Anda di halaman 1dari 7

Nama : Dinisa Amalia

NIM : P07131118125
Prodi : D3 Tk I

MATERI 4
MANUSIA DAN BUDAYA

I. Definisi Manusia dan Kebudayaan


A. Manusia
Secara bahasa manusia berasal dari kata “manu” (Sansekerta), “mens” (Latin),
yang berarti berpikir, berakal budi atau makhluk yang berakal budi (mampu
menguasai makhluk lain). Secara istilah manusia dapat diartikan sebuah konsep atau
sebuah fakta, sebuah gagasan atau realitas, sebuah kelompok (genus) atau seorang
individu. Manusia merupakan makhluk hidup ciptaan tuhan dengan segala fungsi
dan potensinya yang tunduk kepada aturan hukum alam, mengalami kelahiran,
pertumbuhan, perkembangan, mati, dan seterusnya, serta terkait dan berinteraksi
dengan alam dan lingkungannya dalam sebuah hubungan timbal balik positif
maupun negatif. Manusia adalah makhluk yang terbukti berteknologi tinggi. Ini
karena manusia memiliki perbandingan massa otak dengan massa tubuh terbesar
diantara semua makhluk yang ada di bumi. Walaupun ini bukanlah pengukuran yang
mutlak, namun perbandingan massa otak dengan tubuh manusia memang memberi
kan petunjuk dari segi intelektual relatif.
Adapun pendapat para ahli mengenai definisi atau pengertian manusia adalah
sebagai berikut :
a) NICOLAUS D. & A. SUDIARJA : Manusia adalah bhineka,tetapi tunggal.
Bhineka karena ia adalah jasmani dan rohani akan tetapi tunggal karena jasmani
dan rohani merupakan satu barang
b) ABINENO J.I : Manusia adalah “tubuh yang berjiwa” dan bukan “jiwa abadi
yang berada atau yang terbungkus dalam tubuh yang fana”
c) UPANISADS : Manusia adalah kombinasi dari unsur-unsur roh (atman), jiwa,
pikiran, dan prana atau badan
d) OMAR MOHAMMADAL-TOUMY AL-SYAIBANY : Manusia adalah
mahluk yang paling mulia, manusia adalah mahluk yang berfikir, dan manusia
adalah mahluk yang memiliki 3 dimensi (badan, akal, dan ruh), manusia dalam
pertumbuhannya dipengaruhi faktor keturunan dan lingkungan.
e) SOKRATES : Manusia adalah mahluk hidup berkaki dua yang tidak berbulu
dengan kuku datar dan lebar.
f) KEES BERTENS : Manusia adalah suatu mahluk yang terdiri dari 2 unsur yang
kesatuannya tidak dinyatakan.
g) I WAYAN WATRA : Manusia adalah mahluk yang dinamis dengan trias
dinamikanya, yaitu cipta, rasa dan karsa.
h) ERBE SENTANU : Manusia adalah mahluk sebaik-baiknya ciptaan-Nya.
Bahkan bisa dibilang manusia adalah ciptaan Tuhan yang paling sempurna
dibandingkan dengan mahluk yang lain.
i) PAULA J. C & JANET W. K : manusia adalah mahluk terbuka, bebas memilih
makna dalam situasi, mengemban tanggung jawab atas keputusan yang hidup
secara kontinu serta turut menyusun pola berhubungan dan unggul multidimensi
dengan berbagai kemungkinan.

B. Kebudayaan
Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang
merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang
berkaitan dengan budi, dan akal manusia. Dalam bahasa Inggris, kebudayaan
disebut culture, yang berasal dari kata Latin Colere, yaitu mengolah atau
mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai mengolah tanah atau bertani.Kata culture
juga kadang diterjemahkan sebagai “kultur” dalam bahasa Indonesia.Budaya adalah
suatu pola hidup menyeluruh.budaya bersifat kompleks, abstrak, dan luas. Banyak
aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif. Unsur-unsur sosio-budaya
ini tersebar, dan meliputi banyak kegiatan sosial manusia.

