Anda di halaman 1dari 32

MAKALAH FISIKA INTI

ENERGI NUKLIR

Kelompok XVI

Ulva Aklima Zein (160340XX)

Marisa Stevanny (16034062)

Widya Jannatul Putri (16034048)

Viola Sesri Wahyuli (160340xx)

Dosen : Drs. Ramli, S.Pd, M.Si

Jurusan Fisika

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Universitas Negeri Padang

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat serta hidayah-Nya sehingga penyusunan makalah ini dapat diselesaikan.
Shalawat serta salam semoga tercurah limpahkan kepada Nabi Muhammad SAW.
Makalah ini disusun untuk diajukan sebagai salah satu tugas pada mata kuliah Fisika Inti
dengan judul Energi Nuklir.
Terima kasih disampaikan kepada Bapak Drs. Ramli, S.Pd, M.Si selaku dosen mata kuliah
Fisika Inti yang telah membimbing dan memberikan kuliah kepada kami dengan sangat sabar dan
baik.
Demikianlah makalah ini disusun semoga bermanfaat dan dapat memenuhi tugas mata
kuliah Fisika Inti.
Padang, 5 Mei 2019

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masalah energi merupakan salah satu isu penting yang sedang hangat dibicarakan.
Semakin berkurangnya sumber energi, penemuan sumber energi baru, pengembangan
energi-energi alternatif, dan dampak penggunaan energi minyak bumi terhadap lingkungan
hidup menjadi tema-tema yang menarik dan banyak didiskusikan. Pemanasan global yang
diyakini sedang terjadi dan akan memasuki tahap yang mengkhawatirkan disebut-sebut
juga merupakan dampak penggunaan energi minyak bumi yang merupakan sumber energi
utama saat ini.
Dampak lingkungan dan semakin berkurangnya sumber energi minyak bumi
memaksa kita untuk mencari dan mengembangkan sumber energi baru. Salah satu
alternatif sumber energi baru yang potensial datang dari energi nuklir. Meski dampak dan
bahaya yang ditimbulkan sangat besar, tidak dapat dipungkiri bahwa energi nuklir adalah
salah satu alternatif sumber energi yang layak diperhitungkan.
Fakta-Fakta tentang bencana yang disebabkan karena radiasi nuklir mulai dari yang
terdahsyat yang terjadi di Chernobyl, Ukraina serta yang terjadi di Fukushima, Jepang baru
baru ini menunjukkan bahwa pemanfaatan energi nuklir perlu sebuah tinjauan ulang. Serta
Memerlukan sebuah mitigasi bencana dalam penanganan bencana tersebut.Padahal,
pemanfaatan yang bijaksana, bertanggung jawab, dan terkendali atas energi nuklir dapat
meningkatkan taraf hidup sekaligus memberikan solusi atas masalah kelangkaan energi.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan tenaga Nuklir?
2. Apa saja kegunaan dari Nuklir ?
3. Apa saja kelebihan dan kekurangan dari penggunaan energi nuklir?
4. Bagaimana kedudukan energi nuklir sebagai sumber energi?
5. Bagaimana perkembangan energi nuklir di Indonesia?
C. Tujuan Masalah
1. Mengetahui definisi dan manfaat dari tenaga Nuklir.
2. Mengetahui kegunaan dari nuklir.
3. Mengetahui dampak positif dan negatif dari penggunaan energi nuklir.
4. Mengetahui kedudukan energi nuklir sebagai sumber energi.
5. Mengetahui perkembangan energi nuklir di Indonesia.
BAB II

KAJIAN TEORI

A. Nuklir

Apa itu nuklir? Sepertinya sebagian besar orang berpikir bahwa nuklir itu sesuatu
yang mengerikan dan berbahaya, identik dengan bom dan dampak radiasi yang
ditimbulkannya. Bagi kebanyakan orang, nuklir dianggap sebagai sesuatu yang tidak baik
dan berbahaya.Jika kita bersikap terbuka dan mencoba untuk mengenal nuklir lebih dalam
lagi, ternyata kita dapat menemukan “kebaikan-kebaikan” yang dapat diberikan nuklir bagi
kesejahteraan hidup manusia. Dengan berlandaskan asumsi bahwa nuklir dapat bermanfaat
bagi manusia, para peneliti dan orang-orang yang bergelut di bidang nuklir telah banyak
memberikan kontribusi bagi kemajuan pengembangan teknologi nuklir.
Nuklir adalah zat yang bisa melepaskan oksigen dari udara atau zat yang dapat
memecah partikel benda lain nya.Fusi nuklir adalah sumber energi yang menyebabkan
bintang bersinar, dan Bom Hidrogen meledak.Dikenal dua reaksi nuklir, yaitu reaksi fusi
nuklir dan reaksi fisi nuklir. Reaksi fusi nuklir adalah reaksi peleburan dua atau lebih inti
atom menjadi atom baru dan menghasilkan energi, juga dikenal sebagai reaksi yang bersih.
Reaksi fisi nuklir adalah reaksi pembelahan inti atom akibat tubrukan inti atom lainnya,
dan menghasilkan energi dan atom baru yang bermassa lebih kecil, serta radiasi
elektromagnetik. Reaksi fusi juga menghasilkan radiasi sinar alfa, beta dan gamma yang
sagat berbahaya bagi manusia.

a. Fisi Nuklir

Nuklir adalah sebutan untuk bentuk energi yang dihasilkan melalui reaksi inti, baik
itu reaksi fisi (pemisahan) maupun reaksi fusi (penggabungan). Sumber energi nuklir yang
paling sering digunakan untuk PLTN adalah sebuah unsur radioaktif yang bernama
Uranium. Bagaimana caranya sebuah unsur radioaktif mampu menghasilkan panas yang
besar? Tentu saja bukan dengan dibakar.Namun melalui reaksi pemisahan inti (reaksi fisi).
Seperti terlihat pada gambar 1 berikut reaksi pemisahan inti (reaksi fisi).
Gambar 1. Reaksi Fisi (Pemisahan Inti)

Atom uranium (U-235) (digambarkan dengan warna hitam merah di sebelah kiri) memiliki
inti yang tidak stabil ketika ada neutron (warna hitam di paling kiri) yang ditembakkan
pada inti atom tersebut, maka inti atom uranium akan membelah menjadi dua buah inti
atom, yakni atom Barium (Ba-141) dan atom Kripton (Kr-92) serta tiga neutron (warna
hitam di kanan).
Karena massa atom sebelum pembelahan lebih besar dari pada massa atom setelah
pembelahan, maka selisih massa (disebut defek massa) tersebut berubah menjadi energi
panas yang besarnya sekitar 200 MeV (Mega elektron volt), ini baru satu buah inti atom
(Januar, 2012). satu gram uranium saja tentu memiliki banyak inti. Sehingga panas yang
dihasilkan pun luar biasa besar.
Secara umum, energi nuklir dapat dihasilkan melalui dua macam mekanisme, yaitu
pembelahan inti atau reaksi fisi dan penggabungan beberapa inti melalui reaksi fusi. Di sini
akan dibahas salah satu mekanisme produksi energi nuklir, yaitu reaksi fisi nuklir.
Sebuah inti berat yang ditumbuk oleh partikel (misalnya neutron) dapat membelah
menjadi dua inti yang lebih ringan dan beberapa partikel lain. Mekanisme semacam ini
disebut pembelahan inti atau fisi nuklir. Contoh reaksi fisi adalah uranium yang ditumbuk
(atau menyerap) neutron lambat.
Reaksi fisi uranium seperti di atas menghasilkan neutron selain dua buah inti atom
yang lebih ringan. Neutron ini dapat menumbuk (diserap) kembali oleh inti uranium untuk
membentuk reaksi fisi berikutnya. Mekanisme ini terus terjadi dalam waktu yang sangat
cepat membentuk reaksi berantai tak terkendali. Akibatnya, terjadi pelepasan energi yang
besar dalam waktu singkat. Mekanisme ini yang terjadi di dalam bom nuklir yang
menghasilkan ledakan yang dahsyat. Jadi, reaksi fisi dapat membentuk reaksi berantai tak
terkendali yang memiliki potensi daya ledak yang dahsyat dan dapat dibuat dalam bentuk
bom nuklir.

