Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH KEWIRAUSAHAAN

KONSEP DASAR DAN MOTIVASI BERWIRAUSAHA

Dosen Pembimbing :
Riyan Sisiawan Putra, S.E., M.SM
NPP. 1306897

Nama Kelompok :
1. Nuur Kumala Sari Dewi (1130118010)
2. Endah Permatasari (1130118021)
3. Dian Istanti (1130118026)
4. Ery Karinawati (1130118039)

PRODI S1 KEPERAWATAN
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA
TAHUN 2019

0
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kewirausahaan (Entrepreneurship) adalah proses mengidentifikasi,
mengembangkan, dan membawa visi ke dalam kehidupan. Visi tersebut bisa
berupa ide inovatif, peluang, cara yang lebih baik dalam menjalankan sesuatu.
Hasil akhir dari proses tersebut adalah penciptaan usaha baru yang dibentuk
pada kondisi risiko atau ketidakpastian.
Wirausaha secara historis sudah dikenal sejak diperkenalkan oleh
Richard Castillon pada tahun 1755. Beberapa istilah wirausaha seperti di
Belanda dikenal dengan ondernemer, di Jerman dikenal dengan unternehmer.
Pendidikan kewirausahaan mulai dirintis sejak 1950-an di beberapa negara
seperti Eropa, Amerika, dan Kanada. Bahkan sejak 1970-an banyak universitas
yang mengajarkan kewirausahaan atau manajemen usaha kecil. Pada tahun
1980-an, hampir 500 sekolah di Amerika Serikat memberikan pendidikan
kewirausahaan. DI Indonesia, kewirausahaan dipelajari baru terbatas pada
beberapa sekolah atau perguruan tinggi tertentu saja. Sejalan dengan
perkembangan dan tantangan seperti adanya krisis ekonomi, pemahaman
kewirausahaan baik melalui pendidikan formal maupun pelatihan-pelatihan di
segala lapisan masyarakat kewirausahaan menjadi berkembang.
Orang yang melakukan kegiatan kewirausahaan disebut wirausahawan.
Muncul pertanyaan mengapa seorang wirausahawan (entrepreneur)
mempunyai cara berpikir yang berbeda dari manusia pada umumnya. Mereka
mempunyai motivasi, panggilan jiwa, persepsi dan emosi yang sangat terkait
dengan nilai nilai, sikap dan perilaku sebagai manusia unggul.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pentingnya berwirausahaan sejak dini?
2. Apa definisi dari kewirausahaan?
3. Bagaimana profil penduduk Indonesia dan pemicu berwirausaha?
4. Bagaimana penjelasan dari kewirausahaan?
5. Bagaimana motivasi seseorang untuk berwirausaha?

1
6. Apa perbedaan esensial antara wirausahawan dengan karyawan?
7. Bagaimana keuntungan dan kelemahan menjadi wirausahawan?
8. Bagaimana tahapan untuk berwiraswasta?
9. Apa saja ciri dan sikap wirausahawan?
10. Bagaimana contoh kasus kewirausahaan?
C. Tujuan
1. Dapat memahami pentingnya berkewirausahaan sejak dini.
2. Untuk mengetahui definisi dari kewirausahaan.
3. Dapat mengetahui profil penduduk indonesia dan pemicu berwirausaha.
4. Untuk mengetahui penjelasan dari kewirausahaan.
5. Dapat menjelaskan motivasi seseorang untuk berwirausaha.
6. Dapat membandingkan apa perbedaan esensial antara wirausahawan dengan
karyawan.
7. Dapat memaparkan keuntungan dan kelemahan menjadi wirausahawan.
8. Untuk mengetahui tahapan untuk berwiraswasta.
9. Untuk mengetahui ciri dan sikap wirausahawan.
10. Untuk mengetahui contoh kasus kewirausahaan.

2
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pentingnya Berkewirausahaan Sejak Dini


Wirausaha bukan hanya dunianya orang dewasa, tapi juga bisa menjadi
bagian dari dunianya anak-anak. Bedanya, wirausaha pada anak-anak tak bisa
dijalankan sendirian, namun membutuhkan bimbingan dan dukungan dari
orang dewasa, orangtua maupun guru. Anak-anak yang mengenal dunia
wirausaha sejak dini, akan mendapati manfaat untuk bekal masa depan kelak.
Pada tahapan usia yang terbilang belia, anak-anak yang belajar menumbuhkan
jiwa wirausaha, akan tumbuh menjadi pribadi yang kreatif. Kreativitas yang
terlatih sejak dini, termasuk melalui berbagai ajang dan kegiatan
kewirausahaan, menjadi modal utama produktivitas dan kemandirian anak kala
ia dewasa.
Salah satu ajang wirausaha yang memberi kesempatan pada anak untuk
berkreasi dan berani membuat terobosan serta mepresentasikannya, adalah
Kidpreneur. Menjadi pribadi kreatif, bagi psikolog anak, Seto Mulyadi atau
akrab disapa Kak Seto, Kidpreneur diikuti oleh anak-anak yang kreatif dan
berani mencoba, dengan berbagai terobosannya. Selain melatih anak untuk
kreatif sejak dini, kegiatan ini juga menjadi salah satu cara mengenalkan
profesi entrepreneur pada anak-anak. "Entrepreneur di Indonesia masih
tergolong sedikit. Kalau mau negara sukses, harus perbanyak entrepreneur.
Kalau semua bercita-cita menjadi pegawai, beban negara berat. Anak-anak bisa
belajar kreatif sejak dini. Anak-anak pun harus percaya diri untuk
menjadi entrepreneur," jelasnya di sela acara Kidpreneur Award 2012 diadakan
PermataBank dan Berani Mag, di fX Sudirman Jakarta, beberapa waktu lalu.
Kak Seto menjelaskan, setiap anak yang dihargai dengan berbagai
kelebihannya ia akan percaya diri dan bisa mengembangkan potensinya.
Dengan begitu anak pun siap menjadi entrepreneur yang punya gagasan
orisinal, mampu memecahkan masalah dan bisa memberikan terobosan.
Memberikan kesempatan kepada anak untuk belajar berbisnis
(berwirausaha) sejak kecil bukan berorientasi mencari uang. Melainkan lebih

