Dosen Pengampu:
Disusun Oleh:
Hasan Albanna 12020116140150
Dodi Firmansyah 12020116130138
Sri Wahyuningtyas 12020116130142
Ertanti Sihaloho 12020116120055
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2019
Daftar Isi
Bagian 1................................................................................................................................................... 3
Bagian 2................................................................................................................................................... 4
Bagian 3................................................................................................................................................... 5
Bagian 4................................................................................................................................................... 7
2
Penggabungan Analisis Institusional Kedalam Sejarah Perekonomian:
Prospek dan Teka-Teki
Bagian 1
Apa yang membedakan inkorporasi eksplisit pembuatan analisis institusional terhadap
penulisan (bahan penulisan) sejarah perekonomian serta dalam segi sejarah secara umum?
Bagaimana sejarah mengkonstruksikan sejarah yang masuk akal dari sepanjang waktu fase
kehidupan manusia. Sebagaimana konstruksi yang hanya ada dalam pikiran manusia. Kita
tidak bisa menciptakan kembali masa lalu; kita mengkonstruksi cerita mengenai masa lalu.
Akan tetapi untuk menjadi sejarah yang baik maka sejarah tersebut harus secara konsisten
dan dapat diperhitungkan dalam akal sehat dan sesuai dengan bukti dan teori yang tersedia.
Jawaban singkatnya terhadap pertanyaan inkorporasi institusi ke dalam sejarah
memperkenankan kita untuk menyajikan cerita yang lebih baik dari pada yang kita bisa
lakukan sebelumnya. Sepanjang sejarah perekonomian sebenarnya telah dibangun di sekitar
institusi, dan pada orang-orang yang paling berhasil secara praktik untuk mengatur dan
menyediakan kita sebuah gambaran yang berkelanjutan akan perubahan institusi dengan
cerita yang evolusioner. Tetapi Karena telah dibangun pada teori serta pembuktian statistik
yang terbatas maka tidak didapatkan struktur yang utuh, hal tersebut tidak menyediakan basis
untuk mengeneralisasi atau memperluas analisis melebihi karakteristik tujuan esensialnya
dari cerita-cerita individu tersebut. Kontribusi kliometrik adalah sistem aplikatif dari sejarah
perekonomian, teori neoklasik serta pengaplikasikannya yang membingungkan.
Bagaimanapun, kita telah membayar harga yang besar bagi teori neoklasik yang
selama ini cenderung anti kritik, meskipun aplikasi sistematis dari pada teori harga (mikro
ekonomi) terhadap sejarah perekonomian merupakan kontribusi yang sangat besar, teori
neoklasik hanya focus terhadap alokasi sumber daya pada momen tertentu, yang sangat
mengenanya lagi adalah bagi sejarawan ketika mempertanyakan sebuah pertanyaan inti
mengenai bagaimana asumsi teori tersebut dapat terap sepanjang waktu. Terlebih lagi, alokasi
diasumsikan terjadi pada lingkungan tanpa friksi yang mana lembaga yang maksud tidak ada
dalam kenyataan. Dalam kedua kondisi ini memperjelas mengenai apa yang seharusnya
dijelaskan dalam sejarah perekonomian: untuk mengusahakan penjelasan mengenai pola-pola
pertumbuhan yang berbeda, stagnansi kekurangan-kekurangan yang terdapat pada
masyarakat sepanjang waktu, dan mengeksplorasi cara mengenai bagaimana friksi tersebut
mengenai konsekuensi terhadap interaksi pola produksi manusia secara luar dan divergen.
3
dari Karl Marx yang mengusahakan untuk mengintegrasikan perubahan teknologi dengan
perubahan institusional. Marx menjadi yang terdahulu mengelaborasikan angkatan kerja
produktif dengan hubungannya terhadap produksi yang telah menjadi pioner dalam usaha
untuk menintegrasikan keterbatasan teknologi dengan organisasi manusia.
Tetapi sejarah Marx memiliki akhir yang utopis, dimana analisis institusional dalam
penelitiannya tidak menyediakan bagi akhir yang baik (kesejahteraan).
