Anda di halaman 1dari 42

KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENGUATAN PELAYANAN

KESEHATAN PRIMER DI PUSKESMAS DAN KLINIK

Saraswati
Direktur Pelayanan Kesehatan Primer
Disampaikan pada Pertemuan Teknis Percepatan Upaya Peningkatan Mutu dan Akreditasi di Puskesmas dan
Klinik bagi Dinas Kesehatan
Jakarta, 21 Mei 2019
OUTLINE

1 PENDAHULUANLAKANG
KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENGUATAN
2 PELAYANAN KESEHATAN PRIMER

3 PENUTUP
1 PENDAHULUAN
PROGRAM INDONESIA SEHAT

1.Meningkatkan pengetahuan, kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup STANDAR


sehat bagi setiap orang dalam lingkungan hidup yang sehat agar terwujud PELAYANAN
derajat kesehatan masyarakat yang optimal melalui terciptanya perilaku hidup MINIMAL
sehat sehingga terwujud bangsa yang mandiri, maju dan sejahtera
2.Terpenuhinya kebutuhan dasar masyarakat di bidang kesehatan dalam
meningkatkan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya
GERAKAN
MASYARAKAT
HIDUP SEHAT
PILAR 3 (GERMAS)
PILAR 2
PILAR 1 PENGUATAN JAMINAN
PARADIGMA PELAYANAN KESEHATAN
SEHAT KESEHATAN NASIONAL
(JKN) PENDEKATAN
KELUARGA

Arah pembangunan kesehatan nasional saat ini bergerak dari kuratif


ke promotif dan preventif sesuai kondisi dan kebutuhan
ARAH KEBIJAKAN PENGUATAN PELAYANAN KESEHATAN
UNIVERSAL HEALTH COVERAGE

Universal health coverage merupakan sistem kesehatan yang memastikan setiap warga dalam populasi memiliki akses yang adil
terhadap pelayanan kesehatan promotif,
preventif, kuratif, dan rehabilitatif bermutu dengan biaya terjangkau. ( WHO)

4 Dimensi UHC:
1. Seberapa besar prosentase penduduk yang dijamin
2. Seberapa lengkap pelayanan yang dijamin
3. Seberapa besar proporsi cost sharing oleh penduduk
4. Mutu : mutu pelayanan kesehatan

Pentahapan cakupan universal sangat dipengaruhi oleh dukungan politik konsensus penduduk,
dan kemampuan keuangan suatu negara.
KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENGUATAN
2 PELAYANAN KESEHATAN PRIMER
PELAYANAN KESEHATAN PRIMER
Klinik DM merupakan penghubung jaringan kerja antara
Kesehatan Jiwa IGD
Komunitas pelayanan di komunitas dan mitra lainnya Inst. Bedah
Inst. Obgyn

Pelayanan Sample
Text
Spesialisasi Rumah Sakit
Sample Sample
Text Text
Kader kesehatan

CT Scan
Lab Sitologi
bersinambung
Kelompok Sample Sample
Pusat pengobat Text
komprehensif
Text
Diagnostik lain
berpusat pada pasien

Layanan Sosial
Sample Sample Panti
Text Text Rumah Singgah

Sample
Lab.
Text
AMDAL lainnya

Organisasi Non
Pemerintah
Pelayanan
Pencegahan The WHO Report 2008: Primary Health Care: Now more than ever
Khusus

Dapat dipahami pimpinan pelayanan kesehatan primer diharapkan ahli


dalam kedokteran keluarga, komunitas, dan kesehatan masyarakat
PENINGKATAN AKSES PELAYANAN KESEHATAN
PEMENUHAN SARANA,
PRASARANA DAN ALAT KESEHATAN

1
PIS-PK REGIONALISASI SISTEM
7 2
RUJUKAN

PELAYANAN TELEMEDICINE
6 PENINGKATAN
AKSES 3 PEMBANGUNAN
FASYANKES DTPK

PEMENUHAN SDM (WKDS, NS) 5 4 PELAYANAN KESEHATAN


BERGERAK (FLYING HEALTH
CARE)
PERMENKES NOMOR 39 TAHUN 2016
Pedoman Penyelenggaraan PIS-PK