3
untuk melatih kemandirian, dengan mengandalkan kreativitasnya. Kak Seto
menolak anggapan bahwa anak yang belajar bisnis sejak kecil, akan menjadi
"mata duitan". Tujuan melatih kewirausahaan sejak dini lebih untuk
memberikan kesempatan pada anak untuk tumbuh menjadi pribadi kreatif.
"Dengan kreativitas anak bisa menciptakan dari yang tidak ada menjadi ada,"
jelasnya. Untuk bisa kreatif, anak harus tumbuh dalam suasana yang aman dan
bebas secara psikologis. Aman berarti anak tidak banyak dicela atau dikritik
berlebihan oleh orangtuanya. Bebas dalam arti anak diberi kesempatan untuk
melontarkan ide, membuat terobosan baru.
Produktif dan tidak konsumtif, pada kesempatan yang sama, Menteri
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Linda Amalia Sari Gumelar
mengatakan, Kidpreneur merupakan bentuk kepedulian untuk memberikan
kesempatan pada anak agar kreatif sejak dini. Melalui kegiatan ini anak-anak
mendapatkan dukungan dan akses untuk mengasah kreativitasnya.
"Melalui ajang ini, sejak dini anak-anak dididik supaya lebih produktif
dan tidak konsumtif, dengan dukungan keluarga. Ajang ini menunjukkan
bagaimana satu keluarga kompak, solid, dan ada kasih sayang dengan
pemahaman bahwa kegiatan wirausaha merupakan prasyarat untuk anak
mandiri ke depan. Kegiatan ini penting dan strategis dampaknya bagi proses
tumbuh kembang anak," jelasnya. Menurut Linda, jiwa kewirausahaan harus
ada pada individu. Ia menambahkan, perlu ada upaya untuk mempertajam
pemahaman jiwa wirausaha. Pada anak-anak, hal ini bisa dilakukan melalui
kegiatan ekstrakurikuler di sekolah atau bisa belajar dari kegiatan berkoperasi
misalnya. Juga melalui berbagai kegiatan yang memberikan akses dan
kesempatan pada anak untuk mengasah kreativitasnya. "Anak-anak sekarang
juga hidup dalam masa lebih banyak akses dan kesempatan, dan mereka sudah
semestinya memanfaatkan kesempatan tersebut," tuturnya.
B. Definisi
Pertama kali muncul pada abad 18 diawali dengan penemuan penemuan
baru seperti mesin uap, mesin pemintal, dll. Tujuan utama mereka adalah
pertumbuhan dan perluasan organisasi melalui inovasi dan kreativitas.
Keuntungan dan kekayaan bukan tujuan utama. Secara sederhana arti

4
wirausahawan (entrepreneur) adalah orang yang berjiwa berani mengambil
resiko untuk membuka usaha dalam berbagai kesempatan Berjiwa berani
mengambil resiko artinya bermental mandiri dan berani memulai usaha, tanpa
diliputi rasa takut atau cemas sekalipun dalam kondisi tidak pasti.
Pengertian kewirausahaan relatif berbeda-beda antar para ahli/sumber
acuan dengan titik berat perhatian atau penekanan yang berbeda-beda,
diantaranya adalah penciptaan organisasi baru, menjalankan kombinasi
(kegiatan) yang baru, ekplorasi berbagai peluang, menghadapi ketidakpastian,
dan mendapatkan secara bersama faktorfaktor produksi. Beberapa definisi
tentang kewirausahaan tersebut diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Richard Cantillon (1775)
Kewirausahaan didefinisikan sebagai bekerja sendiri (self-
employment). Seorang wirausahawan membeli barang saat ini pada harga
tertentu dan menjualnya pada masa yang akan datang dengan harga tidak
menentu. Jadi definisi ini lebih menekankan pada bagaimana seseorang
menghadapi resiko atau ketidakpastian.
2. Jean Baptista Say (1816)
Seorang wirausahawan adalah agen yang menyatukan berbagai alat-
alat produksi dan menemukan nilai dari produksinya.
3. Frank Knight (1921)
Wirausahawan mencoba untuk memprediksi dan menyikapi perubahan
pasar. Definisi ini menekankan pada peranan wirausahawan dalam
menghadapi ketidakpastian pada dinamika pasar. Seorang wirausahawan
disyaratkan untuk melaksanakan fungsifungsi manajerial mendasar seperti
pengarahan dan pengawasan.
4. Joseph Schumpeter (1934)
Wirausahawan adalah seorang inovator yang mengimplementasikan
perubahanperubahan di dalam pasar melalui kombinasi-kombinasi baru.
Kombinasi baru tersebut bisa dalam bentuk :
a. Memperkenalkan produk baru atau dengan kualitas baru.
b. Memperkenalkan metoda produksi baru.
c. Membuka pasar yang baru (new market).

