Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
4 Etiologi
Otitis eksterna dapat disebabkan oleh infeksi bakteri seperti Pseudomonas aeruginosa,
Proteus mirabilis, Staphylococcus aureus, Streptococcus,virus, dan dapat juga disebabkan oleh
jamur seperti Jamur golongan Aspergillus atau Candida sp.
Beberapa faktor yang mempermudah terjadinya otitis eksterna, yaitu :
Derajat keasaman (pH)
Ph pada liang telinga biasanya normal atau asam, pH asam berfungsi sebagai protektor
terhadap kuman. Bila terjadi perubahan pH menjadi basa maka akan mempermudah
terjadinya otitis eksterna yang disebabkan oleh karena proteksi terhadap infeksi menurun.
Udara
Udara yang hangat dan lembab lebih memudahkan kuman dan jamur mudah tumbuh.
Trauma
Trauma ringan misalnya setelah mengorek telinga merupakan faktor predisposisi
terjadinya otitis eksterna.
Berenang
Terutama jika berenang pada air yang tercemar. Perubahan warna kulit liang telinga
dapat terjadi setelah terkena air.(1)
Rasa penuh pada telinga merupakan keluhan yang umum pada tahap awal dari otitis
eksterna difusa dan sering mendahului terjadinya rasa sakit dan nyeri tekan daun telinga. Gatal
merupakan gejala klinik yang sangat sering dan merupakan pendahulu rasa sakit yang berkaitan
dengan otitis eksterna akut. Pada kebanyakan penderita rasa gatal disertai rasa penuh dan rasa
tidak enak merupakan tanda permulaan peradangan suatu otitis eksterna akuta. Pada otitis
eksterna kronik merupakan keluhan utama. Rasa sakit di dalam telinga bisa bervariasi dari yang
hanya berupa rasa tidak enak sedikit, perasaan penuh didalam telinga, perasaan seperti terbakar
hingga rasa sakit yang hebat, serta berdenyut. Meskipun rasa sakit sering merupakan gejala yang
dominan, keluhan ini juga sering merupakan gejala sering mengelirukan. Kehebatan rasa sakit
bisa agaknya tidak sebanding dengan derajat peradangan yang ada. Ini diterangkan dengan
kenyataan bahwa kulit dari liang telinga luar langsung berhubungan dengan periosteum dan
perikondrium, sehingga edema dermis menekan serabut saraf yang mengakibatkan rasa sakit
yang hebat. Lagi pula, kulit dan tulang rawan 1/3 luar liang telinga bersambung dengan kulit dan
tulang rawan daun telinga sehingga gerakan yang sedikit saja dari daun telinga akan dihantarkan
kekulit dan tulang rawan dari liang telinga luar dan mengkibatkan rasa sakit yang hebat
dirasakan oleh penderita otitis eksterna. (1)
Kurang pendengaran mungkin terjadi pada akut dan kronik dari otitis eksterna akut.
Edema kulit liang telinga, sekret yang sorous atau purulen, penebalan kulit yang progresif pada
otitis eksterna yang lama, sering menyumbat lumen kanalis dan menyebabkan timbulnya tuli
konduktif. Keratin yang deskuamasi, rambut, serumen, debris, dan obat-obatan yang digunakan
kedalam telinga bisa menutup lumen yang mengakibatkan peredaman hantaran suara. (1)
Gejala klinis otitis eksterna sirkumskripta berupa :
Rasa sakit atau nyeri pada telinga (biasanya dari ringan sampai berat, dapat sangat
mengganggu, rasa nyeri makin hebat bila mengunyah makanan).
Keluhan kurang pendengaran, bila furunkel menutup liang telinga.
Rasa sakit bila daun telinga ketarik atau ditekan.
Terdapat tanda infiltrat atau abses pada 1/3 luar liang telinga.
2.6 Patofisiologi
Secara alami, sel-sel kulit yang mati, termasuk serumen, akan dibersihkan dan dikeluarkan
dari gendang telinga melalui liang telinga. Cotton bud (pembersih kapas telinga) dapat
mengganggu mekanisme pembersihan tersebut sehingga sel-sel kulit mati dan serumen akan
menumpuk di sekitar gendang telinga. Masalah ini juga diperberat oleh adanya susunan anatomis
berupa lekukan pada liang telinga.
Keadaan diatas dapat menimbulkan timbunan air yang masuk ke dalam liang telinga ketika
mandi atau berenang. Kulit yang basah, lembab, hangat, dan gelap pada liang telinga merupakan
tempat yang baik bagi pertumbuhan bakteri dan jamur.