Program Tujuan Pendekatan


Indonesia Sehat 3 Pendekatan keluarga
Keluarga:
1. Mengintegrasikan
dilaksanakan untuk adalah salah satu cara seluruh program di
meningkatkan Puskesmas untuk Puskesmas
derajat kesehatan meningkatkan jangkauan 2. Meningkatkan akses
1 masyarakat sasaran & mendekatkan keluarga terhadap
/meningkatkan akses pelayanan kesehatan
pelayanan kesehatan di yang komprehensif
wilayah kerjanya dengan 3. Mendukung
mendatangi keluarga 4 Integrasi pencapaian SPM
2 Pelaksanaan Program
Indonesia Sehat
UKP & UKM secara Kab/Kota dan Prov
4. Mendukung
berkesinambungan, dengan
diselenggarakan melalui target / fokus keluarga, pelaksanaan JKN
Pendekatan Keluarga berdasarkan data dan 5. Mendukung
informasi dari Profil Kesehatan tercapainya program
Keluarga. indonesia sehat10
SPM DAN PIS-PK
12 Pelayanan Dasar
Indikator
Standar Pelayanan Minimal (SPM)
Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga
1 Pelayanan kesehatan ibu hamil
2 Pelayanan kesehatan ibu bersalin
3 Pelayanan kesehatan bayi baru lahir
4 Pelayanan kesehatan balita
Pelayanan kesehatan pada usia
5
pendidikan dasar
6 Pelayanan kesehatan pada usia produktif
7 Pelayanan kesehatan pada usia lanjut

8 Pelayanan kesehatan penderita hipertensi


9 Pelayanan kesehatan penderita DM

10 Pelayanan kesehatan ODGJ berat

11 Pelayanan kesehatan orang terduga TBC


Pelayanan kesehatan orang dgn resiko
*) Dapat ditambahkan indikator sesuai masalah lokal
12 terinfeksi virus HIV
IMPLEMENTASI PENDEKATAN KELUARGA
1. Kesmas
Pusdatin mendistribusikan data
Analisis 2. P2P
ke seluruh Unit Utama
Data 3. Yankes
4. Farmalkes
5. PPSDM
Kemenkes IKS Nasional
6. Litbang Data diolah
Pusdatin

Data dilaporkan ke
Hasil Analisis Hasil Analisis di feedback ke Propinsi Pusat
Data IKS Propinsi
Data
dianalisis
Hasil Analisis di Data dilaporkan ke Propinsi
feedback ke Dinkes Propinsi
Kab/Kota
IKS Kab/
Data Kota
dianalisis
Dinkes
Hasil Analisis di feedback ke Kab/Kota
Data dilaporkan ke IKS
Puskesmas Dinkes Kab/Kota
Kecamatan

Data Data dianalisis


dikumpulkan ke Puskesmas
Puskesmas IKS Desa/
Kelurahan

Kunjungan Keluarga
IKS
Keluarga
KETERKAITAN SPM, PIS-PK DAN GERMAS
DI TINGKAT OPERASIONAL/MASYARAKAT

UKK RDS
Bumil, Bulin, Bayi, UKS/M
Balita, Usisek, Promotif, preventif, Metode
Usiprod, Usila + PM deteksi dini
& PTM
Filosofi Metode
& Tujuan

RDS : Rumah Desa Sehat


IKS
CakupanProgram UKS/M : Usaha Kesehatan Sekolah/Madrasah
UKK : Usaha Kesehatan Kerja
PERAN FASYANKES DALAM PIS-PK

