Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Pada awal munculnya teori bimbingan dan konseling yang berawal dari pelaksanaan
vocational guidancw ( bimbingan jabatan ),banyak tokoh yang berusaha untuk menganalisis
vocational guidancw dari beberapa sudut pandang yang berbeda.beberapa tokoh itu antara lain
bordin,Happock,Donald E.Super, dan Anne Roe ( 1943, 1957 , 1957 dan 1957) telah
memaparkan teori tentang pemilihan karir atau jabatan. Namun,dari beberapa tokoh yang
disebut diatas ditemukan pada beberapa teori pilihan pekerjaan yang tampaknya memiliki
kekurangan-kekurangan.

Dari beberapa tokoh yang mengembangkan teori pilihan jabatan diatas, muncul john
L.Holland dengan teori yang mengajukan teori dengan pendekatan yang lebih komprehensif
dengan memadukan ilmu-ilmu yang ada.Menurut John Holland (1992), individu yang tertarik
pada karir karena adanya kepribadian tertentu dan berbagai variabel yang merupakan latar
belakang mereka.

Pilihan karir merupakan ekspresi, atau perpanjangan kepribadian ke dalam dunia


kerja,di ikuti oleh identifikasi berikutnya dengan stereotip pekerjaan tertentu.sebuah
perbandingan diri dengan persepsi pendudukan dan penerimaan atau penolakan selanjutnya
adalah penentu utama dalam pilihan karir. Kesesuaian pandangan seseorang tentang diri
dengan profesi kerja menetapkan apa holland sebut sebagai gaya pribadi modal.

Pusat untuk Teori Holland adalah konsep bahwa seseorang memilih karir untuk
memuaskan modal orientasi pribadi yang disukai seseorang.jika individu telah
mengembangkan orientasi dominan yang kuat, kemungkinan kepuasan dalam lingkungan kerja
akan sesuai.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana Sejarah Tipologi Karier John Holland?


2. Bagaimana Teori Tipologi Karier John Holland?
3. Bagaimana Konsep Dasar Teori John Holland?
4. Bagaimana Kelebihan dan Kekurangan di Teori John Holland?
5. Bagaimana Proses Kerja Dari Test Teori John Holand?

1
6. Bagaimana Implikasi Teori Holland dalam Institusi Pendidikan?

C. Tujuan

1. Untuk menjelaskan bagaimana Sejarah Tipologi Karier John Holland?


2. Untuk menjelaskan bagaimana Teori Tipologi Karier John Holland?
3. Untuk menjelaskan bagaimana Konsep Dasar Teori John Holland?
4. Untuk menjelaskan bagaimana Kelebihan dan Kekurangan di Teori John Holland?
5. Untuk menjelaskan bagaimana Proses Kerja Dari Test Teori John Holand?
7. Untuk menjelaskan bagaimana Implikasi Teori Holland dalam Institusi Pendidikan?

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. SejarahTeori Tipologi Karier John Holland


Pada awal munculnya teori bimbingan dan konseling yang berawal dari pelaksanaan
vocational guidance (bimbingan jabatan), banyak tokoh yang berusaha untuk
menganalisis vocational guidance dari beberapa sudut pandang yang berbeda. Beberapa tokoh
itu antara lain Bordin, Happock, Donald E. Super, dan Anne Roe ( 1943, 1957, 1957 dan 1957),
telah memaparkan teori tentang pemilihan karir atau jabatan.
Namun, dari beberapa tokoh yang disebut diatas ditemukan pada beberapa teori pilihan
pekerjaan yang dikemukakan tampaknya memiliki kekurangan-kekurangan. Dalam teorinya,
Donald E. Super menjelaskan bahwa dalam kematangan bekerja dan konsep diri (self-concept)
merupakan dua proses perkembangan yang berhubungan dan merupakan tulang punggung teori
yang dikemukakan. Pada teori tersebut Donald E. Super masih menjelaskan masalah
perkembangan atau pemilihan jabatan secara umum.
Kemudian, pada teori yang dikembangkan oleh Bordin, Happock, dan Anne Roe, masih
juga terlihat kekurangannya yaitu pada teori mereka hanya dikembangkan secara sempit dan
hanya menekankan salah satu aspek saja. Misalnya, menekankan pada aspek pemusatan pada
konsep diri (self concept centered), pemusatan kepada kebutuhan (need centered), atau
berorientasi pada etiologi.
Dari beberapa tokoh yang mengembangkan teori pilihan jabatan diatas, muncul John L.
Holland dengan teori yang mengajukan teori dengan pendekatan yang lebih komprehensif
dengan memadukan ilmu-ilmu yang ada. Untuk itu, dalam tulisan ini penulis akan lebih
menjelaskan teori pilihan jabatan yang dikembangkan oleh John L. Holland.