5
d. Memperoleh sumber pasokan baru dari bahan atau komponen baru.
e. Menjalankan organisasi baru pada suatu industri. Schumpeter
mengkaitkan wirausaha dengan konsep inovasi yang diterapkan dalam
konteks bisnis serta mengkaitkannya dengan kombinasi sumber daya.
5. Penrose (1963)
Kegiatan kewirausahaan mencakup indentifikasi peluang-peluang di
dalam sistem ekonomi. Kapasitas atau kemampuan manajerial berbeda
dengan kapasitas kewirausahaan.
6. Harvey Leibenstein (1968, 1979)
Kewirausahaan mencakup kegiatan-kegiatann yang dibutuhkan untuk
menciptakan atau melaksanakan perusahaan pada saat semua pasar belum
terbentuk atau belum teridentifikasi dengan jelas, atau komponen fungsi
produksinya belum diketahui sepenuhnya.
7. Israel Kirzner (1979)
Wirausahawan mengenali dan bertindak terhadap peluang pasar.
Entrepreneurship Center at Miami University of Ohio Kewirausahaan
sebagai proses mengidentifikasi, mengembangkaan, dan membawa visi ke
dalam kehidupan. Visi tersebut bisa berupa ide inovatif, peluang, cara yang
lebih baik dalam menjalankan sesuatu. Hasil akhir dari proses tersebut
adalah penciptaan usaha baru yang dibentuk pada kondisi resiko atau
ketidakpastian.
8. Peter F. Drucker
Kewirausahaan merupakan kemampuan dalam menciptakan sesuatu
yang baru dan berbeda. Pengertian ini mengandung maksud bahwa seorang
wirausahaan adalah orang yang memiliki kemampuan untuk menciptakan
sesuatu yang baru, berbeda dari yang lain. Atau mampu menciptakan
sesuatu yang berbeda dengan yang sudah ada sebelumnya.
9. Zimmerer
Kewirausahaan sebagai suatu proses penerapan kreativitas dan inovasi
dalam memecahkan persoalan dan menemukan peluang untuk memperbaiki
kehidupan (usaha). Salah satu kesimpulan yang bisa ditarik dari berbagai
pengertian tersebut adalah bahwa kewirausahaan dipandang sebagai fungsi

6
yang mencakup eksploitasi peluangpeluang yang muncul di pasar.
Eksploitasi tersebut sebagian besar berhubungan dengan pengarahan dan
atau kombinasi input yang produktif. Seorang wirausahawan selalu
diharuskan menghadapi resiko atau peluang yang muncul, serta sering
dikaitkan dengan tindakan yang kreatif dan inovatif. Wirausahawan adalah
orang yang merubah nilai sumber daya, tenaga kerja, bahan dan faktor
produksi lainnya menjadi lebih besar dari pada sebelumnya dan juga orang
yang melakukan perubahan, inovasi dan cara-cara baru.
Selain itu, seorang wirausahawan menjalankan peranan manajerial
dalam kegiatannya, tetapi manajemen rutin pada operasi yang sedang
berjalan tidak digolongkan sebagai kewirausahaan. Seorang individu
mungkin menunjukkan fungsi kewirausahaan ketika membentuk sebuah
organisasi, tetapi selanjutnya menjalankan fungsi manajerial tanpa
menjalankan fungsi kewirausahaannya. Jadi kewirausahaan bisa bersifat
sementara atau kondisional.
C. Profil Penduduk Indonesia dan Pemicu Berwirausaha
Jumlah pebisnis atau wirausahawan di Indonesia masih sangat minim jika
dibandingkan dengan jumlah penduduk. Salah satu penyebabnya adalah
perilaku masyarakat Indonesia. Dalam melakukan bisnis, perilaku masyarakat
Indonesia tidak mau mengambil risiko. Meski tidak mau mengambil risiko
adalah sebuah tindakan yang wajar dalam kehidupan, dalam berbisnis hal itu
menjadi tidak wajar. “Umumnya di Indonesia perilakunya tak mau ambil
risiko. Untuk itu, banyak sekali yang mau menjadi PNS (pegawai negeri sipil).
Padahal, dengan gaji PNS tanpa korupsi, seumur hidup gaji mereka akan habis
untuk sekali ke Amerika,” ungkap Director Center for Innovation
Entrepreneurship and Leadership sekaligus dosen di Sekolah Bisnis ITB, Dwi
Larso pada penyelenggaraan The 2nd Indonesia International Conference on
Innovation Entrepreneurship and Small Business(IICIES) 2010 kemarin.
Jadi, masalah rendahnya jumlah entrepreneur di Indonesia adalah
masalah mental dan budaya. Dari sejarah yang kita ketahui, Belanda itu dengan
politik devide et empera-nya menarik orang-orang Indonesia untuk bekerja
pada pemerintah Belanda. Padahal mereka sebenarnya dijadikan sebagai