Gambar 2. Reaksi Fisi Berantai

Dibandingkan dibentuk dalam bentuk bom nuklir, pelepasan energi yang dihasilkan
melalui reaksi fisi dapat dimanfaatkan untuk hal-hal yang lebih berguna. Untuk itu, reaksi
berantai yang terjadi dalam reaksi fisi harus dibuat lebih terkendali. Usaha ini bisa
dilakukan di dalam sebuah reaktor nuklir. Reaksi berantai terkendali dapat diusahakan
berlangsung di dalam reaktor yang terjamin keamanannya dan energi yang dihasilkan dapat
dimanfaatkan untuk keperluan yang lebih berguna, misalnya untuk penelitian dan untuk
membangkitkan listrik.
Gambar 3. Reaksi Fisi Berantai Terkendali

Di dalam reaksi fisi yang terkendali, jumlah neutron dibatasi sehingga hanya satu
neutron saja yang akan diserap untuk pembelahan inti berikutnya. Dengan mekanisme ini,
diperoleh reaksi berantai terkendali yang energi yang dihasilkannya dapat dimanfaatkan
untuk keperluan yang berguna.

b. Fusi Nuklir
Dalam fisika, fusi nuklir (reaksi termonuklir) adalah sebuah proses di mana dua inti
atom bergabung, membentuk inti atom yang lebih besar dan melepaskan energi. Fusi nuklir
adalah sumber energi yang menyebabkan bintang bersinar, dan senjata nuklir meledak.
Proses ini membutuhkan energi yang besar untuk menggabungkan inti nuklir, bahkan
elemen yang paling ringan, hidrogen. Tetapi fusi inti atom yangr ingan, yang membentuk
inti atom yang lebih berat dan netron bebas, akan menghasilkan energi yang lebih besar
lagi dari energi yang dibutuhkan untuk menggabungkan mereka maka sebuah reaksi
eksotermik yang dapat menciptakan reaksi yang terjadi sendirinya.
Energi yang dilepas dibanyak reaksi nuklir lebih besar dari reaksi kimia, karena
energi pengikat yang mengelem kedua inti atom jauh lebih besar dari energi yang menahan
elektron ke inti atom. Contoh: energi ionisasi yang diperoleh dari penambahan elektron
kehidrogen adalah 13.6 elektron volt lebih kecil satu persejutadari 17MeV yang dilepas
oleh reaksi Deuterium- Tritium(D-T) fusion seperti pada gambar 2. Reaksi D-T
Fusion.
B. Energi Nuklir Sebagai Sumber Energi

Secara umum, energi nuklir dapat dihasilkan melalui dua macam mekanisme, yaitu
pembelahan inti atau reaksi fisi dan penggabungan beberapa inti melalui reaksi fusi. Di sini
akan dibahas salah satu mekanisme produksi energi nuklir, yaitu reaksi fisi nuklir.Sebuah
inti berat yang ditumbuk oleh partikel (misalnya neutron) dapat membelah menjadi dua inti
yang lebih ringan dan beberapa partikel lain. Mekanisme semacam ini disebut pembelahan
inti atau fisi nuklir. Contoh reaksi fisi adalah uranium. Reaksi fisi uranium menghasilkan
neutron selain dua buah inti atom yang lebih ringan. Neutron ini dapat menumbuk (diserap)
kembali oleh inti uranium untuk membentuk reaksi fisi berikutnya.
Dibandingkan dibentuk dalam bentuk bom nuklir, pelepasan energi yang dihasilkan
melalui reaksi fisi dapat dimanfaatkan untuk hal-hal yang lebih berguna. Untuk itu, reaksi
berantai yang terjadi dalam reaksi fisi harus dibuat lebih terkendali. Usaha ini bisa
dilakukan di dalam sebuah reaktor nuklir. Reaksi berantai terkendali dapat diusahakan
berlangsung di dalam reaktor yang terjamin keamanannya dan energi yang dihasilkan dapat
dimanfaatkan untuk keperluan yang lebih berguna, misalnya untuk penelitian dan untuk
membangkitkan listrik. Di dalam reaksi fisi yang terkendali, jumlah neutron dibatasi
sehingga hanya satu neutron saja yang akan diserap untuk pembelahan inti berikutnya.
Dengan mekanisme ini, diperoleh reaksi berantai terkendali yang energi yang
dihasilkannya dapat dimanfaatkan untuk keperluan yang berguna.
Energi yang dihasilkan dalam reaksi fisi nuklir dapat dimanfaatkan untuk keperluan
yang berguna. Untuk itu, reaksi fisi harus berlangsung secara terkendali di dalam sebuah
reaktor nuklir. Sebuah reaktor nuklir paling tidak memiliki empat komponen dasar, yaitu
elemen bahan bakar, moderator neutron, batang kendali, dan perisai beton.
Elemen bahan bakar menyediakan sumber inti atom yang akan mengalami fusi
nuklir. Bahan yang biasa digunakan sebagai bahan bakar adalah uranium U. elemen bahan
bakar dapat berbentuk batang yang ditempatkan di dalam teras reaktor.Neutron-neutron
yang dihasilkan dalam fisi uranium berada dalam kelajuan yang cukup tinggi. Adapun,
neutron yang memungkinkan terjadinya fisi nuklir adalah neutron lambat sehingga
diperlukan material yang dapat memperlambat kelajuan neutron ini. Fungsi ini dijalankan
oleh moderator neutron yang umumnya berupa air. Jadi, di dalam teras reaktor terdapat air
sebagai moderator yang berfungsi memperlambat kelajuan neutron karena neutron akan
kehilangan sebagian energinya saat bertumbukan dengan molekul-molekul air.
Radiasi yang dihasilkan dalam proses pembelahan inti atom atau fisi nuklir dapat
membahayakan lingkungan di sekitar reaktor. Diperlukan sebuah pelindung di sekeliling
reaktor nuklir agar radiasi dari zat radioaktif di dalam reaktor tidak menyebar ke
lingkungan di sekitar reaktor. Fungsi ini dilakukan oleh perisai beton yang dibuat
mengelilingi teras reaktor. Beton diketahui sangat efektif menyerap sinar hasil radiasi zat
radioaktif sehingga digunakan sebagai bahan perisai.Energi yang dihasilkan dari reaksi fisi
nuklir terkendali di dalam reaktor nuklir dapat dimanfaatkan untuk membangkitkan listrik.
Instalasi pembangkitan energi listrik semacam ini dikenal sebagai pembangkit listrik
tenaga nuklir (PLTN)
Salah satu bentuk reaktor nuklir adalah reaktor air bertekanan (pressurized water
reactor/PWR). Energi yang dihasilkan di dalam reaktor nuklir berupa kalor atau panas
yang dihasilkan oleh batang-batang bahan bakar. Kalor atau panas dialirkan keluar dari
teras reaktor bersama air menuju alat penukar panas (heat exchanger). Di sini uap panas
dipisahkan dari air dan dialirkan menuju turbin untuk menggerakkan turbin menghasilkan
listrik, sedangkan air didinginkan dan dipompa kembali menuju reaktor. Uap air dingin
yang mengalir keluar setelah melewati turbin dipompa kembali ke dalam reaktor.