II. Konsep Kebudayaan


Menurut Koenjaraningrat, budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta
yaitu buddhayah, bentuk jamak dari buddi yang diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan
dengan budi dan akal manusia. Berpikir adalah perbuatan operasional yang mendorong
untuk aktif berbuat demi kepentingan dan peningkatan hidup manusia.
Menurut Ki Hajar Dewantara, kebudayaan berarti buah budi manusia adalah hasil
perjuangan manusia terhadap dua pengaruh kuat, yakni zaman dan alam yang
merupakan bukti kejayaan hidup manusia untuk mengatasi berbagai rintangan dan
kesukaran di dalam hidup dan penghidupannya guna mencapai keselamatan dan
kebahagiaan yang pada lahirnya bersifat tertib dan damai.
Konsep kebudayaan berhubungan dengan beberapa aspek luar yang hendak diteliti
oleh seorang ilmuan. konsep-konsep yang dibuat membantu peneliti dalam melakukan
pekerjaannya sehingga ia tahu apa yang harus dipelajari. Salah satu yang diperhatikan
dalam penelitian Antropologi adalah perbedaan dan persamaan mahluk manusia dengan
mahluk bukan manusia seperti simpanse atau orang utan yang secara fisik banyak
mempunyai kesamaan-kesamaan
Nilai-nilai budaya adalah jiwa dari kebudayaan dan menjadi dasar dari segenap
wujud kebudayaan. Disamping nilai-nilai kebudayaan, kebanyakan diwujudkan dalam
tata hidup yang merupakan kegiatan manusia yang mencerminkan nilai budaya yang
dikandungnya.
Semua materi yang terkandung dalam suatu kebudayaan diperoleh manusia secara
sadar lewat proses belajar. Lewat kegiatan belajar inilah diteruskan kebudayaan dari
generasi yang satu kepada generasi selanjutnya. Dengan demikian, kebudayaan yang
telah lalu bereksistensi pada masa kini dan kebudayaan masa kini disampaikan ke masa
yang akan datang. Kebudayaan mempunyai kemampun mengikat waktu.