Fasilitas pelayanan kesehatan primer Fasilitas pelayanan


kesehatan rujukan

Penanggung jawab kesehatan di wilayah kerja


melaksanakan UKM dan UKP,
Pelaksana Kunjungan Keluarga

PUSKESMAS
KLINIK UTAMA RUMAH SAKIT

Pelayanan spesialistik sbg Intervensi lanjut


PRAKTIK MANDIRI KLINIK PRATAMA hasil kunjungan keluarga didukung oleh
dr, drg, Bidan/Tenaga kesehatan
sistem rujukan
Pembinaan dalam hal teknis medis
Menindaklanjuti hasil kunjungan keluarga dikoordinasikan oleh Dinkes Kab/Kota
Memberikan intervensi lanjut
Bila diperlukan , RS bekerja sama dengan
Intervensi lanjut dikoordinasikan dengan Puskesmas
Dinkes Kabupaten/Kota mengembangkan
telemedicine 14
LOKUS PELAKSANAAN PIS-PK 2019

Aceh: 348

Sumatera Utara: 581 Kalimantan Utara: 56


Sulawesi Utara:
Gorontalo: 93 193 Maluku Utara: 134
RIau: 216
Kalimantan Barat: 244 Kalimantan Timur: 183
Kep. Riau: 83

Sumatera Barat: 275 Kep. Bangka Sulawesi Tengah: 202


Belitung: 64 Papua Barat: 159
Jambi: 195 Maluku: 208
Kalimantan Tengah: 200
Sulawesi Barat: 94
Bengkulu: 180 Papua: 408
Sumatera Selatan: 332 Kalimantan Selatan: 233
Sulawesi
Lampung: 302 Sulawesi Tenggara: 284
DKI Jakarta: 321 Selatan: 458
Jawa Tengah: 881
Banten: 242 Jawa Timur: 967
Jawa Barat: 1.069 NTB: 166
DI Yogyakarta: 121
Bali: 120 NTT: 381

Lokus 2019
Seluruh
Puskesmas Kepmenkes Nomor HK.01.07/Menkes/85/2017
(9.993) Kepmenkes Nomor HK.01.07/Menkes/42/2018
Kepmenkes Nomor HK.01.07/Menkes/190/2019
100%

0%
10%
20%
40%
50%
60%
70%
80%
90%

30%
Sulawesi Barat 80,93%
81,87%
Bengkulu 78,64%
80,51%
Riau 74,48%
75,99%
Bangka Belitung 65,84%
67,83%
Lampung 63,85%
67,35%
Sulawesi Tengah 61,05%
63,77%
Sulawesi Tenggara 60,94%
62,82%
Sumatera Barat 60,15%
62,53%
Maluku Utara 59,19%
62,20%
56,88%

Sumber: Aplikasi Keluarga Sehat, Maret dan April 2019 ; Jumlah KK sumber dari e-monev STBM
Sulawesi Selatan 59,47%
Jawa Tengah 55,65%
59,12%
Kalimantan Selatan 53,64%
55,84%
Gorontalo 54,25%
55,79%
NTB 52,01%
54,29%
Jambi 52,51%
54,28%
DI Yogyakarta 47,78%
53,08%
Jawa Timur 49,30%
52,45%
Banten 50,35%
52,10%
Aceh 47,37%
50,96%
Sumatera Selatan 47,22%
50,08%
Sumatera Utara 47,65%
49,98%
Kalimantan Utara 46,54%
48,85%
Bali 43,91%
46,36%
Kalimantan Barat 41,85%
INTERVENSI AWAL NASIONAL

44,59%
Kepulauan Riau 38,99%
43,89%
Kalimantan Tengah 41,17%
43,24%
Jawa Barat 40,17%
42,34%
Kalimantan Timur 30,43%
32,13%
Maluku 28,89%
31,89%
TREND CAPAIAN KUNJUNGAN KELUARGA SEHAT &

Sulawesi Utara 26,67%


28,38%
NTT 20,83%
23,67%
Papua Barat 14,76%
15,49%
Papua 13,02%
13,78%
2,24%
nasional

