Anda di halaman 1dari 12

PERATURAN DIREKSI

RS ISLAM JAKARTA PONDOK KOPI JAKARTA TIMUR


NOMOR : 27/IX/PD/RSIJPK/08/2018

TENTANG
PANDUAN OPERASIONAL DOKTER PENANGGUNG JAWAB PELAYANAN

Direksi RS. Islam Jakarta Pondok Kopi – Jakarta Timur,

Menimbang : 1. bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan kepada


pasien dibutuhkan dokter penanggung jawab pelayanan;
2. bahwa untuk menjaga kontinuitas pelayanan pasien
membutuhkan koordinasi di antara profesional pemberi asuhan
yang dipimpin oleh dokter penanggung jawab pelayanan ;
3. bahwa untuk mencapai maksud tujuan pada butir 1 dan 2 di atas,
dipandang perlu untuk menetapkan Peraturan Direksi mengenai
Panduan Operasional Dokter Penanggung Jawab Pelayanan.

Memperhatikan : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor : 29 tahun 2004


tentang Praktik Kedokteran;
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor : 44 tahun 2009
tentang Rumah Sakit;
3. KEPMENKES RI Nomor : 129/Menkes/SK/11/2008 tentang
Pelayanan Minimal Rumah Sakit;
4. Keputusan PP Muhammadiyah Nomor : 237/KEP/1.0/D/2014
tentang Penetapan Direksi RSIJ Pondok Kopi Periode 2013-
2017
Menetapkan : MEMUTUSKAN:

PERATURAN DIREKSI TENTANG PANDUAN OPERASIONAL


DOKTER PENANGGUNG JAWAB PELAYANAN

Pasal 1

Dokter penanggung jawab pelayanan adalah seorang dokter sesuai dengan


kewenangan klinisnya terkait penyakit pasien, memberikan asuhan medis lengkap
(paket) kepada satu pasien dengan satu patologi / penyakit, dari awal sampai dengan
akhir perawatan di rumah sakit, baik pada pelayanan rawat jalan atau rawat inap.

Pasal 2

Panduan operasional dokter penanggung jawab pelayanan sebagaimana dimaksud


dalam Pasal 1 tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari Peraturan Direksi ini.

Pasal 4
Pada saat peraturan ini mulai berlaku Surat Keputusan Direksi Nomor
255/X/KEB/RSIJPK/10/2015 dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 5
Peraturan Direksi ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan dan akan dievaluasi
setelah tiga tahun dilaksanakan.

Jakarta,… .......................... 2018


Direksi
RS. ISLAM JAKARTA PONDOK KOPI

dr.Slamet Budiarto,SH,M.HKes
Direktur Utama
LAMPIRAN PERATURAN DIREKSI
RS ISLAM JAKARTA PONDOK KOPI
NOMOR : 27/IX/PD/RSIJPK/08/2018
TENTANG PANDUAN OPERASIONAL DOKTER
PENANGGUNG JAWAB PELAYANAN

BAB I
DEFINISI

Rumah sakit adalah institusi tempat memberikan pelayanan kesehatan kepada


masyarakat dengan tujuan penyembuhan penyakit serta terhindar dari kematian atau
kecacatan. Dalam melaksanakan fungsinya rumah sakit harus pula mengendalikan
atau meminimalkan risiko baik klinis maupun non klinis yang mungkin terjadi selama
proses pelayanan kesehatan berlangsung, sehingga terlaksana pelayanan yang
aman bagi pasien. Salah satu elemen dalam pemberian asuhan kepada pasien
(patient care) adalah asuhan medis. Asuhan medis diberikan oleh dokter yang dalam
standar keselamatan pasien disebut Dokter Penanggung Jawab Pelayanan (DPJP).
Berikut definisi tentang DPJP :