III. Fungsi kebudayaan


Menurut ahli Antropologi Amerika Ralph Linton menganggap bahwa
kebudayaan adalah warisan sosial yang mempunyai dua fungsi yaitu sebagai fungsi
bagi penyesuaian diri dengan masyarakat dan fungsi bagi penyesuaian diri dengan
lingkungan. Masyarakat dan budaya saling bergantung satu sama lain. Implementasi
penyesuaian diri antara masyarakat dan kebudayaan berlangsung dalam proses-proses
sebagai berikut:
a. Sosialisasi
Sosialisasi adalah proses interaksi terus menerus yang memungkinkan manusia
memperoleh identitas diri serta memperoleh keterampilan sosial. Proses ini dimulai
sejak manusia lahir ke dunia (bayi). Dalam kehidupannya maka masyarakat terdapat
norma-norma dan aturan-aturan yang harus ditaaati setiap masyarakat.
Dalam proses sosialisasi antara golongan sosial dan golongan ekonomi terdapat
perbedaan misalnya antara keluarga yang kaya berkecukupan dengan keluarga
gelandangan berkekurangan, maka pola asuhnya juga berbeda.
b. Enkulturasi
Enkulturasi artinya pembudayaan, maksudnya adalah proses membudayakan
anak manusia agar menjadi manusia yang berbudaya. Manusia yang berbudaya di
awali di dalam sistem kehidupan bersama yang disebut kelompok lokal yang
meliputi lebih dari satu keluarga atau satu keluarga yang diperluas dimana
kelompok lokal atau bentuk masyarakat harus mempunyai tatanan atau biasa
disebut dengan pranata. Menurut Koentjaraningrat pranata adalah sistem norma
atau aturan mengenai suatu aktivitas masyarakat yang khusus. Oleh adanya pranata
maka perbedaan-perbedaan menjadi beraturan.Menurut J. Van Baal perbedaan itu
meliputi jenis kelamin, umur, tempat dan kekerabatan.
Menurut Arnold van Gennep kehidupan manusia penuh dengan perubahan-
perubahan status dari status tertentu ke status lain yang ditandai dengan adanya
upacara seperti kelahiran, pertunangan, perkawinan dll. Dalam antropologi
peralihan status tertentu ke status lain disebut dengan inisisasi yaitu tindakan
penegnalan dalam soal-soal yang sebelumnya tidak diketahui dan harus diketahui
oleh orang-orang dewasa.
c. Internalisasi
Internalisasi adalah proses penerimaan dan menjadikan warisan sosial
(pengetahuan budaya) sebagai isi kepribadian yang dinyatakan dalam perilaku
sehari-hari selama hayat dikandung badan. Proses internaisasi berlangsung
sepanjang masa-masa pertumbuhan dan perkembangan anak ditengah lingkungan
masyarakat. Dengan adanya pengalaman seseorang memiliki pengetahuan dan
nilai-nilai ideal atau sistem nilai dan dinyatakan dalam perilaku.Sistem nilai dapat
bersumber dari unsur-unsur kebudayaan. Menurut Koentjoroningrat kebudayaan
meliputu tujuh unsur, yaitu: Bahasa, Sistem pengetahuan, Organisasi Sosial, Sistem
peralatan hidup dan teknoologi, Sistem mata pencaharian hiduo, Sistem religi dan
kesenian. Pengalaman memliki sistem nilai seseorang yang dibedakan oleh
masyarakat dan budaya sebagai tempat internalisasi berlangsung.
Menurut Antropolog Hildred Geertz Indonesia terdapat banyak adat istiadat
yang berbeda-beda yang membentuk kepribadian masyarakat mendukung adat
istiadatnya. Namun kepribadian rata-rata dapat diuraikan menjadi kepribadian
individu-individu yaitu ciri-ciri watak individu yang konsisten yang berbeda
dengan individu lain, dimana ciri-ciri tersebut dibedakan oleh perbedaan
pengetahuan, kehendak keinginan serta perasaan antara satu individu dengan
individu lain. Menurut Dananjaya Indonesia sampai saat ini masih besifat Bhineka
dari pada tunggal ika, padahal semboyan Indonesia adalah Bhineka tunggal ika.

