Anda di halaman 1dari 3

1.

Efek samping obat kortikosteroid SAID dan NSAID


a) Efek samping obat kortikosteroid SAID
Kortikosteroid adalah derivat hormon steroid yang dihasilkan oleh kelenjar
adrenal. Hormon ini memiliki peranan penting seperti mengontrol respon
inflamasi. Penggunaan yang terus menerus menyebabkan efek samping yang
serius dan bersifat merugikan. Efek samping yang ditimbulkan oleh kortikosteroid
akan menjadi semakin buruk apabila digunakan tidak sesuai dengan aturan
pakainya, baik itu dosis maupun lama pemakaian.
 Menurunkan jumlah limfosit dan monosit di perifer dalam 4 jam. Hal ini
terjadi karena adanya redistribusi temporer limfosit dari intravaskuler ke
dalam limpa, kelenjar limfe, duktus torasikus dan sumsum tulang.
 Penggunaan kortikosteroid dalam jumlah banyak dan waktu yang lama
juga dapat menurunkan proses pembentukan fibroblas serta menurunkan
jumlah gerakan dan fungsi leukosit.
 Selain memiliki efek antiinflamasi yang cepat, kortikosteroid juga
memiliki efek imunosupresif. Efek ini menyebabkan penurunan aktivitas
sistem imun tubuh yang pada akhirnya dapat menyebabkan seseorang
lebih mudah terinfeksi penyakit. Kortikosteroid memengaruhi sel darah
putih (leukosit) dengan cara menurunkan migrasi sel inflamasi (PMN,
monosit, dan limfosit) sehingga penggunaan kortikosteroid dalam waktu
yang lama dapat meningkatkan kejadian infeksi. Penelitian lain juga
mengungkapkan penggunaan kortikosteroid akan meningkatkan infeksi
nosokomial, polimikrobial, dan jamur selama dirawat di rumah sakit
sehingga kortikosteroid meningkatkan risiko kematian ataupun kecacatan
pada pasien acute critical illness.

Contoh Obat dan efek samping :

o Betamethasone : Retensi Cairan & garam, edema, hipertensi,


amenorea, hyperhidrosis, gangguan mental, pankreatitis akut,
osteonecrosis aseptic, lemah otot, sindroma cushing, peningkatan TIO,
gangguan penglihatan, atrofi local, peningkatan nafsu makan,
gangguan pertumbuhan.
o Dexamethasone : Hipokalemia, osteoporosis, mata kabur, cepat haus,
memperlambat sembuhnya luka, gangguan siklus haid, terlambatnya
pertumbuhan pada anak, diabetogenik, atrofi kulit.
o Methylprednisolone acetate : atrofi local, kelainan pigmentasi, kulit
kemerahan setelah injeksi, abses steril, sindroma yang menyerupai
penyakit Charcot
b) Efek samping obat kortikosteroid NSAID
Non Steroid anti Inflamasi Drug banyak digunakan pada pasien pediatric.
Obat ini merupakan bahan aktif yang secara farmakologi tidak homogen dan
terutama bekerja menghambat produksi prostaglandin serta digunakan untuk
perawatan nyeri akut dan kronik. NSAID merupakan sediaan yang paling luas
peresepannya terutama pada kasus-kasus nyeri inflamasi, karena efeknya yang
kuat dalam mengatasi nyeri inflamasi tingkat ringan sampai sedang.
 Obat-obat AINS yang termasuk dalam penghambat selektif COX-1 seperti
ketoprofen, piroxicam, tenoxicam, indometasin,dan aspirin, memberikan
efek analgesik yang cukup baik dan nyata akan tetapi sayangnya memberi
resiko toksisitas saluran cerna yang besar, dapat mengakibatkan gangguan
fungsi ginjal dan perdarahan pasca bedah.
 Ibufrofen, naproksen dan indometason diduga dapat memicu reaksi
hipersensitivitas, terutama ruam kulit dan bronkospasme.

Contoh Obat dan efek samping :

a) Ibufrofen :
2. Kasus Interaksi obat pada proses :
a) Absorpsi : Interaksi yang terjadi sebelum obat diabsorpsi contohnya adalah
interaksi antibiotika (tetrasiklin, fluorokuinolon) dengan besi (Fe) dan antasida
yang mengandung Al, Ca, Mg, terbentuk senyawa chelate yang tidak larut
sehingga obat antibiotika tidak diabsorpsi. Obat-obat seperti digoksin, siklosporin,
asam valproat menjadi inaktif jika diberikan bersama adsorben (kaolin, charcoal)
atau anionic exchange resins (kolestiramin, kolestipol).
b) Distribusi : Contohnya, fenilbutazon dapat menggeser warfarin (ikatan protein
99%; Vd = 0,14 I/kg) dan tolbutamid (ikatan protein 96%, Vd = 0,12 I/kg)
sehingga kadar plasma warfarin dan tolbutamid bebas meningkat. Selain itu,
fenilbutazon juga menghambat metabolisme warfarin dan tolbutamid.
c)

Anda mungkin juga menyukai