Askep Gangguan Menstruasi
Askep Gangguan Menstruasi
Berlangsung antara hari ke-4 sampai hari ke-7. Fase ini dapat dikenal dari epitel
permukaan yang tipis dan adanya regenerasi epitel, terutama dari mulut kelenjar.
b. Fase proliferasi madya (mid proliferation phase)
Berlangsung antara hari ke-8 sampai hari ke-10. Fase ini merupakan bentuk transisi dan
dapat dikenal dari epitel permukaan yang berbentuk torak dan tinggi. Tampak adanya
banyak mitosis dengan inti berbentuk telanjang (nake nukleus).
c. Fase proliferasi akhir (late proliferation)
Fase ini berlangsung pada hari ke-11 sampai hari ke-14. Fase ini dapat dikenal dari
permukaan kelenjar yang tidak rata dan dengan banyak mitosis. Inti epitel kelenjar
membentuk pseudostratifikasi. Stoma bertumbuh aktif dan padat.
4. Fase pra haid atau fase sekresi
Fase ini dimulai sesudah ovulasi dan berlangsung dari hari ke-14 sampai ke-28. Pada fase
ini endometrium tebalnya tetap, bentuk kelenjar berubah menjadi panjang, berkeluk-keluk,
dan mengeluarkan getah yang makin lama makin nyata. Di dalam endimetrium tertimbun
glikogen dan kapur yang kelak diperlukan sebagai makanan untuk telur yang dibuahi.
Patofisiologi
Pada siklus ovulasi normal, hipotalamus mensekresi Gonadotropin releasing
hormon (GnRH), yang menstimulasi pituitary agar melepaskan Folicle-stimulating
hormone (FSH). Hal ini pada gilirannya menyebabkan folikel di ovarium tumbuh dan
matur pada pertengahan siklus, pelepasan leteinzing hormon (LH) dan FSH menghasilkan
ovulasi. Perkembangan folikel menghasilkan esterogen yang berfungsi menstimulasi
endometrium agar berproliferasi. Setelah ovum dilepaskan kadar FSH dan LH rendah.
Folikel yang telah kehilangan ovum akan berkembang menjadi korpus luteum, dan korpus
luteum akan mensekresi progesteron. Progesteron menyebabkan poliferasi endometrium
untuk berdeferemnsiasi dan stabilisasi. 14 hari setelah ovulasi terjadilah menstruasi.
Menstruasi berasal dari dari peluruhan endometrium sebagai akibat dari penurunan kadar
esterogen dan progesteron akibat involusi korpus luteum.
Siklus anovulasi pada umumnya terjadi 2 tahun pertama setelah menstruasi awal
yang disebabkan oleh HPO axis yang belum matang. Siklus anovulasi juga terjadi pada
beberapa kondisi patologis.
Pada siklus anovulasi, perkembangan folikel terjadi dengan adanya stimulasi dari
FSH, tetapi dengan berkurangnya LH, maka ovulasi tidak terjadi. Akibatnya tidak ada
korpus luteum yang terbentuk dan tidak ada progesteron yang disekresi. Endometrium
berplroliferasi dengan cepat, ketika folikel tidak terbentuk produksi esterogen menurun
dan mengakibatkan perdarahan. Kebanyakan siklus anovulasi berlangsung dengan
pendarahan yang normal, namun ketidakstabilan poliferasi endometrium yang berlangsung
tidak mengakibatkan pendarahan hebat.
Manifestasi Klinis
Kram selama haid yang tidak bisa dihilangkan dengan obat-obatan. Penderita juga
sering merasakan kelemahan, pusing, muntah dan mual berulang selama haid.
Definisi
Suatu keadaan dimana perdarahan haid lebih pendek atau lebih kurang dari biasanya.
Lama perdarahan : Secara normal haid sudah terhenti dalam 7 hari. Kalau haid lebih lama
dari 7 hari maka daya regenerasi selaput lendir kurang. Misal pada endometritis, mioma.
Etiologi
1.Setelah dilakukan miomektomi/ gangguan endokrin
2.kesuburan endometrium kurang akibat dari kurang gizi, penyakit menahun maupun
gangguan hormonal.
Patofisiologi
Manifestasi klinis
Waktu haid singkat, jumlah darah haid sangat sedikit (<30cc), kadang-kadang hanya
berupa spotting.
c).Polimenorea (Epimenoragia)
Definisi
Adalah siklus haid yang lebih memendek dari biasa yaitu kurang 21 hari, sedangkan
jumlah perdarahan relatif sama atau lebih banyak dari biasa.
Etiologi
Polimenorea merupakan gangguan hormonal dengan umur korpus luteum memendek
sehingga siklus menstruasi juga lebih pendek atau bisa disebabkan akibat stadium
proliferasi pendek atau stadium sekresi pendek atau karena keduanya.
Patofisiologi
Manifestasi klinis
Gejala berupa siklus kurang dari 21 hari (lebih pendek dari 25 hari).
d). Oligomenorrhoe
Definisi
Suatu keadaan dimana haid jarang terjadi dan siklusnya panjang lebih dari 35 hari
Etiologi
Perpanjangan stadium folikuler ( lamanya 8 -9 hari dimulai dari hari ke-5 menstruasi )
Perpanjangan stadium luteal ( lamanya 15 -18 hari setelah ovulasi )
Kedua stadium diatas panjang yang mengakibatkan perpanjangan siklus haid.
Patofisiologi
Manifestasi klinis
Haid jarang, yaitu setiap 35 hari sekali
Perdarahan haid biasanya berkurang
e).Amenorea
Definisi
Adalah keadaan tidak datang haid selama 3 bulan berturut-turut.
Klasifikasi
1. Amenorea Primer, apabila belum pernah datang haid sampai umur 18 tahun.
2. Amenorea Sekunder, apabila berhenti haid setelah menarche atau pernah
mengalami haid tetapi berhenti berturut-turut selama 3 bulan.
Etiologi
1. Gangguan di hipotalamus, hipofisis, ovarium (folikel), uterus (endometrium), dan
vagina
2. Adanya tanda-tanda maskulinisasi, adanya galaktore, cacat bawaan, uji estrogen dan
progesteron negatif.
3. penyakit TB, penyakit hati, diabetes melitus, kanker, infertilitas, stress berat.
4. kelainan kongenital
5. ketidastabilan emosi dan kurang zat makanan yang mempunyai nilai gizi lebih.
Patofisiologi
Amenore primer dapat diakibatkan oleh tidak adanya uterus dan kelainan pada
aksis hipotalamus-hipofisis-ovarium. Hypogonadotropic amenorrhoea menunjukkan
keadaan dimana terdapat sedikit sekali kadar FSH dan SH dalam serum. Akibatnya,
ketidakadekuatan hormon ini menyebabkan kegagalan stimulus terhadap ovarium untuk
melepaskan estrogen dan progesteron. Kegagalan pembentukan estrogen dan progesteron
akan menyebabkan tidak menebalnya endometrium karena tidak ada yang merasang.
Terjadilah amenore. Hal ini adalah tipe keterlambatan pubertas karena disfungsi
hipotalamus atau hipofosis anterior, seperti adenoma pitiutari.
Hypergonadotropic amenorrhoea merupakan salah satu penyebab amenore primer.
Hypergonadotropic amenorrhoea adalah kondisi dimnana terdapat kadar FSH dan LH yang
cukup untuk menstimulasi ovarium tetapi ovarium tidak mampu menghasilkan estrogen
dan progesteron. Hal ini menandakan bahwa ovarium atau gonad tidak berespon terhadap
rangsangan FSH dan LH dari hipofisis anterior. Disgenesis gonad atau prematur
menopause adalah penyebab yang mungkin. Pada tes kromosom seorang individu yang
masih muda dapat menunjukkan adanya hypergonadotropic amenorrhoea. Disgenesis
gonad menyebabkan seorang wanita tidak pernah mengalami menstrausi dan tidak
memiliki tanda seks sekunder. Hal ini dikarenakan gonad ( oavarium ) tidak berkembang
dan hanya berbentuk kumpulan jaringan pengikat.
Amenore sekunder disebabkan oleh faktor lain di luar fungsi hipotalamus-
hipofosis-ovarium. Hal ini berarti bahwa aksis hipotalamus-hipofosis-ovarium dapat
bekerja secara fungsional. Amenore yang terjadi mungkin saja disebabkan oleh adanya
obstruksi terhadap aliran darah yang akan keluar uterus, atau bisa juga karena adanya
abnormalitas regulasi ovarium sperti kelebihan androgen yang menyebabkan polycystic
ovary syndrome.
Manifestasi klinis
f). Metroragia
Definisi
Adalah perdarahan yang tidak teratur dan tidak ada hubungannya dengan haid.
Klasifikasi
Etiologi
1. Metroragia diluar kehamilan dapat disebabkan oleh luka yang tidak sembuh;
carcinoma corpus uteri, carcinoma cervicitis; peradangan dari haemorrhagis
(seperti kolpitis haemorrhagia, endometritis haemorrhagia); hormonal.
2. Perdarahan fungsional : a) Perdarahan Anovulatoar; disebabkan oleh psikis,
neurogen, hypofiser, ovarial (tumor atau ovarium yang polikistik) dan kelainan
gizi, metabolik, penyakit akut maupun kronis. b) Perdarahan Ovulatoar; akibat
korpus luteum persisten, kelainan pelepasan endometrium, hipertensi, kelainan
darah dan penyakit akut ataupun kronis.
Manifestasi klinis
Adanya perdarahan tidak teratur dan tidak ada hubungannya dengan haid namun keadaan
ini sering dianggap oleh wanita sebagai haid walaupun berupa bercak.
Terapi : kuretase dan hormonal.
g). Pra Menstruasi Syndrom
Definisi
Ketegangan sebelum haid terjadi beberapa hari sebelum haid bahkan sampai
menstruasi berlangsung. Terjadi karena ketidakseimbangan hormon estrogen dan
progesterom menjelang menstruasi. Pre menstrual tension terjadi pada umur 30-40 tahun.
PMS merupakan sejumlah perubahan mental maupun fisik yang terjadi antara hari
ke-2 sampai hari ke-4 sebelum menstruasi dan segera mereda setelah menstruasi dimulai.
Disebabkan oleh :
Sekresi estrogen yang abnormal
Kelebihan atau defisiensi progesteron
Kelebihan atau defisiensi kortisol, androgen, atau prolaktin
Kelebihan hormon anti diuresis
Kelebihan atau defisiensi prostaglandin
Etiologi
Etiologi ketegangan prahaid tidak jelas, tetapi mungkin faktor penting ialah
ketidakseimbangan esterogen dan progesteron dengan akibat retensi cairan dan natrium,
penambahan berat badan, dan kadang-kadang edema. Dalam hubungan dengan kelainan
hormonal, pada tegangan prahaid terdapat defisiensi luteal dan pengurangan produksi
progesteron.
Faktor kejiwaan, masalah dalam keluarga, masalah sosial, dll.juga memegang
peranan penting. Yang lebih mudah menderita tegangan prahaid adalah wanita yang lebih
peka terhadap perubahan hormonal dalam siklus haid dan terhadap faktor-faktor
psikologis.
Patofisiologi
Meningkatnya kadar esterogen dan menurunnya kadar progesteron di dalam darah,
yang akan menyebabkan gejala depresi. Kadar esterogen akan mengganggu proses kimia
tubuh ternasuk vitamin B6 (piridoksin) yang dikenal sebagai vitamin anti depresi.
Hormon lain yang dikatakan sebagai penyebab gejala premenstruasi adalah
prolaktin. Prolaktin dihasilkan sebagai oleh kelenjar hipofisis dan dapat mempengaruhi
jumlah esterogen dan progesteron yang dihasilkan pada setiap siklus. Jumlah prolaktin
yang terlalu banyak dapat mengganggu keseimbangan mekanisme tubuh yang mengontrol
produksi kedua hormon tersebut. Wanita yang mengalami sindroma pre-menstruasi
tersebut kadar prolaktin dapat tinggi atau normal.
Gangguan metabolisme prostaglandin akibat kurangnya gamma linolenic acid
(GLA). Fungsi prostaglandin adalah untuk mengatur sistem reproduksi (mengatur efek
hormon esterogen, progesterone), sistem saraf, dan sebagai anti peradangan.
Manifestasi klinis
Perasaan malas bergerak, badan menjadi lemas, serta mudah merasa lelah. Nafsu
makan meningkat dan suka makan makanan yang rasanya asam. Emosi menjadi labil.
Biasanya perempuan mudah uring-uringan, sensitif, dan perasaan negatif lainnya.
h).Dismenore
Definisi
Adalah nyeri sewaktu haid. Dismenorea terjadi pada 30-75 % wanita dan memerlukan
pengobatan. Etiologi dan patogenesis dari dismenore sampai sekarang belum jelas.
Klasifikasi
1.Dismenorea Primer (dismenore sejati, intrinsik, esensial ataupun fungsional); adalah
nyeri haid yang terjadi sejak menarche dan tidak terdapat kelainan pada alat kandungan.
Karakteristik dismenorea primer menurut Ali Badziad (2003):
Berikut ini merupakan manifestasi klinis dismenorea sekunder (Smith, 1993; Smith, 1997):
1. Dismenorea terjadi selama siklus pertama atau kedua setelah menarche (haid pertama),
yang merupakan indikasi adanya obstruksi outflow kongenital.
2. Dismenorea dimulai setelah berusia 25 tahun.
3. Terdapat ketidaknormalan (abnormality) pelvis dengan pemeriksaan fisik: pertimbangkan
kemungkinan endometriosis, pelvic inflammatory disease, pelvic adhesion (perlengketan
pelvis), dan adenomyosis.
PATHWAY AMENORE
PATHWAY DISMENORE
PATHWAY PMS (PRE MENSTRUAL SINDROM)
BAB 3
PEMBAHASAN
Kasus
Nona L, 17 tahun datang ke rumah sakit dengan mengeluh lemas letih dan lesu serta nyeri
hebat ketika haid, sampai tidak mampu melakukan aktivitas karena nyeri abdomen akan
bertambah. Pasien juga mengeluh mual, muntah dan diare.
3.1 Pengkajian
Pengkajian pada klien dengan dismenore dapat dilakukan dengan mengadakan wawancara
mengenai aspek-aspek umum seperti:
Riwayat Penyakit
a. Riwayat penyakit dahulu
pasien-pasien dengan dismenore mungkin menceritakan riwayat nyeri serupa yang timbul
pada setiap siklus haid. Dismenore primer biasanya mulai sesaat setelah menarche.
Kadang-kadang pasien mengemukakan riwayat kelelahan yang berlebihan dan ketegangan
saraf.
b. Riwayat Penyakit Sekarang
Tidak Ada
c. Riwayat Penyakit Keluarga
Tidak ada
Nutrisi
Pola Latihan
Pengetahuan Klien mengenai penyakitnya
Konsep diri (body image)
Skala nyeri 4-6
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Abdomen : Abdomen lunak tanpa adanya rangsangan peritoneum atau suatu
keadaan patologik yang terlokalisir. Bising usus normal
Pemeriksaan Pelvis : Pada kasus dismenore Primer, pemeriksaan pelvis adalah normal.
3.2 Analisis Data
No. DATA ETIOLOGI MASALAH
KEPERAWATAN
1 DS: Menstruasi Nyeri akut
Penyebab timbulnya ↓
nyeri: disminore. Regresi korpus luteum
Nyeri dirasakan ↓
meningkat saat aktivitas progesteron↓
Sclera/ konjungtiva ↓
Tujuan:
Nyeri dapat diadaptasi oleh pasien
Kriteria hasil:
Skala nyeri 0-1
Pasien tampak rileks
INTERVENSI RASIONAL
1. Beri linkungan tenang dan kurangi 1. Meningkatkan istirahat dan
rangsangan penuh stress meningkatkan kemampuan koping
2. Kolaborasi dengan dokter dalam 2. Analgesik dapat menurunkan nyeri
pemberian analgesic
3. Ajarkan strategi relaksasi (misalnya
nafas berirama lambat, nafas dalam, 3. Memudahkan relaksasi, terapi non
bimbingan imajinasi farmakologi tambahan
4. Evaluasi dan dukung mekanisme 4. Penggunaan persepsi sendiri atau
koping px prilaku untuk menghilangkan nyeri
dapat membantu mengatasinya lebih
efektif
5. Kompres hangat 5. Mengurangi rasa nyeri dan
memperlancar aliran darah
Tujuan:
Pasien dapat beraktivitas seperti semula
Kriteria hasil:
Pasien dapat mengidentifikasi faktor – faktor yang memperberat dan memperingan intoleran
aktivitas
Pasien mampu beraktivitas
INTERVENSI RASIONAL
1. Beri lingkungan tenang dan perode 1. Menghemat energi untuk aktivitas
istirahat tanpa gangguan, dorong dan regenerasi seluler/
istirahat sebelum makan penyembuhan jaringan
2. Tingkatkan aktivitas secara bertahap 2. Tirah baring lama dapat menurunkan
kemampuan
3. Menurunkan penggunaan energi dan
3. Berikan bantuan sesuai kebutuhan membantu keseimbangan supply dan
kebutuhan oksigen
Tujuan:
Kriteria hasil:
Pasien menyatakan kesadaran perasaan ansietas
Pasien menunjukkan relaksasi
Pasien menunjukkan perilaku untuk menangani stres
INTERVENSI RASIONAL
1. Libatkan pasien/ orang terdekat 1. Keterlibatan akan membantu pasien
dalam rencana perawatan merasa stres
berkurang,memungkinkan energi
untuk ditujukan pada penyembuhan
http://perawathati.blogspot.com/2012/06/askep-gangguan-menstruasi.html
SIKLUS HAID, SINDROM PRA-HAID, SERTA GANGGUAN HAID
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan kehendak-
Nyalah makalah yang berjudul “Siklus Haid, Sindrom Pra-Haid, serta Gangguan Haid
Dalam penulisan makalah ini penulis banyak menemukan kesulitan yang disebabkan oleh
kurangnya ilmu pengetahuan. Namun, berkat dorongan dan bimbingan berbagai pihak,
akhirnya makalah ini dapat diselesaikan. Oleh karena itu, penulis mengucapkan banyak
1. Dosen pembimbing, Bapak Usman, DCN, M. Kom. atas ilmu yang telah Ibu berikan kepada
penulis.
2. Teman-temanku dan semua pihak yang telah membantu secara langsung maupun tidak
Penulis menyadari, sebagai seorang mahasiswa yang pengetahuannya belum seberapa dan
masih perlu banyak belajar dalam penulisan makalah ini, bahwa makalah ini masih banyak
memiliki kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan adanya kritik dan saran yang
positif dan bersifat membangun agar makalah ini memiliki daya guna di masa yang akan
datang.
Harapan penulis, mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan rekan
mahasiswa.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................... i
DAFTAR ISI .................................................................................................. ii
BAB I PENDUHULUAN
1.1 Latar Belakang................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................ 1
1.3 Tujuan.............................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian ....................................................................................... 3
2.2 Faktor – Faktor yang Mempengaruhi ............................................... 3
2.3 Sindrom Pra-Haid............................................................................ 4
2.4 Siklus Haid....................................................................................... 7
2.5 Siklus Haid Perempuan Aktif............................................................ 10
2.6 Gangguan Haid................................................................................. 10
2.6.1 Hipermenorea......................................................................... 11
2.6.2 Hipomenorea.......................................................................... 12
2.6.3 Polimenorea............................................................................ 12
2.6.4 Oligomenorea.......................................................................... 12
2.6.5 Amenorea............................................................................... 13
2.6.6 Premenstrual Tension............................................................... 13
2.6.7 Mastalgia................................................................................ 13
2.6.8 Mittelschmerz.......................................................................... 14
2.6.9 Dismenorea............................................................................. 14
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan.......................................................................... 15
3.2 Saran................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Haid atau yang sering disebut dengan menstruasi merupakan pelepasan lapisan
dalam (endometrium) yang disertai pendarahan, terjadi berulang setiap bulan secara
periodik, kecuali pada saat hamil. Sedangkan siklus haid adalah waktu sejak hari pertama
haid sampai datangnya haid periode berikutnya.
Siklus haid setiap perempuan berbeda antara yang satu dengan yang lainnya, bukan
saja antara beberapa perempuan, tetapi juga pada perempuan yang sama. Juga pada kakak
beradik bahkan saudara kembar siklus haidnya tidak terlalu sama.
Sebelum datangnya haid, setiap perempuan umumnya mengalami sindrom bulanan
atau yang lebih dikenal dengan sindrom pra-haid. Sindrom ini sangat mengganggu aktifitas
perempuan, terutama mereka yang aktif bekerja diluar rumah.
Selain itu, gangguan haid juga sering terjadi seperti: dismenorea, hipermenorea,
hipemenorea, amenorea, dan masih banyak gangguan haid lainnya yang sering dialami
oleh para perempuan.
Karena kurangnya pengetahuan serta informasi yang dimiliki oleh sebagian besar
perempuan tentang siklus haid, sindrom pra-haid, serta gangguan haid dalam masa
reproduksi, maka penulis tertarik untuk membahas tentang masalah yang sering dialami
oleh setiap perempuan ini.
1.2 Rumusan Masalah
Masalah yang dibahas dalam makalah ini adalah mengenai siklus haid, sindrom
pra-haid, serta gangguan-gangguan haid apa saja yang dialami oleh perempuan dalam
masa reproduksi.
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :
1. Agar para perempuan lebih mengetahui tentang sindrom pra-haid, siklus haid, gangguan-
gangguan selama haid, serta hal-hal lain yang berhubungan dengan haid.
2. Agar perempuan aktif dapat mengatur siklus haidnya tanpa mengalami gangguan selama
beraktifitas.
3. Agar perempuan tahu bagaimana cara mengurangi sindrom pra-haid yang sering
mengganggu aktifitas mereka.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Haid adalah perdarahan secara periodik dan siklik dari uterus, disertai pelepasan
(deskuamasi) endometrium (Prof. dr. Hanifa Wiknjosastro, SpOG , 2005: 103).
Menstruasi adalah penumpahan lapisan uterus yang terjadi setiap bulan berupa
darah dan jaringan, yang dimulai pada masa pubertas, ketika seorang perempuan mulai
memproduksi cukup hormon tertentu (‘kurir’ kimiawi yang dibawa didalam aliran darah)
yang menyebabkan mulainya aliran darah ini (Robert P. Masland dan David Estridge,
2004: 51).
Menstruasi adalah puncak dari serangkaian perubahan yang terjadi karena adanya
serangkaian interaksi antara beberapa kelenjer didalam tubuh (Virnye Winiastri,dkk, 2002:
19).
2.2 Faktor – Faktor yang Mempengaruhi
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya haid antara lain :
1) Faktor hormon
Hormon-hormon yang mempengaruhi terjadinya haid pada seorang wanita yaitu:
FSH (Follicle Stimulating Hormone) yang dikeluarkan oleh Hipofise
Estrogen yang dihasilkan oleh ovarium
LH (Luteinizing Hormone) dihasilkan oleh Hipofise
Progesteron dihasilkan oleh ovarium
2) Faktor Enzim
Enzim hidrolitik yang terdapat dalam endometrium merusak sel yang berperan dalam
sintesa protein, yang mengganggu metabolisme sehingga mengakibatkan regresi
endometrium dan perdarahan.
3) Faktor vascular
Mulai fase proliferasi terjadi pembentukan sistem vaskularisasi dalam lapisan fungsional
endometrium. Pada pertumbuhan endometrium ikut tumbuh pula arteria-arteria, vena-vena
dan hubungan antaranya. Dengan regresi endometrium timbul statis dalm vena-vena serta
saluran-saluran yang menghubungkannya dengan arteri, dan akhirnya terjadi nekrosis dan
perdarahan dengan pembentukan hematom, baik dari arteri maupun dari vena.
4) Faktor Prostaglandin
Endometrium mengandung prostaglandin E2 dan F2. dengan desintegrasi endometrium,
prostaglandin terlepas dan menyebabkan kontraksi myometrium sebagai suatu faktor untuk
membatasi perdarahan pada haid.
Secara khusus, perempuan mengalami haid pada usia dua belas dan tiga belas tahun, tetapi
selalu terdapat perempuan yang mengalaminya pada usia lebih awal, kira-kira sepuluh
tahun, dan beberapa diantaranya bahkan lebih dini. Dilain pihak , beberapa perempuan
mungkin belum mengalami haid pada usia lima belas atau enam belas tahun. Ini semua
bergantung pada produksi dan pelepasan hormon.
Cepat atau lambatnya haid (kematangan seksual) ini kecuali ditentukan oleh konstitusi
fisik individual, juga dipengaruhi oleh faktor ras atau suku bangsa, faktor iklim, cara
hidup, dan milieu yang melingkungi anak. Badan yang lemah atau penyakit yang mendera
seorang anak gadis, umpamanya bisa memperlambat tibanya menstruasi.
Selanjutnya , rangsangan-rangsangan kuat dari luar, umpamanya saja berupa film-film sex
(blue film) buku bacaan dan majalah-majalah bergambar sex godaan dan rangsangan dari
kaum pria, pengamatan secara langsung terhadap perbuatan sex/coitus, semua itu tidak
hanya meningkatkan memuncaknya atau semakin panasnya reaksi-reaksi sexual saja, akan
tetapi juga mengakibatkan kematangan sexual yang lebih cepat pada diri anak. Maka
pengaruh kultur dan peradaban itu tampaknya ambivalen sifatnya, artinya kultur dan
peradapan dapat memperlambat atau mempercepat tempo kematangan sexual anak. Jadi,
juga memperlambat atau mempercepat awal dari haid anak gadis.
2.3 Sindrom Pra-Haid
Beberapa saat sebelum mulai haid, atau bisa pada hari-hari haid, sejumlah gadis
dan perempuan biasanya mengalami rasa tidak enak. Mereka biasanya merasakan satu atau
beberapa gejala yang disebut sebagai kumpulan gejala sebelum haid atau istilah
populernya Pre-menstrual syndrome (PMS).
Sindrom pra-haid adalah sejumlah perubahan mental maupun fisik yang terjadi
antara hari pertama hingga hari keempat belas sebelum masa haid dimulai dan diikuti
dengan tahap bebas gejala jika masa ini telah lewat (Anthony Tan,2002:23).
Beberapa dokter percaya bahwa sindrom pra-haid dialami oleh separuh dari total
perempuan yang berada pada masa reproduktif. Sekitar lima persen dari perempuan yang
mengalami PMS disarankan untuk mengurangi kegiatan sehari-hari mereka karena mereka
sangat terganggu. Meskipun penyebabnya belum diketahui, sejumlah teori sedang diteliti.
PMS mungkin berkaitan dengan meningkatnya kadar hormon setiap bulan, rendahnya
kadar gula, kekurangan vitamin, perubahan yang tetap dalam bichemicals didalam otak
yang mempengaruhi mood, kombinasi dari faktor-faktor itu, atau bukan salah satunya.
Gejala-gejala atau perubahan-perubahan fisik dan mental yang sering dikeluhkan
oleh para penderita sindrom pra-haid diantaranya yaitu:
a) Gejala fisik:
Kenaikan berat badan
Perasaan bengkak dan Pembengkakan (perut, jari, tungkai, pergelangan kaki, dll)
Ketidaknyamanan buah dada (pembesaran, nyeri tekan, terasa berat, terasa kaku)
Sakit kepala dan serangan migren
Pegal dan nyeri pada otot
Dismenore kongestif, yaitu sakit perut atau sakit pinggang bagian bawah
Berkurangnya air kencing
Perubahan kulit, termasuk bisul, jerawat, bercak putih, dan pembengkakan-pembengkakan
lain
Perubahan nafsu makan (kehilangan nafsu makan atau keinginan makan makanan yang
berlemak)
Perubahan tidur ( kurang tidur atau tidur berlebihan)
Tidak ada gairah untuk aktif serta badan terasa lelah
Mata terasa sakit, hidung tersumbat, dan timbul reaksi alergi
Mual, pingsan, asma, dan epilepsy
Kejang, terjadi karena dinding-dinding otot uterus dengan perlahan akan mengkerut untuk
membantu mengeluarkan lapisan.
b) Gejala mental (psikis)
Ketegangan dan cepat marah (emosional)
Depresi, termasuk kurang percaya diri dan perasaan tidak berharga
Stres
Kelesuan
Berkurangnya daya konsentrasi dan daya ingat berkurang
Kecenderungan kearah keagresifan dan/atau kekerasan fisik
Control emosi yang rendah dan reaksi emosi yang tidak logis
Penurunan efisiensi, terutama dalam memecahkan masalah mental
Kurang atau tidak ada dorongan seks
Dorongan yang kuat untuk banyak makan, tidak ada hubungan dengan nafsu makan
Bertambahnya kecenderungan minum obat, tablet, dsb.
Sindrom ini dirasakan juga sangat mengganggu dalam keadaan-keadaan khusus,
misalnya ketika ingin melakukan perjalanan jauh, beraktifitas, ujian, pertandingan
olahraga, ibadah puasa, serta ibadah haji.
Penelitian menunjukkan bahwa terdapat dasar fisiologis pada sindroma pra-haid.
Meskipun satu sebab tunggal dari sindroma pra-haid belum ditemukan, para ilmuwan
menyarankan bahwa sindroma pra-haid disebabkan oleh tali-temali yang rumit antara
ketidakseimbangan hormon, stress, dan kekurangan gizi.
Sindrom pra-haid ini sangat menyiksa, karena hampir semua perempuan
mengalaminya. Namun banyak juga perempuan yang mengalami kesulitan untuk
mengenali sindrom pra-haid ini pada dirinya sendiri, terutama bagi mereka yang baru
mengenal konsep sindrom pra-haid.
Berbagai faktor gaya hidup tampaknya menjadikan gajala-gajala lebih buruk
termasuk stress, jumlah kegiatan fisik luar yang tidak memadai, dan diet yang
mengandung gula, karbohidrat yang diolah, garam, lemak, alkohol dan kafein yang tinggi.
Empat kelompok gejala utama sindrom pra-haid telah diidentifikasi. Setiap
perempuan dapat mengalami gejala-gejala dalam satu atau beberapa kelompok.
1) Ketegangan Pra-haid berciri khas ketegangan syaraf, perubahan suasana hati, rasa terganggu
dan kecemasan.
2) Hiperhidrasi, atau sindroma hiperhidrasi, ditandai oleh penambahan berat badan,
pembengkakan ditangan dan kaki, kelunakan buah dada, dan kembungnya perut.
3) Hasrat makan yang berarti bertambahnya selera dengan hasrat makan makanan-makanan
manis atau asin, gejala-gejala pun mencakup sakit kepala, kelelahan, pusing, dan jantung
yang berdebar.
4) Depresi pun umum dan mencakup mudah lupa, menangis, kebingungan dan sukar tidur.
Para perempuan yang diganggu oleh sindrom pra-haid dapat memperbaiki gejala-
gejala mereka dengan melakukan perubahan-perubahan diet sebagai berikut:
engurangi jumlah gula yang dimakan
enambah serat
Makan makanan yang berprotein tinggi karena dapat menyebabkan lebih banyak air yang
keluar tubuh , sehingga mengurangi rasa penuh diperut bagian bawah
Meminum ramuan tradisional
encakup satu hingga dua sendok makan minyak safflower dalam diet
engurangi jumlah lemak yang dimakan
Mengurangi jumlah garam yang dimakan jika retensi cairan merupakan masalah, karena
garam menyebabkan tubuh berusaha menyimpan air dalam tubuh, sehingga menyebabkan
rasa penuh diperut bagian bawah
Menghindari kafein dan beberapa minuman ringan seperti cola, teristimewa jika kecemasan
dan kelunakan buah dada merupakan masalah
Selain itu :
Mencakup kegiatan fisik dalam kegiatan sehari-hari, dan
Mempraktekkan teknik-teknik pengurangan stress secara teratur.
Banyak perempuan telah berkurang penderitaannya dengan ancangan gaya hidup
yang moderat ini dan dianjurkan untuk pengobatan awal bagi sindroma pra-haid.
2.4 Siklus Haid
Siklus haid merupakan waktu sejak hari pertama haid sampai datangnya haid
periode berikutnya. Sedangkan panjang siklus haid adalah jarak antara tanggal mulainya
haid yang lalu dan mulainya haid berikutnya (Prof. dr. Hanifa Wiknjosastro, SpOG
,2005:103).
Hari mulainya perdarahan dinamakan hari pertama siklus. Karena jam mulainya
haid tidak diperhitungkan dan tepatnya waktu keluar haid dari ostium uteri eksternum
tidak dapat diketahui, maka panjang siklus mengandung kesalahan ± 1 hari.
Dalam satu siklus terjadi perubahan pada dinding rahim sebagai akibat dari
produksi hormon-hormon oleh ovarium, yaitu dinding rahim makin menebal sebagai
persiapan jika terjadi kehamilan.
Siklus haid perempuan normal berkisar antara 21-35 hari dan hanya 10-15 persen
perempuan yang memiliki siklus haid 28 hari. Panjangnya siklus haid ini dipengaruhi oleh
usia seseorang. Rata-rata panjang siklus haid gadis usia 12 tahun ialah 25,1 hari, pada
perempuan usia 43 tahun 27,1 hari, dan pada perempuan usia 55 tahun 51,9 hari.
Siklus haid perempuan tidak selalu sama setiap bulannya. Perbedaan siklus ini
ditentukan oleh beberapa faktor, misalnya gizi, stres, dan usia. Pada masa remaja biasanya
memang mempunyai siklus yang belum teratur, bisa maju atau mundur beberapa hari.
Pada masa remaja, hormon-hormon seksualnya belum stabil. Semakin dewasa biasanya
siklus haid menjadi lebih teratur, walaupun tetap saja bisa maju atau mundur karena faktor
stres atau kelelahan.
Jumlah darah yang keluar rata-rata 33,2 ± 16 cc. pada wanita yang lebih tua
biasanya yang keluar lebih banyak. Pada wanita dengan anemia defisiensi besi jumlah
darah haidnya juga lebih banyak. Jumlah darah haid lebih dari 80 cc dianggap patologik.
Setiap bulannya, haid berlangsung sekitar 3-7 hari. Setelah hari kelima dari siklus
haid, endometrium mulai tumbuh dan menebal sebagai persiapan terhadap kemungkinan
terjadinya kehamilan. Pada sekitar hari ke-28, jika tidak terjadi pembuahan, endometrium
meluruh dan terjadilah siklus berikutnya.
Siklus haid selama ± 1 bulan dapat kita bedakan dalam 4 masa (stadium):
1) Stadium Menstruasi atau desquamasi
Pada masa ini endometrium dicampakkan dari dinding rahim disertai dengan perdarahan,
hanya lapisan tipis yang tinggal yang disebut dengan stratum basale. Stadium ini
berlangsung selama 4 hari.
Jadi, dengan haid itu keluar darah, potongan-potongan endometrium dan lendir dari servix.
Darah itu tidak membeku karena ada fermen yang mencegah pembekuan darah dan
mencairkan potongan-potongan mucosa. Hanya kalau banyak darah keluar maka fermen
tersebut tidak mencukupi hingga timbul bekuan-bekuan darah dalam darah haid.
Banyaknya perdarahan selama haid normal adalah ± 50 cc.
2) Stadium Post menstruum atau stadium regenerasi
Luka yang terjadi karena endometrium dilepaskan, berangsur-angsur ditutup kembali oleh
selaput lendir baru yang terjadi dari sel epitel kelenjer-kelenjer endometrium.
Pada saat ini tebalnya endometrium ± 0,5 mm, stadium ini sudah mulai waktu stadium
menstruasi dan berlangsung ± 4 hari.
3) Stadium Intermenstruum atau stadium proliferasi
Pada masa ini endometrium tumbuh menjadi tebal ± 3,5 mm.
Kelenjar-kelenjar tumbuhnya lebih cepat dari jaringan lain hingga berkelok.
Stadium proliferasi berlangsung dari hari ke-5 sampai hari ke-14 dari hari pertama haid.
4) Stadium Praemenstruum atau stadium sekresi
Pada stadium ini endometrium kira-kira tetap tebalnya tapi bentuk kelenjar berubah
menjadi panjang dan berliku dan mengeluarkan getah. Dalam endometrium sudah
tertimbun glycogen dan kapur yang kelak diperlukan sebagai makanan untuk telur.
Memang maksud dari perubahan ini tidak lain dari pada mempersiapkan endometrium
untuk menerima telur.
Pada endometrium sudah dapat dibedakan lapisan atas yang padat (stratum compactum)
yang hanya ditembus oleh saluran-saluran keluar dari kelenjar-kelenjar, lapisan mampung
(stratum spongiosum), yang banyak lubang-lubangnya karena disini terdapat rongga dari
kelenjar-kelenjar dan lapisan bawah yang disebut stratum basale.
Stadium sekresi ini berlangsung dari hari ke-14 sampai 28. Kalau tidak terjadi kehamilan
maka endometrium dilepaskan dengan perdarahan dan berulang lagi siklus menstruasi.
2.5 Siklus Haid Perempuan Aktif
Kini perempuan aktif yang sibuk bekerja, diluar maupun didalam rumah,
dimungkinkan dapat mengatur sendiri siklus haid mereka. Mengatur siklus haid dapat
dilakukan dengan berbagai cara, yaitu dengan cara menunda haid atau menjarangkannya.
Haid dimungkinkan tidak terjadi setiap bulan, tetapi dalam kurun waktu tertentu, misalnya
empat kali dalam setahun.
Namun, hal ini hanya dapat terjadi jika perempuan mengkonsumsi kontrasepsi oral yang
mengandung hormon estrogen dan hormone progesterone. Dengan demikian, maka bagi
perempuan yang akan melaksanakan ibadah haji atau ibadah puasa sekarang tidak akan
terganggu lagi. Juga bagi kita yang akan melakukan perjalanan jauh pun tidak akan
mengalami gangguan haid lagi.
Karena siklus haid ini rutin terjadi pada setiap perempuan, maka sebaiknya perlu
diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a) Menjaga kebersihan dengan mandi dua kali sehari menggunakan sabun mandi biasa, pada
saat mandi organ reproduksi luar perlu cermat dibersihkan.
b) Mengganti pembalut minimal empat kali sehari terutama sehabis buang air kecil.
c) Bila perut, terutama daerah sekitar rahim, terasa nyeri, dan masih dapat diatasi (ringan),
tidak usah dibiasakan minum obat penghilang rasa sakit, kecuali sangat mengganggu
kegiatan sehari-hari, seperti misalnya hingga menyebabkan pingsan.
d) Makan makanan bergizi terutama yang banyak mengandung zat besi dan vitamin, seperti
hati ayam/sapi, daging, telur, sayur-sayuran, dan buah-buahan.
e) Aktivitas harian tidak perlu diubah kecuali bila ada aktivitas fisik yang berlebihan misalnya
olahraga berat.
2.6 Gangguan Haid
Adapun tanda-tanda gangguan haid adalah:
Bagi perempuan tertentu, tidak teraturnya haid merupakan keadaan wajar, namun bagi
perempuan lainnya keadaan ini dapat merupakan tanda bagi penyakit menahun,
kekurangan darah (anemia), gangguan gizi (malnutrisi), atau mungkin adanya infeksi atau
tumor dalam rahim (uterus).
Apabila haid tidak terjadi pada saat yang seharusnya, hal ini mungkin menunjukkan tanda
kehamilan. Akan tetapi masa haid yang tidak teratur atau tidak mendapat haid sering
merupakan keadaan yang wajar bagi banyak remaja yang baru saja mendapatkan haid dan
bagi perempuan yang berusia diatas 40 tahun. Kecemasan dan gangguan emosional dapat
menyebabkan seorang wanita tidak mendapatkan haid.
Apabila perdarahan mulai terjadi selama kehamilan, hal ini hampir selalu menjadi tanda
permulaan suatu keguguran atau abortus (kematian bayi didalam kandungan)
Apabila masa haid berlangsung lebih dari enam hari, dan darah yang dikeluarkan banyak
dan tidak seperti biasanya, atau haid lebih dari satu kali dalam sebulan, maka anda harus
meminta nasehat dokter.
Gangguan haid dan siklusnya, khususnya dalam masa reproduksi, dapat
digolongkan kedalam:
2. kelainan siklus:
a. polimenorea
b. oligomenorea
c. amenorea
a. metroragia
http://askep-askeb-kita.blogspot.com/2009/09/siklus-haid-sindrom-pra-haid-dan.html
BAB 1
PENDAHULUAN
Menstruasi atau haid mengacu kepada pengeluaran secara periodik darah dan sel-sel tubuh
dari vagina yang berasal dari dinding rahim wanita. Menstruasi dimulai saat pubertas dan
menandai kemampuan seorang wanita untuk mengandung anak, walaupun mungkin
faktor-faktor kesehatan lain dapat membatasi kapasitas ini. Menstruasi biasanya dimulai
antara umur 10 dan 16 tahun, tergantung pada berbagai faktor, termasuk kesehatan wanita,
status nutrisi, dan berat tubuh relatif terhadap tinggi tubuh. Menstruasi berlangsung kira-
kira sekali sebulan sampai wanita mencapai usia 45 – 50 tahun, sekali lagi tergantung pada
kesehatan dan pengaruh-pengaruh lainnya. Akhir dari kemampuan wanita untuk
bermenstruasi disebut menopause dan menandai akhir dari masa-masa kehamilan seorang
wanita. Panjang rata-rata daur menstruasi adalah 28 hari, namun berkisar antara 21 hingga
40 hari. Panjang daur dapat bervariasi pada satu wanita selama saat-saat yang berbeda
dalam hidupnya, dan bahkan dari bulan ke bulan tergantung pada berbagai hal, termasuk
kesehatan fisik, emosi, dan nutrisi wanita tersebut.
Menstruasi merupakan bagian dari proses reguler yang mempersiapkan tubuh wanita
setiap bulannya untuk kehamilan. Daur ini melibatkan beberapa tahap yang dikendalikan
oleh interaksi hormon yang dikeluarkan oleh hipotalamus, kelenjar dibawah otak depan,
dan indung telur. Pada permulaan daur, lapisan sel rahim mulai berkembang dan menebal.
Lapisan ini berperan sebagai penyokong bagi janin yang sedang tumbuh bila wanita
tersebut hamil. Hormon memberi sinyal pada telur di dalam indung telur untuk mulai
berkembang. Tak lama kemudian, sebuah telur dilepaskan dari indung telur wanita dan
mulai bergerak menuju tuba Falopii terus ke rahim. Bila telur tidak dibuahi oleh sperma
pada saat berhubungan intim (atau saat inseminasi buatan), lapisan rahim akan berpisah
dari dinding uterus dan mulai luruh serta akan dikeluarkan melalui vagina. Periode
pengeluaran darah, dikenal sebagai periode menstruasi (atau mens, atau haid), berlangsung
selama tiga hingga tujuh hari. Bila seorang wanita menjadi hamil, menstruasi bulanannya
akan berhenti. Oleh karena itu, menghilangnya menstruasi bulanan merupakan tanda
(walaupun tidak selalu) bahwa seorang wanita sedang hamil. Kehamilan dapat di
konfirmasi dengan pemeriksaan darah sederhana.
1.3. Tujuan
1.4. Manfaat
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Menstruasi adalah keluarnya darah melalui vagina, yang berasal dari rahim, berlangsung
secara teratur, sebagai aspek dari kerja hormon-hormon retorik (Yanto Kadarusman,2000).
Siklus menstruasi bervariasi pada tiap wanita dan hampir 90% wanita
memiliki siklus 25 – 35 hari dan hanya 10-15% yang memiliki panjang siklus 28 hari,
namun beberapa wanita memiliki siklus yang tidak teratur dan hal ini bisa menjadi indikasi
adanya masalah kesuburan.
Panjang siklus menstruasi dihitung dari hari pertama periode menstruasi hari dimana
pendarahan dimulai disebut sebagai hari pertama yang kemudian dihitung sampai dengan
hari terakhir – yaitu 1 hari sebelum perdarahan menstruasi bulan berikutnya dimulai.
Pada permulaan siklus, sebuah kelenjar didalam otak melepaskan hormon yang disebut
Follicle Stimulating Hormone (FSH) kedalam aliran darah sehingga membuat sel-sel telur
tersebut tumbuh didalam ovarium. Salah satu atau beberapa sel telur kemudian tumbuh
lebih cepat daripada sel telur lainnya dan menjadi dominant hingga kemudian mulai
memproduksi hormon yang disebut estrogen yang dilepaskan kedalam aliran darah.
Hormone estrogen bekerjasama dengan hormone FSH membantu sel telur yang dominan
tersebut tumbuh dan kemudian memberi signal kepada rahim agar mempersiapkan diri
untuk menerima sel telur tersebut. Hormone estrogen tersebut juga menghasilkan lendir
yang lebih banyak di vagina untuk membantu kelangsungan hidup sperma setelah
berhubungan intim.
Ketika sel telur telah matang, sebuah hormon dilepaskan dari dalam otak yang disebut
dengan Luteinizing Hormone (LH). Hormone ini dilepas dalam jumlah banyak dan
memicu terjadinya pelepasan sel telur yang telah matang dari dalam ovarium menuju tuba
falopi. Jika pada saat ini, sperma yang sehat masuk kedalam tuba falopi tersebut, maka sel
telur tersebut memiliki kesempatan yang besar untuk dibuahi.
Sel telur yang telah dibuahi memerlukan beberapa hari untuk berjalan menuju tuba falopi,
mencapai rahim dan pada akhirnya “menanamkan diri” didalam rahim. Kemudian, sel telur
tersebut akan membelah diri dan memproduksi hormon Human Chorionic Gonadotrophin
(HCG). Hormone tersebut membantu pertumbuhan embrio didalam rahim.
Jika sel telur yang telah dilepaskan tersebut tidak dibuahi, maka endometrium akan
meluruh dan terjadilah proses menstruasi.
2.3.1. Definisi
Keteganagan prahaid adalah keluhan-keluhan yang biasanya mulai satu minggu sampai
beberapa hari sebelum datangnya haid dan menghilang sesudah haid datang walaupun
kadang-kadang berlangsung terus sampai haid berhenti.
b. Etiologi
Etiologi ketegangan prahaid tidak jelas, tetapi mungkin faktor penting ialah
ketidakseimbangan esterogen dan progesteron dengan akibat retensi cairan dan natrium,
penambahan berat badan, dan kadang-kadang edema. Dalam hubungan dengan kelainan
hormonal, pada tegangan prahaid terdapat defisiensi luteal dan pengurangan produksi
progesteron.
Faktor kejiwaan, masalah dalam keluarga, masalah sosial, dll.juga memegang peranan
penting. Yang lebih mudah menderita tegangan prahaid adalah wanita yang lebih peka
terhadap perubahan hormonal dalam siklus haid dan terhadap faktor-faktor psikologis.
c. Patofisiologi
Meningkatnya kadar esterogen dan menurunnya kadar progesteron di dalam darah, yang
akan menyebabkan gejala deprese dan khususnya gangguan mental. Kadar esterogen akan
mengganggu proses kimia tubuh ternasuk vitamin B6 (piridoksin) yang dikenal sebagai
vitaminanti depresi karena berfungsi mengontrol produksi serotonin. Serotonin penting
sekali bagi otak dan syaraf, dan kurangnya persediaan zat ini dalam jumlah yang cukup
dapat mengakibatkan depresi.
Hormon lain yang dikatakan sebagai penyebab gejala premenstruasi adalah prolaktin.
Prolaktin dihasilkan sebagai oleh kelenjar hipofisis dan dapat mempengaruhi jumlah
esterogen dan progesteron yang dihasilkan pada setiap siklus. Jumlah prolaktin yang
terlalu banyak dapat mengganggu keseimbangan mekanisme tubuh yang mengontrol
produksi kedua hormon tersebut. Wanita yang mengalami sindroma pre-menstruasi
tersebut kadar prolaktin dapat tinggi atau normal.
d. Manifestasi klinis
Keluhan terdiri dari gangguan emosional berupa iritabilitas, gelisah, insomnia, nyeri
kepala, perut kembung, mual, pembesaran dan rasa nyeri pada mammae, dsb. Sedang pada
kasus yang berat terdapat depresi, rasa ketakutan, gangguan konsentrasi, dan peningkatan
gejala-gejal fisik tersebut diatas.
e. Terapi
- Progesteron sintetik dosis kecil dapat diberikan selama 8 jam sampai 10 hari
sebelum haid
- Metiltestosteron 5mg sebagai tablet isap, jangan lebih dari 7 hari
- Pemakaian garam dibatasi dan minum sehari-hari dikurang selama 7-10 hari
sebelum haid
- Psikoterapi suportif
2.3.2.2. Disminorea
a. Definisi
Disminorea adalah nyeri haid menjelang atau selama haid, sampai membuat wanita
tersebut tidak dapat bekerja dan harus tidur. Nyeri sering bersamaan dengan rasa mual,
sakit kepala, perasaan mau pingsan, lekas marah. Dikenal adanya disminore primer dan
sekunder.
Timbul sejak haid pertama dan akan pulih sendiri dengan berjalannya waktu, tepatnya
setelah stabilnya hormon tubuh atau perubahan posisi rahim setelah menikah dan
melahirkan. Nyeri haid itu normal, namun dapat berlebihan jika dipengaruhi oleh faktor
psikis dan fisik, dan seperti stres, shock, penyempitan pembuluh darah, penyakit yang
menahun, kurang darah, dan kondisi tubuh yang menurun. Gejala tersebut tidak
membahayakan kesehatan.
Biasanya baru muncul kemudian, yaitu jika ada penyakit atau kelainan yang menetap
seperti infeksi rahim, kista atau polip, tumor sekitar kandungan, kelainan kedudukan rahim
yang mengganggu organ dan jaringan di sekitarnya.
b. Etiolog
Penyebab pasti disminore primer belum diketahui. Diduga faktor psikis sangat berperan
terhadap timbulnya nyeri. Disminore primer umumnya dijumpai pada wanita dengan siklus
haid berovulasi. Penyebab tersering disminore sekunder adalah endometriosis dan infeksi
kronik genitalia interna
c. Patofisiologi
Bila tidak terjadi kehamilan, maka korpus luteum akan mengalami regresi dan hal ini akan
mengakibatkan penurunan kadar progesteron. Penurunan ini akan mengakibatkan labilisasi
membran lisosom, sehingga mudah pecah dan melepaskan enzim fosfolipase A2.
Fosfolipase A2 ini akan menghidrolisis senyawa fosfolipid yang ada di membran sel
endometrium menghasilkan asam arakhidonat. Adanya asam arakhidonat bersama dengan
kerusakan endometrium akan merangsang kaskade asam arakhidonat yang akan
menghasilkan prostaglandin, antara lain PGE2 dan PGF2 alfa. Wanita dengan disminorea
primer didapatkan adanya peningkatan kadar PGE dan PGF2 alfa di dalam darahnya, yang
akan merangsang miometrium dengan akibat terjadinya peningkatan kontraksi dan distrimi
uterus. Akibatnya akan terjadi penurunan aliran darah ke uterus dan ini akan
mengakibatkan iskemia. Prostaglandin sendiri dan endoperoksid juga menyebabkan
sensitisasi dan selanjutnya menurunkan ambang rasa sakit pada ujung-ujung syaraf aferen
nervus pelvicus terhadap rangsang fisik dan kimia.
Adanya kelainan pelvis, misalnya : endometriosis, mioma uteri, stenosis serviks, malposisi
uterus atau adanya IUD dapat menyebabkan kram pada uterus sehingga timbul rasa nyeri
d. Manifestasi klinis
Disminore Primer
Disminore Sekunder
e. Terapi
Dewasa ini telah banyak beredar obat-obat analgesik yang dapat diberikan sebagai terapi
simptomatik. Jika rasa nyerinya berat, diperlukan istirahat di tempat tidur dan kompres
panas pada perut bawah untuk mengurangi penderitaan.
Obat analgesik yang sering diberikan adalah preparat kombinasi aspirin, fenasetin, dan
kafein. Obat-obat paten beredar di pasaran ialah antara novalgin, ponstan, acet-aminophen
dan sebagainya.
Terapi hormonal
Tujuan terapi hormonal ialah menekan ovulasi. Tindakan ini bersifat sementara dengan
maksud untuk membuktikan bahwa gangguan benar-benar disminore primer, atau untuk
memungkinkan penderita melaksanakan pekerjaan penting pada waktu haid tanpa
gangguan. Tujuan ini dapat dicapai dengan pemberian salah satu jenis pil kombinasi
kontrasepsi.
Memegang peranan yang makin penting terhadap disminore primer. Termasuk disini
indometasin, ibuprofen, dan naproksen dalam kurang lebih 70% penderita dapat
disembuhkan atau mengalami banyak perbaikan. Hendaknya pengobatan diberikan
sebelum haid mulai 1 sampai 3 hari sebelum haid dan pada hari pertama haid.
1) Hipermenore (Menorraghia)
a. Definisi
Pada hipermenore perdarahan menstruasi berat berlangsung sekitar 8-10 hari dengan
kehilangan darah lebih dari 80ml
b. Etiologi
40-60% wanita yang mengaku mengalami perdarahan hebat saat haid tidak ada
patologi pada sistem reproduksinya dan hal ini disebut perdarahan uterus
disfungsional.
Penyebab lokal seperti : myomata, endometril polip, uterus retro versi, first
menstrual period after childbirth or abortion (MPT), tumor sel granulosa di
ovarium.
Penyakit sistemik, seperti hipertiroidisme dan gangguan perdarahan.
Penggunaan IUCD (Intra Uterine Contraceptive Device). Penggunaan IUCD akan
meningkatkan aliran menstruasi.
Hypopalsia Uteri, menurut beratnya hipoplasia dapat mengakibatkan amenorrhoe
(uterus sangat kecil), hipermenorrhoe (uterus kecil jadi luka kecil).
Astheni, Menorrhagia terjadi karena tonus otot pada umumnya kurang.
Sealama atau sesudah menderita suatu penyakit atau karena terlalu lelah, juga
karena tonus otot kurang.
Hypertensi.
Decompensatio cordis.
Infeksi : endometriosis, salphingitis.
Retroflexio uteri, karena kandungan pembuluh darah balik.
Penyakit darah : Hemofili
c. Patofisiologi
Siklus anovulasi pada umumnya terjadi 2 tahun pertama setelah menstruasi awal yang
disebabkan oleh HPO axis yang belum matang. Siklus anovulasi juga terjadi pada
beberapa kondisi patologis.
Pada siklus anovulasi, perkembangan folikel terjadi dengan adanya stimulasi dari FSH,
tetapi dengan berkurangnya LH, maka ovulasi tidak terjadi. Akibatnya tidak ada korpus
luteum yang terbentuk dan tidak ada progesteron yang disekresi. Endometrium
berplroliferasi dengan cepat, ketika folikel tidak terbentuk produksi esterogen menurun
dan mengakibatkan perdarahan. Kebanyakan siklus anovulasi berlangsung dengan
pendarahan yang normal, namun ketidakstabilan poliferasi endometrium yang berlangsung
tidak mengakibatkan pendarahan hebat.
d. Manifestasi klinis
1) Sakit kepala
2) Kelemahan
3) Kelelahan
5) Meriang
6) Penurunan konsentrasi
e. Terapi
2) Kondisi sebelumnya
1) Suplemen zat besi (jika kondisi menorrhagia disertai anemia, kelainan darah yang
disebabkan oleh defisiensi sel darah merah atu hemoglobin).
2) Amenore
a. Definisi
Amenore bukan suatu penyakit tetapi merupakan gejala. Amenore adalah tidak adanya
haid selama 3 bulan atau lebih. Klasifikasi amenore :
1) Amenore primer, tejadi apabila seseorang wanita belum pernah mendapat menstruasi
dan tidak boleh didiagnosa sebelum pasien mencapai usia 18 tahun
b. Etiologi
2. Kelainan bawaan pada pada sistem kelamin ( misalnya tidak memiliki rahim atau
vagina, adanya sekat pada vagina, serviks yang sempit, lubang pada selaput yang menutupi
vagina terlalu sempit / himen imperforata )
3. Penurunan berat badan yang drastis ( akibat kemiskinan, diet berlebihan, anoreksia
nervosa, bulimia, dan lain – lain )
5. Kelainan kromosom ( misalnya sindroma Turner atau sindroma Swyer ) dimana sel
hanya mengandung 1 kromosom X )
7. Hipoglikemia
8. Disgenesis gonad
9. Hipogonadisme hipogonadotropik
18. Hipotiroidisme
1. Kehamilan
2. Kecemasan akan kehamilan
3. Penurunan berat badan yang drastis
4. Olah raga yang berlebihan
5. Lemak tubuh kurang dari 15 – 17 % extreme
6. Mengkonsumsi hormon tambahan
7. Obesitas
8. Stres emosional
9. Menopause
10. Kelinan endrokin ( misalnya sindorma Cushing yang menghasilkan sejumlah besar
hoemon kortisol oleh kelenjar adrenal )
11. Obat – obatan ( misalnya busulfan, klorambusil, siklofosfamid, pil KB, fenotiazid
)
12. Prosedur dilatasi kuratesa
13. Kelainan pada rahim, seperti mola hidatidosa ( tumor plasenta ) dan sindrom
Asherman ( pembentukan jaringan parut pada lapisan rahim akibat infeksi atau
pembedahan )
c. Patofisiologi
Tidak adanya uterus, baik itu sebagai kelainan atau sebagai bagian dari sindrom
hemaprodit seperti testicular feminization, adalah penyebab utama dari amenore primer.
Testicular feminization disebabkan oleh kelainan genetik. Pasien dengan aminore primer
yang diakibatkan oleh testicular feminization menganggap dan menyampaikan dirinya
sebagai wanita yang normal, memiliki tubuh feminin. Vagina kadang – kadang tidak ada
atau mengalami kecacatan, tapi biasanya terdapat vagina. Vagina tersebut berakhir sebagai
kantong kosong dan tidak terdapat uterus. Gonad, yang secara morfologi adalah testis
berada di kanal inguinalis. Keadaan seperti ini menyebabkan pasien mengalami amenore
yang permanen.
Amenore primer juga dapat diakibatkan oleh kelainan pada aksis hipotalamus-hipofisis-
ovarium. Hypogonadotropic amenorrhoea menunjukkan keadaan dimana terdapat sedikit
sekali kadar FSH dan SH dalam serum. Akibatnya, ketidakadekuatan hormon ini
menyebabkan kegagalan stimulus terhadap ovarium untuk melepaskan estrogen dan
progesteron. Kegagalan pembentukan estrogen dan progesteron akan menyebabkan tidak
menebalnya endometrium karena tidak ada yang merasang. Terjadilah amenore. Hal ini
adalah tipe keterlambatan pubertas karena disfungsi hipotalamus atau hipofosis anterior,
seperti adenoma pitiutari.
c. Manifestasi klinis
Jika penyebabnya adalah kegagalan mengalami pubertas, maka tidak akan ditemukan
tanda – tanda pubertas seperti pembesaran payudara, pertumbuhan rambut kemaluan dan
rambut ketiak serta perubahan bentuk tubuh.
Jika penyebanya adalah kehamilan, akan ditemukan morning sickness dan pembesaran
perut.
Jika penyebabnya adalah kadar hoemon tiroid yang tinggi maka gejalanya adalah denyut
jantung yang cepat, kecemasan, kulit yang hangat dan lembab.
Sindroma Cushing menyebabkan wajah bulat ( moon face ), perut buncit, dan lengan serta
tungkai yang lurus.
Sakit kepala
Galaktore ( pembentukan air susu pada wanita yang tidak hamil dan tidak sedang
menyusui )
Gangguan penglihatan ( pada tumor hipofisa )
Penurunan atau penambahan berat badan yang berarti
Vagina yang kering
Hirsutisme ( pertumbuhan rambut yang berlebihan, yang mengikuti pola pria ),
perubahan suara dan perubahan ukuran payudara
d. Terapi
Pengobatan untuk kasus amenore tergantung kepada penyebabnya. Jika penyebanya adalah
penurunan berat badan yang drastis atau obesitas, penderita dianjurkan untuk menjalani
diet yang tepat. Jika penyebabnya adalah olah raga yang berlebihan, penderita dianjurkan
untuk menguranginya.
Jika seorang anak perempuan yang belum pernah mengalami menstruasi ( amenore primer
) dan selama hasil pemeriksaan normal, maka dilakukan pemeriksaan setiap 3 – 6 bulan
untuk memantau perkembangan pubertasnya.
BAB III
PROSES KEPERAWATAN
Nn.N berumur 19 th, belum kawin, datang ke dokter dengan keluhan kolik abdomen pada
hari pertama, kedua dan ketiga menstruasi, mudah merasa lelah, tekanan darah 90/60
mmHg, merasa gelisah, pada saat melakukan aktivitas nyeri abdomen bertambah, terlihat
pucat dan lemas.
3.2 Pengkajian
Pasien mengeluh nyeri abdomen pada saat menstruasi hari pertama sampai ketiga, pasien
mengeluh lemas dan tidak bisa melakukan aktivitas sehari – hari.
Observasi pemeriksaan fisik (ROS: Review of System): Keadaan umum, kesadaran, TTV:
TD, nadi, suhu badan, RR.
1. Breath
Pola nafas: teratur, Jenis: normal, Suara nafas: vesikuler, tidak terdapat sesak nafas.
1. Blood
1. Brain
1. Bladder
1. Bowel
Nafsu makan: baik, Porsi makan habis, Minum (1500cc/hari), Kebersihan mulut: bersih,
Mukosa: lembab, Tenggorokan: normal, Peristaltik (9x/menit), BAB (1x/hari),
Konsistensi: padat, Bau: Khas, Kuning kecoklatan.
1. Bone
Penyebab timbulnya ↓
nyeri: disminore.
Nyeri dirasakan Regresi korpus luteum
meningkat saat
aktivitas ↓
Lokasi nyeri abdomen
Skala nyeri progesteron↓
menunjukkan lebih
dari ↓
Nyeri sering dan terus
– menerus Miometrium terangsang
DO: ↓
DS: ↓
DS:
Menstruasi
2 Px. menyatakan Intoleran aktivitas
merasa gelisah ↓
DO: Pendarahan
Pucat ↓
Kelemahan
Intoleran aktivitas
Menstruasi
3 ↓ Ansietas
Nyeri haid
Kurang pengetahuan
Ansietas
Tujuan:
Nyeri dapat diadaptasi oleh pasien
Kriteria hasil:
INTERVENSI RASIONAL
1. Beri linkungan tenang dan kurangi 1. Meningkatkan istirahat dan
rangsangan penuh stress meningkatkan kemampuan koping
2. Kolaborasi dengan dokter dalam 2. Analgesik dapat menurunkan nyeri
pemberian analgesic
3. Ajarkan strategi relaksasi (misalnya
nafas berirama lambat, nafas dalam,
bimbingan imajinasi 3. Memudahkan relaksasi, terapi non
4. Evaluasi dan dukung mekanisme farmakologi tambahan
koping px 4. Penggunaan persepsi sendiri atau
prilaku untuk menghilangkan nyeri
dapat membantu mengatasinya lebih
efektif
5. Kompres hangat 5. Mengurangi rasa nyeri dan
memperlancar aliran darah
Tujuan:
Kriteria hasil:
INTERVENSI RASIONAL
1. Beri lingkungan tenang dan perode 1. Menghemat energi untuk aktivitas
istirahat tanpa gangguan, dorong dan regenerasi seluler/ penyembuhan
istirahat sebelum makan jaringan
2. Tingkatkan aktivitas secara bertahap 2. Tirah baring lama dapat menurunkan
kemampuan
3. Menurunkan penggunaan energi dan
membantu keseimbangan supply dan
3. Berikan bantuan sesuai kebutuhan kebutuhan oksigen
4. Ansietas b.d ketidaktahuan penyebab nyeri abdomen
Tujuan:
Kriteria hasil:
INTERVENSI RASIONAL
1. Libatkan pasien/ orang terdekat 1. Keterlibatan akan membantu pasien
dalam rencana perawatan merasa stres
berkurang,memungkinkan energi
untuk ditujukan pada penyembuhan
BAB IV
PENUTUP
4.1. Simpulan
Menstruasi adalah perdarahan vagina secara berkala akibat terlepasnya lapisan
endometrium uterus. Fungsi menstruasi normal merupakan hasil interaksi antara
hipotalamus, hipofisis, dan ovarium dengan perubahan terkait pada jaringan sasaran pada
saluran reproduksi normal, ovarium memainkan peranan penting dalam proses ini, karena
tampaknya bertanggung jawab dalam pengaturan perubahan – perubahan siklik maupun
lama siklus menstruasi.
1. hypermenore (banyak)
2. hypomenore (sedikit)
3. spotting (perdarahan bercak)
http://elfriana.wordpress.com/2012/12/05/asuhan-keperawatan-pada-pasien-menstruasi/