Anda di halaman 1dari 8

Diabetes Melitus

Patofisiologi Diabetes Mellitus – CKD


Hiperglikemi merupakan faktor inisiasi dan progresi penyakit gagal ginjal
kronik. Hiperglikemi akan menyebabkan viskositas darah meningkat dan filtrasi
glukosa yang berlebihan dalam glomerulus akan menyebabkan peningkatan
tekanan osmotik seluler dan terjadi penebalan kapiler membran yang
mengakibatkan penurunan fungsi glomerulus (Koda-Kimble, 2009).

Algoritma terapi Diabetes Melitus

(American Diabetes Association, 2018).


Terapi Farmakologi
(American Diabetes Association, 2018).
(Hahr and Molitch, 2015)
Terapi Non-Farmakologi

a. Aktivitas Fisik
Gaya hidup sehat harus diterapkan pada pasien diabetes yang salah satunya
dapat dilakukan dengan olahraga. Olahraga dilakukan minimal 150 menit
dalam satu minggu atau 75 menit setiap 3 kali dalam kurun waktu satu minggu.
Melakukan olahraga selain dengan tujuan kebugaran tubuh juga untuk
mengurangi lemak di perut sehingga beat badan dapat terkontrol dan mencegah
kejadian obesitas dimana obesitas merupakan salah satu faktor risiko diabetes
melitus.
b. Nutrisi
Pola makan sehat rendah kalori sangat penting diterapkan pasien untuk
mencegah keparahan diabetes. Asupan kacang, buah beri, yoghurt, kopi dan
teh dapat mengurangi risiko diabetes. Sebaliknya, mengkonsumsi daging
merah dan makanan atau minuman yang mengandung gula dapat meningkatan
risiko diabetes.

(ADA, 2018)
Hipertensi untuk Diabetes Melitus
Hipertensi adalah kejadian yang sering terjadi pada penderita Diabetes
Melitus tipe 1 dan Diabetes Melitus tipe 2. Terapi hipertensi dianjurkan ketika
tekanan darah ≥140/90 mmHg. Pengobatan dimulai dengan kombinasi ACEi/ARB
dengan CCB atau Diuretik dan Thiazide. Direkomendasikan bagi penderita Diabetes
Melitus untuk menurunkan tekanan darah hingga kurang dari 140/80 mmHg, dengan
sasaran tekanan darah sistolik kurang dari 130 mmHg. Nilai tekanan darah sistolik
yang kurang dari 130 bermanfaat untuk pencegahan stroke. (Williams et al, 2018)
Terapi Aspirin
Terapi aspirin (75–162 mg / hari) dapat digunakan sebagai pencegahan
terhadap stroke dan infark miokard utama pada diabetes mellitus tipe 1 dan 2 yang
memiliki peningkatan risiko kardiovaskular. Ini berlaku bagi pria dan wanita berusia
≥50 tahun yang menderita diabetes yang memiliki setidaknya satu risiko penyakit
kardiovaskular (ADA, 2018)

Daftar Pustaka

American Diabetes Association, 2018. Diabetes Care, The Journal of Clinical and
Applied Research and Education, volume 4, supplement 1. ADA, USA.

Williams, B., et al .2018. ESC/Eshguidelines For The Management Of Arterial


Hypertension.

Anda mungkin juga menyukai