DKI Jakarta 2,24%


MANAJEMEN PENDEKATAN KELUARGA DI PUSKESMAS
INTEGRASI PROGRAM DALAM PENURUNAN AKI, AKN

1,10xCBRxPenduduk 100% Bumil 100 % Bumil

Penduduk 100 % Bumil


Ibu Hamil Tercatat Asuhan Antenatal
Peningkatan Prilaku Skreening Bumil : Sehat
Masyarakat : PIS-PK, atau dengan komplikasi KOLABORASI
Germas Bersalin di Faskes SETIAP
BIDANG :
Pembinaan
20% Bumil
Monitoring
MUTU Komplikasi terdeteksi dan
PELAYANAN : 30% Komplikasi Evaluasi
100% Bulin

AKREDITASI
Asuhan Nifas

70% Komplikasi
Komplikasi ditangani 100% Linfaskes
Komplikasi dirujuk
FKTP
PENYELENGGARAAN PELAYANAN KESEHATAN DI FASYANKES
KAWASAN TERPENCIL DAN SANGAT TERPENCIL
Permenkes No. 90/2015

Penetapan oleh Bupati


Berdasarkan wilayah sulit dijangkau/rawan bencana, pulau
PELAYANAN 6 kecil, gugus pulau atau pesisir; akses transportasi umum 1 kali
TELEMEDICINE
dalam 1 minggu; jarak tempuh PP dari ibukota kabupaten > 6
PELAYANAN KESEHATAN
jam; transportasi dapat terhalang iklim dan cuaca; kesulitan
BERGERAK (FLYING pemenuhan bahan pokok dan kondisi keamanan yang tidak
HEALTH CARE)
4 stabil.

PELAYANAN KESEHATAN BERGERAK /


TELEMEDICINE KONSEP GUGUS PULAU
FLYING HEALTH CARE (FHC)

“Pelayanan kesehatan yang “Yankes berbasis telemedicine “Merupakan yankes pada


dilakukan oleh Tim Pelayanan bertujuan untuk memberikan manfaat beberapa fasyankes yg terdapat
Kesehatan Bergerak (TPKB) dalam dalam peningkatan ketepatan dan di beberapa pulau yang
rangka meningkatkan akses dan kecepatan diagnosis medis serta membentuk suatu kelompok
ketersediaan pelayanan konsultasi medis di fasyankes tingkat untuk kesatuan pelayanan,
kesehatan di daerah terpencil dan pertama dan tingkat rujukan tingkat tanpa memperhatikan batasan
sangat terpencil.” lanjutan yang tidak punya tenaga wilayah administrasi.”
kesehatan tertentu”
PENDEKATAN PROGRAM PELAYANAN KESEHATAN
DI DAERAH TERPENCIL, PERBATASAN DAN KEPULAUAN
Perencanaan Pemberdayaan
Persalinan dan Perawatan Masy. dengan
Pencegahan Model Kangguru Kearifan Lokal
Komplikasi (P4K) (PMK) (msl : UKBM)

Sustainable Outreach Kemitraan Manajemen Program Khusus


Service (SOS) Bidan Terpadu Balita Daerah dan
Dalam peningkatan dan Dukun Sakit Berbasis Nasional lain
cakupan Imunisasi Masyarakat
(MTBS-M)
PROSES PEMBENTUKAN PUSKESMAS PERCONTOHAN

PUSAT PROVINSI KAB/KOTA

PKM LAIN
Kemenkes:
1. Dit. PKP Dinas Dinkes
2. Eselon 2 terkait Kab/Kota
kesehatan
3. KAFKTP PKM LAIN
Provinsi didukung
didukung oleh oleh
Stakeholder lain SKPD terkait SKPD terkait PKM
diluar Kemenkes PERCONTOHAN
PKM LAIN

PEMBENTUKAN
REPLIKASI
Keterangan :
pembinaan, monitoring dan evaluasi pendampingan
koordinasi, konsultasi pembelajaran
21
MONITORING DAN EVALUASI
Monev menggunakan INSTRUMEN PUSKESMAS PERCONTOHAN
Pengisian instrumen secara elektronik melalui aplikasi website terintegrasi dengan ASPAK, SIKDA Generik