Adanya faktor predisposisi otitis eksterna dapat menyebabkan berkurangnya lapisan
protektif yang menimbulkan edema epitel skuamosa. Keadaan ini menimbulkan trauma lokal
yang memudahkan bakteri masuk melalui kulit, terjadi inflamasi dan cairan eksudat. Rasa gatal
memicu terjadinya iritasi, berikutnya infeksi lalu terjadi pembengkakan dan akhirnya
menimbulkan rasa nyeri.
Proses infeksi menyebabkan peningkatan suhu lalu menimbulkan perubahan rasa nyaman
dalam telinga. Selain itu, proses infeksi akan mengeluarkan cairan / nanah yang bisa menumpuk
dalam liang telinga (meatus akustikus eksterna) sehingga hantaran suara akan terhalang dan
terjadilah penurunan pendengaran.
Bakteri patogen yang sering menyebabkan otitis eksterna yaitu Pseudomonas (41%),
Streptokokus (22%), Staphylococcus aureus (15%) dan, bakteroides (11%). Infeksi pada liang
telinga luar dapat menyebar ke pinna, periaurikuler dan tulang temporal.
Otalgia pada otitis eksterna disebabkan :
Kulit liang telinga luar beralaskan periostium & perikondrium bukan bantalan jaringan
lemak sehingga memudahkan cedera atau trauma. Selain itu, edema dermis akan
menekan serabut saraf yang mengakibatkan rasa sakit yang hebat.
Kulit dan tulang rawan pada 1/3 luar liang telinga luar bersambung dengan kulit dan
tulang rawan daun telinga sehingga gerakan sedikit saja pada daun telinga akan
dihantarkan ke kulit dan tulang rawan liang telinga luar sehingga mengakibatkan rasa
sakit yang hebat pada penderita otitis eksterna.
Gambar. Patofisiologi Otitis Eksterna
2.7 Diagnosis
Pada anamnesis biasanya didapatkan keluhan dengan gejala awal berupa gatal. Rasa gatal
berlanjut menjadi nyeri yang sangat dan terkadang tidak sesuai dengan kondisi penyakitnya (mis,
pada folikulitis atau otitis eksterna sirkumskripta). Nyeri terutama ketika daun telinga ditarik,
nyeri tekan tragus, dan ketika mengunyah makanan.
Rasa gatal dan nyeri disertai pula keluarnya sekret encer, bening sampai kental purulen
tergantung pada kuman atau jamur yang menginfeksi. Pada jamur biasanya akan bermanifestasi
sekret kental berwarna putih keabu-abuan dan berbau. Pendengaran pasien bisa normal atau
sedikit berkurang, tergantung pada besarnya furunkel atau edema yang terjadi dan telah
menyumbat pada liang telinga.
Didapatkan riwayat faktor predisposisi misalnya kebiasaan berenang pada pasien, ataupun
kebiasaan mengorek kuping dengan cotton bud bahkan menggunakan bulu ayam yang
merupakan media penyebaran infeksi. (1)
Pemeriksaan Fisik pada pasien bisanya menunjukkan:
a. Kulit MAE edema, hiperemi merata sampai ke membran timpani dengan liang MAE penuh
dengan sekret. Jika edema hebat, membran timpani dapat tidak tampak.
b. Pada folikulitis akan didaptkan edema, hiperemi pada pars kartilagenous MAE.
c. Nyeri tragus (+), nyeri auricular (+)
d. Tidak adanya partikel jamur
e. Adenopati reguler dan terkadang didapatkan nyeri tekan.
2.8 Tatalaksana
1. Penatalaksanaan otitis eksterna sirkumskripta : (1)
a. Jika terdapat abses yang besar dapat dilakukan aspirasi untuk mengeluarkan nanah, pada
stadium infiltrat diberikan tampon yang dibasahi dengan 10% ichthamol dalam glycerine,
diganti setiap hari. Pada stadium abses dilakukan insisi pada abses dan tampon larutan
rivanol 0,1%.
b. Terapi topikal : Antibiotik, salep polimixin B atau Bacitracin dan pemberian anti septik
asam asetat 2-5% dalam alkohol.
c. Sistemik : Antibiotika diberikan dengan pertimbangan infeksi yang cukup berat.
Diberikan pada orang dewasa ampisillin 250 mg qid, eritromisin 250 qid. Anak-anak
diberikan dosis 40-50 mg per kg BB.
d. Analgetik diberikan untuk mengurangi rasa nyeri.