Anda di halaman 1dari 4

Pembentukan Urin

A.Filtrasi Glomerular

1.Definisi

Perpindahan cairan danzat terlarut dalam kapiler glomerular dalam gradien


tekanan tertentu ke dalam kapsula bowman. filtrasi dibantu oleh faktor:

a. Membran kapiler glomerular lebih permeabel

b. Tekana darah dalam kapiler glomerular lebih tinggi, arteriol eferen lebih kecil
dari arteriol aferen

2.Mekanisme Filtrasi glomerular

a.Tekanan hidrostatik (darah) glomerular medorong cairan dan zat terlarut keluar dari
darah dan masuk ke ruang kapsula bowman.

b.Dua tekanan yang berlawanan dengan tekanan hidrostatik glomerular:

1). Tekanan hidrostatik dihasilkan oleg cairan dalam kapsula bowman. Tekanan
ini cenderung untuk menggerakna cairan keluar dari kapsul meuju glomerulus.

2). Tekanan osmotik koloid dalam glomerular yang dihasilkan oleh protein plasma
adalah tekanan yang menarik cairan dari kapsula bowman untuk masuk ke
glomerulus.

3). Tekanan filtrasi efektif adalah tekanan dorong netto, selisih antara tekanan yang
cendrung mendorong caian keluar glomerulus menuju kapsula bowman dan
tekanan yang cenderung menggerakan cairan ke dalam glomerular dari kapsula
bowman.

3. Laju Filtrasi Glomerular (GFR).

Jumlah filtrat yang terbentuk permenit pada semua nefron di kedua ginjal. Pada
laki-laki 125 ml/menit atau 180 L dalam 24 jam. wanita 110 ml/menit.
4. Faktor yang Memepengaruhi GFR

a.Tekanan filtrat efektif

b. Autoregulasi ginjal

c.Stimulasi simpatis

d. Obstruksi aliran urinaria

e. Kelaparan, diet rendah protein, dan penyakit hati

f. Penyakit ginjal

5. Komposisi Urin Filtrat Glomerular

a. Filtrat dalam kapsula bowman identik dengan filtrat plasma darah dalam hal air dan
zat terlarut bermolekul rendah, seperti glukosa, klorida, Na, K, P, urea, asma urat, dan
kreatinin.

b. Sejumlah albumin plasma kecil dapar di filtrasi.

c. Sel darah merah dan protein tidak di filtrasi

B. Reabsorpsi Tubulus

1. Reabsorpsi Ion Natrium

a. Ion-ion natrium di transpoor secara pasif melaui difusi terfasilitasi dari lumen TKP
ke dalam sel-sel eputel tubulus yang konsentrasi ion natriumnya rendah.

b. Ion-ion natrium yang di transpor secara aktif dengan pomapa Na-K, akan keluar
dari sel-sel epitel untuk masuk ke dalam cairan interstitial di dekat kapiler peritubular.

2.Reabsorpsi Ion Klor dan Ion Negatif

a. Karena ion natrium positif bergerak secara pasif dari tubulus ke sel dan secara aktif
dari sel ke cairan interstitial peritubular, akan terbentuk ketidak seimbangan listrik
yang justru membantu pergerakan ion-ion negatif.
b. Ion klor dan bikarbonat negatif secara pasif berdifusi ke dalam sel-sel epitel dari
lumen kemudian masuk ke cairan peritubular dan kapiler peritubular.

3.Reabsorpsi Glukosa, Fruktosa, dan Asam Amino

a. Carrier glukosa dan asma amino sama dengan carrier ion natrium dan dogerakkan
melalui kotranspor.

b. Maksimum transpor carrie pada membran tubulus memiliki kapasitas reabsorpsi


maksimum untuk glukosa dan asam amino.

c. Maksimum transpor untuk glukosa peremenit yaitu 200 mg glukosa/100 ml plasma

4. Reabsorpsi Air

Air bergerak bersama ion natrium melalui osmosi.

5. Reabsorpsi Urea

Selitar 50 % urea secara pasif di reabsorpsi akibat gradien difusi yang terbentuk
saat air di reabsorpsi. dengan demikian, 50 % urea yang di filtrasi akan disekresikan
dalam urin.

6. Reabsorpsi Ion Organik Lain

K, Ca, P, dan sulfat di reabsorpsi melalui transpor aktif

C. Mekanisme Sekresi Tubular

1. Zat-zat seperti ion H, K, amonium, produk akhir metabolik kreatinin dan asam
hiptirat serta obat-obatan tertentu ( penisilin) secara aktif di sekresi ke dalam
tubulus.

2. Ion H dan amonium diganti dengan ion Na dalam tubulus konturtus distral dan
tubulus pengumpul. Sekresi tubular yang selektif terhadap ion H dna amonium
membantu dalam pengaturan plasama, dan keseimbangan asam-basa cairna tubuh.

Anda mungkin juga menyukai