Anda di halaman 1dari 4

PENGERTIAN FLU BURUNG

Flu burung merupakan suatu jenis penyakit influenza yang ditularkan


oleh burung kepada manusia. Virus yang masuk ke tubuh manusia akan
berinkubasi terlebih dahulu selama 3-7 hari sebelum menimbulkan
gejala.

Seseorang yang terkena flu burung akan mengalami gejala utama,


seperti demam tinggi sekitar 39 derajat celsius, sakit kepala, nyeri otot,
pilek, batuk, dan gangguan pernapasan. Namun sebelum gejala
tersebut muncul, ada juga penderita yang terlebih dahulu mengalami:

 Sakit perut
 Diare
 Pendarahan gusi
 Pendarahan hidung
 Nyeri dada
Pengobatan flu burung harus dilakukan secepat mungkin. Karena jika
tidak, penyakit ini sangat berpotensi menimbulkan komplikasi yang
dapat membahayakan nyawa penderitanya, seperti:

 Sindrom gagal napas akut.


 Pneumonia.
 Gagal multi organ (misalnya gangguan jantung, disfungsi ginjal, dan
pneumothorax atau pengumpulan udara di dalam rongga pleura).

Penyebab Flu Burung


Virus flu burung awalnya hanya menyebar antar unggas saja, baik itu
unggas liar maupun unggas peternakan (ayam, bebek, angsa, atau
burung kicauan). Seiring waktu, virus flu burung bermutasi menjadi
beberapa turunan sehingga pada akhirnya mampu menulari manusia.
Beberapa turunan virus tersebut di antaranya adalah H5N1, H7N7,
H9N2, H5N6, H6N1, H7N9, dan H10N8.

Dari semua turunan virus flu burung, sampai saat ini hanya dua jenis
yang pernah menyebabkan wabah dengan jumlah korban jiwa yang
banyak, yaitu H5N1 dan H7N9.
H5N1 yang mewabah sejak tahun 1997 telah menginfeksi sekitar 840
orang di seluruh dunia dengan jumlah penderita meninggal dunia
mencapai 447 orang. Dari data tersebut, Indonesia merupakan salah
satu negara yang terkena dampak flu burung paling parah, bersama
dengan Vietnam dan Mesir.

Sedangkan H7N9 yang mewabah sejak bulan Maret tahun 2013,


dilaporkan telah menginfeksi 665 orang dan 229 di antaranya meninggal
dunia. Tiongkok bagian tenggara merupakan wilayah yang paling besar
terkena dampaknya akibat wabah virus flu burung jenis ini.

Flu burung berisiko tinggi menular apabila kita menyentuh unggas yang
telah terinfeksi, menghirup debu dari kotoran unggas sakit yang telah
mengering, atau menyantap daging/telurnya dengan tidak dimasak
sampai benar-benar matang. Selain itu, bahaya yang sama juga
mengintai apabila kita mengunjungi pasar unggas dengan tingkat
kebersihan yang buruk atau mengunjungi suatu daerah yang sedang
dilanda wabah flu burung.

Diagnosis Flu Burung


Segera temui dokter jika Anda mengalami gejala-gejala, seperti batuk,
demam, dan nyeri di seluruh tubuh. Terlebih jika gejala-gejala tersebut
dirasakan sepulang dari wilayah yang sedang dilanda wabah flu burung.

Selain mencocokkan gejala yang dirasakan pasien dengan tanda-tanda


sakit flu burung, dokter juga akan menanyakan pada pasien apakah
dirinya sering menyentuh unggas, pernah menyantap daging/telur
unggas yang kurang matang, atau berinteraksi dekat dengan seseorang
yang menderita penyakit pernapasan parah.

