B15 Edwaren PDF
B15 Edwaren PDF
Risalah Lokakarya Komputasi dalam Sains dan Teknologi Nuklir: 6-7 Agustus 2008(407-421)
Edwaren Liun*
ABSTRAK
Kata-kata kunci: pembangkit listrik, volume bahanbakar, biaya bahan bakar, solusi optimum.
ABSTRACT
*
Pusat Pengembangan Energi Nuklir – BATAN, e-mail: edwaren@batan.go.id
407
Risalah Lokakarya Komputasi dalam Sains dan Teknologi Nuklir: 6-7 Agustus 2008(407-421)
PENDAHULUAN
Latar Belakang
408
Risalah Lokakarya Komputasi dalam Sains dan Teknologi Nuklir: 6-7 Agustus 2008(407-421)
TUJUAN STUDI
METODOLOGI
Studi ini dilakukan dengan menyusun suatu pemodelan berdasarkan kondisi dan
data sistem kelistrikan Sumatera. Data disusun sebagai masukan paket program
WASP-IV (Wien Automatic System Planning Versi IV), dengan kriteria keekonomian,
rencana dan kebijakan yang terkait dengan pengembangan sistem pembangkitan yang
optimum ditentukan sebagai masukan. Model ini menggunakan estimasi probabilistik
untuk menghitung biaya produksi, biaya energy not served dan keandalan sistem, dan
menggunakan teknik linear programming untuk menentukan kebijakan dispatching
optimal pembangkit yang memenuhi kriteria ekonomi.
409
Risalah Lokakarya Komputasi dalam Sains dan Teknologi Nuklir: 6-7 Agustus 2008(407-421)
J 2,4 × 10 −4 kcal kg 10 6 1
V = 3 × 30 × 0,8 MW × × × × ×
W s J 5300 kcal M 0.33
= 9,88 kg / s atau 35,6 ton / h.
Biaya Bahanbakar
∑ [α ]
h = NHYD
F j ,t = (1 + i )
−t 1 − 0 , 5
h . Ψ j ,t ,h (2)
h =1
dengan:
αh = probabilitas dari hydro condition h, untuk Indonesia adalah 1,
ψj,t,h= total biaya bahanbakar (jumlah biaya bahanbakar untuk unit termal
dan nuklir),
NHYD = jumlah hydro condition yang didefinisikan.
[
L j ,t = (1 + i ) − (1 + i )
−t ' −T '
] × ∑ [UFIC kt × MWkt ] (3)
dengan:
∑ = jumlah dihitung terhadap semua unit termal kt yang ditambahkan pada
sistem dalam tahun t,
UFICkt = biaya penyimpanan bahanbakar per-unit kt (dalam $/MW).
410
Risalah Lokakarya Komputasi dalam Sains dan Teknologi Nuklir: 6-7 Agustus 2008(407-421)
Sumber: www.ptpln/p3bs.com
Gambar 2. Neraca Daya Sistem Sumatera Bagian Utara (Rabu, 9 Mei 2007)
Sumber: www.ptpln/p3bs.com
Gambar 3. Neraca Daya Sistem Sumatera Bagian Selatan (Rabu, 9 Mei 2007)
412
Risalah Lokakarya Komputasi dalam Sains dan Teknologi Nuklir: 6-7 Agustus 2008(407-421)
413
Risalah Lokakarya Komputasi dalam Sains dan Teknologi Nuklir: 6-7 Agustus 2008(407-421)
Tipe pertama adalah Korean Standard berkapasitas 1000 MWe dengan burn-up
45.000 MW-d/ton. Sedangkan kedua dari AP-600 (Advanced Pressurrized Water
Reactor) berkapasitas 600 MWe. Pembangkit ini ideal dari segi jenis dan ukuran
untuk kondisi dan sistem wilayah Sumatera. Selain masa pembangunan yang relatif
singkat, ukurannya memungkinkan untuk penambahan kapasitas daya yang signifikan
dalam memacu penyediaan daya Wilayah Sumatera yang mengalami ketertinggalan
saat ini.
Beberapa jenis pembangkit termal yang diinputkan sebagai candiddated plants
(yang dikonteskan) di dalam model, disusun dengan nama-nama singkatan sebagai
berikut:
1. CC2H, Siklus ganda berbahanbakar gas alam berkapasitas 200 MWe,
2. N600, PLTN dari jenis AP-600 berkapasitas 600 MWe,
3. N10H, PLTN dari jenis Korean Standard berkapasitas 1000 MWe,
4. C600, PLTU berbahanbakar batubara berkapasitas 600 MWe,
5. C300, PLTU berbahanbakar batubara berkapasitas 300 MWe,
Dengan dicount rate 12% pada Modul DYNPRO, dan IDC masing-masing
sebesar 11,89% terhadap PLT gas siklus ganda, 24,63% terhadap N600 (PLTN 600
MWe), 30,41% terhadap N10H (PLTN 1000 MWe), 20,56% terhadap C600 (PLTU
Batubara 600 MWe) dan 14,13% terhadap C300 (PLTU Batubara 300 MWe),
program WASP menghitung biaya investasi pembangkit sebagai biaya investasi per
414
Risalah Lokakarya Komputasi dalam Sains dan Teknologi Nuklir: 6-7 Agustus 2008(407-421)
satuan daya dalam $/kW yang dikalikan dengan ukuran unit (dalam MW) dikali 1000.
Kemudian nilai tersebut digolongkan sebagai biaya konstruksi murni atau biaya IDC
yang diambil dari biaya totalnya; persentase IDC ditentukan di dalam DYNPRO untuk
pembangkit tersebut. Kemudian distribusi biaya ini (domestic dan foreign) selama
periode konstruksi dilakukan oleh REPROBAT yang mengasumsikan kurva ´S´ untuk
fungsi yang menyatakan pengeluaran menurut waktu. Distribusi IDC ini memerlukan
tambahan spesifikasi laju bunga.
415
Risalah Lokakarya Komputasi dalam Sains dan Teknologi Nuklir: 6-7 Agustus 2008(407-421)
Perbandingan antara opsi nuklir dan tanpa nuklir dapat dilihat pada hasil base
case discount rate, yaitu 8%, 10% dan 12%. Dengan discount rate 8% pada
skenario ini dibutuhkan 178 505,33 kiloton batubara, 1 295,51 kiloton gas alam
dan 2,73 kiloton uranium sebagai penghasil listrik yang dominan. Pada
discount rate 10% dibutuhkan 403 242,51 batubara, 2 692,58 kiloton gas alam
dan 1,37 kiloton uranium. Sedangkan pada discount rate 12% yang tidak
memunculkan nuklir dibutuhkan 649 331.96 kiloton batubara dan 3 625,88
kiloton gas alam. Secara keseluruhan perbandingan volume pada discount rate
8%, 10% dan 12% adalah 180 699,37 kiloton, 403 242.51 kiloton dan
654 791,11.
O&M, ENS
O&M, ENS 19%
20%
CAPITAL COST
FUEL COST
56%
CAPITAL COST 25%
FUEL COST
20% 60%
O&M, ENS,
10863, 19%
CAPITAL COST,
27876, 48%
Gambar 4. Perbandingan komposisi
FUEL COST, biaya untuk Base Scenario
19057, 33%
dengan discoun rate 8,10
dan 12 %
417
Risalah Lokakarya Komputasi dalam Sains dan Teknologi Nuklir: 6-7 Agustus 2008(407-421)
Expected Generation by Plant Type (GWh) Expected Generation by Plant Type (GWh)
Base Scen, DR 8% Base Scen, DR 10%
203388, 13% 203388, 13%
HYD1 HYD1
STCO STCO
GTOI 500771, 32% GTOI
GTGA GTGA
382846, 24%
432, 0% CCGA 206, 0% CCGA
DIEP DIEP
988718, 63% NUC 11742, 1% NUC
865987, 54%
544, 0%
1671, 0%
2498, 0%
723, 0%
5651, 0%
0, 0%
HYD1
STCO Gambar 5. Energi yang diproduksi
GTOI
GTGA menurut jenis bahanbakar
CCGA
DIEP
selama 30 tahun untuk Base
1360113,
NUC Scenario dengan discoun
86% rate 8,10 dan 12 %
KESIMPULAN
418
Risalah Lokakarya Komputasi dalam Sains dan Teknologi Nuklir: 6-7 Agustus 2008(407-421)
DAFTAR PUSTAKA
6. www.ptpln/p3bs.com.
DISKUSI
NOER’AIDA
1. Bagaimana bila diadakan kerjasama dengan PPIN dalam hal diseminasi Iptek
Nuklir ke Perguruan Tinggi dengan memberikan satu sesi materi mengenai hasil
pengkajian dari PPEN tentang kebutuhan energi pada suatu daerah/propinsi?
2. Bagaimana dan darimana bapak dapat menyimpulkan bahwa Sumatera saja dapat
menerima PLTN sementara Jawa tidak?
419
Risalah Lokakarya Komputasi dalam Sains dan Teknologi Nuklir: 6-7 Agustus 2008(407-421)
EDWAREN LIUN
SRIYONO
EDWAREN LIUN
IBON SUPARMAN
EDWAREN LIUN
420
Risalah Lokakarya Komputasi dalam Sains dan Teknologi Nuklir: 6-7 Agustus 2008(407-421)