7
bemper untuk melawan rakyatnya sendiri. Mereka diangkat jadi juru tulis,
asisten, administrator, sampai jadi Bupati atau Demang. Derajat mereka
ditinggikan oleh Belanda, terlihat keren oleh masyarakat, dipuja puji dan
menjadi idaman para perempuan. Penampilan mereka selalu rapi, bersih,
terlihat intelek. Lama kelamaan profesi menjadi pegawai itu menjadi
primadona para orang tua untuk mencarikan jodoh anak perempuannya.
Indonesia baru merdeka 64 tahun, sementara dijajah 350 tahun. Jelas,
pengaruh yang ditanamkan para penjajah masih bercokol di benak sebagian
besar orang Indonesa. Sebagian besar masyarakat menilai bahwa menjadi
wirausaha itu adalah “pilihan terpaksa” lantaran tidak diterima kerja. Stigma
inilah yang menjadikan jiwa berwirausaha jarang muncul pada orang
Indonesia.
D. Kewirausahaan
Kesimpulan lain dari kewirausahaan adalah proses penciptaan sesuatu
yang berbeda nilainya dengan menggunakan usaha dan waktu yang diperlukan,
memikul resiko finansial, psikologi dan sosial yang menyertainya, serta
menerima balas jasa moneter dan kepuasan pribadi. Istilah wirausaha muncul
kemudian setelah dan sebagai padanan wiraswasta yang sejak awal sebagian
orang masih kurang sering dengan kata swasta.
Persepsi tentang wirausaha sama dengan wiraswasta sebagai padanan
entrepreneur. Perbedaannya adalah pada penekanan pada kemandirian (swasta)
pada wiraswasta dan pada usaha (bisnis) pada wirausaha. Istilah wirausaha kini
makin banyak digunakan orang terutama karena memang penekanan pada segi
bisnisnya. Walaupun demikian mengingat tantangan yang dihadapi oleh
generasi muda pada saat ini banyak pada bidang lapangan kerja, maka
pendidikan wiraswasta mengarah untuk survival dan kemandirian seharusnya
lebih ditonjolkan.
Sedikit perbedaan persepsi wirausaha dan wiraswasta harus dipahami,
terutama oleh para pengajar agar arah dan tujuan pendidikan yang diberikan
tidak salah. Jika yang diharapkan dari pendidikan yang diberikan adalah sosok
atau individu yang lebih bermental baja atau dengan kata lain lebih memiliki
kecerdasan emosional (EQ) dan kecerdasarn advirsity (AQ) yang berperan

8
untuk hidup (menghadapi tantangan hidup dan kehidupan) maka pendidikan
wiraswasta yang lebih tepat. Sebaliknya jika arah dan tujuan pendidikan adalah
untuk menghasilkan sosok individu yang lebih lihai dalam bisnis atau uang,
atau agar lebih memiliki kecerdasan finansial (FQ) maka yang lebih tepat
adalah pendidikan wirausaha. Karena kedua aspek itu sama pentingnya, maka
pendidikan yang diberikan sekarang lebih cenderung kedua aspek itu dengan
menggunakan kata wirausaha. Persepsi wirausaha kini mencakup baik aspek
finansial maupun personal, sosial, dan professional.
E. Motivasi Seseorang untuk Berwirausaha
Semakin banyaknya angka pengangguran dijaman sekarang, memaksa
seseorang untuk bisa lebih kreatif dalam memenuhi kebutuhannya. Salah satu
langkah aman untuk terhindar dari pengangguran atau pemecatan kerja saat ini
adalah dengan berwirausaha. Tetapi tidak mudah untuk mendorong seseorang
untuk mau berkecimpung di dunia wirausaha,Banyak sekali penyebab
ketakutan tersebut, seperti: ketakutan akan kerugian, ragu dalam memulai
usaha, dan penyebab yang paling sering ditemui adalah kurangnya motivasi
untuk berwirausaha. Motivasi adalah kunci yang akan membuka potensi
manusia.Tanpa motivasi,sedahsyat apapun potensi yang dimiliki tidak mampu
untuk merubah menjadi kemampuan yang maha dahsyat. Motivasi usaha
merupakan salah satu pendorong tumbuh kembangnya jiwa wirausaha
seseorang. Kesuksesan seseorang seringkali disertai dengan motivasinya yang
kuat dalam menjalakan setiap usaha yang dijalaninya.
Salah satu motivasi yang paling dibutuhkan pelaku usaha adalah
keinginannya untuk terus belajar dan menambah keterampilan. Seperti kita
ketahui bersama, motivasi belajar menjadi modal awal bagi para pengusaha
untuk mengembangkan raksasa bisnisnya. Karena itu, belajarlah dari orang-
orang sukses di sekitar Anda, belajarlah dari kegagalan yang pernah Anda
alami, dan belajarlah dari sumber ilmu yang tersedia di seluruh belahan dunia.
Adapun Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Usaha adalah Kondisi
lingkungan seperti sistem hukum, industri, pasar modal dan kondisi ekonomi
nasional mempengaruhi wirausaha, tetapi motivasi wirausahawan akan
mengarahkan tindakan wirausaha pada kondisi lingkungan yang berbeda.