Terdapat perbedaan yang saya pikirkan sebagai cerita yang lebih baik. Yang terfokus
pada perjuangan tanpa henti manusia untuk memecahkan masalah dari sebuah kerjasama
yang mana kemudian mereka mungkin akan menuai manfaat tidak hanya dari teknologi terapi
juga pada usaha manusia untuk menegakkan peradaban.
Bagian 2
Penekanan pada teknologimembuat kontribusi yang bermanfaat bagi penulisan sejarah
perekonomian. Sejumlah penelitian setelah perang dunia ke dua oleh Simonm Kuznets,
Robert Solow, Edward Dennison, Moses Abramovitz, dan John Kendrick mengarahkan pada
eksplorasi sumber daya ekonomi dalam hal menganalisis perubahan produktivitas, walaupun
selama 4 dekade penelitian mereka belum juga dapat menyibak misteri dari perubahan
produktivitas, mereka telah mampu meningkatkan pengetahuan kita mengenai asas dasar
faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi dan berfokus pada pertumbuhan
produktivitas yang tidak diragukan lagi mengarah pada arah yang benar dalam proses
eksplorasi asas-asas faktor penentu tersebut. Teknologi menyediakan batas atas untuk dapat
merealisasikan pertumbuhan ekonomi. Untuk simplifikasi pada buku ini dalam konteks dunia
yang memberlakukan zero transaction peningkatan pada jumlah pengetahuan dan
pengaplikasiannya menyediakan kunci bagi kesejahteraan manusia. Apa yang telah
ditinggalkan dari analisis terdahulu adalah mengapa potensi tersebut dapat diwujudkan dan
kenapa masih terjadi gap yang begitu besar antara Negara kaya dengan Negara miskin ketika
teknologi tersedia bagi setiap orang. Gap pada dunia nyata pararel dengan gap pada model
teori yang dibangun oleh para ekonom.
4
Teori neoklasik tidak bisa secara langsung menguraikan isu pertumbuhan itu sendiri.
Namun dalam postulat dasar teori, adalah beralasan jika diasumsikan bahwa permasalahan
pertumbuhan tidak berdiri sendiri. Karena output ditentukan oleh persediaan capital (fisik,
manusia), dan kita bisa meningkatkan jumlah capital dalam kerangka pikir neoklasik dengan
menginvestasikan pada usaha apa saja yang memiliki tingkat margin imbal hasil tertinggi,
yang tidak terdapat faktor tetap padanya. Kita dapat mengatasi kelangkaan sumber daya
dengan menginvestasikan teknologi termutakhir dan kita bisa mengatasi segala jenis
kelangkaan dengan melakukan investasi pada ilmu pengetahuan untuk menanggulangi faktor
potensial yang tetap. Tetapi formulasi neoklasik ini sebagaimana yang telah dijelaskan diatas
memunculkan pertanyaan yang menarik. Untuk menempatkan isu secara sungguh-sungguh,
model pertumbuhan neoklasik terbaru dibangun atas increase return dan akumulasi fisikal
dan human capital secara krusial bergantung pada keberadaan struktur insentif implisit yang
mengendalikan model tersebut. Penelitian boumol secara implisit menghadirkan kesimpulan
yaitu ketika dia menemukan konvergensi yang hanya terdapat pada 16 negara dengan
perekonomian yang maju, tetapi tidak dengan system perekonomian komando ataupun
dengan Negara berkembang. Untuk melakukan perhitungan pada pengalaman sejarah
perekonomian atau pada performa yang berbeda-beda dari perekonomian Negara maju,
system ekonomi terpusat, Negara berkembang tanpa membuat struktur insentif yang
diturunkan dari kelembagaan untuk diujicoba dalam keadaan steril.