 DPJP (Dokter Penanggung Jawab Pelayanan) adalah seorang dokter sesuai


dengan kewenangan klinisnya terkait penyakit pasien, memberikan asuhan
medis lengkap (paket) kepada satu pasien dengan satu patologi / penyakit, dari
awal sampai dengan akhir perawatan di rumah sakit, baik pada pelayanan rawat
jalan atau rawat inap. Asuhan medis lengkap artinya melakukan asesmen medis
sampai dengan implementasi rencana serta tindak lanjutnya sesuai kebutuhan
pasien.
 DPJP Utama adalah bila pasien dikelola oleh lebih dari satu DPJP, maka asuhan
medis tersebut dilakukan secara terintegrasi dan secara tim diketuai oleh
seorang DPJP Utama. DPJP Utama berperan sebagai koordinator proses
pengelolaan asuhan medis bagi pasien yang bersangkutan (ketua tim) dengan
tugas menjaga terlaksananya asuhan medis komprehensif – terpadu – efektif
demi keselamatan pasien melalui komunikasi efektif dengan membangun
sinergisme dan mencegah duplikasi serta mendorong penyesuaian pendapat
antar anggota / DPJP, mengarahkan agar tindakan masing –masing DPJP
bersifat kontributif (bukan intervensi)
 PPA (Professional Pemberi Asuhan) adalah tenaga kesehatan yang secara
langsung memberikan asuhan kepada pasien antara lain dokter, perawat, bidan,
ahli gizi, apoteker, psikolog, penata anestesi, terapis fisik, dan sebagainya.
 Asuhan pasien terintegrasi dan pelayanan berfokus pada pasien (Patient
Centered Care – PCC) adalah istilah yang saling terkait yang mengandung aspek
pasien merupakan pusat pelayanan, PPA memberikan asuhan sebagai tim
interdisiplin / klinis dengan DPJP sebagai ketua tim klinis – Clinical Leader, PPA
dengan kompetensi dan kewenangan yang memadai yang antara lain terdiri dari
dokter, perawat, bidan, nutrisionis, apoteker, penata anestesi, terapis fisik dsb.
 MPP (Case Manager / Manajer Pelayanan Pasien) adalah profesional di rumah
sakit yang melaksanakan pelayanan pasien berkoordinasi dan kolaborasi
dengan DPJP serta PPA, manajemen RS, pasien dan keluarga, administrasi
jaminan, mengenai asemen, perencanaan, fasilitasi, koordinasi asuhan, evaluasi
dan advokasi untuk opsi dan pelayanan bagi pemenuhan kebutuhan pasien dan
keluarganya yang komprehensif melalui komunikasi dan sumber daya yang
tersedia sehingga memberi hasil (outcome) yang bermutu dengan biaya efektif
selama dan pasca rawat inap.
BAB II
RUANG LINGKUP

Panduan ini berlaku pada semua lini pelayanan rumah sakit yang meliputi :
 InstalasiGawat Darurat
 Rawat Inap
 Rawat Jalan
 Ruangan Perawatan Khusus seperti ICU, HCU, SCN, NICU.
 Hemodialisis
 Kamar Operasi
BAB III
TATA LAKSANA

1. UMUM
a. Setiap pasien yang mendapat asuhan medis di rumah sakit baik rawat jalan
maupun rawat inap harus memiliki DPJP.
b. Setiap penunjukan DPJP harus diberitahu kepada pasien dan atau
keluarga serta mendapatkan persetujuan. Rumah sakit berwenang
mengubah DPJP bila terjadi pelanggaran prosedur.
c. Koordinasi dan transfer informasi antar DPJP dilakukan secara lisan dan
tertulis sesuai kebutuhan. Bila ada pergantian DPJP pencatatan di rekam
medis harus jelas tentang alih tanggung jawabnya.
d. Asuhan pasien dilaksanakan oleh para profesional pemberi asuhan yang
bekerja secara tim interdisiplin sesuai konsep pelayanan fokus pada pasien
(Patient Centered Care). DPJP sebagai ketua tim (Team Leader) harus
proaktif melakukan koordinasi dan mengintegrasikan asuhan pasien, serta
berkomunikasi intensif dan efektif dalam tim termasuk dalam kegiatan
perencanaan pasien pulang.
e. DPJP harus aktif dan intensif dalam pemberian edukasi dan informasi
kepada pasien karena merupakan elemen yang penting dalam konteks
Pelayanan Fokus pada Pasien (Patient Centered Care), selain juga
merupakan kompetensi dokter dalam area kompetensi ke-3 (Standar
Kompetensi Dokter Indonesia, KKI 2012; Penyelenggaraan Praktik
Kedokteran Yang Baik di Indonesia, KKI 2006)
f. Pendokumentasian yang dilakukan oleh DPJP di rekam medis harus
mencantumkan nama dan tandatangan. Pendokumentasian tersebut
dilakukan di formulir asesmen awal medis, catatan perkembangan pasien
terintegrasi / CPPT (integrated note), formulir asesmen pra
anestesi/sedasi, instruksi pasca bedah, formulir edukasi/informasi ke
pasien dan sebagainya.. Termasuk juga pendokumentasian keputusan
hasil pembahasan tim medis, hasil ronde bersama kelompok staf medis,
dan hasil komunikasi/diskusi tim medis dan PPA lain.
g. Pada kasus tertentu DPJP sebagai ketua tim dari para PPA bekerjasama
erat dengan Manajer Pelayanan Pasien (Hospital Case Manager), sesuai
dengan Panduan Pelaksanaan Manajer Pelayanan Pasien (dari KARS,
edisi I 2013), agar terjaga kontinuitas pelayanan.
h. Setiap DPJP bertanggung jawab mengupayakan proses asuhan pasien
(baik asuhan medis maupun asuhan keperawatan atau asuhan lainnya)
yang diberikan kepada pasien patuh pada Panduan Praktik Klinik (PPK),
Alur Perjalanan Klinis / Clinical Pathway yang telah ditetapkan oleh RS.
Tingkat kepatuhan pada PPK Alur Perjalanan Klinis / Clinical Pathway ini
akan menjadi objek Audit Klinis dan Audit Medis.
i. Apabila dokter tidak mematuhi alur Clinical Pathway / PPK maka dokter
harus memberikan penjelasan tertulis dan dicatat di dalam rekam medis.