9
Tetapi alangkah lebih baik menumbuhkan motivasi di dalam diri sendiri.
Metode paksaan sangat tepat dilaksanakan oleh mentor/coach kepada orang
yang ingin maju tetapi tidak menyadari potensi raksasa di dalam dirinya.
Dengan adanaya motivasi kita mempunyai dorongan untuk berbuat, melakukan
sesuatu yang kita inginkan. Motivasi dalam berwirausaha memang sangat
diperlukan guna menjalankan suatu usaha memajukannya. Dengan adanya
motivasi yang berasal dari dalam diri kita, kita akan dengan mudah
menjalankan apapun karena motivasi merupakan modal awal yang harus
dipunyai dan dikembangkan oleh seorang wirausahawan. Tanpa adanya
motivasi mustahil suatu usaha dapat berjalan sediri tanpa ada yang
menggerakkannya.
Di negara-negara maju, keinginan seseorang untuk menjadi bos terhadap
dirinya sendiri cukup besar, berkeinginan sukses tanpa harus dibawah tekanan
orang lain, misalnya meskipun perusahaan beru berjalan satu tahun, sudah
berusaha keras untuk diFranchise-kan atau diwaralabakan, hal ini dapat
dilakukan jika pemerintah ikut memfasilitasi dengan cara mempermudah
proses pemberian hak intelektual, seperti hak dan atau lisensi trade mark, hak
warabala, hak cipta (copyright) dan sejenisnya. Dalam aspek lain, keberaniaan
seseorang untuk mendirikan usaha sendiri (berwarausaha) sering kali terdorang
oelh motivasi dari guru atau dosen, atau koporasi yang memberikan
matapelajaran atau mata kuliah berkewirausahaan yang praktis dan menarik,
sehingga dapat membangkitkan minat siswa/mahasiswa untuk memulai
mencoba berwirausaha seperti yang terjadi di MIT, Harvard Business School,
Institut Bisnis dan Informatika Indonesia (IBII), dan beberapa perguruan tinggi
lainnya yang memiliki konsentrasi kewirausahaan.
Tidak jarang juga setelah seseorang memperoleh kursus atau pendidikan
non-gelar melalui koperasi dan atau koperasi kridit, bahkan setalah
mendengarkan cerita sukses pengalaman bisnis yang dimiliki orang-orang
disekitar kita. Meskipun bisnis kecil-kecilan, dapat menjadi pemicu, seseorang
wirausaha biasanya muncul dengan sendirinya, setelah memiliki bekal cukup
untuk mengelolah usaha dan siap mental secara total. Motifasi seseorang untuk
berwirausaha antara lain :

10
1. Laba
Dapat menentukan beberapa laba yang dikehendaki, keuntungan yang dapat
diterima, dan berapa yang akan dibayar kepada pihak lain atau pegawainya.
2. Kebebasan
Bebas mengatur waktu, bebes dari supervisi, bebas aturan main yang
menekan/intervensi, bebas dari aturan budaya organisasi/ perusahaan.
3. Impian personal
Bebas mencari standar hidup yang diharapkan, lepas dari rutinitas kerja
yang membosankan, kerena harus mengikuti visi, misi, impian orang lain.
Imbalan untuk menentukan nasib/visi, misi dan impiannya sendiri.
4. Kemandirian
Memiliki rasa bangga, kerena dapat mandiri dalam segala hal, seperti
permodalan, mandiri dalam pengelolaan/manajemen, mandiri dalam
pengawasan, serta menjadi menajer terhadap dirinya sendiri.
Dari empat hal tersebut motifasi untuk menjadi wirausahawan adalah kerena
akan memperoleh minimal bentuk imbalan.
Dari keterangan diatas dapt disimpulkan bahwa dengan berwirausaha
seseorang akan termotivasi untuk memperoleh imbalan minimal dalam bentuk
laba, kebebasan, impian personal yang mungkin memiliki peluang untuk
mengendalaikan nasibnya sendiri, sebagaimana yang akan diuaraikan pada
subbab berikut. Seorang wirausaha tidak menunggu hari gajian atau tanggal
gajian, tetapi setiap hati diharapkan memperolah pendapatan rutin. Seorang
wirausaha akan berusaha sistem bisnisnya dapat dijalankan orang lain dan
dirinya sendiri dan berjalan-jalan.
F. Perbedaan Essensial antara Wirausaha dengan Karyawan
Apakah menjadi seorang wirausahawan selalu menguntungkan? Apakah
menjadi seorang karyawan juga menguntungkan? Tentu saja jawaban dari
kedua pertanyaan tersebut adalah belum pasti. Kedua jenis pekerjaan tersebut
memiliki perbedaan. Perbedaan ini dapat menjadi tolak ukur apakah menjadi
wirausahawan lebih menguntungkan dan menjanjikan dibandingkan sebagai
karyawan? Atau malah sebaliknya? Berikut adalah perbedaan esensial antara
wirausahawan dan karyawan :