B. Teori Tipologi Karier John Holland

Teori pilihan karier yang diprakarsai oleh John Holland adalah cara memilih karier
berdasarkan pekerjaan yang disukai oleh orang lain. Teori Holland mengemukakan bahwa
individu akan mencari lingkungan yang sesuai dengan minat dan bakat yang dimiliki. Perilaku
tersebut ditentukan oleh interaksi antara kepribadian dan lingkungan individu. Teori Holland
menjelaskan mengenai kecenderungan perilaku individu yang berhubungan dengan
keberhasilan dan kepuasan kerja. Teori ini juga menjelaskan tindakan manusia lainnya, seperti

3
kesuksesan dan kepuasan dalam program sekolah dan pelatihan. Ini adalah teori paling dikenal
dan paling banyak diteliti terutama oleh para konselor karier.
Pada teori yang dikembangkan oleh John L. Holland menjelaskan bahwa suatu
pemilihan pekerjaan atau jabatan merupakan hasil dari interaksi antara faktor hereditas
(keturunan) dengan segala pengaruh budaya, teman bergaul, orang tua, orang dewasa yang
dianggap memiliki peranan yang penting. John L. Holland juga merumuskan tipe-tipe
(golongan) kepribadian dalam pemilihan pekerjaan berdasar atas inventori kepribadian yang
disusun atas dasar minat.
C. Konsep Dasar
Dan dari ke-6 asumsi tersebut merupakan rangkuman dari 11 pokokpemikiran
Holland mengenai karir :
1. Pemilihan vokasional merupakan penataan kepribadian individu
2. Inventori minat merupakan inventori kepribadian
3. Stereotip vokasional mempunyai makna psikologis dan sosiologis yang penting dan dapat
dipercaya.
4. Individu dalam vokasional atau pekerjaan memiliki kepribadian yang serupa dan kesamaan
sejarah perkembangan kepribadian.
5. Individu dalam rumpun pekerjaan dan memiliki tipe kepribadian yang sama dalam merespon
situasi dan masalah dengan cara yang serupa.
6. Kepuasan, pemantapan dan hasil kerja tergantung atas kepribadian individu dengan
lingkungannya tempat individu itu berada.
7. Pengetahuan tentang kehidupan vokasional tidak disusun dan sering kali terpisah dari batang
tubuh pengetahuan psikologi dan sosiologi.
8. Dalam masyarakat kebanyakan individu dapat digolongkan kedalam salah satu dari 6 tipe dan
setiap tipe merupakan hasil interaksi antara faktor keturunan, kebudayaan dan pribadi individu
sekitar.
9. Terdapat 6 jenis lingkungan, masing-masing dilakukan oleh salah satu tipe kepribadian
tertentu.
10. Individu mencari lingkungan dan vokasional yang dapat melaksanakan kemampuan dan
keterampilannya.
11. Perilaku individu diterangkan melalui pola interaksi kepribadian dengan lingkungannya.1

