.
variasi dalam peran sosial antara laki-laki dan perempuandi Ethiopia selatan.
Kadar gula darah adalah jumlah kandungan glukosa dalam plasma darah. Glukosa
darah puasa merupakan salah satu cara untuk mengidentifikasi diabetes melitus
pada seseorang. Pada penyakit ini, gula tidak siap untuk ditransfer ke dalam sel,
sehingga terjadi hiperglikemi sebagai hasil bahwa glukosa tetap berada di dalam
Hasil penelitian yang dilakukan oleh San’a (2015), menyebutkan bahwa sebagian
besar penderita ulkus memiliki kadar gula darah >200 g/dl dengan presentase 64,4
dan terdapat hubungan yang signifikan antara kadar gula darah dengan kejadian
ulkus diabetes dengan nilai p value 0,001. Pasien DM yang gula darahnya tidak
2006). Apabila kadar glukosa darah tidak terkendali, akan muncul komplikasi
menurunnya sirkulasi darah dan adanya robekan atau luka pada kaki pasien DM
(Waspadji, 2006).
f. Tekanan darah
Tekanan darah adalah gaya atau dorongan darah ke dinding arteri saat darah
dipompa keluar dari jantung ke seluruh tubuh. Sebagai analogi, bayangkan kran
air. Jika suplai air terganggu dan ‘tekanan air rendah’, maka aliran air di kran
menjadi lambat dan hanya berupa tetesan air. Tekanan darah berperan penting,
karena tanpanya darah tidak akan mengalir (Anna & Bryan, 2007).
Tekanan darah yang melebihi 130/80 mm/Hg dapat merusak atau mengakibatkan
lesi pada endotel dan akan berpengaruh terhadap makroangopati melalui proses
adhesi dan agregasi trombosit yang berakibat vaskuler defisiensi sehingga dapat
2009).
pasienulkus diabetik yang cukup besar antara hasil di atas dengan Chomi (2014),
statushipertensi.
pajanan faktor resiko yang berbeda antara pasien dalam penelitian yang
17
satudengan pasien dalam penelitian yang lain, dan seperti yang dijelaskan
memiliki faktor resiko terjadinya ulkus diabetik lebih besar dibandingkan dengan
B. Kerangka Teori
Diabetes Melitus
Perawatan kaki
diabetes
Penggunaan alas kaki
Trauma
UlkusDiabetik
Gambar 2.1 Kerangka Teori
C. Kerangka Konsep
Faktor resiko:
1. Usia
2. Jenis kelamin
3. Indeks massa
tubuh
4. Durasi terkena
Kejadian ulcer
DM
diabetic
5. kadar gula
darah
6. tekanan darah
D. Hipotesis Penelitian
Ho:
1. Tidak ada hubungan antara faktor resiko terhadap kejadian ulcer diabetic
2. Tidak ada faktor resiko yang dominan terhadap kejadian ulcer diabetic
Ha:
2. Ada faktor resiko yang dominan terhadap kejadian ulcer diabetic pada
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
kasus dan kontrol dapat terkena paparan atau tidak. Desain penelitian kasus
selain itu rancangan ini mempunyai kelebihan yaitu hasil dapat diperoleh dengan
cepat, biaya yang diperlukan relatif lebih murah, tidak memerlukan sampel yang
Dalam hal kekuatan hubungan sebab akibatrancangan studi kasus kontrol lebih
kuat dibandingkan dengan studi cross sectional karena pada kasus kontrol
dimana kasus dan kotrol telah diketahui pada saat (awal) penelitian, kemudian
19
20
Keterangan :
FR = Faktor resiko
Diabetik
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah data rekam medis diabetes melitus dengan
ulkus diabetes di RSUD Ajibarang sebanyak 60 pasien dan 132 pasien dengan
2. Sampel
Penentuan besar sampel dalam penelitian ini menggunakan rumus rule of thumb
yang dikemukakan oleh Roscoe dalam Sekaran (2011), yang menyatakan bahwa
penelitian yang menggunakan variabel faktor, jumlah sampel paling tidak 10 kali
variabel yang digunakan dalam penelitian. Besar sampel pada penelitian ini yaitu
sampel untuk responden ulkus diabetik. Perhitungan sampel, maka jumlah besaran
menggunakan perbandingan kasus dan kontrol 1:1, maka jumlah kasus dan
rekam medis tahun 2017 yang berjumlah 60 pasien dan 132 pasien dengan
sampel, terdiri dari 60 pasien DM dengan ulkus untuk kelompok kasus dan 60
a. Sampel kasus
b. Sampel kontrol
rawat inap.
