Anda di halaman 1dari 11

26

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini menggunakan rancangan Studi Kasus. Studi

kasus dilakukan pada pasien Infark Miokard rawat inap di RSUD

Panembahan Senopati. Studi kasus yang telah dilakukan merupakan

asuhan gizi yang terdiri atas: identitas pasien, skrining gizi, pengkajian

gizi, diagnosis gizi, intervensi gizi, implementasi diet dan monitoring

evaluasi.
B. Subyek Studi Kasus
Subyek studi kasus merupakan pasien dengan penyakit infark

miokard rawat inap di RSUD Panembahan Senopati Bantul yang terdiri

dari dua pasien dengan kriteria inklusi sebagai berikut:


1. Pasien baru masuk rumah sakit
2. Usia >35 tahun
3. Kondisi sadar
4. Dapat berkomunikasi dengan baik
5. Bersedia menjadi responden
C. Fokus Studi
1. Melakukan skrining gizi pasien rawat inap dengan penyakit infark

miokard.
2. Data pengkajian gizi (assessment) pasien rawat inap dengan penyakit

infark miokard yang meliputi data: antropometri, biokimia, klinis dan

fisik, riwayat makan dan riwayat klien atau personal.


3. Analisis diagnosis gizi pasien rawat inap dengan penyakit infark

miokard.
4. Analisis intervensi gizi pasien rawat inap dengan penyakit infark

miokard.
5. Analisis monitoring dan evaluasi gizi pasien rawat inap dengan

penyakit infark miokard.


Poltekkes Kemenkes Yogyakarta
27

D. Instrumen Studi Kasus


1. Formulir PSP dan kesediaan sebagai responden (Informed Consent)
2. Pita Lila
3. Medline dengan ketelitian 0,1 cm dan kapasitas maksimal 150 cm
4. Rekam Medik Pasien
5. Formulir Skrining MNA-SF
6. Komputer dan alat tulis
7. Software Nutrisurvey
8. Leaflet Diet Penyakit Jantung dan Daftar Bahan Makanan Penukar
E. Metode Pengumpulan Data
1. Identitas Pasien
Data identitas atau karakterisitik pasien diperoleh melalui

wawancara secara langsung dengan pasien atau angggota keluarga

pasien serta melihat data sekunder melalui rekam medik pasien. Data

yang diperoleh meliputi: nama, jenis kelamin, usia, riwayat penyakit,

dan diagnosis medis.


2. Skrining Gizi
Data skrining gizi pasien diperoleh melalui wawancara dan

pengukuran langsung (berat badan, tinggi badan dan IMT). Skrining

gizi disesuaikan dengan usia pasien. Jika pasien dewasa menggunakan

formulir skrining NRS 2002, sedangkan untuk pasien lansia

menggunakan formulir skrining MNA-SF.


3. Pengkajian Gizi (Assessment)
a. Antropometri
Data antropometri diperoleh dengan mengukur: Lingkar

Lengan Atas (LLA), Tinggi Lutut (TL) pasien. Pengukuran LLA

digunakan untuk mengetahui status gizi pasien, tinggi lutut

digunakan untuk mengetahui perkiraan tinggi badan pasien.

Sedangkan berat badan ideal dan estimasi tinggi badan digunakan

untuk menghitung kebutuhan energi pasien.


b. Biokimia

Poltekkes Kemenkes Yogyakarta


28

Data biokimia diperoleh dengan cara mengidentifikasi data

sekunder yang diperlukan pada rekam medik pasien. Data biokimia

meliputi: kolesterol total, LDL, HDL, Trigliserida, GDS, Albumin,

Hb dan pemeriksaan penunjang seperti: CK-MB, troponin T atau

troponin I, elektrokardiogram, foto rontgen dada.

c. Klinis dan Fisik


Data klinis dan fisik diperoleh dengan cara pengamatan

langsung atau observasi seperti keadaan umum, kesadaran, adanya

edema, mual, muntah, dan mengidentifikasi data sekunder pada

rekam medik pasien seperti tekanan darah, suhu, nadi, respirasi,

dan volume urine 24 jam.


d. Riwayat Makan (Dietary History)
Data riwayat makan (dietary history) diperoleh melalui

wawancara langsung pada pasien dan keluarga pasien meliputi data

riwayat makan terdahulu (kebiasaan makan) dan data riwayat

makan sekarang (selama menjalani perwatan di RS) yang diperoleh

melalui pengamatan langsung dan wawancara menggunakan

metode food weighing dan food recall-24 jam.


e. Riwayat Klien/Personal
Data riwayat klien/personal diperoleh melalui wawancara

langsung pada pasien dan atau keluarga pasien. Data yang

diperoleh meliputi: riwayat penyakit keluarga, pekerjaan, ativitas,

keadaan sosial ekonomi dll.