Dinas Kesehatan
Puskesmas Dinas Kesehatan Provinsi
Kabupaten/Kota

1. Verifikasi dan Validasi Data


Puskesmas
Mengisi Form : 2. Mengisi Form Penilaian Puskesmas Monitoring dan Evaluasi Monitoring dan Evaluasi
1. Identitas Puskesmas a) Manajemen Puskesmas
2. Data Umum (P1,P2,P3)
b) Manajemen Mutu Baik Bila Setiap Bagian Bernilai ≥ 80%
c) Pencegahan & Pengendalian
Infeksi Bila Ada Satu Atau Dua Bagian Bernilai 61 – 79% Dan
d) Keselamatan pasien Cukup
Bagian Yang Lain Bernilai ≥ 80%.
e) Inovasi

Kurang Bila Tidak Memenuhi Kriteria 1 Dan 2.

22
REVISI PERMENKES No.75/2014
Memperkuat pelaksanaan tugas dan fungsi Puskesmas sebagai UPTD DInkes
• SPM, Germas , PIS-PK, JKN
• UKM disesuaikan dgn SPM UKS masuk dalam UKM Esensial (

• Menambah penjelasan persyaratan Puskesmas, pembangunan rumah dinas dan peralatan Puskesmas
• SDM: standar SDM ditambah dengan kredensial tenaga kesehatan untuk mendapatkan kesenangan klinis bagi
dokter, dokter gigi, perawat dan bidan,
• Karakteristik wilayah kerja Puskesmas T/ST menyesuaikan dgn PMK 90/2015
• Pembatasan Puskesmas ranap hanya untuk PKM kawasan perdesaan, T/ST
• Jejaring fasilitas pelayanan kesehatan diubah menjadi jejaring Puskesmas (termasuk di dalamnya UKBM),
memperkuat peran Puskesmas sebagai koordinator jejaring PKM.

• Izin Puskesmas: IMB tdk menjadi persyaratan, perubahan izin dilakukan jika Puskesmas direlokasi atau berubah nama, alamat
dan kategori Puskesmas, kewajiban kepala daerah melaporkan ke Menteri jika Puskesmas tidak berfungsi lagi.
• Registrasi Puskesmas: persyaratan registrasi hanya f.c.izin PKM dan srt rekomendasi Kadinkes Prov dan lampiran verifikasi
kelayakannya. Tata cara penghapusan kode registrasi Puskesmas.
• Organisasi Puskesmas: menambah pj mutu dan pj bangunan, prasarana dan peralatan PKM
• Tata hubungan kerja dengan Dinas Kesehatan Kab/Kota dan jejaring PKM
• Pemda kab/kota harus mendorong Puskesmas untuk menerapkan PPK BLUD
23
• Revisi terhadap alkes, jumlah SDM
REVISI PERMENKES No.75/2014
BAB II
• Memasukkan terkait kebijakan PIS-PK dalam tugas dan penyelenggaraan Puskesmas
Prinsip Penyelenggaraan, Tugas, • Puskesmas sebagai wahana pendidikan dan jejaring RS
Fungsi dan Wewenang

• Penambahan penjelasan ttg peralatan dan SDM yang tercantum dalam Permenkes adalah standar minimal
BAB III yang harus dimiliki oleh seluruh Puskesmas
• Penambahan terapis gigi dan mulut sebagai nakes minimal
Persyaratan • Kredensial dokter/drg, bidang, perawat untuk memperoleh kewenangan klinis.

BAB IV • Penambahan penjelasan tentang penetapan kategori Puskesmas


BATANG • Penambahan pasal baru untuk penjelasan kawasan perbatasan
TUBUH Kategori Puskesmas • Puskesmas Ranap untuk kawasan perdesaan, T, ST.

BAB V
Penambahan penjelasan tentang syarat dan tatacara izin - registrasi Puskesmas
Perizinan dan Registrasi

• Penambahan pada organisasi PKM (penanggung jawab bangunan, prasarana dan peralatan Puskesmas dan pj
mutu)
• Penambahan penjelasan ttg Kapus sebagai pejabat fungsional.
BAB VI • Penjelasan tahubja PKM dengan Dinkes Kab/kota dan jejaring PKM.
Penyelenggaraan • Penambahan penjelsan UKM esensial untuk mendukung SPM, PIS, JKN
• Penambahan yankes usia sekolah &remaja dalam UKM Esensial
• Memasukkan KUNJUNGAN RUMAH dalam mendukung kegiatan UKM dan UKP
• Jaringan Puskesmas: mengganti isltilah Bidan Desa menjadi PRAKTIK BIDAN DESA
• Jejaring fasyankes  Jejaring Puskesmas (termasuk UKBM) 24
• Pengelolaan keuangan: didorong untuk menerapkan PPK BLUD
REVISI PERMENKES No.75/2014
Prinsip
Penyelenggaraan Penjelasan tentang prinsip pertanggungjawaban wilayah
Puskesmas
Persyaratan 1. Penambahan ruang kantor
2. Persyaratan komponen bangunan dan Material
Bangunan &
3. Sistem sanitasi
Prasarana 4. Pusling dan ambulans
Puskesmas .
a. Ruang pemeriksaan umum
b. Ruangan Tindakan dan Ruang gawat darurat
c. Ruangan KIA, KB dan imunisasi
LAMPIRAN Persyaratan d. Ruangan promosi kesehatan
Peralatan Puskesmas g. Laboratorium
i. Kit UKS, Kit UKGS, Kit bidan, Kit kesling, Kit lansia

Penambahan kegiatan pada;


Upaya kesehatan 1. Pelayanan kesehatan lingkungan
masyarakat di 2. Pelayanan kesehatan usia sekolah dan remaja
Puskesmas
• Perubahan jumlah standar ketenagaan Puskesmas (penambahan terapis gigi dan
Standar ketenagaan mulut)
PKM • Penjabaran tenaga nonkesehatan (tenaga SIK, admin keuangan, TU)
Pembinaan dan Pembentukan Tim Pembina Cluster Binaan (TPCB) di dinas kesehatan dalam melakukan pembinaan
pengawasan secara terintegrasi dan berkesinambungan.
Klinik
(Permenkes 9 Tahun 2014)

KLINIK PRATAMA KLINIK UTAMA

Klinik yang menyelenggarakan


Klinik yang menyelenggarakan pelayanan medik spesialistik atau
Klinik adalah fasilitas pelayanan medik dasar baik umum
pelayanan kesehatan yang
pelayanan medik dasar dan
maupun khusus spesialistik
menyelenggarakan
pelayanan kesehatan
perorangan yang
menyediakan pelayanan Klinik dapat mengkhususkan pelayanan pada satu bidang tertentu
medis dasar dan/atau berdasarkan cabang/disiplin ilmu atau sistem organ
spesialistik.
• Ketenagaan Klinik pratama terdiri atas tenaga medis, • Ketenagaan Klinik utama terdiri atas tenaga medis,
tenaga keperawatan, tenaga Kesehatan lain, dan tenaga keperawatan,tTenaga Kesehatan lain, dan tenaga
non kesehatan sesuai dengan kebutuhan.
tenaga non kesehatan sesuai dengan kebutuhan.
• Tenaga medis di Klinik utama paling sedikit terdiri dari 1
• Tenaga medis pada Klinik pratama paling sedikit
(satu) orang dokter spesialis/dokter gigi spesialis dan 1
terdiri dari 2 (dua) orang dokter dan/atau dokter gigi (satu) orang dokter /dokter gigi sebagai pemberi
sebagai pemberi pelayanan pelayanan
STANDAR KLINIK