Adapun sampel yang tidak diambil yaitu yang memenuhi kriteria eksklusi sebagai
berikut.
a. Sampel kasus
b. Sampel kontrol
D. Variabel Penelitian
1. Variabel Independen
23
Variabel independen dalam penelitian ini adalah faktor resiko yang terdiri atas:
umur, jenis kelamin, durasi terkena DM, IMT, kadar gula darah, dan tekanan
darah.
2. Varibel dependen
Variabel dependen atau yang disebut terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau
yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Variabel dependen yang ada
Banyumas.
E. Definisi Operasional
2. Jenis Perbedaan seks yang di dapat sejak Data rekam 0. Laki-laki Nominal
Kelamin lahir yang dibedakan antara laki- medis
laki dan perempuan. 1. Perempuan
5. Kadar gula Kadar gula darah sewaktu dalam Data rekam 0. <200 g/dl Ratio
darah rentang 60- >200 g/dl medis
1. ≥200 g/dl
6. Tekanan Tekanan darah responden yang Data rekam 0. ≤140/90 mmHg Ratio
darah telah didiagnosis oleh medis
dokter menderita hipertensi 1. >140/90 mmHg
setelah didiagnosis menderita
ulkus diabetika,diukur dalam
dalam satuan mmHg.
24
Variabel dependent
F. Instrumen Penelitian
responden yang menderita ulkus diabetik untuk kelompok kasus dan 60 responden
yang menderita diabetes melitus tanpa ulkus untuk kelompok kontrol. Diagnosis
ulkus diabetikum diambil dari data rekam medis pasien yang menjadi subyek
1. Data sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh peneliti dari berbagai catatan atau
informasi yang telah ada (Sastroasmoro, 2014). Data sekunder dalam penelitian
ini yaitu data yang diambil dari rekam medis pasien pada tahun 2017 yang
menjadi responden.
1. Pengelolahan data
a. Editing
b. Coding
pengelolahan data dalam penelitian ini, memberikan kode hasil observasi dengan
angka.
1) Umur
2) Jenis kelamin
6) Tekanan darah
26
c. Scoring
d. Transfering
e. Tabulating
Dari data mentah dilakukan penataan dan kemudian menyusun dalam bentuk tabel
2. Analisis Data
a. Analisis univariat
Penyajian ini dalam bentuk rata-rata, standar deviasi, nilai minimum dan nilai
b. Analisis bivariat
Tujuan dari analisa bivariate adalah untuk melihat hubungan antara kedua variabel
pada penelitian ini menggunakan analisa data chi-square dengan kriteria untuk
melihat signifikasi hubungan dengan program komputerisasi. Jika nilai p < 0,05 di
Keterangan :
= Chi-kuadrat
c. Analisis multivariate
yang paling erat hubunganya dengan variabel dependen. Uji statistic yang
berbagai langkah pembuatan model. Model terahir terjadi apabila semua variabel
I. Prosedur Penelitian
1. Tahap Persiapan
pengumpulan data.
2. Pengambilan data
Pengambilan data dengan cara mencari data pasien pada rekam medis pada tahun
2017 dengan jumlah sampel sebanyak 60 untuk pasien yang menderita diabetes
melitus tanpa ulkus dan 60 untuk pasien yang menderita ulkus, kemudian peneliti
memilih yang sesuai kriteria inklusi dan menuliskan ke dalam lembar observasi.
3. Tahap Pelaksanaan
28
sebagai berikut:
4. Tahap akhir
Data yang diperoleh selanjutnya dianalisis dan dibahas untuk menjawab tujuan
penelitian.
J. Etika Penelitian
sesuai dengan data rekam medis dengan menekankan masalah etika yang
meliputi:
Informed concent dalam penelitian ini berupa surat ijin penelitian yang berasal
rumah sakit akan memberikan ijin kepada peneliti unutk membuka dan
tidak memberikan data rekam medis pada lembar alat ukur hanya menuliskan
3. Confidentially (kerahasiaan)
4. Beneficence (manfaat)
Hasil penelitian ini dapat menjadi sumber informasi bagi perawat RSUD
faktor yang berpengaruh seperti : Durasi lama menderita, Kadar gula darah, dan
Usia.