4. Diagnosis Gizi
Data diagnosis gizi diperoleh melalui pengkajian dari data-data

assessment dan berdasarkan penetapan diagnosis gizi yang meliputi


Poltekkes Kemenkes Yogyakarta
29

tiga domain yaitu: domain asupan (NI), domain klinis (NC) dan

domain perilaku (NB).


5. Intervensi Gizi
Intervensi gizi diperoleh melalui diskusi dengan ahli gizi RS

dan berdasarkan pada standar diet RS. Data intervensi gizi meliputi:

tujuan diet, syarat diet, preskripsi diet (jenis diet, jumlah zat gizi,

bentuk makanan, rute makanan, frekuensi pemberian). Pemberian

edukasi gizi pada pasien melalui konseling gizi pada pasien dan atau

keluarga pasien.
6. Monitoring dan Evaluasi Gizi
Data monitoring dan evaluasi gizi meliputi: asupan makan,

antropometri, biokimia, klinis dan fisik.


F. Tempat dan Waktu Studi Kasus
Studi kasus dilaksanakan di RSUD Panembahan Senopati Bantul

pada bulan Mei 2018.


G. Analisis Data dan Penyajian Data
1. Data Skrining Gizi Pasien
Data skrining gizi pasien yang telah didapatkan melalui

wawancara dan pengukuran langsung disajikan dalam bentuk formulir

skrining gizi dan disimpulkan secara tekstular.


2. Data Identitas Pasien
Data identitas/karakteristik pasien yang telah didapatkan

melalui wawancara dan data rekam medik disajikan secara tabular dan

tekstular.

3. Pengkajian Gizi atau Assessment


Data assessment meliputi antropometri, biokimia, klinis dan

fisik, riwayat makan yang telah diperoleh, akan disajikan secara

tabular dan tekstular.


a. Data Antropometri
Poltekkes Kemenkes Yogyakarta
30

Data antropometri meliputi: Lingkar Lengan Atas (LLA),

Rentang Lengan (RL) dan Berat Badan Ideal (BBI) disajikan

dalam bentuk tabel kemudian dianalisis secara dekskriptif. Data

status gizi berdasarkan LLA dihitung dengan rumus sebagai

berikut:

%LLA = x 100%

Tabel 2. Kategori Status Gizi berdasarkan LLA

Gizi Baik ≥ 85%


Gizi Kurang ≥ 70 - ≤85%
Gizi Buruk <70%

Tabel 3. Standar LLA

Standar LLA (cm)


Usia (Tahun)
Laki-laki Perempuan
35 – 44,9 32,6 29,0
45 – 54,9 32,2 29,9
55 – 64,9 31,7 30,3
65 – 74,9 30,7 29,9
Sumber : Baku Harvard (WHO-NCHS) dalam Anggraeni, 2012

Untuk menghitung estimasi tinggi badan dengan rentang lengan

(RL) menggunakan medline dengan nilai estimasi dapat dilihat pada Tabel

4 yaitu estimasi tinggi badan menggunakan rentang lengan kanan.

Tabel 4. Estimasi Tinggi Badan menggunakan


Rentang Lengan Kanan

Tinggi Badan (m)


RL
Laki-laki Laki-laki Perempuan Perempuan
(cm)
16-54 tahun >54 tahun 16-54 tahun >54 tahun
Poltekkes Kemenkes Yogyakarta
31

66 1,54 1,50 1,48 1,46


67 1,55 1,51 1,49 1,47
68 1,56 1,53 1,50 1,49
69 1,58 1,54 1,52 1,50
70 1,59 1,55 1,53 1,51
71 1,60 1,56 1,54 1,52
72 1,62 1,57 1,56 1,54
73 1,63 1,59 1,57 1,55
74 1,64 1,60 1,58 1,56
Dst
Sumber : Rosalind S Gibson, 1993 dalam Anggraeni, 2012

b. Data Biokimia
Data biokimia yang telah didapatkan melalui rekam medik

pasien, disajikan dalam bentuk tabel dan dibandingkan dengan

nilai normal kemudian dianalisis secara deskriptif.