LABORATORIUM

KEFARMASIAN BANGUNAN

PERSYARATAN

PERALATAN PRASARANA

KETENAGAAN
STANDAR MINIMAL KETENAGAAN KLINIK
Klinik Klinik
Klinik Pratama
Jenis Tenaga Pratama Pratama Keterangan
Rawat Jalan
Rawat Inap Gigi
Dokter Layanan Primer +/- +/- - - dua dokter atau dokter layanan primer; atau
Dokter + + +/- - satu dokter layanan primer dan satu dokter
- Disesuaikan dengan jenis pelayanan yang diberikan
oleh Klinik
- dua dokter & satu dokter gigi, atau dua dokter
gigi & satu dokter
Dokter Gigi +/- +/- + 2 (dua) orang dokter gigi
Perawat + + - Klinik rawat jalan: 1 (satu) orang
Klinik rawat inap: 4 (empat) orang
Tenaga Terapis Gigi dan Mulut +/- +/- + Kinik pratama gigi: 1 (satu) orang
Tenaga Ahli Teknisi Gigi +/- +/- +/- min tenaga ahli teknisi gigi
Apoteker +/- + +/- Kinik yang memberikan pelayanan kefarmasian: 1(satu) orang
Tenaga Teknis Kefarmasian +/- + +/- 1 (satu) orang
Bidan +/- +/- - 2 (dua) orang untuk klinik rawat inap yang menyelenggarakan
pelayanan
persalinan
Tenaga Gizi atau tenaga kesehatan lain +/- + +/- 1 (satu) orang.
yang memiliki kompetensi di bidang
gizi
Tenaga ATLM +/- + +/- penyelenggaraan pelayanan laboratorium harus minimal tenaga ATLM .
Tenagan Kesehatan Lain sesuai kebutuhan pelayanan yang diberikan
Tenaga non kesehatan: - administrasi
keuangan
sesuai kebutuhan
- sistem informasi
Sumber : Revisi Permenkes
- No 9 lain
kegiatan operasional tahun 2014 28
PERIZINAN KLINIK

• PP No. 24 tahun 2018 tentang Pelayanan Perizinan Berusaha


Terintegrasi Secara Elektronik

• Permenkes No. 26 tahun 2018 tentang Pelayanan


Perizinan Berusaha Terintegrasi Secara Elektronik
Sektor Kesehatan

29
Permenkes No.26 tahun 2018

• Pasal 47  Izin operasional klinik diterbitkan oleh Bupati/ Walikota


• Pasal 79  Pemohon mengajukan permohonan izin Usaha dan izin
Komersial Operasional melalui OSS

Setelah Notifikasi
Lembaga OSS pemenuhan persetujuan
menerbitkan Nomer Izin komitmen  atau
Pemenuhan
Berusaha (NIB)  sebagai Visitasi oleh penolakan
Komitmen
identitas berusaha, untuk Pemda dalam waktu
dalam jangka
mendapatkan izin usaha Kab/Kota 7 hari
waktu paling
dan izin komersial atau dalam waktu setelah
lama 1 bulan
operasional 10 hari visitasi
MASA BERLAKU PERIZINAN BERUSAHA

Pasal 86
• Izin usaha berlaku selama pelaku usaha menjalankan usaha
dan/atau kegiatannya
• Izin Komersial atau Operasional berlaku 5 (lima) tahun dan
dapat diperpanjang kembali selama memenuhi persyaratan.

31
PERSYARATAN

Standar
klinik

SDM, sarana
Notifikasi dinkes
Profil klinik prasarana, dan
kabupaten/kota
peralatan

PERSYARATAN IZIN OPERASIONAL KLINIK


IZIN OPERASIONAL

1. SURAT PERMOHONAN IZIN


OPERASIONAL
2. SURAT PERNYATAAN
PERUBAHAN NAMA PERUBAHAN NAMA DAN/ATAU
BADAN USAHA DI TTD
PEMILIK
3. PERUBAHAN AKTA NOTARIS
4. IZIN OPERASIONAL KLINIK
PERUBAHAN JENIS YANG ASLI
BADAN USAHA
1. SURAT PERMOHONAN
2. SURAT PERNYATAAN
PENGGANTIAN ALAMAT DAN
PERUBAHAN ALAMAT DAN TEMPAT DI TTD PEMILIK
TEMPAT 3. IZIN OPERASIONAL ASLI