Peneliti sudah memperhitungkan bahwa pihak rumah sakit terutama bagian rekam
medis tidak dirugikan sedikitpun baik dari segi materil maupun non-materil,
karena menggunakan data dari rekam medis dan tidak melakukan tindakan
intervensi.
sakit terutama rekam medis. Peneliti mencari data di rekam medis hanya menulis
bagian yang menjadi bahan penelitian sesuai kode etik keperawatan. Hasil peneliti
ini dapat digunakan untuk rumah sakit yang diteruskan kepada pasien-pasien yang
Penelitian ini menghormati martabat manusia, setiap data rekam medis yang
BAB IV
A. Hasil Penelitian
Bab ini menjelaskan hasil penelitian tentang Faktor resiko terjadinya ulcer
diabetic pada pasien Diabetes Melitus di RSUD Ajibarang. Data yang diperoleh
selama penelitian yang dilakukan mulai tanggal 1 Maret 2018 sampai 29 Maret
2018. Didapatkan 120 rekam medik pasien Diabetes Melitus di RSUD Ajibarang
oleh peneliti.
4.1
31
32
Berdasarkan tabel 4.1 diketahui responden dengan umur > 40 tahun sebagian
besar mengalami ulkus yaitu 59 pasien (98,3%). Responden dengan umur < 40
Berdasarkan tabel 4.1 diketahui responden dengan jenis kelamin laki-laki dan
dengan jenis kelamin perempuan sebagian besar mengalami DM tanpa ulkus yaitu
41 pasien (68,3%).
sebagian besar mengalami diabetes mellitus tanpa ulkus yaitu 53 pasien (88,3%).
ulkus yaitu 23 pasien (38,3%). Berdasarkan tabel 4.1 diketahui responden dengan
tekanan darah sistolik < 140 mmHg sebagian besar mengalami ulkus yaitu 47
pasien (21,3%). Responden dengan tekanan darah sistolik > 140 mmHg sebagian
Berdasarkan tabel 4.1 diketahui responden dengan tekanan darah diastolic < 90
dengan tekanan darah diastolic >90 mmHg sebagian besar mengalami DM tanpa
ulkus yaitu 9 pasien (15%). Berdasarkan tabel 4.1 diketahui responden dengan
kadar gula darah < 200 g/dl sebagian besar mengalami diabetes tanpa ulkus yaitu
39 pasien (65%). Responden dengan kadar gula darah > 200 g/dl sebagian besar
33
responden dengan IMT < 24,5 sebagian besar mengalami diabetes tanpa ulkus
Di RSUD Ajibarang
Faktor resiko pasien diabetes melitus di RSUD Ajibarang. Ditampilkan pada tabel
4.2
Tabel 4.2 faktor resiko terjadinya ulcer diabetic pada pasien Diabetes
Melitus di RSUD Ajibarang
Variabel p value OR CI 95 %
Umur
>40 Tahun 0,309 0,322 0,033 3,187
<40 Tahun
Jenis Kelamin
Laki-laki
Perempuan 0,041 0,463 0,220 0,974
Durasi DM
<5 Tahun
>5 Tahun 0,001 4,707 1,830 12,103
Tekanan Darah
Sistolik
<140 mmHg
>140 mmHg 0,522 0,761 0,329 1,761
Tekanan Darah
Diastolik
<90 mmHg
>90 mmHg 0,068 0,298 0,077 1,162
Kadar Gula Darah
<200
>200 0,002 3,208 1,521 6,767
Indeks Massa
Tubuh
<24,5
>24,5 0,239 1,592 0,732 3,461
34
Hasil uji Chi square diperoleh nilai p sebesar 0,309 yang lebih besar dari =
0,05, artinya Ho diterima dan Ha ditolak sehingga dapat disimpulkan tidak ada
hubungan Antara faktor resiko Umur dengan terjadinya ulcer diabetic pada pasien
dengan umur > 40 tahun memiliki kecenderungan untuk terkena ulkus 0,322 kali
Hasil uji Chi square diperoleh nilai p sebesar 0,041 yang lebih kecil dari = 0,05,
Antara faktor resiko jenis kelamin dengan terjadinya ulcer diabetic pada pasien
0,463 kali lebih tinggi dibandingkan pasien yang berjenis kelamin laki-laki.
Hasil uji Chi square diperoleh nilai p sebesar 0,001 yang lebih kecil dari = 0,05,
antara faktor resiko durasi DM dengan terjadinya ulcer diabetic pada pasien
dengan riwayat DM > 5 tahun memiliki kecenderungan untuk terkena ulkus 4,707
Hasil uji Chi square diperoleh nilai p sebesar 0,522 yang lebih besar dari =
0,05, artinya Ho diterima dan Ha ditolak sehingga dapat disimpulkan tidak ada
hubungan antara faktor resiko tekanan darah sistolik dengan terjadinya ulcer
0,761 artinya pasien dengan tekanan darah sistolik < 140 mmHg memiliki
kecenderungan untuk terkena ulkus 0,761 kali lebih tinggi dibandingkan pasien
Hasil uji Chi square diperoleh nilai p sebesar 0,068 yang lebih besar dari =
0,05, artinya Ho diterima dan Ha ditolak sehingga dapat disimpulkan tidak ada
hubungan Antara faktor resiko tekanan darah diastolik dengan terjadinya ulcer
kecenderungan untuk terkena ulkus 0,298 kali lebih tinggi dibandingkan pasien
Hasil uji Chi square diperoleh nilai p sebesar 0,002 yang lebih kecil dari = 0,05,
antara faktor resiko kadar gual darah dengan terjadinya ulcer diabetic pada pasien
dengan kadar gula darah > 200 g/dl memiliki kecenderungan untuk terkena ulkus
3,208 kali lebih tinggi dibandingkan pasien dengan kadar gula darah < 200 g/dl.