C. Energi Nuklir Sebagai Senjata Militer


Senjata nuklir adalah salah satu alat pemusnah masal yang mendapatkan daya ledak
(daya hancur) dari reaksi nuklir, baik reaksi fisi atau kombinasi dari fisi dan fusi. Keduanya
melepaskan sejumlah besar energi dari sejumlah massa yang kecil, bahkan senjata nuklir
mini dapat menghancurkan sebuah kota dengan ledakan, api, dan radiasi.
Pada Perang Dunia kedua, Amerika membiayai sebuah proyek rahasia yang
bernama Manhattan Project, proyek ini mempunyai tujuan membuat senjata nuklir
berdasarkan pada setiap jenis unsur belah (fissile material). Dalam pelaksanaan proyek
tersebut, pada tanggal 16 Juli 1945 Amerika Serikat telah meledakkan senjata nuklir
pertama dalam sebuah percobaan dengan nama sandi "Trinity", yang diledakkan dekat
Alamogordo,New Mexico. Percobaan ini bertujuan untuk menguji cara peledakkan senjata
nuklir. Di luar kepentingan percobaan proyek, Bom uranium pertama diberi nama Little
Boy, diledakkan di kota Hiroshima, Jepang, pada tanggal 6 Agustus 1945, diikuti dengan
peledakkan bom plutonium Fat Man di Nagasaki.

D. Dampak Dari Penggunaan Energi Nuklir

a. Dampak Positif

Pertimbangan pemanfaatan energi nuklir sebagai pembangkit listrik (PLTN) adalah


penghematan penggunaan sumberdaya nasional, mengurangi ketergantungan terhadap
minyak bumi, batubara dan gas bumi, mengurangi emisi gas rumah kaca secara signifikan,
serta meningkatkan ketahanan dan kemandirian pasokan energi untuk mendukung
pembangunan nasional jangka panjang.
Tenaga nuklir juga dimanfaatkan pada bidang-bidang lainnya seperti bidang
pertanian, peternakan, hidrologi, industri, kesehatan, penggunaan zat radioaktif dan sinar-
X untuk radiografi, logging, gauging, analisa bahan, kaos lampu, perunut (tracer) dan lain-
lain. Dalam bidang penelitian terutama banyak dilakukan oleh BATAN mulai dari skala
kecil sampai dengan skala besar. Pemanfaatan dalam bidang kesehatan dapat dilihat seperti
untuk diagnosa, kedokteran nuklir, penggunaan untuk terapi dimana radiasi digunakan
untuk membunuh sel-sel kanker.Bagi Indonesia, nuklir sebagai sumber energi terbarukan,
Pembangkit listrik berbasis nuklir dianggap lebih ramah lingkungan daripada
pembangkit listrik berbasis bahan bakar minyak.Emisi karbon dioksida pembangkit energi
nuklir lebih rendah daripada batu bara, minyak bumi,gas alam,bahkan hidroenergi dan
pembangkit energi surya.Ketiga, alasan ekonomis.Harga listrik yang dihasilkan nantinya
akan lebih murah karena biaya produksi bisa ditekan. Sebagai perbandingan, 1 kg uranium
sebagai bahan baku nuklir,setara dengan 1.000 – 3.000 ton batu bara ( Elsan Januar, 2012).
Beberapa Kelebihan dari energi nuklir, yaitu: Bahan bakarnya tidak mahal, mudah
untuk dipindahkan (dengan sistem keamanan yang ketat), energinya sangat tinggi, dan
tidak mempunyai efek rumah kaca dan hujan asam.

b. Dampak Negatif

Meskipun Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir banyak manfaatnya, akan tetapi jika
suatu saat terjadi kebocoran reactor nuklir akan berakibat fatal. Seperti yang terjadi
diChernobyl, Ukraina pada April 1986. Radiasi ledakan itu meledak dan telontar 1500
meter ke udara, yang membuat radiasi paparan sampai jauh ke Eropa. Selain memicu
evakuasi ribuan warga dari sekitar lokasi kejadian, dampak kesehatan masih dirasakan para
korban hingga bertahun-tahun kemudian misalnya kanker, gangguan kardiovaskular dan
bahkan kematian. Bahkan sampai saat ini daerah tersebut dibiarkan tanpa berpenghuni.
Radiasi yang dihasilkan dalam proses pembelahan inti atom atau fisi nuklir dapat
membahayakan lingkungan di sekitar reaktor. Beberapa Kelemahan dari penggunaan
energi nuklir seperti: Butuh biaya yang besar untuk sistem penyimpanannya disebabkan
dari bahaya radiasi energi nuklir itu sendiri, masalah kepemilikan energi nuklir disebabkan
karena bahayanya massal dan produk buangannya yang sangat radioaktif, Nuklir sebagai
senjata pemusnah.

E. Energi Nuklir

Di dalam inti atom tersimpan tenaga inti (nuklir) yang luar biasa besarnya.Tenaga
nuklir itu hanya dapat dikeluarkan melalui proses pembakaran bahan bakar nuklir. Proses
ini sangat berbeda dengan pembakaran kimia biasa yang umumnya sudah dikenal, seperti
pembakaran kayu, minyak dan batubara. Besar energi yang tersimpan (E) di dalam inti
atom adalah seperti dirumuskan dalam kesetaraan massa dan energi oleh Albert Einstein:
E = m C2
Dimana
M = massa bahan (kg)
C = kecepatan cahaya (3 x 108m/s).

Energi nuklir berasal dari perubahan sebagian massa inti dan keluar dalam bentuk
panas. Dilihat dari proses berlangsungnya, ada dua jenis reaksi nuklir, yaitu reaksi nuklir
berantai tak terkendali dan reaksi nuklir berantai terkendali. Reaksi nuklir tak terkendali
terjadi missal pada ledakan bom nuklir. Dalam peristiwa ini reaksi nuklir sengaja tidak
dikendalikan agar dihasilkan panas yang luar biasa besarnya sehingga ledakan bom
memiliki daya rusak yang maksimal. Agar reaksi nuklir yang terjadi dapat dikendalikan
secara aman dan energi yang dibebaskan dari reaksi nuklir tersebut dapat dimanfaatkan,
maka manusia berusaha untuk membuat suatu sarana reaksi yang dikenal sebagai reaktor
nuklir. Jadi reaktor nuklir sebetulnya hanyalah tempat dimana reaksi nuklir berantai
terkendali dapat dilangsungkan. Reaksi berantai didalam reactor nuklir ini tentu sangat
berbeda dengan reaksi berantai pada ledakan bom nuklir.
Untuk mendapatkan gambaran tentang besarnya energi yang dapat dilepaskan oleh
reaksi nuklir, berikut ini diberikan contoh perhitungan sederhana.
Ambil 1g(0,001kg) bahan bakar nuklir U235. Jumlah atom didalam bahan bakar ini adalah:
N = (1/235) x 6,02x1023

= 25,6x1020 atomU235.

Karena setiap proses fisi bahan bakar nuklir U235 disertai dengan pelepasan energi sebesar
200MeV, maka 1g U235 yang melakukan reaksi fisi sempurna dapat melepaskan energi
sebesar:

E = 25,6x1020(atom) x 200(MeV/atom)

= 51,2x1022MeV

Jika energi tersebut dinyatakan dengan satuan Joule(J), dimana 1MeV =1.6x10-13J, maka
energi yang dilepaskan menjadi:
E = 51,2x1022(MeV) x 1,6x10-13(J/MeV)

= 81,92x109J

Dengan menganggap hanya 30% dari energi itu dapat diubah menjadi energi listrik, maka
energi listrik yang dapat diperoleh dari 1g U235 adalah:

Elistrik = (30/100) x 81,92x109J

= 24,58x109J

Karena 1 J = 1W.s (E=P.t), maka peralatan elektronik seperti pesawat tv dengan daya (P)
100W dapat dipenuhi kebutuhan listriknya oleh 1g U235 selama:

T = Elistrik / P = 24,58 x 109(J) / 100(W)

= 24,58x107 s

Angka 24,58x107 sekon (detik) sama lamanya dengan 7,78 tahun terus-menerus tanpa
dimatikan. Jika diasumsikan pesawat TV tersebut hanya dinyalakan selama12 jam/hari,
maka energi listrik dari 1 g U235 bisa dipakai untuk mensuplai kebutuhan listrik pesawat
TV selama lebih dari 15tahun.

F. Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN)


Pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) menyediakan sekitar 17 persen dari total
tenaga listrik dunia. Beberapa negara membutuhkan tenaga nuklir yang lebih besar
daripada negara lain. Di Prancis, menurut International Atomic Energy Agency (IAEA), 75
persen tenaga listriknya dihasilkan oleh reaktor nuklir. Jumlah pembangkit tenaga listrik
di dunia diperkirakan lebih dari 400 buah dengan 100 buah di antaranya berada di Amerika
Serikat (Elsan Januar, 2012)
Proses kerja PLTN sebenarnya hampir sama dengan proses kerja pembangkit
listrik konvensional seperti pembangkit listrik tenaga uap(PLTU), yang umumnya sudah
dikenal secara luas. Yang membedakan antara dua jenis pembangkit listrik itu adalah
sumber panas yang digunakan. PLTN mendapatkan suplai panas dari reaksi nuklir, sedang
PLTU mendapatkan suplai panas dari pembakaran bahan bakar fosil seperti batu bara atau
minyak bumi.
Reaktor daya dirancang untuk memproduksi energi listrik melalui PLTN. Reaktor
daya hanya memanfaatkan energi panas yang timbul dari reaksi fisi, sedang kelebihan
neutron dalam teras reaktor akan dibuang atau diserap menggunakan batang kendali.
Karena memanfaatkan panas hasil fisi, maka reaktor daya dirancang berdaya thermal
tinggi dari orde ratusan hingga ribuan MW. Proses pemanfaatan panas hasil fisi untuk
menghasilkan energi listrik di dalam PLTN adalah sebagai berikut:
1. Bahan bakar nuklir melakukan reaksi fisi sehingga dilepaskan energi
dalambentukpanasyangsangatbesar.
2. Panas hasil reaksi nuklir tersebut dimanfaatkan untuk menguapkan air pendingin, bisa
pendingin primer maupun sekunder bergantung pada tipe reactor nuklir yang digunakan.
3. Uap air yang dihasilkan dipakai untuk memutar turbin sehingga dihasilkan energi gerak
(kinetik).
4. Energi kinetic dari turbin ini selanjutnya dipakai untuk memutar generator sehingga
dihasilkan arus listrik.
Secara ringkas dan sederhana, rancangan PLTN terdiri dari air mendidih, boiling
waterreactor bisa mewakili PLTN pada umumnya, yakni setelah ada reaksi nuklir fisi,
secara bertubi-tubi, didalam reaktor, maka timbul panas atau tenaga lalu dialirkanlah air
didalamnya. Kemudian uap panas masuk keturbin dan turbin berputar poros turbin
dihubungkan dengan generator yang menghasilkan listrik.

G. Reaktor Nuklir

Gambar 5. Reaktor Nuklir


Keterangan :
1. Bahan bakar
2. Teras reactor
3. Moderator
4. Batang kendali
5. Pompa pemindah
6. Generator uap
7. Shielding (perisai)

Berikut ini beberapa komponen dasar reactor nuklir :


1. Bahan bakar reaktor nuklir merupakan bahan yang akan menyebabkan suatu reaksi fisi
berantai berlangsung sendiri, sebagai sumber energi nuklir. Isotop fisi adalah uranium-
235, uranium-233, plutonium-239. Uranium-235 terdapat di alam (dengan perbandingan
1 : 40 pada uranium alam), dan yang lainnya harus dihasilkan secara buatan.
2. Teras reaktor, di dalamnya terdapat elemen bahan bakar yang membungkus bahan
bakar.
3. Moderator adalah komponen reaktor yang berfungsi untuk menurunkan energi neutron
cepat (+ 2 MeV) menjadi komponen reaktor normal (+ 0,02 – 0,04 eV) agar dapat
bereaksi dengan bahan bakar nuklir. Selain itu, moderator juga berfungsi sebagai
pendingin primer. Persyaratan yang diperlukan untuk bahan moderator yang baik adalah
dapat menghilangkan sebagian besar energi neutron cepat tersebut dalam setiap
tumbukan dan memiliki kemampuan yang kecil untuk menyerap neutron, serta memiliki
kemampuan yang besar untuk menghamburkan neutron. Bahan-bahan yang digunakan
sebagai moderator, antara lain :
a) air ringan (H2O),
b) air berat (D2O),
c) grafit,
4. Setiap reaksi fisi menghasilkan neutron baru yang lebih banyak (2 – 3 neutron baru),
maka perlu diatur jumlah neutron yang bereaksi dengan bahan bakar. Komponen reaktor
yang berfungsi sebagai pengatur jumlah neutron yang bereaksi dengan bahan bakar
adalah batang kendali. Dalam reaktor dikenal faktor pengali (k), yaitu perbandingan
jumlah neutron yang dihasilkan setiap siklus dengan jumlah neutron pada awal siklus
untuk :
a) k = 1, operasi reaktor dalam keadaan kritis,
b) k > 1, operasi reaktor dalam keadaan super kritis,
c) k < 1, operasi reaktor dalam keadaan subkritis.
Bahan yang dipergunakan untuk batang kendali reaktor haruslah memiliki
kemampuan tinggi menyerap neutron. Bahan-bahan tersebut antara lain kadmium (Cd),
boron (B), atau haefnium (Hf ).
5. Pemindah panas, berfungsi untuk memindahkan panas dari pendingin primer ke
pendingin sekunder dengan pompa pemindah panas.
6. Pendingin sekunder, dapat juga berfungsi sebagai generator uap (pembangkit uap) yang
selanjutnya dapat digunakan untuk menggerakkan generator listrik.
7. Perisai (shielding), berfungsi sebagai penahan radiasi hasil fisi bahan agar tidak
menyebar pada lingkungan.
Reaksi inti atom dapat berlangsung sangat cepat dan dihasilkan energi yang
sangat besar. Dari energi reaksi inti atom ini manusia dapat memanfaatkan untuk
kesejahteraan manusia tetapi sebagian juga memanfaatkan sebagai alat pembunuh
massal, misalnya dibuatnya bom atom dan bom hidrogen sebagai senjata perang pada
abad modern ini. Dalam hal kesejahteraan manusia memanfaatkan reaksi inti
menggunakan reaktor atom/nuklir untuk pembangkit listrik dan lainya.
a. Prinsip Reaktor Nuklir
Pada reaktor nuklir, inti atom yang berat (misalnya 92U235) dapat dibelah
menjadi dua bagian oleh neutron, di mana dihasilkan energi yang relatif besar serta
neutron-neutron baru yang selanjutnya dapat menyebabkan proses pembelahan inti. Jika
satu neutron yang dihasilkan dari pembelahan inti tersebut menyebabkan pembelahan
inti yang baru, akan dihasilkan reaksi berantai yang stasioner, di mana dibangkitkan
energi yang berlanjutan. Reaksi fisi ini akan melepaskan energi kira-kira sebesar 200
MeV (1 eV = 1,6 · 10−19 J). Dibandingkan dengan reaksi kimia di mana hanya
dilepaskan energi sebesar beberapa eV saja (sebagai contoh bandingkan dengan
pembakaran 1 m3 gas alam dengan kandungan energi sebesar 30MJ), pelepasan energi
dari reaksi fisi ini sangat besar. Meskipun dimungkinkan untuk melakukan reaksi
berantai pada 92U235 berbentuk bola yang sedikit lebih besar dari pada bola tenis, akan
tetapi struktur seperti itu tidak cocok untuk membangkitkan sejumlah besar energi.
Orang harus menggunakan pendingin untuk dapat mengambil kalor yang dibangkitkan
secara efektif dan sejumlah besar uranium harus ditempatkan di teras reaktor. Di
samping itu, di alam tidak ditemukan 92U235 murni. Kandungan dari uranium alami
yang ditemukan pada kerak bumi terdiri dariisotop-isotop 92U234, 92U235 dan 92U238
dengan persentase berat tercantum seperti pada Tabel1.1.