11
1. Wirausahawan
a. Penghasilan tidak teratur, sehingga pada tahap awal sulit mengatur (tidak
merasa aman) kerena penghasilan tidak pasti.
b. Memiliki peluang yang lebih besar untuk menjadi orang kaya,
penghasilan sebulan dapat menutupi pengeluaran atau biaya hidup untuk
satu tahun.
c. Pekerjaan tidak rutin.
d. Kebebasan waktu yang tinggi (tidak terikat oleh jam kerja).
e. Tidak ada kepastian (ketidakpastian tinggi) dalam banyak hal termasuk
meremalkan kekayaan.
f. Kreativitas dan inovasi dituntut setiap saat.
g. Ketergantungan rendah.
h. Berbagai resiko tinggi (aset dapat hilang bila dijadikan sebagai agunan
dalam pinjaman) dan usahanya bangkrut.
i. Terbuka peluang untuk menjadi bos.
j. Tanggung jawab besar.
2. Karyawan
a. Memiliki penghasilan pasti atau teratur, sehingga mudah diatur meskipun
gaji kecil.
b. Peluang kaya relatif (sangat tergantung kemujuran dan karier).
c. Pekerjaan bersifat rutin.
d. Waktu tidak bebas (terikat) pada jadwal atau jam kerja perusahaan.
e. Ada kepastian (dapat diprediksi) dalam banyak hal, keuntungan atau
kekayaaan dapat diramalkan/dihitung.
f. Bersifat menunggu instruksi/perintah.
g. Ketergantungan tinggi.
h. Risiko relatif rendah bahkan dapat diramalkan.
i. Menjadi bos relatif sulit apalagi bekerja pada perusahaan keluarga.
j. Tanggung jawab relative.
G. Keuntungan dan Kelemahan menjadi Wirausahawan
Beberapa keuntungan menjadi wirausahawan menurut Buchari Alma, yaitu :
1. Tercapai peluang-peluang untuk mencapai tujuan yang dikehendaki sendiri.

12
2. Terbuka peluang untuk mendomenstrasikan potensi sesorang secara penuh.
3. Terbuka peluang untuk memperoleh manfaat dan keuntungan secara
maksimal.
4. Terbuka peluang untuk membantu masyarakat dengan usaha-usaha konkret.
5. Terbuka peluang untuk menjadi bos minimal bagi dirinya sendiri.
Selain keuntungan, ada pula kelemahan menjadi wirausahawan, antara lain :
a. Memperoleh pendapatan yang tidak pasti dan memikul berbagai resiko, jika
resiko ini telah diantisipasi secara baik, wirausahawan telah mampu
menggeser risiko tersebut.
b. Bekerja keras dan atau jam kerja yang mungkin lebih panjang.
c. Kualitas hidup mungkin masih rendah sampai usahanya berhasil, sebab pada
tahap-tahap awal wirausahawan harus bersedia untuk berhemat.
d. Memiliki tanggung jawab sangat besar, banyak keputusan yang harus dibuat
walaupun mungkin kurang menguasai permasalahan yang dihadapinya.
Saat ini, tuntutan untuk menjadi wirausahawan sangat besar, sebab jika
hanya mengandalkan untuk memperoleh pekerjaan melalui perusahaan orang
lain atau instansi pemerintah, maka kemungkinannya memperoleh pekerjaan
menjadi sedikit. Bahkan, paradigma para orang tua sudah mulai bergeser, untuk
mencari seorang menantu tidak lagi berpandangan negatif lagi bila
memperoleh menantu seseorang pengusaha/wiraswasta/pedagang. Bahkan,
tidak merasa atau turun derajat/gengsinya. Orang tua dalam memilih
menantunya tidak lagi harus seseorang menantu yang memiliki pekerjaan tetap
kerena menjadi pegawai suatu institusi pemerintahan maupaun swasta,
sebaliknya anak-anak mudah zaman sekarang yang baru lulus sekolah dari
tingkatan pendidikan apa pun saat ini juga tidak merasa malu berdagang atau
berwiraswasta. Bahkan, para artis juga banyak yang terjun kedunia
bisnis/perdangangan berbagai komoditas, baik perdagangan di tingkat local,
maupun ekspor dan impor.
Jika menyimak dari pencari teman hidup (kontrak jodoh/komunitas) pada
surat kabar harian kompas yang dimuat pada setiap hari sabtu juga terjadi
pergeseran dalam mencari pasangan hidup, jika tahun-tahun sebelumnya
sebagaian besar, lebih dari 95% yang penulis teliti sebanyak 100 orang pencari