Hasil uji Chi square diperoleh nilai p sebesar 0,239 yang lebih besar dari =
0,05, artinya Ho diterima dan Ha ditolak sehingga dapat disimpulkan tidak ada
36
hubungan antara faktor resiko IMT dengan terjadinya ulcer diabetic pada pasien
dengan IMT > 24,5 memiliki kecenderungan untuk terkena ulkus 1,592 kali lebih
Berdasarkan tabel 4.3 diketahui dari hasil uji regresi logistic di atas, dinyatakan
bahwa faktor umur, tekanan darah sistolik dan diastolic, dan IMT yang tidak
(menggunakan Chi square) > (α = 0,05). Variabel jenis kelamin, durasi DM, dan
gula darah yang berpengaruh signifikan terhadap kejadian ulcer diabetic, dengan
nilai p value (menggunakan Chi square) < (α = 0,05). Hasil odds ratio atau nilai B
Ajibarang.
B. Pembahasan
a. Umur
Tabel 4.1 menunjukan bahwa sebagian besar responden berumur > 40 tahun
sebanyak 116 (96,7%) dan < 40 tahun sebanyak 4 (3,3%). Hasil penelitian ini
pasien yang rawat inap di RSUD Ajibarang lebih banyak usia berisiko (> 40
tahun) dari pada usia tidak berisiko (≤ 40 tahun). Responden yang berusia tidak
diabetes mellitus agar komplikasi tidak terjadi seperti ulkus kaki diabetik
diabetes mellitus yang akan berdampak pada komplikasi ulkus kaki diabetik.
menjadi 25%.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa sebagian besar responden yang mengalami
ulkus berusia > 40 tahun. Usia merupakan salah satu faktor resiko terjadinya
ulkus, semakin usia bertambah maka organ-organ didalam tubuh akan mengalami
fungsi tubuh terhadap pengendalian glukosa darah yang tinggi kurang optimal.
b. Jenis Kelamin
dengan perbandingan 1,4:1. Hasil penelitian ini sejalan dengan Ardiyati (2014),
jauh berbeda yaitu 1:1.06, jenis kelamin laki-laki lebih sedikit (48.6%) di
meningkatkan resiko DM tipe 2 dan diikuti pula berbagai komplikasi baik akut
maupun kronis, salah satunya neuropati dan angiopati perifer yang dapat
mengalami menopause, kadar gula darah menjadi tidak terkontrol karena terjadi
59,2%. Perempuan memiliki resiko lebih besar terkena ulkus dikarenakan faktor
tingkat stress dan kegiatan atau aktivitas yang kurang dilakukan terutama oleh ibu
rumah tangga. Tingkat stress dan kurangnya aktivitas menyebabkan nutrisi yang
tidak digunakan dalam tubuh meningkat sehingga gula dalam darah bertambah.
40
c. Durasi DM
riwayat diabetes mellitus selama < 5 tahun sebanyak 90 (90%) dan > 5 tahun
sebanyak 30 (25%). Gambaran ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan
diabetik yang menderita diabetes mellitus berada pada kelompok 0-5 tahun
tidak berisiko (< 5 tahun) diharapkan mengontrol kadar gula darah dalam rentang
normal melalui gaya hidup sehat seperti tidak merokok, olahraga, manajemen
diet, dan istirahat yang cukup agar tidak mengalami komplikasi dari ulkus kaki
gula darah dalam rentang normal. Untuk mengontrol gula darah, ada 5 faktor
penting yang harus diperhatikan, yaitu asupan makanan atau manajemen diet,
latihan fisik atau exercise, obat-obatan penurun gula darah, pendidikan kesehatan
dan monitoring.