Dari tabel tersebut kita dapat memahami mengapa persentase 92U235, derajat pengkayaan,
menjadi sangat penting. Untuk alasan ekonomi, orang memilih derajat pengkayaan sebesar
3% untuk bahan bakar reaktor nuklir. Teras reaktor disusun dengan meletakkan sejumlah
besar elemen bahan bakar di dalam bejana reactor yang besar. Sebuah elemen bahan bakar
terdiri dari sejumlah batang yang panjang dengan uranium (biasanya dalam bentuk UO2)
disusun membentuk kisi persegi dengan pendingin (biasanya air) mengalir di antaranya.
Agar terhindar dari reaksi kimia antara pendingin dengan bahan bakar nuklir, bahan bakar
nuklir diselubungi didalam kelongsong logam.

Gambar 6. Bahan Bakar Reaktor


Gambar 7. Sketsa Reaktor Air Didih (BWR)

Gambar 4 menunjukkan bentuk dari perangkat bahan bakar. Kalor yang


dibangkitkan di dalam bahan bakar nuklir ditransfer ke air pendingin yang dipompa keatas
melalui batang-batang bahan bakar. Air dapat mendidih ketika mengalir ke atas. Uap yang
dihasilkan selanjutnya dialirkan ke turbin uap di mana sudu-sudu turbin digerakkan dan
dihasilkan rotasi. Sumbu turbin kemudian menggerakkan generator listrik yang
membangkitkan energi listrik dan mengirimkannya ke jaringan listrik. Uap yang telah
diekspansi dari turbin selanjutnya dikondensasi dan kemudian air yang dihasilkan dipompa
kembali ke teras. Air pendingin yang biasanya diambil dari sungai atau laut digunakan
untuk mengkondensasi uap. Menara pendingin bisa juga digunakan untuk membantu
proses kondensasi. Gambar 5 menunjukkan skema dari reactor jenis air didih (Boiling
Water Reactor atau BWR).

Gambar 8. Sketsa Reaktor Air Tekan


Pada reactor air tekan atau PWR (lihat Gambar 6), tekanan air dipertahankan lebih
tinggi sehingga pendidihan pada teras tidak terjadi. Air yang panas dialirkan kepembangkit
uap (steam generator) dimana kalor dipindahkan ke air pada sisi sekunder yang bertekanan
lebih rendah sehingga terjadi pendidihan. Uap yang dihasilkan kemudian dialirkan ke
turbin.
Air pada reaktor air didih atau air tekanan tidak hanya berfungsi sebagai pendingin
saja, melainkan juga untuk menurunkan energi neutron. Neutron yang dihasilkan dari
reaksi pembelahan mempunyai energi yang tinggi, padahal kemungkinan untuk
menimbulkan reaksi pembelahan yang baru lebih besar apabila neutron mempunyai energi
yang rendah. Dengan tumbukan dengan inti atom yang ringan seperti hydrogen diair,
neutron akan kehilangan energi. Dengan demikian air juga bertindak sebagai moderator.
Akhirnya neutron mendapatkan distribusi energi yang sesuai dengan gerakan inti atom.
Oleh karena itu, reaktor yang menggunakan moderator disebut juga dengan reaktor termal.
Pada reaktor yang tidak menggunakan moderator, neutron berada pada tingkat energi yang
tinggi. Reaktor yang semacam ini disebut dengan reactor cepat. Pada seksi setelah ini kita
akan mempelajari proses fisi untuk memahami mengapa energi dapat dilepaskan pada
pembelahan inti dan mengapa hanya inti atom tertentu saja yang dapat
digunakan.Selanjutnyainteraksi-interaksi yang memungkinkan antara neutron dengan inti
atom akan dibahas dan probabilitas interaksinya akan dikuantifikasi. Pada bab setelah ini,
sebuah persamaan yang mendeskripsikan transpor neutron di dalam teras reaktor dapat
diturunkan. Dari penyelesaian persamaan ini (atau bentuk penyederhanaan dari
persamaan), syarat-syarat yang harus dipenuhi dapat diturunkan agar reaksi inti berantai
yang berkelanjutan dapat terjadi.
H. Energi Nuklir Di Indonesia
Sejarah pemanfaatan energi nuklir melalui Pusat Listrik Tenaga Nuklir (PLTN)
dimulai beberapa saat setelah tim yang dipimpin Enrico Fermi berhasil memperoleh reaksi
nuklir berantai terkendali yang pertama pada tahun 1942. Reaktor nuklirnya sendiri sangat
dirahasiakan dan dibangun dibawah stadion olah raga Universitas Chicago. Mulai saat itu
manusia berusaha mengembangkan pemanfaatan sumber tenaga baru tersebut. Namun
pada mulanya, pengembangan pemanfaatan energi nuklir masih sangat terbatas, yaitu baru
dilakukan di Amerika Serikat dan Jerman. Tidak lama kemudian, Inggris, Perancis, Kanada
dan Rusia juga mulai menjalankan program energi nuklirnya.
Lalu bagaimana dengan Indonesia, Indonesia memiliki cadangan uranium 53 ribu
ton yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir
(PLTN), yakni sebanyak 29 ribu ton di Kalimantan Barat dan 24 ribu ton sisanya ada di
Bangka Belitung.Selain itu Papua juga diindikasikan memiliki cadangan uranium yang
cukup besar. Tapi soal ini masih akan diteliti dulu (BATAN, 2015).
Perkiraan bahwa Pulau Papua menyimpan cadangan uranium atau bahan baku
nuklir dalam jumlah besar didasarkan pada kesamaan jenis batuan Papua dengan batuan
Australia yang telah diketahui menyimpan cadangan uranium terbesar di dunia (BATAN,
2015). Jika suatu PLTN seukuran 1.000 MW membutuhkan 200 ton Uranium per tahun,
maka dengan cadangan di Kalbar saja yang mencapai 29 ribu ton Uranium berarti bisa
memasok Uranium selama 145 tahun.
Proses rencana pembangunan PLTN di Indonesia cukup panjang. Tahun1972, telah
dimulai pembahasan awal dengan membentuk Komisi Persiapan Pembangunan PLTN.
Komisi ini kemudian melakukan pemilihan lokasi dan tahun1975 terpilih 14 lokasi
potensial, 5 diantaranya terletak di Jawa Tengah. Lokasi tersebut diteliti Badan Tenaga
Nuklir Nasional (BATAN) bekerjasama dengan NIRA dari Italia.Dari keempat belas lokasi
tersebut, 11 lokasi dipantai utara dan 3 lokasi dipantai selatan.
Tenaga nuklir diharapkan bisa menjadi sumber energi masa depan Indonesia.
Karena tenaga nuklir memiliki manfaat yang sangat banyak. Dengan adanya tenaga nuklir,
diyakini bisa menambah pasokan listrik di Indonesia, terutama di pulau padat penduduk
seperti yang ada di pulau Jawa. Selain itu diharapkan masyarakat Indonesia tidak memiliki
ketergantungan yang tinggi terhadap petroleum, dengan demikian Indonesia dapat
memproduksi minyak bumi lebih banyak. Selain itu, emisi gas dapat berkurang. Tenaga
nuklir juga dimanfaatkan pada bidang-bidang lainnya seperti bidang pertanian, peternakan,
hidrologi, industri, kesehatan, penggunaan zat radioaktif dan sinar-X untuk radiografi,
logging, gauging, analisa bahan, kaos lampu, perunut (tracer) dan lain-lain. Dalam bidang
penelitian terutama banyak dilakukan oleh BATAN mulai dari skala kecil sampai dengan
skala besar. Pemanfaatan dalam bidang kesehatan dapat dilihat seperti untuk diagnosa,
kedokteran nuklir, penggunaan untuk terapi dimana radiasi digunakan untuk membunuh
sel-sel kanker.