PERUBAHAN
PENANGGUNGJAWAB PEMDA/DINKES
KAB/KOTA
KLINIK
PENGAWASAN

dimulai sejak tanggal


pemenuhan pernyataan Komitmen yang
Komitmen; tercantum dalam OSS.

pemenuhan standar, Pemeriksaan:


sertifikasi, lisensi
dan/atau pendaftaran; 1. dokumen termasuk
dan/atau laporan kegiatan usaha;
2. ketenagaan;
usaha dan/atau 3. sarana prasarana;
kegiatan. dan/atau
4. lokasi/tempat.
PENGAWASAN

peringatan

notifikasi pembatalan
TINDAKAN

perizinan berusaha TENAGA


penghentian sementara PENGA
kegiatan berusaha
WAS
pengenaan denda
administratif

pencabutan Perizinan Berusaha


3 PENUTUP
KESIMPULAN DAN HARAPAN

1. Kebijakan pelayanan kesehatan primer di Indonesia difokuskan untuk meningkatkan akses dan
mutu yankes melalui ketersediaan fasilitas dan pelayanan kesehatan yang berkualitas.

2. Kompetensi faskes merupakan representasi kemampuan layanan melalui keterpaduan


ketersediaan SDM, didukung oleh sarana, prasarana & peralatan sesuai standar.

3. PIS PK dilaksanakan dalam rangka mengintegrasikan pelaksanaan UKM dan UKP, yang
berkontribusi pencapaian SPM Bidang Kesehatan dan memastikan peningkatan status derajat
kesehatan keluarga

4. Penyelenggaraan pelayanan kesehatan berkualitas di daerah terpencil, perbatasan dan


kepulauan merupakan tanggungjawab bersama khususnya pemerintah daerah

5. Intervensi lanjut hasil PIS-PK dilaksanakan sesuai dengan akar permasalahan yang ditemukan
agar tepat sasaran, efektif dan efisien

6. Klinik berperan serta dalam meningkatkan pelayanan kesehatan yang dikoordinir oleh Puskesmas
TERIMA KASIH
PERATURAN TERKAIT PUSKESMAS PERCONTOHAN

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


NOMOR HK.01.07/MENKES/636/2018
TENTANG
PUSKESMAS SEBAGAI PERCONTOHAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA


MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

39
KRITERIA PUSKESMAS
CALON PERCONTOHAN
KRITERIA MUTLAK
Telah
teregistrasi
Terletak pada lokasi
strategis
Puskesmas mudah diakses oleh Puskesmas lain, dengan sarana
dan prasarana transportasi rutin yang selalu tersedia
Memiliki 9 jenis tenaga kesehatan sesuai
Permenkes Nomor 75 tahun 2014 tentang
Puskesmas Kondisi sarana, prasarana, dan alat kesehatan minimal 60% dari
standar di Permenkes Nomor 75 tahun 2014, yang dilihat dari
Tersedia listrik dan air bersih mengalir 24 pengisian Aplikasi Sarana Prasarana Kesehatan (ASPAK);
jam
Tersedia jaringan internet yang
Penilaian Kinerja Puskesmas dengan kategori memadai
baik di tahun sebelumnya
Merupakan Puskesmas lokus Program Indonesia
Sehat dengan Pendekatan Keluarga
40
KRITERIA PUSKESMAS CALON
PERCONTOHAN
KRITERIA TAMBAHAN

Terakreditasi minimal madya

Sistem pencatatan & pelaporan sudah


berjalan dengan SIKDA Generik 1.4

Sudah menerapkan Badan Layanan Umum


Daerah, baik bertahap ataupun penuh
41
42

Anda mungkin juga menyukai