Hasil penelitian ini, sebagian besar responden yang memiliki riwayat diabetes
mellitus selama < 5 tahun. Hasil ini terjadi karena ketidaktahuan pasien tentang
d. Tekanan Darah
41
tekanan darah sistolik dibawah 140 mmHg sebanyak 91 (75,8%) dan diatas 140
(90%) dan diatas 90 mmHg sebanyak 12 (10%). Hasil ini menunjukan bahwa
sebagian besar responden memiliki tekanan darah normal atau dibawah 140/90
Hipertensi (TD > 130/80 mm Hg) pada penderita Diabetes mellitus karena adanya
viskositas darah yang tinggi akan berakibat menurunnya aliran darah sehingga
terjadi defesiensi vaskuler, selain itu hipertensi yang tekanan darah lebih dari
dan agregasi trombosit yang berakibat vaskuler defisiensi sehingga dapat terjadi
Hasil penelitian ini, sebagian besar responden memiliki tekanan darah dalam
merupakan faktor utama, Banyaknya tekanan darah normal yang diderita ulkus
tidak terbukti sebagai faktor risiko terjadinya ulkus kaki diabetik karena
dipengaruhi oleh variabel yang lebih kuat seperti: pola makan dan keterpaparan
kadar gula darah kurang dari 200 g/dl sebanyak 61 (50,8%) dan diatas 200 g/dl
sebanyak 59 (49,2%). Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan Mustafa (2016),
yang menunjukan sebagian besar responden memilki kadar gula darah > 200
Hasil ini tidak sejalan dengan Priyanto (2010) yang juga mempunyai hasil yaitu
oksigen dari sel darah merah. 2) perubahan pola aliran darah mikrovaskuler. 3)
dan fungsional pada serabut-serabut saraf. Kurangnya aliran darah pada penderita
menurunnya sirkulasi darah dan adanya robekan/luka pada kaki penderita yang
tidak dirasakan, hal inilah yang merupakan awal munculnya ulkus diabetes.
Tabel 4.1 memberikan informasi bahwa sebagian besar responden memilki indeks
massa tubuh kurang dari 24,5 sebanyak 82 (68,3%) dan diatas 24,5 sebanyak 38
(31,7%). Hasil penelitian ini sejalan dengan Fahmi (2015), yang menyebutkan
sebagian besar responden memilki indeks massa tubuh dalam rentang normal
Hal ini tidak sejalan dengan teori. Menurut Morison (2004), obesitas termasuk
dalam salah satu faktor risiko UKD pada pasien DM. Obesitas merupakan salah
satu faktor utama dalam kejadian ulkus kaki diabetik karena secara mekanis,
orang yang mengalami obesitas, berat badan yang berlebih cenderung menambah
diabetik, hal ini terjadi karena terjadi penurunan sensitivitas terhadap insulin
insulin yang diproduksi dengan jumlah gula darah yang beredar. Gula darah
oksigen dan nutrisi serta imunitas ke dalam sel otot, hati dan lemak. Keadaan ini
Hasil penelitian sebagian besar responden memiliki indeks massa tubuh kurang
dari 24,5 sebesar 68,3%, yang berarti dalam kategori normal dan Obesitas sebesar
31,7%. Obesitas merupakan salah satu faktor utama dalam kejadian ulkus kaki
44
diabetik karena secara mekanis, orang yang mengalami obesitas, berat badan yang
berlebih cenderung menambah tekanan pada kaki, sehingga jika kaki melewati
jalanan yang berbatu walaupun memakai alas kaki akan terjadi gesekan yang
umur < 40 tahun sebagian besar mengalami DM tanpa ulkus yaitu 3 pasien (5%).
Hasil uji Chi square diperoleh nilai p sebesar 0,309 yang lebih besar dari =
0,05, artinya Ho diterima dan Ha ditolak sehingga dapat disimpulkan tidak ada
hubungan antara faktor resiko Umur dengan terjadinya ulcer diabetic pada pasien
dengan umur > 40 tahun memiliki kecenderungan untuk terkena ulkus 0,322 kali
Hasil penelitian ini sejalan dengan Putri (2015), yang menyatakan tidak ada
hubungan antara faktor umur dengan kejadian ulkus diabetic dengan nilai
signifikansi sebesar 0,154. Karakteristik usia pada penelitian ini dinyatakan tidak
signifikan sebagai faktor risiko terjadinya ulkus diabetic, tetapi secara statistik
jumlah penderita ulkus sebagian besar berusia diatas 40 tahun. Pada usia tua tubuh
secara fisiologis menurun karena proses aging terjadi penurunan sekresi atau
45
glukosa darah yang tinggi kurang optimal. Proses aging menyebabkan penurunan
atau sedang di tungkai yang lebih mudah terjadi ulkus kaki diabetik (Waspadji
Hasil penelitian ini senada dengan penelitian Zahtamal dalam Nurhanifah (2017)
menderita diabetes melitus tipe 2 dan akan meningkat kasusnya sejalan dengan
Hasil penelitian menunjukan responden dengan umur > 40 tahun sebagian besar
mengalami ulkus yaitu 59 pasien (98,3%), dan hasil analisis tidak ada
dikarenakan faktor usia bukanlah faktor utama terjadinya ulkus diabetikum karena
baik, maka risiko terjadinya komplikasi dapat terminimalisir. Selain itu juga
kesadaran masyarakat yang semakin tinggi akan pentingnya menjaga kulit agar
tidak mengalami luka dengan selalu memakai alas kaki yang tertutup dan tebal
bagian bawah alas setiap bepergian. Peningkatan jumlah peserta yang mengikuti
terjadinya ulkus.