IV. Sifat-sifat kebudayaan


a. Kebudayaan Diperoleh dari Belajar
Kebudayaan yang dimiliki oleh manusia dimiliki dengan cara belajar. Cara
belajar tidak diturunkan secara biologis atau pewarisan melalui unsur genetis, hal ini
ditegaskan bahwa perilaku manusia yang digerakkan oleh kebudayaan dengan
perilaku makhluk lain tingkah-tingkahnya digerakan oleh insting atau naluri sejak
manusia lahir. Contohnya kebutuhan makan yang merupakan kebutuhan dasar yang
tidak termasuk dalam kebudayaan, tetapi kebutuhan itu dipenuhi dengan adanya cara
makan dan apa yang dimakan itu merupakan kebudayaan.
b. Kebudayaan Milik Bersama
Agar dapat dikatakan sebagai suatu kebudayaan , kebiasaan –kebiasaan
seorang individu harus dimiliki bersama oleh suatu kelompok manusia. Ahli
antropologi berpendapat bahwa suatu kelompok mempunyai kebudayaan jika
warganya memiliki secara bersama sejumlah pola pikir dan kelakuan yang sama
yang didapat melalui proses belajar. Suatu kebudayaan dapat dirumuskan sebagai
seperangkat kepercayaan , nilai-nilai dan cara berlaku atau kebiasaan yang dipelajari
dan yang dimiliki kelompok masyarakat. Pengertian masyarakat sendiri dalam
antropologi adalah sekelompok orang yang tinggal disuatu wilayah yang memakai
suatu bahasa yang biasanya tidak dimengerti satu sama lain.
c. Kebudayaan sebagai pola
Dalam setiap masyarakat para anggotanya mengembangkan sejumlah pola-pola
budaya yang ideal yang memuat hal-hal sebagian besar dari masyarakat diakui
sebagai kewajiban yang harus dilakukan dalam keadaan tertentu. Pola-pola tersebut
disebut dengan norma. Norma harus diikuti oleh seluruh masyarakat. Karena jika
masyarakat selalu mematuhi norma yang ada, maka tidak akan ada pembatasan
kebudayaan. Pembatasan kebudayaan dibagi menjadi dua jenis yaitu:
a) Pembatasan kebudayaan langsung
Adalah terjadi ketika seseorang mencoba melakukan melakukan suatu hal
yang menurut kebiasaan dan kebudayaannya merupakan hal yang tidak lazim
bahkan dianggap melanggara tata kesopanan yang ada. Jika masyarakat
melanggar tata tertib yang berlaku kemungkinana akan diberi hukuman dengan
aturan yang ada. Contoh dari pembatasan kebudayaan langsung yaitu ketika
seseorang melakukan kegiatan seperti berpakaian tidak pantas.
b) Pembatasan kebudayaan tidak langsung
Adalah aktivitas yang dilakukan oleh orang yang melanggar tidak dihalangi
atau dibatasi secara langsung, akan tetapi kegiatan tersebut tidak akan mendapat
respon atau tanggapan dari anggota kebudayaan yang lain karena tidak begitu
dipahami.
Contoh dari pembatasan kebudayaan tidak langsung adalah tidak ada orang yang
akan melarang seseorang berbelanja dipasar dengan menggunakan bahasa asing
akan tetapi tidak akan dilayani karena tidak ada yang memahami.
d. Kebudayaan bersifat dinamis dan adaptif
a) Kebudayaan bersifat adaptif
Pada umumnya kebudayaan dikatakan bersifat adaptif karena kebudayaan
melengkapi manusia dengan cara-cara penyesuaian diri pada kebutuhan-
kebutuhan fisiologis dari bada mereka dan penyesuaian pada lingkungan yang
bersifat fisik geografis maupun pada lingkungan sosialnya.
Contoh: Apabila terjadi bencana alam maka masyarakat yang berada pada daerah
tersebut harus pindah ke daerah lain yang memiliki perbedaan budaya.
b) Kebudayaan bersifat dinamis
Artinya kebudayaan itu selalu berubah dan terus bergerak mengikuti
dinamika kehidupan sosial budaya dan masyrakat. Dinamika kehidupan sosial
budaya terjadi karena interaksi manusia dengan lingkungan sekitar.
Contoh: Corak pakaian yang dipakai oleh nenek-nenek kita saat mereka masih
muda dengan corak pakaian yang kita pakai saat ini pastilah sangat berbeda.

V. Wujud kebudayaan
Talcot Persons dan A.L Krober membedakan wujud budaya sebagai suatu sistem
dari gagasan-gagasan serta konsep-konsep dan wujud budaya manusia sebagai
rangkaian dan aktivitas manusia.
Menurut Koentjaraningrat (1981), kebudayaan mempunyai 3 wujud yaitu :
 Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks dari ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-
norma, peraturan dan sebagainya.
 Wujud kebudayaan sebagai suatu komleks aktivitas berpola dari manusia dan
masyarakat.
 Wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya manusia.

VI. Unsur-unsur kebudayaan


Kuntjaraningrat ( 1974 ) membagi kebudayaan menjadi unsur-unsur yang terdiri dari
sistem religius dan upacara keagamaan, sistem dan organisasi kemasyarakatan, sistem
pengetahuan, bahasa, kesenian sistem mata pencaharian, serta sistem teknologi dan
peralatan. Kebubayaan sebagai sebuah keseluruhan dari kehidupan masyarakat.
Menurut C. Kluckhohn terdapat 7 unsur dalam kebudayaan yaitu :
 Bahasa
 Sistem pengetahuan
 Organisasi sosial
 Sistem peralatan hidup dan teknologi
 Sistem mata pencaharian
 Sistem religi
 Kesenian.

Anda mungkin juga menyukai