2. GAWAT DARURAT
a. Di instalasi gawat darurat, DPJP pasien adalah dokter jaga IGD yang telah
mempunyai sertifikat kegawatdaruratan untuk memberikan asuhan medis
awal pada penanganan kegawatdaruratan.
b. Selanjutnya jika pasien dikonsulkan kepada spesialis ditempat (on site)
atau lisan kepada dokter spesialis, maka dokter spesialis yang memberikan
asuhan medis (termasuk instruksi secara lisan) menjadi DPJP pasien
tersebut dan menjadi DPJP pasien sampai dengan dirawat inap.

3. RAWAT JALAN
a. Di rawat jalan, DPJP adalah masing-masing dokter yang memberikan
pelayanan pada pasien rawat jalan.

4. RAWAT INAP
a. Di rawat inap, DPJP adalah dokter yang merawat pasien di ruang rawat
inap.
b. Apabila pasien dirawat oleh lebih dari satu DPJP, maka harus ditunjuk
DPJP Utama yang berasal dari para DPJP pasien terkait. Kesemua DPJP
tersebut bekerja secara tim dalam tugas mandiri maupun kolaboratif.
Penunjukan DPJP Utama ditunjuk berdasarkan kriteria :
1) DPJP Utama dapat merupakan DPJP yang pertama kali mengelola
pasien pada awal perawatan;
2) DPJP Utama dapat merupakan DPJP yang mengelola pasien dengan
penyakit dalam kondisi (relatif) terparah dan atau membutuhkan sumber
daya terbesar;
3) DPJP Utama dapat ditentukan melalui kesepakatan antar para DPJP
terkait;
4) DPJP Utama dapat merupakan pilihan dari pasien.
c. Peran DPJP Utama adalah sebagai koordinator proses pengelolaan
asuhan medis bagi pasien yang bersangkutan (sebagai “Kapten Tim“),
dengan tugas menjaga terlaksananya asuhan medis komprehensif –
terpadu – efektif, keselamatan pasien, komunikasi efektif, membangun
sinergisme, mencegah duplikasi. Tim membuat keputusan melalui DPJP
Utama termasuk jika DPJP mengkonsulkan ke dokter spesialis lain wajib
berkoordinasi dengan DPJP.
d. Penentuan DPJP seorang pasien rawat inap adalah sebagai berikut :
1) Jika pasien masuk rawat inap dari poliklinik spesialis, maka DPJP
adalah dokter spesialis yang mengirim dari poliklinik rawat jalan.
2) Jika pasien masuk rawat inap dari poliklinik umum atau IGD maka
DPJP adalah sesuai dengan jadwal jaga dokter pada hari itu sesuai
dengan kasusnya (seperti ; Anak, Penyakit Dalam, Syaraf, dll).
e. Apabila dalam perjalanan perawatannya, pasien memerlukan
konsultasi/alih rawat/rawat bersama maka diatur sebagai berikut :
1) Konsultasi : tugas DPJP tetap dipegang oleh dokter yang merawat
pasien yang merujuk/meminta konsultasi, bukan dokter yang
menjawab konsultasi.
2) Alih Rawat : tugas DPJP dialihkan kepada dokter yang selanjutnya
akan merawat.
3) Rawat Bersama : dalam hal ini 1 (satu) orang pasien bisa dirawat oleh
lebih dari 1 (satu) orang DPJP, maka tugas DPJP dijalankan bersama-
sama yang bekerja secara tim di bawah koordinasi DPJP Utama.
f. Apabila keputusan klinis tidak dapat disepakati di tingkat DPJP Utama
maka permasalahan akan dibahas di tingkat Direksi.
g. Dalam pelaksanaan pelayanan dan asuhan pasien, apabila DPJP dibantu
oleh dokter lain (dokter ruangan), maka DPJP yang bersangkutan harus
memberikan supervisi, dan melakukan validasi berupa pemberian paraf /
tandatangan pada setiap catatan kegiatan tersebut di rekam medis.