46
dengan jenis kelamin perempuan sebagian besar mengalami DM tanpa ulkus yaitu
41 pasien (68,3%). Hasil uji Chi square diperoleh nilai p sebesar 0,041 yang lebih
disimpulkan ada hubungan Antara faktor resiko jenis kelamin dengan terjadinya
ulcer diabetic pada pasien Diabetes Melitus di RSUD Ajibarang. Nilai OR sebesar
untuk terkena ulkus 0,463 kali lebih tinggi dibandingkan pasien yang berjenis
kelamin laki-laki.
Hasil penelitian ini sependapat dengan penelitian Sanaa (2016), yang menunjukan
terdapat hubungan antara jenis kelamin dengan kejadian ulkus diabetik dengan
nilai pvalue 0,001. Adanya hubungan antara jenis kelamin dengan penyakit
adalah karena pada perempuan banyak mengalami obesitas seperti pada penelitian
Riskesdas 2007 bahwa obesitas pada perempuan sebesar (23,8%) lebih tinggi
besar diderita oleh laki-laki. Menurut Chomi (2014), tingginya distribusi ulkus
ini menunjukan bahwa antara laki-laki dan perempuan memiliki faktor resiko
yang sama untuk mengalami ulkus. Mulai dari pekerjaan, aktivitas, tingkat stress
dan gaya hidup seperti merokok baik aktif maupun pasif dan konsumsi
sebagian besar mengalami diabetes mellitus tanpa ulkus yaitu 53 pasien (88,3%).
ulkus yaitu 23 pasien (38,3%). Hasil uji Chi square diperoleh nilai p sebesar 0,001
yang lebih kecil dari = 0,05, artinya Ho ditolak dan Ha diterima sehingga dapat
disimpulkan ada hubungan antara faktor resiko durasi DM dengan terjadinya ulcer
4,707 artinya pasien dengan riwayat DM > 5 tahun memiliki kecenderungan untuk
terkena ulkus 4,707 kali lebih tinggi dibandingkan pasien dengan riwayat DM < 5
tahun.
Hasil penelitian ini sejalan dengan Nurhanifah (2017), yang menunjukan adanya
Penderita Ulkus diabetika terutama terjadi pada penderita diabetes mellitus yang
48
telah menderita 5 tahun atau lebih apabila kadar glukosa darah tidak terkendali,
2007).
Gangguan pembuluh darah pada kaki diabetes, keadaan hiperglikemia yang terus-
berkontraksi dan relaksasi berkurang, hal ini mengakibatkan sirkulasi darah tubuh
kaki diabetik.
terjadinya ulkus. Penyakit diabetes mellitus yang semakin lama diderita dapat
dibawah 140/90 mmHg. Hasil uji Chi square diperoleh pada tekanan darah
sistolik dan diastolik nilai p value sebesar 0,522 dan 0,068 yang lebih besar dari
= 0,05, artinya Ho diterima dan Ha ditolak sehingga dapat disimpulkan tidak ada
hubungan antara faktor resiko tekanan darah sistolik dan diastolik dengan
Hasil penelitian ini didukung Saleem (2017), yang menyebutkan tidak ada
hubunganya antara tekanan darah dengan kejadian ulkus dengan nilai p value
0,958. Apabila dilihat secara keseluruhan, maka pasien ulkus diabetik yang
diabetik yang cukup besar antara hasil di atas dengan Chomi (2014) yang
hipertensi.