1
Dewa Ketut Sukardi, Drs. 1994. “Bimbingan Karir di Sekolah-sekolah”. Jakarta: Ghalia
Indonesia

4
Teori Lingkungan Kerja (Occupational Environments)
Holland mengkarakteristikkan empat atribut yaitu: pilihan, kesederhanaan,
instrumentasi, dan data. Holland mengenali adanya stereotip pekerjaan bahwa individu
cenderung memandang sebuah pekerjaan sesuai dengan stereotipnya sendiri. Hasil penelitian
Holland mengajukan bahwa lingkungan kerja terdiri dari bidang realistis (contohnya: petani,
pengemudi truk), bidang investigatif (kimiawan, biologi), bidang sosial (pekerja sosial, guru),
bidang konvensional (pengelola perpustakaan, teller bank) dan bidang enterprising (salesman,
politikus) dan bidang artistik (musisi, artis). Keenam penggolongan bidang pekerjaan yang ada
di masyarakatmencakup semua jenis pekerjaan yang ada.
Hirarki Perkembangan Holland (The Developmental Hierarchy)
Enam Hirarki perkembangan dari teori Holland di representasikan oleh individu yang
terdiri dari enam lingkungan kerja. Setiap orang dapat memilih perkerjaan mereka melalui
lingkungan dan perkembangan kemampuan dengan latar dari stereotip mereka masing-masing.
Keenam lingkungan kerja tersebut merepresentasikan gaya hidup dan arah hubungan antara
seorang individu dengan lingkungannya.
Tipe-Tipe Kepribadian:
a. The Realistic(Motorik)
Tipe model ini memiliki kecenderungan untuk memilih lapangan kerja yang
berorientasi kepada penerapan. Ciri-cirinya yaitu: mengutamakan fisik, kekuatan otot,
keterampilan fisik, mempunyai kecakapan dan koordinasi motorik yang kuat, kurang memiliki
kecakapan verbal, konkrit, bekerja praktis,kurang memiliki keterampilan sosial serta kurang
peka dalam hubungan dengan orang lain. Contoh pekerjaan orang dengan model orientasi ini
adalah operator mesin atau radio, sopir truk, petani, pilot, pengawas bangunan, ahli listrik, dan
pekerjaan lain yang sejenis.
b. The Investigative(Intelectual)
Tipe model ini memiliki kecenderungan untuk memilih pekerjaan yang bersifat
akademik.Ciri-cirinya adalah memiliki kecenderungan untuk merenungkan daripada
mengatasinya dalam memecahkan suatu masalah, berorientasi pada tugas, tidak sosial.
Membutuhkan pemahaman, menyenangi tugastugas yang bersifat kabur, memiliki nilai-nilai
dan sikap yang tidak konvensional dan kegiatan-kegiatanya bersifat intraseptif. Contoh
pekerjaan orang dengan model orientasi ini adalah ahli fisika, ahli biologi, kimia, antropologi,
matematika, pekerjaan penelitian dan pekerjaan lain yang sejenis.
Teori Holland memberikan penekanan pada ketepatan self-knowledge dan informasi
karir yang diperlukan untuk pembuatan keputusan karir. Dampaknya sangat besar pada

5
prosedur asesmen minat dan prosedur konseling karir. Implikasinya untuk konseling adalah
bahwa tujuan utama konseling adalah mengembangkan strategi untuk meningkatkan
pengetahuan tentang diri, berbagai persyaratan okupasional dan berbagai macam lingkungan
kerja.
c. The Social(Supportive)
Tipe model ini memiliki kecenderungan untuk memilih lapangan pekerjaan yang
bersifat membantu orang lain. Ciri-ciri dari tipe model ini adalah pandai bergaul dan berbicara,
bersifat responsive, bertanggung jawab, kemanusiaan, bersifat religius, membutuhkan
perhatian, memiliki kecakapan verbal, hubungan antar pribadi, kegiatan-kegiatan rapi dan
teratur, menjauhkan bentuk pemecahan masalah secara intelektual dan lebih
berorientasi pada perasaan. Orang model orientasi sosial memiliki ciri-ciri kebutuhan akan
kemampuan untuk menginterpretasi dan mengubah perilaku manusia serta minat untuk
berkomunikasi dengan orang lain. Secara umum orientasi kerja dapat menimbulkan rasa harga
diri dan status. Contoh pekerjaan orang dengan model orientasi ini adalah guru, pekerja sosial,
konselor, psikolog klinik, terapis, dan pekerjaan lain yang sejenis.
d. The Conventional(Conforming)
Tipe model ini pada umumnya memiliki kecenderungan terhadap kegiatan verbal,
menyenangi bahasa yang tersusun baik, numerikal (angka) yang teratur, menghindari situasi
yang kabur, senang mengabdi, mengidentifikasikan diri dengan kekuasaaan, memberi nilai
yang tinggi terhadap status dan kenyataan materi, mencapai tujuan dengan mematuhi atasan.
Contoh pekerjaan orang dengan model orientasi ini adalah kasir, statistika, pemegang buku,
pegawai arsip, pegawai bank dan pekerjaan lain yang sejenis.
Holland (1984) berasumsi bahwa individu adalah produk dari bawaan dan lingkungan.
Sebagai akibat dari pengaruh potensi-potensi genetik sejak awal dan secara terus menerus dan
interaksi individu dan lingkungannya, berkembanglah suatu hirarki kebiasaan atau cara-cara
yang disenangi untuk menghadapi tugas-tugas sosial dan lingkungan. Cara yang paling khas
dari individu dalam memberikan respon kepada lingkungan digambarkan sebagai modal
personal orientation. Pada penelitian ini, teori yang digunakan adalah teori Holland yang
menguraikan tentang perkembangan karier
e. Usaha