I. Ketersediaan Sumber Energi Nuklir


Penguasaan energi nuklir yang baik bisa menjamin ketersediaan energi masa depan
tanpa harus menunggu salah satu sumber yang dipunyai habis dulu. Difersifikasi
pemanfaatan sumber energi harus dimulai dari sekarang, termasuk energi nuklir agar
Indonesia tidak kehabisan sumber energi. Saat ini yang penting adalah penguasaan energi
dalam arti mampu mengelola dengan baik cadangan energi yang ada, bukan sekedar
kepemilikan energi saja. Sebagai energi bersih dan efisien, nuklir disebutnya mampu
menjamin ketersediaan energi di masa datang. Solusi mengatasi krisis energi yang terjadi
belakangan ini diperlukan adanya terbarukan energi dari berbagai sumber energi secara
optimal. Energi nuklir khususnya PLTN akan secara otomatis mendukung pertumbuhan
industri nasional. Kemapanan industri membutuhkan ketersediaan energi yang cukup.
Menurut Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN), 1 uranium mempunyai nilai yang
setara dengan 13,7 barrell minyak atau 2,3 ton batubara yang apabila digunakan bisa
menghasilkan listrik hingga 1MWd (1 Mega Watt Days). Jika dilihat dari aspek emisi,
nuklir juga menempati posisi paling rendah dalam menghasilkan buangan CO2.
Ketersediaan bahan, uranium masih sangat banyak tersedia dan dapat di daur ulang, bahan
bakar yang lain seperti minyak dan batu bara diperkirakan akan habis beberapa puluh tahun
kedepan. Melihat potensi sumber energi Indonesia ternyata sumber energi nuklir lumayan
besar tapi belum digunakan sama sekali. Indonesia memiliki sumber daya uranium sebayak
24.112 ton yang setara dengan 33,0 GW yang sumbernya berasal dari Gunung Kalan,
Kalimantan Barat. Di alam bisa dikatakan semua thorium adalah jenis thorium 232. Jumlah
thorium di kulit bumi diperkirakan sekitar empat kali lebih banyak dari uranium. Banyak
negara di seluruh dunia mulai mempertimbangkan rencana untuk menggunakan thorium
sebagai pembangkit listrik tenaga nuklir karena keamanannya dan ketersediaan bahan baku
yang lebih banyak di banding uranium. Thorium dapat terbakar lebih lama dan suhu lebih
tinggi untuk mendapatkan efisiensi lebih banyak dibanding bahan bakar konvensional
lainnya, termasuk penggunaan bahan bakar.
Di Indonesia, Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) adalah lembaga yang
berperan aktif untuk riset penelitian, pengembangan, dan pemanfaatan energi nuklir di
Indonesia. Kemudian, untuk urusan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN), Indonesia
pun ternyata menjadi yang paling siap mengaplikasikannya di Asia Tenggara. Pasalnya
sudah lebih dari 30 tahun BATAN menyiapkan dan meneliti apapun risiko serta implikasi
positif penggunaan energi nuklir sebagai pembangkit listrik. BATAN telah menguasai
teknologi eksplorasi, penambangan dan pengolahan uranium. Untuk teknologi eksplorasi,
BATAN sudah mulai mengerjakannya sejak tahun 1968 dan mulai menggandeng negara
luar seperti Jerman, Prancis, dan Jepang untuk bekerja sama pada tahun 1973. BATAN
juga sudah menguasai teknologi eksplorasi mandiri sejak tahun 1975 dan telah dilakukan
di Kalimantan Barat, Sumatera, Kepulauan Bangka Belitung, Kalimantan Timur, Sulawesi
Barat, dan Papua. Saat ini, lokasi yang memungkinkan untuk dilakukan eksplorasi,
penambangan dan pengolahan uranium berada di Kalan, Kabupaten Melawi, Kalimantan
Barat. BATAN mulai fokus membangun penambangan dan pengolahan dalam skala pilot
sejak tahun 1981 dan telah menguasai teknologi tersebut pada tahun 1994. Pengeboran
sendiri saat ini masih dilakukan yaitu di Kalimantan Barat, daerah yang memiliki potensi
uranium terbesar di Indonesia yaitu 26.000 ton. Kemudian, di Mamuju Sulawesi Barat,
pengeboran juga masih sedang dilakukan. Energi berbasis nuklir masuk ke dalam skema
17% energi baru dan terbarukan di Indonesia. Jika targetnya 2025 atau 2026, maka
Indonesia harus memulai pembangunan PLTN tahun ini atau maksimal tahun depan. Jika
dijabarkan tentu sudah banyak sekali pengembangan aplikasi teknologi nuklir yang
dikembangkan BATAN untuk kehidupan masyarakat Indonesia. Namun memang diakui,
bahwa masih banyak juga masyarakat Indonesia yang hanya menganggap bahwa energi
nuklir tidak aman dan rawan kebocoran sehingga menyebabkan dampak negatif lainnya.
Alasan inilah yang menjadi penghambat terbesar mengapa selama sekian dekade
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Indonesia belum juga terwujud. Padahal kenyataannya,
dengan tingkat polusi Indonesia yang demikian besar, nuklir adalah jawaban energi
terbarukan yang paling aman di Indonesia. Jika nuklir dikontrol dan diaplikasikan secara
tepat, manfaatnya bagi masyarakat tentu akan jauh lebih hebat.
J. Cadangan Sumber Energi Nuklir
Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) memperkirakan terdapat cadangan
70.000 ton uranium dan 170.000 ton thorium yang tersebar di sejumlah lokasi di Indonesia,
yang bisa bermanfaat sebagai energi alternatif di masa depan. Sebagian besar cadangan
uranium berada di Kalimantan Barat yang memiliki sebanyak 29.000 ton, Bangka Belitung
24.000 ton, sebagian lagi ada di Sulawesi Barat dan Papua juga diindikasikan memiliki
cadangan uranium yang cukup besar. Perkiraan bahwa Papua menyimpan cadangan
uranium atau bahan baku nuklir dalam jumlah besar didasarkan pada kesamaan jenis
batuan Papua dengan batuan Australia yang telah diketahui menyimpan cadangan uranium
terbesar di dunia. Sedangkan thorium kebanyakan di Bangka Belitung dan sebagian di
Kalimantan Barat. Thorium terdapat dalam jumlah cukup banyak di dalam bumi dibanding
emas, perak dan timah. Visualisasi uranium dan thorium dapat dilihat pada Gambar 9