Bagian 3
Insentif adalah penentu yang mendasari kinerja ekonomi. Hal ini tersirat dalam teori
yang digunakan dan telah diasumsikan memiliki bentuk dan efek tertentu. Membawa insentif
padai awal mula pembahasan akan memusatkan dimana seharusnya perhatian kita tunjukan,
pada kunci sebenar nya dari kinerja perekonomian. Inti Argumentasi yang dikemukakan
5
dalam pembahasan sebelumnya adalah bahwa insentif sangat bervariasi dari waktu ke waktu
dan masih teap berlaku. Mengintegrasikan analisis kelembagaan ke dalam ekonomi dan
sejarah ekonomi mengarahkan kembali pada penekanan kita, tetapi tidakmeninggalkan alat
teoritis yang sudah dikembangkan. Mengarahkan penekanan mencakup pengubahan gagasan
dan implikasi rasionalitas, memasukkan ide-ide dan ideologi ke dalam analisis ini, secara
eksplisit mempelajari biaya bertransaksi sebagai fungsi politik dan ekonomi pasar, dan
memahami konsekuensi ketergantungan pada evolusi sejarah perekonomian. Pada saat yang
sama, alat yang mendasari teori harga neoklasik dan teknik kuantitatif canggih yang
dikembangkan oleh generasi ahli kliometri terus menjadi bagian dari perangkat alat tersebut.
Bagaimana pendekatan semacam itu mengubah persepsi dan penulisan kita tentang sejarah
ekonomi? Akan di ilustrasikan dari sejarah perekonomian AS.
Kami juga telah memberikan perhatian besar pada biaya yang dikeluarkan dalam hal
pertumbuhan. Sebagian dari biaya itu adalah harga yang dibayarkan untuk efisiensi adaptif.
sistem tersebut memusnahkan yang tidak bisa bertahan dan ada banyak dari mereka - petani
6
yang pergi ke perbatasan dan pada akhirnya gagal, perusahaan pengiriman yang gagal karena
kami kehilangan keuntungan komparatif dalam pengiriman, buruh yang menderita
pengangguran dan upah yang menurun di tahun 1850-an. Bagian dari biaya, Namun
konsekuensi dari institusi yang mengeksploitasi individu dan kelompok - suku Indian, budak,
dan tidak jarang imigran, pekerja, dan petani digunakan untuk kepentingan mereka yang
memiliki daya tawar yang unggul. Pendeknya, baik sumber pertumbuhan maupun biaya yang
diperlukan dalam pertumbuhan itu adalah turunan umum dari kerangka kerja kelembagaan itu
sendiri.
Bagian 4
Dari studi ini dapat disimpulkan bahwa berspekulasi terhadap isu sentral sejarah
perekonomian. Lembaga menentukan kinerja ekonomi, tetapi hal apa yang menciptakan
institusi yang efisien? Jelas keberadaan institusi yang relatif produktif di suatu tempat di
dunia dan informasi yang dapat diperoleh dengan biaya rendah mengenai karakteristik kinerja
yang dihasilkan dari lembaga-lembaga tersebut sangat kuat insentifnya untuk merubah
kinerja perokonomian yang buruk. Tampaknya kita dapat mengambil contoh dalam
perubahan mencolok masyarakat Eropa Timur pada tahun 1989.
Tetapi bisakah kita menggeneralisasi kekuatan yang akan membuat perubahan seperti
itu? Bagaimana seseorang membalikkan peningkatan return dengan karakteristik tertentu dari
matriks kelembagaan? Analisis sebelumnya memberikan banyak petunjuk dan poin, saya
percaya, untuk dua fitur terkait dari matriks institusional ekonomi: kendala informal dan
biaya transaksi yang melekat di dalamnya yang berkaitan dengan proses politik.
Kendala informal berasal dari transmisi nilai budaya, dari perluasan serta penerapan
aturan formal untuk menyelesaikan masalah pertukaran yang spesifik, dari solusi hingga
koordinasi langsung terhadap masalah. Secara total, hal tersebut tampaknya memiliki
pengaruh luas pada struktur kelembagaan. Tradisi kerja keras, kejujuran, dan integritas hanya
menurunkan biaya transaksi dan menjadikannya kompleks. Tradisi semacam itu selalu
diperkuat oleh ideologi yang mendasari sikap-sikap tersebut. Dari mana sikap dan ideologi
ini datang dan bagaimana mereka berubah? Persepsi subyektif dari aktor tidak hanya berasal
dari budaya tetapi terus dimodifikasi oleh pengalaman yang disaring oleh konstruksi mental.
Oleh karena itu, perubahan mendasar dalam harga relatif akan secara lambat laun mengubah
norma dan ideologi, dan semakin rendah biaya informasi, maka semakin cepat juga
perubahan tersebut.