Tipe model ini memiliki cirri khas diantaranya menggunakan ketrampilan-ketrampilan


berbcara dalam situasi dimana ada kesempatan untuk menguasai orang lain atau mempengaruhi
orang lain, menganggap dirinya paling kuat, jantan, mudah untuk mengadakan adaptasi dengan

6
orang lain, menyenangi tugas-tugas sosial yang kabur, perhatian yang besar pada kekuasaan,
status dan kepemimpinan, agresif dalam kegiatan lisan.

Orang model orientasi usaha ditandai dengan berbagai macam tugas yang
menitikberatkan kepada kemampuan verbal yang digunakan untuk mengarahkan dan
mempengaruhi orang lain.Contoh pekerjaan orang dengan model orientasi ini adalah,
pedagang, politikus, manajer pimpinan eksekutif perusahaan, perwakilan dagang, dan
pekerjaan lain yang sejenis.

f. Artistik

Tipe model orientasi ini memiliki kecenderungan berhubungan dengan orang lain
secara tidak langsung, bersifat sosial dan sukar menyesuaikan diri.Orang model orientasi
artistic ini ditandai dengan berbagai macam tugas dan masalah yang memerlukan interpretasi
atau kreasi bentuk-bentuk artistic melalui cita rasa, perasaan dan imajinai.Dengan kata lain,
orientasi artistic lebih menitikberatkan menghadapi keadaan sekitar dilakukan dengan melalui
ekspresi diri dan menghindari keadaan yang bersifat intrapersonal, keteraturan, atau keadaan
yang menuntut ketrampilan fisik.Contoh pekerjaan orang dengan model orientasi ini adalah,
2
ahli musik, ahli kartum ahli drama, pencipta lagu, penyair, dan pekerjaan lain yang sejenis.

Manrihu (1988:70) menjelaskan ada empat asumsi yang merupakanjantung teori


Holland, yaitu :
1. Kebanyakan orang dapat dikategorikan sebagai salah satu dari enam tipe :
Realistik, investigatif, artistik, sosial, usaha, ataukonvensional.
2. Ada enam jenis lingkungan : realistik, inventigatif, artistik, sosial, usaha, atau
konvensional.
3. Orang menyelidiki lingkungan-lingkungan yang akan membiarkan atau
memungkinkannya melatih keterampilan-keterampilan dan kemampuan
kemampuannya, mengekspresikan sikap-sikap dan nilai-nilainya, dan menerima
masalah-masalah serta peranan peranan yang sesuai.3

2
Dewa ketut sukardi, Bimbingan Karir Di Sekolah-Sekolah, (Jakarta; Ghalia Indonesia, 1994) hal. 122-
150
3
Aryani.Farida. dan Rais.Muhammad.2017.Model e-Peminatan:solusi praktis merencanakan karier masa
depan .Badan penerbit UNM:Makasar.hal 43-49

7
Holland juga mengemukakan pula kemungkinan adanya kombinasi dari berbagi tipe
tersebut. Paling tidak, ada lima tipe kombinasi utama yang bisa terbentuk, antara lain :

1. Tipe Realistik-Investigatif

Orang yang bertipe ini mempunyai ciri-ciri yang merupakan gabungan dari tipe
realistik dan tipe investigatif. Jenis pekerjaan yang cocok untuk mereka dalah jenis
pekerjaan meneliti yang berkaitan dengan pemecahan masalah fisik atau mesin.
Dengan begitu, mereka tidak hanya bias memutar otak, tapi juga bisa mengerjakan
aktivitas fisik yang membutuhkan tenaga. Contoh pekerjaan yang relevan dengan tipe
kombinasi ini adalah menjadi ahli pertanian, ahli geologi, surveyor dan lain sebagainya.

2. Tipe Investigatif- Kreatif

Orang yang bertipe ini mempunyai ciri-ciri yang merupakan penggabungan


dari tipe investigatif dan tipe kreatif. Karena itulah, pekerjaan mereka tetap dekat
bidang seni namun tetap memanjakan rasa ingin tahu mereka. Pekerjaan sebagai desain
interior dan ahli kecantikan adalah contoh dari pekerjaan yang memadukan kedua tipe
ini.

3. Tipe Artistik-Sosial

Orang yang memiliki tipe kombinasi ini mampu memadukan jiwa seninya
dengan kemampuan menjalin hubungan sosial. Mereka dalah pribadi yang kreatif tapi
juga piawai berkomunikasi atau mempersuasi orang lain. Sebagai contoh, pekerjaan
yang cocok untuk mereka adalah menjadi guru musik, guru tari, guru taman kanak-
kanak dan lain sebagainya.

4. Tipe Sosial-Usaha

Orang yang memiliki tipe kombinasi keempat ini lebih cocok bekerja di bidang
bisnis atau usaha yang bergerak di sektor publik. Hal ini disebabkan oleh ketertarikan
mereka untuk menjalin hubungan sosial namun tetap menyalurkan minat mereka dalam
berwirausaha. Sebagai contoh, mereka bisa mengisi pekerjaan sebagai manajer hotel,
direktur pusat pelayanan sosial dan lain sebagainya.

5. Tipe Usaha-Konvensional

8
Akhirnya tipe kombinasi yang terakhir adalah gabungan dari tipe usaha dan
konvensional. Mereka mahir berkomunikasi dengan orang lain, pandai mempengaruhi
namun tetap berada dalam sistem yang teratur. Pendek kata, mereka menyukai
perkerjaan yang sitematis namun tetap memberikan ruang bagi mereka untuk
mengeluarkan kemampuan komunikasinya. Sebagai contoh, pekerjaan yang cocok
untuk mereka adalah menjadi manajer, agen asuransi dan lain sebagainya.4

KesesuaianIndividu-Pekerjaan
Memadankan persyaratan pekerjaan dengan karakteristik kepribadian merupakan
pernyataan terbaik dalam teori kesesuaian kepribadian pekerjaan (personality-job fit theory)
milik John Holland. Teori ini didasarkan pada pendapat tentang kesesuaian antara karakteristik
kepribadian seorang individu dengan pekerjaan. Holland menghadirkan enam tipe kepribadian
dan mengemukakan bahwa kepuasan dan kecenderungan untuk meninggalkan satu posisi
bergantung pada tingkat sampai mana individu secara berhasil mencocokan kepribadian
mereka dengan suatu pekerjaan. Setiap tipe dari enam tipe kepribadian memiliki pekerjaan
yang sepadan.

D. Keunggulan dan Kelemahan


Teori Holland oleh banyak pakar psikologi vokasional dinilai sebagai teori yang
komprehensif karena meninjau pilihan okupasi sebagai bagian dari keseluruhan pola hidup
seseorang dan sebagai teori yang mendapat banyak dukungan dari hasil penelitian sejauh
menyangkut model-model lingkungan serta tipe-tipe kepribadian
Kelemahan dalam teori ini adalah kurang ditinjau proses perkembangan yang
melandasi keenam tipe kepribadian dan tidak menunjukan fase-fase tertentu dalam proses
perkembangan itu serta akumulasi rentang umur. Mengenai tahap atau tingkat yang dapat
dicapai oleh seseorang dalam bidang okupasi tertentu (occupational level), Holland menunjuk
pada taraf inteligensi yang memungkinkan tingkat pendidikan sekolah tertentu, namun
dipertanyakan apakah masih ada faktor-faktor lain yang mempengaruhi dalam hal ini, seperti
taraf aspirasi seseorang.5

4
Efriyani Djuwita, Memilih dan Mencari Kerja Sesuai Bakat dan Kepribadian, (Jakarta; Kawan
Pustaka,2003)hal. 90
5
Winkel, W. S & Sri Hastuti. M.Si, “Bimbingan Dan Konseling Di Institusi Pendidikan”, ( Yogyakarta:
Media Abadi, 2006) hal. 289

9
E. Proses Kerja Dari Tes Karier Holland

Teori Holland adalah Teori yang dikembangkan oleh psikolog John Holland yang
menekankan pada karakteristik perilaku atau jenis kepribadian sebagai hal utama dalam
perkembangan dan pilihan karier individu. Holland berkeyakinan bahwa suatu minat yang
menyangkut pekerjaan dan okupasi adalah hasil perpaduan dari sejarah hidup seseorang dan
keseluruhan kepribadiannya sehingga minat tertentu akhirnya menjadi suatu ciri kepribadian
yang berupa ekspresi diri dalam bidang pekerjaan, bidang studi akademik, hobi, dan berbagai
kegiatan rekreatif serta kesukaan yang lain.

Menurut John Holland (1973), individu tertarik pada suatu karir tertentu karena
kepribadiannya dan berbagai variabel yang melatarbelakanginya. Pada dasarnya, pilihan karir
merupakan ekspresi atau perluasan kepribadian ke dalam dunia kerja yang diikuti dengan
pengidentifikasian terhadap stereotipe okupasional tertentu. Perbandingan antara self dengan
persepsi tentang suatu okupasi dan penerimaan atau penolakannya merupakan faktor penentu
utama dalam pilihan karir. Harmoni antara pandangan seseorang terhadap dirinya dengan
okupasi yang disukainya membentuk “modal personal style”.

Berikut ini adalah proses kerja dari tes karier Holland :

a. Terdapat pernyataan kegiatan – kegiatan yang setiap kegiatan mewakili tiap – tiap tipe
karateristik minat seseorang dalam teroi Holland.

b. Seseorang wajib menjawab semua pernyataan – pernyataan tersebut sesuai dengan apa
yang dia rasakan.
Setelah selesai menjawab, maka akan keluar hasil tes karier Holland.

c. Hasil tes terbagi menjadi dua, yaitu minat dan karier.


Setiap minat memiliki skor.

d. Karier berupa penggabungan dari minat – minat tersebut yang diurutkan dari urutan
minat terakhir berdasarkan skor masing – masing minatnya.

e. Dari karier tersebut, dapat ditemukan potensi – potensi pekerjaan yang sesuai dengan
minatnya.

10
Kelemahan dan Kelebihan Test Karir Holland sebagai berikut :

a.kelemahan

a. Dalam mengerjakan alat tes Holland tesste menjawabnya dengan facking.

b. Dalam menjawab alat tes Holland bisa terjadi bias dalam menjawabnya.

c. Terdapat batasan usia dalam mengerjakan tes minat Holland.

d. Karena banyaknya jumlah tes yang dikerjakan maka dapat menyebabkan testee malas
dalam mengerjakannya.

e. Dalam teori ini adalah kurang ditinjau proses perkembangan yang melandasi keenam
tipe kepribadian dan tidak menunjukan fase-fase tertentu dalam proses perkembangan
itu serta akumulasi rentang umur.

b. kelebihan

a. Alat tes ini arahnya sudah jelas yaitu yang terfokus pada mengukur minat seseorang.

b. Dengan alat tes ini dapat diketahui karakteristik yang dimiliki oleh individu.

c. Menunjuk pada taraf inteligensi yang memungkinkan tingkat pendidikan sekolah


tertentu.

d. Pandangan Holland sangat relevan bagi bimbingan karier dan konseling karier di
institusi pendidikan untuk jenjang pendidikan menengah dan masa awal pendidikan
tinggi.6