Gambar 9. (a) Uranium (b) Thorium

Uranium merupakan bahan penting untuk membangun PLTN, perkembangan


uranium di Belitung sudah lama sedangkan di Melawi itu masih dalam bentuk eksplorasi
saja. Potensi uranium di Kabupaten Melawi terbesar di Indonesia dan sudah dilakukan
ekplorasi sejak tahun 1974. Uranium bukan hanya untuk menghasilkan tenaga nuklir,
misalnya guna kepentingan pertahanan. Bahan uranium dapat dimanfaatkan untuk
menambah sumber ekonomi seperti Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) yang
mendukung pasokan sumber tenaga listrik. Cadangan uranium yang terkandung di bumi
Indonesia bisa untuk memenuhi 350.000 MW kapasitas listrik. Angka ini, bahkan 10 kali
lipat dari target pemenuhan energi listrik di era Presiden Jokowi saat ini, 35.000 MW.
Cadangan uranium di Indonesia sebesar 70.000 ton. Jika sebuah PLTN ukuran 1000 MW
membutuhkan 200 ton uranium per tahun, maka dengan cadangan di Kalimantan Barat saja
sebesar 29.000 ton, maka bisa memasok bahan nuklir sampai 145 tahun atau dengan
cadangan total 70.000 ton, dapat memasok untuk 350 tahun atau 350.000 MW listrik. Di
Bangka Belitung sendiri, apabila jadi terbangun PLTN, maka dapat memenuhi 10.000 MW
listrik. Potensi sebesar ini maka PLTN Bangka nanti dapat memenuhi kebutuhan listrik di
Pulau Sumatera. Sumber daya thorium di Bangka Belitung diperkirakan sebesar 170.000
ton. Dengan perhitungan 1 ton thorium mampu memproduksi 1.000 MW per tahun, maka
jumlah bahan baku tersebut cukup untuk mengoperasikan 170 unit pembangkit listrik
selama 1000 tahun.