Jika dokter mencurigai pasien terjangkit flu burung, pemeriksaan


lanjutan di laboratorium perlu dilakukan untuk memastikannya.
Pemeriksaan ini untuk memeriksa adanya virus pada usapan hidung
atau tenggorokan pasien. Pemeriksaan lain yang perlu dilakukan adalah
pemeriksaan di dada dengan menggunakan X-ray. Biasanya jika hasil
pemeriksaan laboratorium dan X-ray ini normal, maka kemungkinan
pasien tidak menderita flu burung.
Pengobatan Flu Burung
Pasien yang telah terbukti menderita flu burung biasanya akan diobati
secara terpisah (terisolasi) di rumah sakit untuk menghindari penularan.
Selain dianjurkan untuk minum banyak cairan, mengonsumsi makanan
sehat, istirahat, dan minum obat pereda rasa sakit, dokter juga biasanya
akan meresepkan obat-obatan antivirus agar penyakit tidak berkembang
makin parah. Pemberian obat antivirus juga bertujuan mencegah
terjadinya komplikasi dan membuat peluang hidup pasien tetap besar.

Contoh obat-obatan antivirus yang bisa diberikan dalam kasus flu


burung adalah oseltamivir dan zanamivir. Oseltamivir adalah obat pilihan
utama.

Sebenarnya kedua obat ini diperuntukkan mengobati flu biasa dan


sangat efektif jika penggunaannya tidak melebihi dua hari setelah gejala
muncul. Obat ini bisa diberikan secepatnya setelah pasien dinyatakan
positif terjangkit flu burung.

Selain berguna untuk pengobatan, oseltamivir dan zanamivir juga bisa


dikonsumsi sebagai obat pencegah flu burung, terutama diberikan
kepada para petugas medis yang menangani pasien penyakit ini dan
kepada mereka yang aktivitas sehari-harinya berdekatan dengan
unggas.

Pencegahan Flu Burung


Ketika flu burung mewabah di Indonesia, pemerintah banyak melakukan
upaya penanggulangan, di antaranya dengan melakukan penyemprotan
(sterilisasi) ke sejumlah peternakan atau pasar unggas, hingga
pemusnahan jutaan unggas yang dicurigai membawa virus flu burung.

Penyebaran virus flu burung memang sulit untuk dicegah. Namun


terlepas dari hal itu, kita harus tetap melakukan hal-hal yang dapat
memperkecil risiko terjangkit. Beberapa contoh sederhananya adalah
dengan selalu menjaga kebersihan tangan, menjaga kebersihan
kandang apabila kita memelihara unggas, memastikan untuk
mengonsumsi daging atau telur unggas yang telah dimasak dengan
baik, dan tidak mengonsumsi unggas liar hasil buruan karena kita tidak
tahu penyakit apa saja yang mungkin ada di tubuh mereka.
Belilah daging unggas yang sudah dipotong di swalayan atau pasar
tradisional yang kebersihannya baik. Daging siap masak akan
meminimalkan risiko terkena flu burung karena kita tidak perlu repot-
repot memotong, mencabuti bulu, atau membersihkan isi perut unggas.
Sebisa mungkin hindarilah lapak unggas hidup di pasar yang kebersihan
di sekitar lapak tersebut tidak higienis.

Selalu gunakan masker (penutup mulut dan hidung) ketika kita berada di
tempat-tempat umum. Meski flu burung jarang menular dari manusia ke
manusia, namun langkah ini tidak ada salahnya dilakukan sebagai
tindakan preventif. Apabila Anda tinggal di wilayah yang aman dari flu
burung, hindari melakukan perjalanan ke wilayah-wilayah yang sedang
dilanda flu burung.

Untuk meningkatkan daya tahan tubuh terhadap virus influenza,


upayakan untuk rutin mengikuti vaksinasi flu tiap tahun. Jika perlu,
sertakan juga vaksinasi pneumokokus untuk menjaga diri dari
komplikasi flu burung apabila sewaktu-waktu kita terjangkit kondisi
tersebut.

Anda mungkin juga menyukai