5. RUANG PERAWATAN KHUSUS


a. Di unit pelayanan ICU dan HCU, DPJP Utama adalah dokter
intensifis/dokter spesialis anestesi yang ditunjuk sebagai dokter ICU dan
HCU, kecuali pada kasus jantung yang menjadi DPJP Utama adalah dokter
spesialis jantung. Koordinasi dan tingkatan keikutsertaan para DPJP terkait
menggunakan sistem semi terbuka.. Dokter DPJP di pelayanan Intensif
akan melakukan koordinasi multidisiplin ke semua profesional pemberi
asuhan dan didokumentasikan dalam formulir notulensi pembahasan
pelayanan pasien yang dimasukkan ke dalam rekam medik pasien.
b. Di unit pelayanan NICU, DPJP utama adalah dokter spesialis anak
penanggung jawab NICU. Sedangkan di unit pelayanan SCN, DPJP utama
adalah dokter spesialis anak yang merawat pasien.

6. KAMAR OPERASI
a. Di kamar operasi DPJP Bedah adalah ketua dalam seluruh kegiatan pada
saat di kamar operasi tersebut.
b. Pada keadaan khusus misalnya seperti konsul saat diatas meja operasi /
sedang dioperasi, dokter yang dirujuk tersebut melakukan tindakan /
memberikan instruksi, maka otomatis menjadi DPJP juga bagi pasien
tersebut.

7. HEMODIALISIS
Di unit pelayanan hemodialisis, DPJP utama adalah dokter spesialis penyakit
dalam penanggung jawab hemodialisis.
BAB IV
URAIAN TUGAS

1. DPJP berkewajiban melakukan asesmen awal medis pada setiap pasien baru
rawat inap dan menuliskan dalam waktu selambat-lambatnya 1 x 24 jam di
lembar asesmen awal medis rawat inap
2. Mengelola asuhan medis pasien yang terdiri dari :
a. Anamnesis
b. Mengadakan pemeriksaan fisik
c. Menegakan diagnosis
d. Memberi terapi
e. Melakukan tindakan lanjutan / follow up
f. Konsultasi, baik hanya untuk pendapat maupun rawat bersama (bila
diperlukan)
g. Program rehabilitasi
3. DPJP membuat rencana pelayanan dalam waktu selambat-lambatnya 1 x 24 jam
setelah pasien dirawat dan didokumentasikan / dimuat dalam rekam medis
pasien.
4. DPJP mengadakan rapat/pembahasan mengenai asuhan tim terhadap
pelayanan pasien dan kesimpulan rapat/pembahasan ditulis dalam rekam medis
pada formulir Notulensi Pembahasan Pelayanan Pasien.
5. Memberikan penjelasan, pendidikan atau edukasi secara jelas dan benar kepada
pasien dan atau keluarga tentang penyakitnya, rencana pelayanan dan hasil
pelayanan, pengobatan atau prosedur untuk pasien kejadian yang tidak
diharapkan.
6. Memberikan penjelasan kepada pasien mengenai kewajiban pasien. Hal-hal
yang menjadi kewajiban pasien adalah :
a. Memberi informasi yang benar, jelas dan jujur
b. Mengetahui kewajiban dan tanggung jawab pasien dan keluarga
c. Mengajukan pertanyaan untuk hal yang tidak dimengerti
d. Memahami dan menerima konsekuensi pelayanan
e. Mematuhi instruksi dan menghormati peraturan rumah sakit
f. Memperlihatkan sikap menghormati dan tenggang rasa
g. Memenuhi kewajiban finansial yang disepakati
7. Mencatat dengan lengkap, akurat, benar dalam dokumen rekam medis untuk
mempermudah komunikasi antar tenaga medis, menjaga kesinambungan
pelayanan dan pencegahan / penanggulangan pelayanan yang tidak efisien.
8. DPJP atau DPJP Utama wajib membuat resume medis.
BAB V
DOKUMENTASI

Dokumentasi terkait DPJP meliputi :


 Surat pengantar Rawat Pasien
 Formulir Asesmen Awal Medis Rawat Iinap
 Formulir Asesmen Awal Medis Rawat Jalan
 Formulir CPPT
 Formulir Informasi dan Edukasi Pasien dan Keluarga
 Formulir Permintaan DPJP
 Formulir Notulensi Pembahasan Pelayanan Pasien.

Jakarta,… .................... 2018


Direksi RS Islam Jakarta Pondok Kopi

dr. Slamet Budiarto, SH, M.HKes


Direktur Utama

Anda mungkin juga menyukai