K. Keandalan Dan Efisiensi Energi Nuklir


a. Keandalan
Keandalan (security) merupakan tingkat keamanan sistem terhadap kemungkinan
terjadinya gangguan. Sedapat mungkin gangguan di pembangkit maupun transmisi
dapat diatasi tanpa mengakibatkan pemadaman di sisi konsumen, untuk meningkatkan
kepercayaan dan diterimanya kehadiran PLTN oleh masyarakat, maka PLTN yang
akan dibangun di masa mendatang haruslah memenuhi persyaratan dan mempunyai
tingkat keselamatan yang lebih tinggi serta dapat bersaing secara ekonomis. PLTN
tersebut merupakan PLTN Maju (advanced nuclear power plants). Ada empat
parameter yang menjadi dasar pertimbangan dalam melakukan desain PLTN.
Parameter pertama adalah keselaatan (safety), kedua adalah keandalan (reliability),
ketiga adalah perawatan (maintainability) dan keempat adalah biaya (cost).
Dengan demikian dapat diketahui bahwa kriteria pokok untuk PLTN generasi maju
antara lain keunggulan teknis, aman dan akrab dengan pemakai (user-friendly), efisien,
kompatibel/sesuai dengan lingkungan dan andal, keuntungan ekonomi, dapat bersaing
dengan pembangkit listrik lain, pertimbangan biaya operasi dan perawatan, proteksi
investasi, jadwal pembangunan yang realistis dan dapat dikendalikan, ketersediaan
instalasi (plant availability). Perubahan yang menyolok dari desain PLTN maju adalah
digunakannya sistem keselamatan inheren atau pasif yang tidak memerlukan intervensi
maupun kontrol aktif untuk mencegah timbulnya kecelakaan dalam hal terjadinya
multifungsi sistem maupun pengoperasian.
b. Efisiensi
Memanfaatkan thorium fluorida cair, efisiensi dari pembangkit nuklir
diharapkan bisa naik mencapai nilai 50%. Dalam teknologi ini dipakai turbin gas
dengan siklus tertutup yang kapasitasnya bisa mencapai 1000 MWe dengan temperatur
pada turbin gas mencapai 950ºK.
Siklus yang digunakan adalah siklus tertutup Brayton. Dengan menggunakan
thorium sebagai bahan bakar akan efisien, untuk mendapatkan 1 GW diperlukan 4 juta
ton batu bara, dengan menggunakan uranium membutuhkan 200 ton, sedangkan
thorium hanya diperlukan 100 ton. Perhitungan efisiensi suat pembangkit listrik tidak
mudah karena sangat tergantung dari keadaan dan peralatan dari pembangkit tersebut,
sehingga perhitungan hanya dimungkinkan dengan metode heat rate atau laju kalor,
untuk membangkitkan tenaga listrik sebesar 5000kWh dengan menggunakan
pemanasan minyak bumi memerlukan 1,1 ton minyak bumi, menggunakan
pembakaran batu bara membutuhkan 1,65 ton dan menggunakan membakaran uranium
hanya membutuhkan 20 gram uranium.
Visualisasi perbandingan efisiensi bahan bakar dapat dilihat pada Gambar 5.
Bagi masyarakat Indonesia tentunya tidak perlu mengkhawatirkan pembangunan
PLTN di Indonesia. Prinsip dan aspek keselamatan untuk menjamin pengoperasian
PLTN yang aman dan selamat telah diimplementasikan pada desain PLTN. Selain itu,
bagi Indonesia yang sedang menyongsong pembangunan PLTN pertama di Indonesia,
diperlukan upaya yang kuat untuk dapat melaksanakannya. Faktor kapasitas PLTN
lebih besar dua kali daripada energi angin atau energi surya.
L. Kelanjutan Sumber Energi Nuklir di Masa Depan
Penggunaan nuklir sebagai sumber pasokan energi telah banyak diaplikasikan di
negara-negara maju. Tercatat negara-negara eropa, seperti Prancis dan Amerika, telah
mampu memanfaatkan energi ini untuk kebutuhan listrik nasional mereka dengan proporsi
masingmasing sebesar 77, 68%, 27%, dan 19,86%. Alasan ini bukan ingin mereduksi
pengaruh negara luar agar nuklir menjadi bahan yang terbaik bagi listrik nasional.
Melainkan, kita harus bisa membaca pengaruh dan potensi positif dari nuklir sebagai energi
masa depan Indonesia. Menurut BATAN, 1 uranium mempunyai nilai yang setara dengan
13.7 barrell minyak atau 2.3 ton batubara yang apabila digunakan bisa menghasilkan listrik
sampai 1MWd (1 Mega Watt Days).
Jika dilihat dari aspek emisi, nuklir juga menempati posisi paling rendah dalam
menghasilkan buangan CO2, untuk ketersediaan bahan, uranium masih sangat banyak
tersedia, dimana bahan bakar yang lain seperti minyak dan batu bara diperkirakan akan
habis beberapa puluh tahun kedepan. Melihat potensi sumber energi Indonesia ternyata
sumber energi nuklir lumayan besar tapi belum digunakan sama sekali. Indonesia memiliki
sumber daya uranium sebayak 24.112 ton yang setara dengan 33,0 GW yang sumbernya
berasal dari Gunung Kalan, Kalimantan Barat.
Lembaga Riset Nuklir Eropa mengatakan dalam Konferensi Thorium Internasional
2013, ada lebih dari 4.500 kali lebih banyak energi yang terkandung dalam thorium
daripada seluruh sumber daya energi fosil digabungkan. Hal ini membuat energi thorium
berkelanjutan dan cadangan thorium di bumi cukup untuk memenuhi kebutuhan energi
dunia selama 20.000 tahun. Jika berbicara mengenai energi terbarukan, kemandirian dan
ketahanan energi, inilah jawaban sekaligus kekuatan besar yang dimiliki Indonesia. Bukan
batubara yang akan habis dalam 20 tahun atau gas yang akan habis dalam 38 tahun.
Menggunakan thorium sebagai bahan bakar dengan reaktor Molten Salt Reactor (MSR)
yang sesuai kegunaan agar menjaga kehidupan di bumi. Jelas ini tidak akan berbahaya
karena tidak menghasilkan limbah berbahaya dan dapat dipersenjatai seperti tenaga nuklir
berbahan uranium. Jika Indonesia fokus dan beralih pada energi bahan bakar thorium maka
tidak perlu menunggu sampai tahun 2050 untuk nol emisi.
Dengan ketersediaan thorium di Bangka Belitung saja dapat memenuhi kebutuhan
Indonesia BATAN sendiri sebagai instansi yang bertanggung jawab terhadap nuklir di
Indonesia sebenarnya telah membuat suatu roadmap sektor energi nuklir yang terdapat
pada buku putih energi. Dalam roadmap tersebut, kita ketahui dengan jelas seharusnya
PLTN I & II di Indonesia dibangun pada 2010 dan 2011 dengan harapan pada 2016 dan
2017 pembangkit ini dapat beroperasi. Pembangkit ini diharapkan dapat menghasilkan
energi sebesar 4 × 1.000 MWe. Namun, kenyataannya sampai sekarang 2016,
pembangunan PLTN ini belum terealisasi. Diharapkan dengan penggunaan energi nuklir
ini, Peraturan Presiden RI No. 5 Tahun 2006 tentang Kebijakan Energi Nasional dapat
terpenuhi dengan energi nuklir memegang peranan 5% dari energi nasional Indonesia dan
penggunaan energi minyak bumi berkurang di bawah 20% sehingga terjadi keseimbangan
energi Indonesia pada 2025.
Pembangunan pembangkit nuklir harus merupakan rencana panjang pemerintah
untuk mengatasi krisis energi. Pemanfaatan tenaga nuklir dalam bentuk PLTN mulai
dikembangkan secara komersial sejak tahun 1954. Pada waktu itu di Rusia (USSR),
dibangun dan dioperasikan satu unit PLTN yang setahun kemudian mencapai daya 5 Mwe.
Pada tahun 1956 di Inggris dikembangkan PLTN dengan daya 100 Mwe. Pada tahun 1997
diseluruh dunia baik di negara maju maupun negara sedang berkembang telah dioperasikan
sebanyak 443 unit PLTN yang tersebar di 31 negara dengan kontribusi sekitar 18% dari
pasokan tenaga listrik dunia dengan total pembangkitan dayanya mencapai 351.000 Mwe
dan 36 unit PLTN sedang dalam tahap kontruksi di 18 negara.
Pembangkit nuklir memang membutuhkan investasi awal yang besar, waktu
pembangunan yang relatif lama tapi hasil yang akan didapatkan akan sebanding. Lagi pula,
pembangkit tenaga nuklir merupakan pembangkit dengan emisi karbon dioksida (CO2)
yang sangat rendah sehingga negara kita ikut berperan aktif dalam pengurangan emisi
untuk mengurangi global warming. Sayang sekali kehadiran energi nuklir dan pembangkit
listrik tenaga nuklir masih menimbulkan kontroversi dan perdebatan di kalangan
masyarakat. Padahal dengan perawatan dan pengoperasian yang baik, pembangkit listrik
tenaga nuklir akan membantu negara dalam aspek ekonomi dan juga perawatan lingkungan
dalam masalah pemanasan global. Bayangkan saja, menurut penilitian, ketersediaan bahan
bakar minyak akan habis sekitar 42 tahun lagi, gas alam 62 tahun, dan batu bara 224 tahun.
Energi nuklir dapat digunakan hingga 3600 tahun. Dengan adanya potensi energi nuklir
tersebut, ketahanan energi nasional dapat terwujud dalam jangka waktu 10 tahun
mendatang.
Konsumsi listrik yang besar tidak lagi menjadi ancaman bagi ketahanan energi
Indonesia. Bahkan bisa dibilang pemanfaatan energi nuklir yang ramah lingkungan
merupakan jawaban bagi Indonesia yang hendak menghadapi perubahan tantangan zaman.
Hingga saat ini kebutuhan energi listrik di Indonesia memang meningkat cepat seiring
pesatnya pembangunan di bidang industri dan kebutuhan teknologi masyarakat. Dalam
sepuluh tahun terakhir, kebutuhan energi listrik di Indonesia tercatat tumbuh sebesar 6,4%
per tahun. Dengan demikian, adanya pemanfaatan nuklir ramah lingkungan dalam PLTN
dapat menjadi salah satu solusi bagi ketersediaan pasokan listrik Indonesia di masa depan.
Ketahanan energi dalam rangka mewujudkan Indonesia yang berdaulat di bidang
energi pun dapat tercapai. Di masa mendatang, pemakaian energi nuklir tentu akan
semakin berkembang dan akan lebih maju lagi, tidak hanya sekedar untuk pembangkit
listrik saja, tetapi juga pada bidangbidang lainnya. Mungkin sudah saatnya masyarakat kita
untuk terbuka dan menerima kehadiran energi nuklir dan pembangkit listrik tenaga nuklir
di kehidupan kita.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Nuklir adalah salah satu sumber energi yang menghasilkan energi sangat besar dengan
bahan bakar Urainium melalui reaski fisi dan fusi.
2. Energi nuklir dapat digunakan sebagai pembakit listrik (PLTN), Bahan senjata militer,
dan Tenaga nuklir juga dimanfaatkan pada bidang-bidang lainnya seperti bidang
pertanian, peternakan, hidrologi, industri, kesehatan, penggunaan zat radioaktif dan
sinar-X untuk radiografi, logging, gauging, analisa bahan, kaos lampu, perunut (tracer)
dan lain-lain.
3. Penggunaan energi nuklir mempunyai dampak positif yang sangat menguntungkan
dan juga mempunyai dampak negatif yang sangat berbahaya bagi kehidupan karena
mempunyai produk buangannya yang sangat radioaktif, Nuklir sebagai senjata
pemusnah.
4. Penggunaan nuklir sebagai energi sangat kompeten karena dari 1 gr Uranium-235
dapat menghasilkan energi sebesar 81,92x109J.
5. Indonesia mempunyai kesempatan untuk menjadikan nuklir sebagai energi karena
memiliki cadangan Uranium sangat besar yang terletak di Kalimantan Barat dan
Bangka Belitung.

B. Saran
1. Masyarakat harus mulai mengerti dengan keadaan sumber listrik di Indonesia.
2. Pemerintah harus mulai berani dan serius terhadap program pembangunan PLTN, karena
dampak positif dari PLTN lebih besar dibanding dengan dampak negatifnya, karena daya
yang dibangkitkan oleh PLTN bisa mencukupi kebutuhan listrik dalam negeri.
DAFTAR PUSTAKA

Akbar, Rizki M. 2011. Ketenaga nukliran (online).


http://mediaanakIndonesia.wordpress.com/2011/03/14/dampak-kebocoran-
nuklir-bagi-manusia/ (Diakses Pada 10 Oktober 2016).
Badan Tenaga Nuklir Indonesia. 2015. Cadangan Uranium di Indonesia. Jakarta :
Batan.org
Daniati. 2014 Makalah Nuklir (online). http://daniati16.blogspot.com/2014/02/ makalah-
nuklir.html (Diakses Pada 10 Oktober 2016)
Januar,Elsan.2012.Makalah Termodinamika Nuklir.http://elsan-
janu.blogspot.com/2012/10/makalah-termodinamika-nuklir.html diakses pada 19
juni 2013
Mursidin, Wiwin.2011. Makalah Energi Nuklir (online).
http://wi2nmursidin.files.wordpress.com/2011/05/makalah-energi-nuklir.docx
diakses pada 19 Juni 2013.

Anda mungkin juga menyukai