Upaya Pemerintah Mengatasi Ijazah Palsu
Upaya Pemerintah Mengatasi Ijazah Palsu
Oleh
1401190001
JAKARTA
2014
PENDAHULUAN
Latar Belakang
pendidikan. Tidak hanya itu dengan adanya pendidikan, manusia juga dapat
mencapai pemenuhan kebutuhan hidupnya dengan cara bekerja. Bukan hal yang
pendidikan, terbukti dari adanya salah satu peraturan yang mengatur tentang
tahun 1945 pasal 31 ayat (1) disebutkan bahwa: Tap-tiap warga negara berhak
pendidikan yang layak. Namun sayangnya hal ini tidak disadari betul oleh
hal yang utama dalam mencapai kesejahteraan hidup. Selain itu pemerintah juga
pendidikan.
Pendidikan masih terasa sangat mahal bagi sebagian masyarakat yang garis
kualitas pendidikan yang baik dirasakan sangat mahal bagi sebagian masyarakat.
Apalagi saat ini pemerintah mewajibkan wajib belajar 12 tahun. Hal ini juga yang
dengan harga yang sangat mahal. Hal inilah yang seharusnya menjadi perhatian
bukan hal yang sulit untuk didapat di tengah era reformasi seperti ini.
Di samping itu muncul juga masalah lain dalam dunia pendidikan kita,
memang masih rendah. Terbukti dengan tren ijazah palsu. Masyarakat cenderung
memilih cara yang mudah, walaupun salah, tidak memikirkan bahwa proses
Hal ini juga dipengaruhi oleh cara pandang masyarakat kita pada
dipandang sebagai orang penting atau orang yang berkedudukan tinggi dalam
masyarakat. Tidak peduli apakah orang yang memiliki gelar tersebut mampu
Barangsiapa yang memiliki ijazah, maka berhak mendapat posisi yang bagus.
Semakin tinggi gelar semakin tinggi pula posisi yang ditawarkan. Gelar
Tentu semakin tinggi gelar yang diharapkan semakin besar pula biaya pembelian
ijazah palsunya.
televisi atau dimuat di surat kabar tentang beberapa lembaga pendidikan, bahkan
kampus negeri pun, yang mengeluarkan ijazah palsu. Namun, tidak ada tindak
lanjut yang memberikan efek jera kepada oknum, kelompok atau lembaga yang
Identifikasi Masalah
pemerintah.
2. Penyesuaian jabatan dipengaruhi oleh ijazah dengan mengorbankan proses
pendidikan.
Indonesia.
Tujuan Penulisan
pemerintah, dalam hal ini secara khusus kementerian pendidikan dan kebudayaan,
POKOK BAHASAN
persyaratan, yaitu pada bab XX pasal 67, 68, dan 69, sebagai berikut:
Pasal 67
dan/atau vokasi tanpa hak dipidana dengan pidana penjara paling lama
gelar akademik, profesi, dan/atau vokasi dari satuan pendidikan yang tidak
juta rupiah).
(3 ) Setiap orang yang menggunakan gelar lulusan yang tidak sesuai dengan
dengan pidana penjara paling lama dua tahun dan/atau pidana denda paling
yang tidak sesuai dengan Pasal 23 ayat (1) dan/atau ayat (2) dipidana
dengan pidana penjara paling lama lima tahun dan/atau pidana denda
Pasal 69
(2) Setiap orang yang dengan sengaja tanpa hak menggunakan ijazah dan/atau
ayat (3) yang terbukti palsu dipidana dengan pidana penjara paling lama
Sudah jelas sebenarnya bahwa pemberian ijazah kepada yang tidak berhak,
penggunaan ijazah oleh orang yang tidak memenuhi syarat, penggunaan ijazah
dari lembaga yang tidak memenuhi syarat, dan penggunaan ijazah palsu akan
dipidanakan. Dalam arti lain bahwa perbuatan tersebut, secara khusus penggunaan
Sementara tindakan pemalsuan diatur dalam KUHP bab XII pasal 263 dan
264 tentang pemalsuan surat. Kedua pasal tersebut adalah sebagai berikut:
Pasal 263:
(1) Barang siapa membuat surat palsu atau memalsukan surat yang dapat
diperuntukkan sebagai bukti daripada sesuatu hal dengan maksud untuk memakai
atau menyuruh orang lain memakai surat tersebut seolah-olah isinya benar dan
karena pemalsuan surat, dengan pidana penjara paling lama enam tahun.
(2) Diancam dengan pidana yang sama, barang siapa dengan sengaja memakai
surat palsu atau yang dipalsukan, seolah-olah sejati, jika pemakaian surat itu dapat
menimbulkan kerugian.
Pasal 264
(1) Pemalsuan surat diancam dengan pidana penjara paling lama delapan tahun,
1. akta-akta otentik;
2. surat hutang atau sertifikat hutang dari sesuatu negara atau bagiannya
3. surat sero atau hutang atau sertifikat sero atau hutang dari suatu
4. talon, tanda bukti dividen atau bunga dari salah satu surat yang
(2) Diancam dengan pidana yang sama barang siapa dengan sengaja memakai
surat tersebut dalam ayat pertama, yang isinya tidak sejati atau yang dipalsukan
seolah-olah benar dan tidak dipalsu, jika pemalsuan surat itu dapat menimbulkan
kerugian.
ANALISIS
ayat(1) dan ayat (2), UU No 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional
pasal 69 ayat(1).
ini, menurut penulis, pemerintah masih belum tegas. Hal ini ditandai dengan
Bila dilihat dari kenyataan, masih didapati ijazah palsu beredar di masyarakat. Ini
menunjukkan bahwa kebijakan ini belum efektif. Bisa juga dikatakan bahwa
kebijakan ini tidak memberikan efek jera terhadap pelaku, organisasi atau pun
lembaga pendidikan.
harus bekerja sama dengan masyarakat. Harus ada tambahan kebijakan, bila
hukum khususnya untuk menjerat oknum yang terlibat dalam penggunaan ijazah
palsu adalah muthlak diperlukan. Sebab untuk kasus pengusutan ijazah palsu,
bila suatu lembaga pendidikan terbukti memberikan ijazah palsu, maka akreditasi
Bila sudah diperingati dan diberi sanksi berulangkali namun tetap mengulangi
Untuk pelaku individual atau pengguna ijazah palsu harus diberi sanksi
ijazah palsu maka harus dipidana penjara dan tidak diizinkan lagi melamar di
PENUTUP
Kesimpulan
ijazah palsu belum menimbulkan efek jera kepada pelaku, baik perorangan,
Untuk kebijakan pemerintah yang ada saat ini sudah baik, tinggal
implementasinya saja yang masih kurang. Hal ini bisa diatasi dengan cara
melibatkan masyarakat dalam melaporkan peredaran ijazah palsu. Oleh karena itu,