pajanan faktor resiko yang berbeda antara pasien dalam penelitian yang satu
dengan pasien dalam penelitian yang lain, dan seperti yang dijelaskan dalam
faktor resiko terjadinya ulkus diabetik lebih besar dibandingkan dengan pasien
diabetes mellitus yang tidak memiliki hipertensi. Faktor gaya hidup juga berperan
dalam kejadian ulkus, diet garam dan gula dapat menekan tekanan darah dan
50
kadar gula, sehingga walaupun seseorang mengalami hipertensi belum tentu akan
Hasil penelitian menunjukan responden dengan kadar gula darah < 200 g/dl
sebagian besar mengalami diabetes tanpa ulkus yaitu 39 pasien (65%). Responden
dengan kadar gula darah > 200 g/dl sebagian besar mengalami ulkus yaitu 38
pasien (63,3%). Hasil uji Chi square diperoleh nilai p sebesar 0,002 yang lebih
disimpulkan ada hubungan antara faktor resiko kadar gual darah dengan
terjadinya ulcer diabetic pada pasien Diabetes Melitus di RSUD Ajibarang. Nilai
OR sebesar 3,208 artinya pasien dengan kadar gula darah > 200 g/dl memiliki
kecenderungan untuk terkena ulkus 3,208 kali lebih tinggi dibandingkan pasien
Hasil penelitian ini sejalan dengan Sanaa (2016), yang menunjukan ada hubungan
yang signifikan antara kadar gula darah dengan kejadian ulkus diabetes dengan
nilai p value 0,001. Pasien diabetes dengan kadar glukosa darah tinggi terkena
meningkatkan risiko untuk ulkus karena peningkatan beban tekanan dan gaya
geser. Selain itu, pasien diabetes kronis pada periode postpartum awal yang
pada risiko trombosis vena dalam, yang juga memiliki risiko neuropati dan dapat
Kadar gula darah yang semakin tinggi didalam tubuh dapat menyebabkan semakin
lama proses penyembuhan luka pada pasien diabetes mellitus. Gula dara yang
semakin pekat membuat pasokan oksigen dan nutrisi penting untuk antibody dan
Hasil penelitian menunjukan uji Chi square diperoleh nilai p sebesar 0,239 yang
lebih besar dari = 0,05, artinya Ho diterima dan Ha ditolak sehingga dapat
disimpulkan tidak ada hubungan antara faktor resiko IMT dengan terjadinya ulcer
1,592 artinya pasien dengan IMT > 24,5 memiliki kecenderungan untuk terkena
ulkus 1,592 kali lebih tinggi dibandingkan pasien dengan IMT < 24,5.
Hasil penelitian ini sejalan dengan Yusuf (2016), yang menunjukan bahwa ada
hubugan yang signifikan antara indeks massa tubuh dengan kejadian ulkus dengan
nilai p value 0,974. Walaupun hasil penelitian ini tidak signifikan, tapi responden
dengan IMT >24,5 sebagian besar mengalami ulkus yaitu 22 pasien (36,7%).
peluang 6 kali lebih tinggi mengalami ulkus kaki dibandingkan dengan pasien
tanpa kondisi obesitas. Suatu hasil penelitian yang merupakan bagian dari
penelitian kohort The Nurse Health Study menunjukkan bahwa faktor predictor
utama terjadinya DM ialah berat badan lebih atau gemuk. Orang gemuk, terdapat
penimbunan jaringan lemak di bawah kulit. Insulin resistance atau resisten insulin
52
akan timbul, dimana jaringan lemak menumpuk akan menghambat kerja insulin
dijaringan tubuh dan otot sehingga glukosa tidak dapat diangkut ke dalam sel dan
menimbun di dalam pembuluh darah, dan glukosa akan meningkat (Sohn, 2011).
macam penyakit. Asupan lemak dan kalori yang berlebih membuat tubuh
mengalami kelebihan nutrisi yang kemudia akan meningkatkan berat badan dan
kadar glukosa darah. Kadar glukosa darah yang terus mengalami peningkatan
Hasil penelitian diketahui dari hasil uji regresi logistik di atas, dinyatakan bahwa
faktor umur, tekanan darah sistolik dan diastolic, dan IMT yang tidak
(menggunakan Chi square) > (α = 0,05). Variabel jenis kelamin, durasi DM, dan
gula darah yang berpengaruh signifikan terhadap kejadian ulcer diabetic, dengan
nilai p value (menggunakan Chi square) < (α = 0,05). Hasil odds ratio atau nilai B
Ajibarang.
Ulkus diabetikum terutama terjadi pada penderita diabetes mellitus yang telah
menderita 10 tahun atau lebih dengan kadar glukosa darah yang tidak terkendali.