c. Data Klinis dan Fisik
Data klinis dan fisik yang telah dikumpulkan, disajikan

dalam bentuk tabel dan dibandingkan dengan nilai normal

kemudian dianalisis secara deskriptif.


d. Data Riwayat Makan (Dietary History)
Data riwayat makan yang terdahulu (kebiasaan makan)

yang telah dikumpulkan, dinalisis secara deskriptif. Sedangkan

untuk data riwayat makan sekarang (asupan makan pasien dari

recall 24 jam dan food weighing) diolah menggunakan program

Nutrisurvey dengan menghitung kandungan gizi makanan yang

dikonsumsi oleh pasien. Data tingkat konsumsi energi dan zat gizi

yang diperoleh dari persentase asupan makanan pasien,

dibandingkan dengan kebutuhan pasien dan disajikan dalam bentuk

tabel serta dianalisis secara deksriptif.


e. Data Riwayat Klien/Personal

Poltekkes Kemenkes Yogyakarta


32

Data riwayat klien/personal yang telah diperoleh melalui

wawancara, disajikan secara tekstular dan dianalisis secara

deskriptif.
4. Data Diagnosis Gizi
Data diagnosis gizi yang telah diperoleh meliputi tiga domain

yaitu: domain asupan (NI), domain klinis (NC) dan domain perilaku

(NB) disajikan secara tekstular dan dianalisis secara deskriptif.


5. Data Intervensi Gizi
a. Jenis diet
1) Diet Jantung I
Diet ini diberikan pada pasien penyakit jantung akut seperti

infark miokard atau dekompensasio kordis berat. Diet diberikan

berupa 1-1,5 liter cairan/hari selama 1-2 hari pertama bila

pasien dapat menerimanya.


2) Diet Jantung II
Diberikan dalam bentuk makanan saring/lunak. Diet diberikan

sebagai perpindahan dari Diet Jantung I, setelah fase akut dapat

diatasi.
3) Diet Jantung III
Diberikan dalam bentuk makanan lunak/biasa. Diet diberikan

sebagai perpindahan dari Diet Jantung II, atau kepada pasien

jantung dengan kondisi yang tidak terlalu berat.


4) Diet Jantung IV
Diet ini diberikan dalam bentuk makanan biasa. Diet diberikan

sebagai perpindahan dari Diet Jantung III, atau kepada pasien

jantung dengan kondisi yang ringan


(Almatsier, 2006)
b. Perhitungan Kebutuhan Energi dan Zat Gizi
1) Energi (Harris Benedict)
L = {66,5 + (13,7xBB) +( 5xTB) – (6,8xU)} x F.Aktv x F.Stress
Tabel 5. Faktor Aktivitas

Poltekkes Kemenkes Yogyakarta


33

Aktivitas Faktor
Istirahat di tempat tidur/bed rest 1,2
Tidak terikat di tempat tidur 1,3

Tabel 6. Faktor Stres/Injuri

Stres/Injuri Faktor
Tidak ada stress, pasien keadaan gizi baik 1,3
Stress ringan: peradangan saluran cerna, kanker,
1,4
bedah elektif, trauma kerangka moderat dan infeksi
Stres sedang: sepsis, bedah tulang, luka bakar, trauma
1,5
kerangka mayor dan penyakit hati
Stress berat: trauma multiple, sepsis dan bedah
1,6
multisistem dan HIV AIDS+komplikasi
Stress sangat berat: luka kepala berat, sindroma
1,7
penyakit pernafasan akut, luka bakar dan sepsis
Luka bakar sangat berat 2,1
Sumber: Anggraeni, 2012
2) Protein
Perhitungan protein 10-15% dari kebutuhan energi total
3) Lemak
a) Kebutuhan lemak total 25% dari kebutuhan energi total

teridiri dari:
b) Kebutuhan lemak jenuh 7-10% dari kebutuhan energi total
c) Kebutuhan lemak tak jenuh 15% dari kebutuhan energi

total
d) Kolesterol bagi dislipidemia tahap I <300 mg dan

dislipidemia tahap II <200 mg


4) Karbohidrat
Karbohidrat 50-60% dari kebutuhan energi total atau sisa dari

kebutuhan energi dikurangi kebutuhan protein dan lemak.


