Anda di halaman 1dari 6

D.

Hasil Pengamatan dan Pembahasan


1. Hasil Pengamatan
Tabel 4.1 Hasil Pengamatan Stek Daun pada Tanaman
Variabel Pengamatan
Lama Lama
Jenis Perlakua Ulanga Tingkat
Munc Muncul
Tanaman n n Keberhasila
ul Tunas
n
Akar
Air 1 - - 0%
Kelapa
Air 2 - - 0%
Sansivera
Kelapa
Air 3 - - 0%
Kelapa
Air 1 - - 0%
Kelapa
Air 2 - - 0%
Sameo
Kelapa
Air 3 - - 0%
Kelapa
Air 1 - - 0%
Kelapa
Air 2 - - 0%
Nanas
Kelapa
Air 3 - - 0%
Kelapa
Sumber : Tabel Pengamatan
2. Pembahasan
Stek daun adalah cara pengembangbiakkan tanaman secara
vegetatif buatan dengan menggunakan sebagian daun tanaman untuk
ditumbuhkan menjadi tanaman baru. Menurut Subantoro (2007), faktor
yang mempengaruhi keberhasilan stek daun dan crown, yaitu faktor
internal: bahan stek, jenis cabang, umur pohon induk, umur cabang, serta
keadaan tunas aktif atau dorman. Faktor eksternal meliputi, kelembaban
udara, suhu, media tanah, cahaya, cara pembuatan stek, cara penanaman
stek, dan penggunaan senyawa pengatur tumbuh.
Faktor eksternal yang berpengaruh dalam keberhasilan stek
tanaman adalah kelembaban, matinya stek daun dan crown akibat
pengeringan sebelum pengakaran merupakan salah satu kegagalan yang
sering terjadi dalam pembuatan stek. Tanpa akar yang terbentuk, stek
mudah kekurangan air dan daun akan tetap bertranspirasi sehingga
kehilangan air. Suhu, lingkungan tempat stek berada harus diatur untuk
mengurangi transpirasi dan respirasi. Suhu siang 21⁰- 27⁰C dan suhu
malam 16⁰- 21⁰C merupakan suhu optimum untuk pengakaran stek
tanaman. Cahaya, nampaknya cahaya menghambat pengakaran dan pada
stek daun secara tidak langsung resposif terhadap cahaya dalam
peranannya dalam sintesis karbohidrat. Media perakaran, harus dapat
memberikan kelembaban dan oksigen cukup dan harus bebas penyakit,
tidak perlu media berisi nutrisi hara, sampai akar telah terbentuk.
Medium dapat berpengaruh kepada persentase stek yang berakar dan tipe
akar yang terbentuk. Berbagai campuran seperti tanah, pasir, gambut dan
bahan-bahan anorganik seperti vermikulit dan perlit telah banyak
digunakan. Perlit digunakan sendiri atau kombinasi dengan gambut
cukup efektif karena sifat daya pegang airnya. Pasir/arang sekam atau air
saja juga cukup memuaskan untuk stek yang mudah berakar.
Menurut Ardisela (2010), zat pengatur tumbuh (ZPT) diberikan
untuk mendapatkan produksi atau hasil suatu tanaman lebih baik.
Perkembangbiakan yang dilakukan secara vegetatif baik itu secara stek
maupun cangkok, zat pengatur tumbuh yang biasa digunakan yaitu untuk
menstimulir atau merangsang pertumbuhan akar yaitu ZPT (Rootone F).
Zat pengatur tumbuh Rootone-F termasuk dalam kelompok auksin.
Rootone F berguna merangsang dan meningkatkan pertumbuhan
tanaman mulai dari perkembangan sel, pertumbuhan bibit, akar, tunas,
batang, dan bunga sampai menjadi buah. Menurut Juaedi (2010), cara
pemberian hormon pada stek daun dan crown dapat dilakukan dengan
cara perendaman. Mengaplikasikan hormon perlu memperhatikan
ketepatan dosis, karena jikalau dosis terlampau tinggi bukannya memacu
pertumbuhan tanaman, tetapi malah menghambat pertumbuhan tanaman
dan menyebabkan keracunan pada seluruh jaringan tanaman.
Bahan yang digunakan untuk praktikum acara ini adalah tanaman
sansivera, sameo, dan nanas yang mempunyai kondisi yang baik yaitu
berwarna hijau segar dan tidak terlalu muda maupun terlalu tua, karena
daun seperti itu memiliki karbohidrat dan nitrogen cukup tinggi sehingga
cukup untuk menumbuhkan akar. Menurut Sulistiana (2013), bahan stek
dapat berupa daun utuh, atau hanya berupa potongan-potongan daun,
tergantung pada jenis tanamannya.
Menurut Rahman (2010), tanda berhasilnya proses stek bisa
dilihat dari kondisi daun selama satu hingga dua minggu, apabila terlihat
tetap segar tidak layu dan tumbuh akar berarti stek daun dan crown
berhasil. Kelompok 16 mendapat perlakuan direndam dengan air kelapa
pada tanaman sansivera, sameo, dan crown nanas. Hasilnya adalah hanya
tanaman sansivera yang berhasil ditandai dengan tanaman tidak
layu/mati dan muncul akar di bagian bawahnya. Jumlah akar yang
muncul tidak sebanyak kelompok lain dikarenakan perendaman yang
dilakukan hanya selam 0 detik sehingga penyerapannya kurang
maksimal.
E. Kesimpulan dan Saran
1. Kesimpulan
Praktikum Acara IV Pembiakan Vegetatif dengan Stek Daun dan
Crown dapat disimpulkan bahwa:
a. Stek daun adalah cara pengembangbiakkan tanaman secara
vegetatif buatan dengan menggunakan sebagian daun tanaman untuk
ditumbuhkan menjadi tanaman baru.
b. Bahan stek yang digunakan berupa daun utuh, atau hanya
berupa potongan-potongan daun, tergantung pada jenis tanamannya.
Daun untuk stek berwarna hijau segar dan berumur cukup tua agar
optimal untuk menumbuhkan akar.
c. Faktor yang mempengaruhi keberhasilan stek daun dan
crown, yaitu faktor internal: bahan stek, jenis cabang, umur pohon
induk, umur cabang, serta keadaan tunas aktif atau dorman
sedangkan faktor eksternal meliputi, kelembaban udara, suhu, media
tanah, cahaya, cara pembuatan stek, cara penanaman stek, dan
penggunaan senyawa pengatur tumbuh.
d. Pemberian ZPT Rootone F mempengaruhi pertumbuhan
akar pada stek daun dan crown.
e. Perbanyakan tanaman dengan menggunakan stek daun
mempunyai kelebihan yaitu sifat genetik sama dengan induknya,
mampu berproduksi tinggi, mempunyai kualitas baik dan
kelemahannya yaitu tanaman tidak mempunyai akar tunggang.
2. Saran
Berdasarkan praktikum Acara IV pembiakan vegetatif dengan stek
daun dan crown yang telah dilakukan saran yang dapat diberikan adalah
sebagai berikut:
a. Alat yang digunakan untuk memotong hendaknya steril
atau terbebas dari kuman agar pertumbuhan tanaman dapat tumbuh
secara maksimal.
b. Perawatan yang meliputi penyiraman dan penyiangan
hendaknya dilakukan secara rutin agar pertumbuhan tanaman sesuai
harapan.
c. Praktikan seharusnya lebih serius dalam praktikum agar
pencangkokan berhasil.
d. Co-ass sebaiknya lebih memperhatikan praktikan saat
praktikum berlangsung agar cara kerja dan hasil dari praktikum
yang dilakukan oleh praktikan benar.

DAFTAR PUSTAKA
Ardisela, Dawud. 2010. Pengaruh dosis rootone-f terhadap pertumbuhan
crown tanaman nenas (Ananas comosus). J. Agribisnis dan Pengembangan
Wilayah 1(2): 48-62.
Junaedi. 2010. Pemberian ZPT terhadap tanaman. J. Sains 10(3) : 100-105.
Rahman, 2010. Pupuk Daun. Panyebar Swadaya : Jakarta.
Subantoro, Renan. 2007. Peran stek daun dalam meningkatkan kualitas produksi
teh. J.Ilmu-Ilmu Pertanian 1(2): 75-85.
Sulistiana, Susi. 2013. Respon Pertumbuhan Stek daun Lidah Mertua (Sansevieria
parva) pada Pemberian Zat Pengatur Tumbuh Sintetik (Rootone-F) dan
Asal Bahan Stek. J. Matematika Sains dan Teknologi 14(2): 107-118.

Anda mungkin juga menyukai