Laporan pelaksanaan kegiatan role play dan hasil analisis pengkajian serta rencana
penyelesaian masalah manajemen keperawatan diruang Nilam (Penyakit Dalam)
RSUD Dr. Moch. Anshari Saleh Banjarmasin yang dilaksanakan pada hari Sabtu
tanggal 30 April 2019 yang dihadiri oleh Kepala ruangan, Ketua tim ruangan Nilam
(Penyakit Dalam) RSUD Dr. Moch. Anshari Saleh Banjarmasin, clinical teacher
(pembimbing akademik) dari Fakultas Keperawatan dan Ilmu Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Banjarmasin.
4.1.2 Pelaksanaan
Pelaksanaan role play pelayanan keperawatan oleh mahasiswa
dilaksanakan dari tanggal 19 April 2019 sampai 1 Mei 2019.
4.1.2.1 Hambatan Dalam pelaksanaannya selama 2 minggu kegiatan role
play tidak ada hambatan pada proses ketenagaan. Jumlah jam
pelayanan perindividu perawat ruangan sekitar:
Dinas pagi : 6 jam/hari
Dinas sore : 7 jam/hari
Dinas malam : 11 jam/hari.
Perhitungan perindividu selama 2 minggu rata-rata 70 jam.
99
1. Pelaksanaan Timbang Terima
a. Persiapan
Persiapan dalam pelaksanaan timbang dilakukan dengan berdiskusi
bersama kepala ruangan membahas tentang penyelesaian masalah
manajemen yang muncul di ruangan yaitu belum optimalnya pelaksanaan
timbang terima, saat pada shift siang ke malam hanya dilakukan timbang
terima di nurse station saja tanpa validasi ke pasien dan perawat saat
timbang terima di kamar pasien tidak memperkenalkan nama terlebih
dahulu kepada pasien dan tidak menyebutkan siapa yang bertanggung
jawab pada shift tersebut.
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan dari hasil diskusi bersama kepala ruangan yaitu
membuat materi tentang timbang terima, sosialisasikan, termasuk
pembuatan spanduk tentang tahapan timbang terima sesuai dengan SPO,
membuat ID-Card, melakukan penerapan timbang terima sesuai dengan
SPO, menjadi role model, melakukan evaluasi dari program timbang
terima agar perawat diruang Nilam lantai 2 dapat menerapkan timbang
terima sesuai dengan SPO. Sehingga pelaksanaan timbang terima di
ruang Nilam lantai 2 dapat berjalan dengan optimal. Pelaksanaan role
play dilaksanakan pada tanggal 19 April sampai 01 Mei 2019.
c. Hambatan
1) Proses timbang terima menghabiskan waktu yang cukup lama
2) Banyak keluarga pasien atau pengunjung saat mengujungi bed
pasien untuk memvalidasi data.
d. Dukuangan
1) Pembimbing klinik membimbing dan memberikan pengarahan
dalam pelaksanaan role play timbang terima dan juga memberi
masukan-masukan demi perbaikan pelaksanaan timbang terima.
2) Adanya kerjasama dan partisipasi kepala ruangan, ketua tim, serta
perawat pelaksana di ruang Nilaim lantai 2 dalam kegiatan
pelaksanaan timbang terima.
100
e. Hasil
Tabel 4.1 Kepatuhan timbang terima sesuai dengan SPO sebelum dan
sesudah role play
101
langsung.
10. Perawat shift selanjutnya menandatangani (18) 100% (0) 0% (18) 100 % (0) 0%
timbang terima dan mengisi jam timbang
terima
*Catatan: total perawat yang diobservasi dijumlahkan dari kolom Ya dan
Tidak setiap langkah tahapan.
Sumber : Data Primer April 2019
Dari hasil observasi sebelum dilakukan role play yaitu pada tanggal 12-
13 April 2019 yang dilakukan pada 18 orang perawat dalam melakukan
timbang terima pada shift malam kepagi, pagi kesore, dan sore ke malam.
Di dapatkan hasil timbang terima shift sore kemalam hanya dilakukan di
nurse station saja tanpa validasi ke pasien berjumlah 6 orang perawat (%)
dan perawat saat timbang terima di kamar pasien tidak memperkenalkan
nama terlebih dahulu kepada pasien dan tidak menyebutkan siapa yang
bertanggung jawab pada shift tersebut berjumlah 6 orang perawat (%).
Sedangkan dari hasil observasi sesudah role play yaitu pada tanggal 26
April sampai 27 April 2019, kepatuhan timbang terima terhadap 18 orang
perawat di Ruang Nilam lantai 2 RSUD Dr. H. Moch Ansari Saleh
Banjarmasin masih didapatkan pada shift sore ke malam tidak melakukan
validasi ke ruangan pasien sebanyak 6 orang (%), dan perawat
memperkenalkan pasien dan keluarga pasien perawat jaga pada shift
selanjutnya berjumlah 18 orang perawat (100%).