Kadar glukosa darah yang tidak terkendali akan memunculkan komplikasi yang
terjadi sekitar 5 tahun lebih atau sama dengan setelah menderita DM (Frykberg,
2006).
dari zat tersebut, menurunkan sintesis myoinositol sel saraf, yang dapat
vasodilator nitric oxide. Hal ini akan menghasilkan peningkatan stres oksidatif di
saraf dan peningkatan vasokontriksi yang berakibat iskemia, hal ini meningkatan
sel saraf mengalami injuri dan mati, hal ini dapat mengakibatkan neuropati perifer
terjadi pada DM tipe 1 dalam 5 tahun awal didiagnosis DM, sedangkan DM tipe 2
lama pasien menderita diabetes mellitus maka akan beresiko lebih tinggi terkena
54
ulkus. Lamanya waktu menderita diabetes mellitus akan meningkatkan kadar gula
luka akan menurun, sehingga ketika terjadi luka maka proses terjadinya infeksi
C. Keterbatasan Penelitian
penelitian.
55
BAB V
A. Kesimpulan
terjadinya diabetik ulcer pada pasien Diabetes Melitusdi RSUD Ajibarang”, maka
Responden dengan tekanan darah sistolik > 140 mmHg sebagian besar
9 pasien (15%). Responden dengan kadar gula darah < 200 g/dl
Responden dengan kadar gula darah > 200 g/dl sebagian besar
B. Saran
1. Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini dapat menjadi pengetahuan tambahan tentang faktor resiko
56
57
medikal bedah tentang faktor resiko terjadinya ulcer diabetik pada pasien
Diabetes Melitus.
3. Bagi Responden
Untuk mendapatkan hasil penelitian yang lebih baik pada penelitian selanjutnya,
panjang dan dengan jumlah sampel yang lebih besar pada lokasi yang berbeda
57
58
DAFTAR PUSTAKA
Anna, P., & Bryan, W. (2007). Simple Guides tekanan darah tinggi. Jakarta:
Erlangga.
Boyko, E., Ahroni, J., Stensel, V., Forsberg, R., Davignon D., & Smith, D. (2004).
A Prospective Study of Risk Factors for Diabetic Foot Ulcer. Diabetes
Care. 22(7): 1036-42.
Bril, V., & Perkins, B. (2008). Neuropathy. Diakses pada tanggal 7 April 2018
http://guidelines.diabetes.ca.
58
59
LAMPIRAN
59
60
LEMBAR OBSERVASI
FAKTOR RESIKO TERJADINYA DIABETIC ULCER PADA PENDERITA DIABETES MELITUS
DENGAN ULKUS DI RSUD AJIBARANG KABUPATEN BANYUMAS
No. Nama Umur Jenis Kelamin Durasi DM Tekanan Darah Gula Darah BB TB IMT
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
61
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
61
62
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
62
63
LEMBAR OBSERVASI
FAKTOR RESIKO TERJADINYA DIABETIC ULCER PADA PENDERITA DIABETES MELITUS
TANPA ULKUS DI RSUD AJIBARANG KABUPATEN BANYUMAS
No. Nama Umur Jenis Kelamin Durasi DM Tekanan Darah Gula Darah BB TB IMT
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
63
64
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
64
65
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
65
66
67
67
68
68
69
69
70
70
71
OUTPUT SPSS
A. Analisisi Univariat
1. Umur
Umur
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
2. Jenis kelamin
Jenis_Kelamin
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
3. Durasi DM
Durasi_DM
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
4. Tekanan Darah
Tekanan_Darah_Sistolik
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
71
72
Tekanan_Darah_Sistolik
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Tekanan_Darah_Diastolik
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
5. Gula Darah
Gula_Darah
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
6. IMT
IMT
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
7. Kejadian Ulkus
72
73
Kejadian_Ulkus
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
B. Analisis Bivariat
1. Umur
Kejadian_Ulkus
Chi-Square Tests
73
74
a. 2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2.00.
Risk Estimate
2. Jenis Kelamin
Kejadian_Ulkus
perempuan Count 41 30 71
Chi-Square Tests
74
75
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 24.50.
Risk Estimate
3. Durasi DM
Kejadian_Ulkus Total
75
76
Chi-Square Tests
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 15.00.
Risk Estimate
76
77
Kejadian_Ulkus
Chi-Square Tests
77
78
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 14.50.
Risk Estimate
Kejadian_Ulkus Total
78
79
>90 Count 9 3 12
Chi-Square Tests
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 6.00.
Risk Estimate
79
80
Risk Estimate
6. Gula Darah
Kejadian_Ulkus
Chi-Square Tests
80
81
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 29.50.
Risk Estimate
7. IMT
Kejadian_Ulkus
>24.5 Count 16 22 38
Chi-Square Tests
81
82
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 19.00.
Risk Estimate
3. Analisis Mulrivariat
Variables in the Equation
82
83
83
84
84
85
85
86
86
87
87
88
88