13
jodoh, pasangan hidup yang mereka harapkan adalah memiliki pendapatan
tetap sebagai pegawai negeri sipil (PNS), pegawai Badan Usaha Milik Negara
(BUMN), pegawai pemerintah daerah, posisi/Angkatan Bersenjata Republik
Indonesia (ABRI) atau pegawai swasta , kurang dari 5% dari jumlah tersebut
yang mengharapkan untuk memperolah pasangan hidup seorang
pengusaha/wiraswata, dan mayoritas yang akan mencari jodoh/pasangan hidup
seorang pengusaha/wiraswata adalah etnis Tionghoa. Belakangan ini yang
penulis teliti sejumlah 100 kontak jodoh (pada surat kabar harian kompas
terbitan hari sabtu khususnya dari K955 sampai K-1045 terjadi pergeseran
dalam mencari pasangan hidup kurang lebih 20% dalam mencari teman
hidup/jodoh mereka adalah mencari seseorang yang berprofesi sebagai
pengusaha/wiraswata/pedangan. Ada perubahan peradigma.
H. Tahapan untuk Berwiraswasta
1. Spiritual dan proses emosional tangga spiritual dan proses emosional,
menjadi bagian pertama untuk berwiraswata, yang terdiri dari :
a. Perubahan mindset dan paradigma tentang “pemandangan
berwiraswasta”.
b. Mengoptimalkan AQ (Adversity Quotient), dengan memulai otak kanan
dan mengelola dengan otak kiri.
c. Menemukan peluang bisnis kita, dengan melatih daya kreatifitas anda
dengan acuan teori kesempurnaan.
d. Mempersiapkan mental,spirit, dan kekuatan pikiran serta hati anda untuk
mengatasi rasa takut kita yang sebenarnya.
e. Mengubah tentang pandangan “kegagalan”dan mengetahui level
kepimpinan anda. Ø Mengubah mitos-mitos anda yang salah mengenai
wiraswasta dan menanaamkan bahwa latar belakng kita harus menjadi
bagian dri sejarah kita.
2. Inovasi dan proses kreatifitas.
Tangga yang masih merupakan bagian dari yang pertama, “bagaimana
menjadi wiraswasta” :
a. Melatih dan mengubah pandangan anda tentang sesuatu kejadian atau
aktifitas untuk melatih pola pikir kreatif kita.

14
b. Menemukan peluang dan inspirasi dalam diri kita melalui “penggalian
kemampuan”.
c. Menciptakaan peluang dari kata “peluang” itu sendiri.
d. Memberdayakaan peluang anda dan mengoptimalkannya.
e. Mengantisipasi kegagalaan sebuah peluang agar tidak berujung pada
kekecawaaan.
3. Proses perlombaan.
Tangga terakhir dari bagian pertama, yaitu “bagaimana menjadi
wirasaawasta”, yaitu suatu lomba sehingga kita bias memanfaatkan,
sehingga bisnis kita tumbuh dengan baik, yang terdiri dari :
a. Mengubah pandangan bisnis kita dengan mengubah pandangan kita.
b. Mengetahui bahwa keberuntungan itu membutuhkan TIME
(Timing,Intitusi,Momentum, dan Effort).
c. Mengetahui karakteristik untuk sukses dalam memulai sebuah bisnis.
d. Bisnisman yng sukses itu adlah “Risk Manaager”, tidak hanya “Risk
Taker”.
e. Motto yang salah dalam memulai bisnis, maka kita tidak akn punya rasa
percaya diri.
4. Proses bertahan.
Tangga ini sangat penting untuk membuat bisnis kita akan tetap
bertahan,berdiri kokoh, bertahan dari gelombang persaingan yang ketat daan
krisis. Hal-hal yang perlu diperhatikan :
a. Konsep strategi bisnis pintar.
b. Dua prinsip dan strategi yang hebat untuk masuk kedalam pasar.
c. Bagaaiman strategi bintang dalam menggempur pasar yang ketat.
d. Bagaiman taktik sukses yang spektakuler untuk bersaing dimedan
pertempuran.
e. Dalil rantai daalam bisni yang mutlak anda ketahui.
f. Riset dan trial yang jitu adaalah aawl yang paling baik untuk berbisnis
dengan sukses.
g. Hati-hati jika anda masuk dalam bisnis ini.