Sehingga dapat disimpulkan bahwa setelah dilakukan role play
didapatkan bahwa kepatuhan perawat dalam melakukan timbang terima
masih belum optimal, namun dari permasalahan sebelumnya ada
kemajuan untuk timbang terima terkait kepatuhan perawat
memperkenalkan pasien dan keluarga pasien perawat jaga pada shift
selanjutnya.
f. Rencana Tindak Lanjut
Dengan adanya sosialisasi dan pembuatan ID-Card dan spanduk tentang
tahapan timbang terima baik secara lisan dan tertulis diharapkan dapat
meningkatkan kepatuhan timbang sesuai dengan SPO. Sehingga
pelayanan keperawatan di ruang Nilam lantai 2 dapat berjalan optimal.
Dan kepatuhan perawat dalam memperkenalkan diri kepada pasien dan
keluarga pasien agar dapat mempertahankan sehingga terbinanya
102
kepercayaan dan kerja sama yang baik antara perawat, pasien maupun
keluarga pasien.
103
diharapkan dapat meningkatkan angka kepatuhan hand hygiene
khususnya berbasis five moment. Sehingga pelayanan keperawatan di
ruang Nilam lantai 2 dapat berjalan optimal dan angka kepatuhan cuci
tangan meningkat dan berbanding lurus dengan tidak adanya kejadian
infeksi nasokomial seperti flebitis dan ISK.
f. Hasil
Tabel 4.2 Kepatuhan cuci tangan berbasis five moments sebelum dan
sesudaH role play
No Five Moment
Sebelum Sesudah
Ya Tidak Ya Tidak
1. Sebelum kontak dengan pasien (10) 100% (0) 0% (10) 100 % (0) 0%
2. Sesudah kontak dengan (4) 40% (6) 60% (10) 100 % (0) 0%
pasien/melakukan tindakan
3. Sebelum tindakan aseptik (8) 80% (2) 20% (10) 100 % (0) 0%
4. Sesudah kotak cairan tubuh pasien (10) 100% (0) 0% (10) 100 % (0) 0%
5. Sesudah kontak dengan lingkungan (10) 100% (0) 0% (10) 100 % (0) 0%
sekitar
*Catatan: total perawat yang diobservasi dijumlahkan dari kolom Ya dan
Tidak setiap moment
Sumber : Data Primer April 2019
Dari hasil observasi sebelum dilakukan role play yaitu pada tanggal
13 April 2019 yang dilakukan pada 10 orang perawat. Perawat yang
mencuci tangan sesudah kontak dengan pasien/melakukan tindakan
sebanyak 4 orang perawat (40 %), sedangkan perawat yang tidak
mencuci tangan sesudah kontak dengan pasien sebanyak 6 orang
perawat (60 %). Perawat yang melakukan cuci tangan sebelum
tindakan aseptic sebanyak 8 orang perawat (80 %) sedangkan
perawat yang tidak melakukan cuci tangan sebelum melakukan
tindakan aseptik sebanyak 2 orang perawat (20 %). Perawat yang
mencuci tangan sesudah terkena cairan tubuh pasien sebanyak 10
orang (100 %) sedangkan perawat yang tidak mencuci tangan
sesudah terkena cairan tubuh pasien sebanyak 0 orang (0 %).
Perawat yang cuci tangan sesudah kontak dengan lingkungan sekitar
pasien ada 10 orang perawat (100 %) sedangkan perawat yang tidak
cuci tangan sesudah kontak dengan lingkungan sekitar pasien ada 0
orang perawat (0 %).
104
Sedangkan dari hasil observasi sesudah role play yaitu pada tanggal
26 April sampai 27 April 2019, kepatuhan cuci tangan terhadap 10
orang perawat di Ruang Nilam lantai 2 RSUD Dr. H. Moch Ansari
Saleh Banjarmasin didapatkan perawat yang mencuci tangan
sebelum kontak dengan pasien sebanyak 10 orang perawat (100 %),
sedangkan yang tidak mencuci tangan sebelum kontak dengan pasien
0 orang perawat (0 %).
Sehingga dapat disimpulkan bahwa setelah dilakukan role play
didapatkan bahwa angka kepatuhan cuci tangan perawat di Ruang
Nilam lantai 2 RSUD. Dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin
didapatkan bahwa angka kepatuhan cuci tangan yang dilakukan
perawat berbasis five moment sudah patuh (100%) pada setiap
moment.
105