5) Zat gizi mikro
Natrium rendah, 2-3 g/hari, jika disertai hipertensi atau edema
c. Jadwal Pemberian Diet
Makanan diberikan 3 kali makan utama dan dua kali

selingan.
d. Bentuk Makanan
Poltekkes Kemenkes Yogyakarta
34

Bentuk makanan diberikan sesuai dengan keadaan pasien

(cair, saring, lunak, biasa)


e. Rute Makan/ Cara Pemberian
Cara pemberian makanan disesuaikan dengan kondisi

pasien (oral/mlp)
f. Terapi Edukasi dan Konseling
Pemberian edukasi dan konseling pada pasien atau keluarga

pasien dengan memberikan motivasi. Media yang digunakan

adalah leaflet diet penyakit jantung dan buku foto makanan


6. Data Monitoring dan Evaluasi Gizi
Data yang akan dimonitoring dan evaluasi pada pasien meliputi:
a. Tingkat konsumsi
Data asupan makanan yang sudah diperoleh kemudian

diolah dengan software Nutrisurvey lalu dibandingkan dengan

asupan makanan pada hari-hari sebelumnya dan disajikan dalam

tabel. Data tingkat konsumsi energi dan zat gizi diperoleh dengan

rumus tingkat konsumsi (asupan zat gizi) sebagai berikut:

% Tingkat Asupan Zat Gizi = x 100%

Tabel 7. Kategori Tingkat Konsumsi

Kategori Tingkat Asupan Zat Gizi


Lebih > 120 %
Normal 90 – 119 %
Defisit Ringan 80 – 89 %
Defisit Sedang 70 – 79 %
Defisit Berat <70 %
Sumber : Depkes RI tahun 1996 dalam Anggraeni, 2102

Poltekkes Kemenkes Yogyakarta


35

b. Antropometri
Monitoring dilakukan dengan melihat status gizi pasien

selama tiga hari kemudian data antropometri disajikan

menggunakan tabel dan dibandingkan dengan data antropometri

sebelumnya dan dianalisis secara deskriptif.


c. Biokimia
Monitoring biokimia dilakukan dengan melihat hasil

pemeriksaan laboratorium pasien selama tiga hari untuk melihat

perubahan nilai biokimia pasien. Data biokimia disajikan dengan

tabel dan dianalisis secara deskriptif.


d. Klinis dan fisik
Monitoring klinis dan fisik dilakukan dengan melihat

keadaan fisik pasien selama dirawat di RS secara langsung dan

dengan melihat pemeriksaan klinis pada rekam medik pasien untuk

melihat perkembangan pasien. Data klinis dan fisik disajikan

dalam tabel dan dianalisis secara deskriptif.


H. Etika Studi Kasus
1. Menghormati harkat dan martabat manusia dengan menyiapkan

formulir persetujuan responden (informed consent) dan surat Etik

dengan nomor : LB.01.01/KE-01/X/159/2018.


2. Menghormati privasi dan kerahasiaan subyek penelitian dengan cara

menggunakan inisial atau nomor identitas responden.


3. Menghormati keadilan dengan cara penelitian dilakukan secara jujur,

hati–hati, profesional dan memperhatikan faktor-faktor ketepatan,

keseksamaan, kecermatan, psikologis responden.


4. Memperhitungkan manfaat dan kerugian yang ditimbulkan yang

berarti peneliti melaksanakan penelitian sesuai dengan prosedur

penelitian agar hasilnya bermanfaat semaksimal mungkin bagi

Poltekkes Kemenkes Yogyakarta


36

responden dan dapat digeneralisasikan ditingkat populasi. Peneliti

meminimalisasi dampak yang merugikan responden.


I. Keterbatasan Penelitian
Peneliti hanya melakukan penatalaksanaan penyakit infark miokard

melalui asuhan gizi yang dilakukan selama pasien di rawat di RSUD

Panembahan Senopati Bantul. Setelah pasien keluar rumah sakit tidak ada

keberlanjutan terhadap asuhan gizi yang telah dilakukan.

Poltekkes Kemenkes Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai