Anda di halaman 1dari 6

4. Bagaimana langkah-langkah diagnosis?

a. Anamnesis
1) Identitas pasien
Nama, jenis kelamin, tanggal lahir, alamat, nomor telepon, suku,
agama, status imunisasi ( bagi anak ), status perkawinan, pendidikan,
pekerjaan, nama, nomor telepon keluarga yang dapat dihubungi.
2) Keluhan utama
Keluhan terpenting yang membawa pasien untuk datang berobat.
3) Riwayat penyakit sekarang
a) Onset / awitan dan kronologis (kapan terjadinya? Sudah berapa
lama? Timbul mendadak atau tidak? Hilang timbul/menetap)
b) Sifat demam : subfebris, tinggi, terus-menerus, intermitten, lebih
tinggi pada sore dan malam hari, bersifat serangan interval tertentu.
c) Analisis sistem yang menyertai keluhan utama : ruam kemerahan
pada kulit (kapan timbul, lokasi, penyebaran), kaku kuduk atau nyeri
leher, menggigil, nyeri kepala hebat, mual muntah, nyeri saat buang
air kecil atau gangguan berkemih lainnya (frekuensi lebih sering),
nyeri telinga.
d) Tempat tinggal atau riwayat bepergian dalam 2 minggu terakhir ke
daerah endemis
e) Riwayat pengobatan yang pernah diterima
4) Riwayat Kebiasaan, Sosial Ekonomi, dan Budaya
a) Aktivitas sebelum sakit, termasuk hobi
b) Pola makan, dan komposisi makanan.
c) Kebiasaan merokok, minum teh dan kopi, pemakaian alcohol, obat,
jamu, atau narkoba.
d) Riwayat promiskuitas bila di curigai.
e) Riwayat perjalanan keluar kota, riwayat imunisasi.
f) Pola tidur.
g) Dukungan pembiayaan, care giver/ keluarga dan hubungan sosial.
h) Kondisi tempat tinggal dan lingkungan.
i) Kesulitan yang dihadapi baik pekerjaan, keluarga, dan keuangan.
5) Riwayat Keluarga
a) Kondisi kesehatan keluarga bila masih hidup, atau umur saat
meninggal dan sebabnya.
b) Riwayat penyakit yang pernah diderita dalam keluarga.
c) Riwayat penyakit herediter.

b. Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan umum
b) Menilai keadaan sakit secara umum: sakit ringan, sedang, berat, tidak
tampak sakit dapat dilihat dari ekspresi wajah dan gaya berjalan
c) Status Gizi : mengukur tinggi badan dan berat badan untuk mengukur
IMT ( BB/TB2 ), ringan/sedang/berat
d) Menilai kesadaran : kompos mentis, apatis, somnolen, delirium,
sopor/ stupor, koma.
e) Tanda vital :
(1) Melakukan pemeriksaan tekanan darah, dilakukan setelah pasien
beristirahat, di ukur saat pasien berbaring, duduk, atau berdiri.
(2) Melakukan pemeriksaan nadi, menetapkan frekuensi, irama, dan
isi nadi, kualitas nadi dan dinding arteri, serta membandingkan
pemeriksaan arteri radialis kiri dan kanan.
(3) Melakukan pemeriksaan napas, menetapkan frekuensi, sifat, dan
irama napas, serta adakak bantuan otot- otot pernapasan.
(4) Melakukan pemeriksaan suhu, di ukur pada mulut/ oral.
f) Kulit
(1) Kualitas kulit : kelembapan kulit, elastisitas kulit (turgor), atrofi
kulit, hipertrofi kulit
(2) Warna kulit : melanosis, albinisme (akromia kongenital), vitiligo,
piebaldisme, palor, ikterus, sianosis, eritema, klorosis
(3) Efloresensi : makula, papula, nodus, urtika, vesikel, bula, skuama,
(4) Lesi lain pada kulit: edema, purpura, striae
g) Rambut : rambut kering, mudah dicabut
h) Wajah : pucat, ikterus, dan sianosis, risus sardonikus
i) Mata : periksa adanya tanda-tanda anemia, ikterus, edema, mata
cekung,
j) Hidung : apakah ada rinore atau epistaksis
k) Mulut : periksa apakah pucat, sianosis, ada lidah kotor, pucat, bibir
kering, perdarahan di gusi, membran pada tonsil, kemerahan pada
faring atau laring
l) Pemeriksaan kelenjar parotis : apakah terjadi pembesaran atau tidak
m) Pemeriksaan sistem muskuloskeletal : menilai adanya gerak spasme
anggota gerak, hiperfleksi dan nyeri tekan otot