15
h. Mengapa banyak orang yang gagal dalam tahun pertama dan kedua
setelah ia memulai bisnisnya.
5. Proses berkembang.
Yang perlu diperhatikan setelah tangga-tangga awal adalah tangga
pertumbuhan. Tangga ini terdiri dari tujuh langkah :
a. Empat konsep yang luar biasa yang harus diperhatikan bila kita tidak
ingin gagal dalan berbisnis.
b. Konsep kualitas dan konsep penggambaran adalah suatu dasar dari
strategi konsep.
c. Pemetaan kompetisi.
d. Bagaimana mempromosikan bisnis kita kepublik.
6. Membangun perusahaan bertarap bintang.
Dalam hal ini, apa yang trjadi kendala operasional,management, dan strategi
operasional bukan merupakan kendala lagi dibisnis kita. kita tinggal
berusaha untuk menjadikan perusahaan atau bisnis kita menjadi perusahaan
berkelas. Yang perlu diperhatika ialah :
a. Total quality management system (ISO).
b. Total customer satisfaction oriented by Artsell (circle of satisfaction).
c. Branding strategy.
d. Reputation.
e. Networking.
f. Strong in finance (good cashflow).
g. Technology intent.
h. “Zero complain”. Cobalah untuk mewujudkannya dalam bisnis kita agar
jadi “Star Class Company”.
I. Ciri dan Sikap Wirausahawan
Setelah melihat keuntungan menjadi wirausaha, mungkin kita akan
bertanya, apakah saya cocok menjadi wirausahawan? Ada beberapa ciri yang
harus dimiliki seseorang untuk menjadi wirausahawan yang sukses. Menurut
Geoffrey G.Meredith, mengemukakan ciri wirausahawan adalah sebagai
berikut :

16
1. Percaya diri
2. Berorientasi pada tugas dan hasil
3. Berani mengambil resiko
4. Kepemimpinan
5. Keorisinilan
6. Berorientasi pada masa depan
Berdasaarkan cirri-ciri wirausahawan diatas, dapat kita identifikasi sikap
seseorang wirausahawan yang dapat kita lihat dari kegiatannya sehari-hari
adalah sebagai berikut :
a. Disiplin
b. Komitmen tinggi
c. Jujur
d. Kreatif dan inovatif
e. Mandiri
f. Realistis
J. Contoh Kasus
Usaha dagang toko bangunan “Atika Jaya”.
Toko ini sudah berdiri sejak delapan tahun yang lalu, toko ini pada
mulanya dijalankan oleh kakaknya Pak Deri, tetapi adanya keterbatasan dana
akhirnya Pak Deri diberi kewenangan untuk ikut untuk mengembangkan toko
ini. Toko ini berada dijalan sunan kali jaga no. 14, atau tepatnya dibelakang
kampus UIN MALIKI MALANG. Toko ini berdiri karena motivasi dari
kakaknya Pak Deri, dan waktu itu sedang terjadi masa krisis yang panjang di
Indonesia. Pada waktu pertama berdiri toko ini masih bangunan yang kecil,
yang dimodali oleh Pak Deri dan kakaknya. Dan ada beberapa karyawan yang
telah berkerja pada toko ini.
Modal pertama yang digunakan oleh Pak Deri dan kakaknya pada awal
berdiri toko ini sekitar Rp.50.000.000,-, dan modal sebesar itu bisa untuk
membeli persediaan yang dbutuhkan oleh toko, contohnya : semen, tegel, pipa,
cat tembok, pintu warna, kuas dan lain-lain. Dari toko ini Pak Deri
memperoleh penghasilan kotor sekitar Rp.60.000.000.00,-.

17
Toko ini terkadang banyak konsumen terkadang sepi konsumen,
dikarenakan banyak persaingan yang terjadi diantaara para pedagang toko.
Toko beliau ini menyediakan pesanan sesuai dengan permintaan pasar. Lama-
kelamaan toko bangunan Pak Deri akhirnya terkenal dikalangan masyarakaat
Malang, karena pelayanannya yang memuaskan para pelanggannya, yang
membuat toko ini laku keras adalah informasi dari mulut ke mulut yang
dilakukan konsumen semakin larisnya toko bangunan ini, maka dengan
kebijakan Pak Deri dan kakaknya memutuskan untuk menambah jumlah
karyawannya.

18
BAB 3
PENUTUP

A. Kesimpulan
Wirausaha bukan hanya dunianya orang dewasa, tapi juga bisa menjadi
bagian dari dunianya anak-anak. Bedanya, wirausaha pada anak-anak tak bisa
dijalankan sendirian, namun membutuhkan bimbingan dan dukungan dari
orang dewasa, orangtua maupun guru.
B. Saran
Sebaiknya kita harus memupuk jiwa berwirausaha kita sejak dini. Karena
walaupun harus bekerja keras dan mungkin sering terjadi kendala atau masalah
di awal, tetapi bisnis berwirausaha tidak jarang pula yang sangat menjanjikan.
Banyak yang dapat di kembangkan untuk menjadi wirausahawan. Bahkan
banyak para remaja yang masih berusia sangat belia sudah sangat sukses di
bidang pebisnis wirausahawan muda.

19
DAFTAR PUSTAKA

(https://bagiilmubagirizeki.wordpress.com/2014/12/18/motivasi-menjadi-
wirausaha-pantang-menyerah/, 2014)
Hendro. 2011. Dasar-dasar Kewirausahaan. Jakarta : Penerbit Erlangga.
Kasali Rhenald. 2010. Modul Kewirausahaan. Jakarta Selatan : PT Mizan
Publika.

20

Anda mungkin juga menyukai