F. Implikasi Teori Holland dalam Institusi Pendidikan

Pandangan Holland sangat relevan bagi bimbingan karier dan konseling karier di
institusi pendidikan untuk jenjang pendidikan menengah dan masa awal pendidikan tinggi.
Tekanan yang diberikan pada pemahaman diri sehubungan dengan beberapa kualitas
vokasional yang dimiliki seseorang dan pada informasi yang akurat mengenai berbagai
lingkungan okupasi, menyadarkan lembaga bimbingan akan tugasnya untuk membantu orang
muda mengenal diri sendiri dan mengenal ciri-ciri lingkungan, kedua hal ini sangat diperlukan

6
Wicaksana, S. Pengembangan Aplikasi Tes Karier Holland Dengan InstrumenStrong Interst
Inventory Disesuaikan Dengan Periode Di Universitas Telkom. 2015, Vol. 1. Hal 3-6

11
sebagai masukan dalam memikirkan pilihan okupasi secara matang. Alat-alat yang
dikembangkan oleh Holland, yaitu The Occupations Finder dan The Self-directed Search, yang
menanyakan kegiatan/aktivitas yang disukai, berbagai kompetensi yang dimiliki, bidang-
bidang pekerjaan yang diminati, dan evaluasi diri dalam beberapa keterampilan, harus
dicocokkan dengan sistem klasifikasi okupasi yang berlandaskan pada teori yang sama, dengan
demikian. orang muda dapat menemukan sejumlah alternatif pilihan okupasi untuk
dipertimbangkan lebih lanjut . Cara bekerja ini pada dasarnya menerapkan suatu pendekatan
yang mirip dengan pendekatan Trait and Factor, namun maju lebih jauh dari pada teori Trait
and Factor tradisional.7

7
W. S Winkel & Sri Hastuti. “Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan”. (Yogyakarta: FKIP
Universitas Sanata Dharma, 2005). Hal.639

12
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

John L. Holland yang mengajukan teori dengan pendekatan yang lebih komprehensif
dengan memadukan ilmu-ilmu yang ada. Teori Holland mengemukakan bahwa individu akan
mencari lingkungan yang sesuai dengan minat dan bakat yang dimiliki. Perilaku tersebut
ditentukan oleh interaksi antara kepribadian dan lingkungan individu. Holland juga
menjelaskan bahwa suatu pemilihan pekerjaan atau jabatan merupakan hasil dari interaksi
antara faktor hereditas (keturunan) dengan segala pengaruh budaya, teman bergaul, orang tua,
orang dewasa yang dianggap memiliki peranan yang penting.

Holland berkeyakinan bahwa suatu minat yang menyangkut pekerjaan dan okupasi
adalah hasil perpaduan dari sejarah hidup seseorang dan keseluruhan kepribadiannya sehingga
minat tertentu akhirnya menjadi suatu ciri kepribadian yang berupa ekspresi diri dalam bidang
pekerjaan, bidang studi akademik, hobi, dan berbagai kegiatan rekreatif serta kesukaan yang
lain.

B. Saran

Meskipun penulis menginginkan kesempurnaan dalam penyusunan makalah ini tetapi


kenyataannya masih banyak kekurangan yang perlu penulis perbaiki. Hal ini dikarenakan
masih minimnya pengetahuan yang penulis miliki. Oleh karena itu kritik dan saran yang
membangun dari para pembaca sangat penulis harapkan untuk perbaikan ke depannya.

13
DAFTAR PUSTAKA

Sukardi, Dewa Ketut. 1994. Bimbingan Karir di Sekolah-sekolah. Jakarta: Ghalia


Indonesia
Aryani.Farida. dan Rais.Muhammad.2017.Model e-Peminatan:solusi praktis
merencanakan karier masa depan .Badan penerbit UNM:Makasar.
Djuwita,Efriyani. 2003. Memilih dan Mencari Kerja Sesuai Bakat dan Kepribadian.
Jakarta; Kawan Pustaka.
Winkel, W. S & Sri Hastuti. 2006. Bimbingan Dan Konseling Di Institusi Pendidikan.
Yogyakarta: Media Abadi.
Wicaksana, S. Pengembangan Aplikasi Tes Karier Holland Dengan InstrumenStrong
Interst Inventory Disesuaikan Dengan Periode Di Universitas Telkom. 2015, Vol. 1. Hal 3-6
W. S Winkel & Sri Hastuti. 2005. Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan .
Yogyakarta: FKIP Universitas Sanata Dharma.

14

Anda mungkin juga menyukai