2) Melakukan Pemeriksaan Jasmani Lainnya


a) Pemeriksaan jantung
(1) Inspeksi
(a) pernafasan, bentuk dada, retraksi dan kelainan yang
ditemukan
(b) Melekatkan seluruh telapak tangan pada dinding toraks
untuk menentukan adakah kelainan lainnya
(2) Palpasi
Pada palapsi perhatikan ada tidaknya rusuk yang patah
(3) Perkusi
(a) Menentukan batas jantung kanan dengan sebelumnya
menentukan batas paru paru hati-hati pada linea
midklavikula kanan, lalu pada dua jari diatas batas paru
hati, dilakukan per kusi kea medial sampai terdengar
perubahan suara dari sonor menjadi redup.
(b) Menentukan batas jantung kiri dengan sebelumnya
menetukan batas paru- lambung pada linea aksilaris
anterior kiri. Lalu pada dua jari diatas paru-lambung,
dilakukan perkusi kea rah medial sampai terdengar
perubahan dari sonor menjadi redup.
(c) Menentukan pinggang jantung dengan melakukan perkusi
pada linea parasternal kiri kea rah bawah sampai terdengar
perubahan suara dari sonor menjadi redup.
(4) Auskultasi
(a) Melakukan auskultasi jantung sambil membandingkan
dengan meraba pulsasi arteri
(b) Auskultasi pada daerah sela iga 4-5 linea midklavikula kiri
untuk mendengarkan bunyi katup mitral
(c) Auskultasi pada daerah sela iga 2 linea parasternal kiri
untuk mendengarkan bunyi katup pulmonal
(d) Auskultasipada daerah sela iga 2 linea parasternal kanan
untuk mendengarkan bunyi katup aorta
(e) Asukultasi pada daerah sela iga 4-5 linea parasternal kanan
untuk mendengarkan bunyi katup tricuspid, dibandingkan
pada waktu inspirasi dan ekspirasi(Setiati dkk., 2015).
b) Pemeriksaan paru
(1) Inspeksi
(a) Dada dikaji tentang postur, bentuk, kesimetrisan, serta warna
kulit
(b) Frekuensi, irama, kedalaman dan upaya bernapas
(c) Adakah retraksi dinding dada
(d) Ekspansi paru simetris atau tidak
(e) Irama pernapasan, pernapasan cepat atau pernapasan dalam
(2) Palpasi
Apakah ada nyeri tekan, massa, kesimetrisan ekspansi paru,
dengan menggunakan telapak tangan atau jari sehingga dapat
merasakan getaran dinding dada dengan menyuruh pasien untul
mengcapka tujuh tujuh secara berulang ulang yang disebut
dengan vocal fremitus(Setiati dkk., 2015).
(3) Perkusi
(a) mengetahui batas jantung, paru serta suara jantung maupun
paru. Suara paru normal adalah sonor
(b) batas paru hepar : di ICS 4 samapi ICS 6
(c) batas atas kiri jantung : ICS 2-3
(d) batas atas kanan jantung : ICS 2 linea sternalis kanan
(e) batas kiri bawah jantung lonea edia klavikularis ICS ke 5
kiri
(4) Auskultasi
(a) Suara napas
 Vesikuler : terdengar di semua lapangan paru yang
normal, bersifat halus, nada rendah, inspirasi lebih
panjang dari ekspirasi
 Broncho vesikuler : terdengar di daerah percabangan
bronchus dan trachea, inspirasi sama panjang dengan
ekspirasi
 Bronchial : terdengar di daerah trakea dan suprasternal.
Notch bersifat kasar, nada tinggi, inspirasi lebih
pendek

Suara Tambahan yang juga dapat terdengar

 Ronchi : Bunyi dengan nada rendah, sangat kasar,


terdengar baik inspirasi maupun ekspirasiakibat
terkumpulnya secret dalam trachea atau bronchus
 Wheezing : Bunyi “ngii” yang bisa ditemukan pada
fase inspirasi maupun ekspirasi akibat udara terjebak
dalam celah sempit
 Pleural friction rub : Suatu bunyi terdengar kering
akibat gerakan pleura yang meradang. Bunyi ini
terdengar pada akhir inspirasi atau awal ekspirasi.
Suara seperti gosokan amplas.
c) Pemeriksaan abdomen
(1) Inspeksi
(a) Apakah abdomen simetris
(b) Bagaimana bentuk dan kontur abdomen
(c) Bagaimana ukuran abdomen
(d) Apakah tedapat kondisi khusus pada dinding abdomen
meliputi kelainan kulit, kelainan vena, kelainan umbilicus,
striae alba, bekas operasi.
(e) Pergerakan dinding abdomen
(2) Palpasi
Superfisial dan dalam (palpasi organ hati, limpa dan ginjal)
(3) Perkusi
Shifting dullness
(4) Auskultasi
Suara peristaltic (bising usus) dan pembuluh darah

Sumber :

n) Muthmainnah, I.I., 2012, Anamnesis Demam


o) Roespandi, H., 2009, Buku Saku Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit:
World Health Organization

Anda mungkin juga menyukai