Anda di halaman 1dari 4

Infeksi oportunistik adalah infeksi yang disebabkan oleh organisme yang biasanya

tidak menyebabkan penyakit pada orang dengan sistem kekebalan tubuh yang normal,
tetapi dapat menyerang orang dengan sistem kekebalan tubuh yang buruk. Mereka
membutuhkan "kesempatan" untuk menginfeksi seseorang.

Akibat
 Kekurangan gizi
 Infeksi kambuh
 Agen penekan sistem imun untuk resipien transplantasi organ
 Kemoterapi untuk Kanker
 AIDS atau infeksi HIV
 Kecenderungan geneticka
 Kerusakan kulit
 Perawatan antibiotik
 Prosedur medikal

Retrovirus merupakan salah satu golongan virus yang terdiri dari satu benang
tunggal RNA (bukannya DNA). Setelah menginfeksi sel, virus tersebut akan
membentuk replika DNA dari RNA-nya dengan menggunakan enzim reverse
transcriptase.

Terdapat pada kera-kera kecil, atau kera besar macam gorila atau simpanse yang ada
di benua Afrika, serta orangutan yang ada di Sumatera dan Kalimantan

Golongan Retrovirus
Ada tiga golongan retrovirus yang ditemukan pada primata yaitu oncornaviruses,
lentiviruses, dan spumaviruses. Meskipun jumlahnya sangat sedikit, ketiga golongan
virus tersebut beresiko menular pada manusia baik melalui gigitan, urin maupun feses
(kotoran). Berikut virus-virus tersebut :

[sunting] Oncornaviruses

Ada empat jenis ornocavirus yang terdapat pada non human primata(ordo) (NHP)
yaitu Simian T-lymphotropic virus (STLV), Gibbon ape leukemia virus (GaLV),
Simian sarcoma virus, dan Simian retrovirus Type D (SRV). Simian T-lymphotropic
virus (STLV) sangat mirip dengan Human T-cell leukemia virus (HTLV) yang banyak
sekali terdapat di Asia, Afrika maupun Amerika. Meskipun kasus kejadiannya tidak
banyak, HTLV dapat menyebabkan leukemia pada sel T dewasa atau lymphoma pada
manusia yang terinfeksi. Selain itu, strain virus HTLV I juga berkaitan dengan tropical
spastic paraparesis yaitu suatu gangguan syaraf yang langka. Hal yang amat
mengkhawatirkan, saat ini telah diketahui bahwa HTLV ternyata berasal dari STLV
purba yang menular antar spesies yang berbeda. Bahkan sebuah survei yang dilakukan
oleh Verschoor et al. (1998) terhadap 143 orangutan di Kalimantan Tengah
menunjukkan adanya dua ekor orangutan yang terinfeksi oleh virus HTLV I. Dengan
demikian, peluang virus golongan ini untuk menginfeksi manusia semakin besar.
Gibbon ape leukemia virus (GaLV) juga dapat mengakibatkan leukemia meskipun
hewan yang dijangkiti masih tampak sehat. Virus ini dapat berpindah antar spesies.
Simian sarcoma virus, yang kemungkinan merupakan mutan dari GaLV diketahui
menginfeksi monyet wooly yang serumah dengan gibbon. Simian retrovirus Type D
(SRV) terdiri dari beberapa jenis virus. Virus ini biasanya menyerang monyet dan
menyebabkan penurunan sistem kekebalan tubuh. Namun demikian, monyet yang
terserang virus ini tetap terlihat sehat. Antibodi terhadap retrovirus tipe D telah
dilaporkan pada 2 dari 247 orang yang sehari-hari berhubungan dengan primata non
manusia.

[sunting] 2. Lentivirus

Salah satu golongan lentivirus yang amat berbahaya adalah Simian immunodeficiency
virus (SIV). Virus ini berkerabat erat dengan HIV (Human Immunodeficiency Virus).
Virus HIV 1 berasal dari strain SIV simpanse. Sedangkan virus HIV 2 berasal dari
SIV sooty mangabeys. Ada sejumlah besar monyet Afrika baik yang liar maupun
tangkapan yang terinfeksi oleh SIV. Jenis strainnya berbeda-beda, sesuai dengan jenis
spesiesnya. Sebagian besar hewan yang terinfeksi oleh virus ini, tetap terlihat sehat.
Primata Asia bukanlah induk semang alami dari SIV. Dengan demikian, apabila
terkena SIV, primata Asia (termasuk orangutan) akan sangat mudah mengalami
penurunan kekebalan tubuh. Saat ini ada 0.06% (2 dari 3123) manusia yang biasa
bekerja dengan primata yang terinfeksi oleh virus ini. Satu diantara kedua orang
tersebut selanjutnya menunjukkan hasil uji serologi yang negatif, namun yang lainnya
tetap positif. Namun demikian mereka berdua tidak menunjukkan gejala penyakit.

[sunting] 3. Spumaviruses

Spuma virus yang terdapat pada primata adalah Simian Foamy Virus (SFV). Virus ini
banyak ditemukan pada primata dunia baru maupun lama. Ada 3,7% atau 11 dari 296
orang yang biasa berhubungan dengan primata telah terinfeksi oleh virus ini.

Pneumonia pneumocystis (PCP) adalah bentuk pneumonia yang disebabkan oleh


fungi Pneumocystis jirovecii. Agen yang menyebabkan pneumonia ini dideskripsikan
sebagai protozoa dan disebut P. jiroveci.[1][2] Nama tersebut didiskusikan dan hasilnya,
pneumonia pneumosistis juga diketahui sebagai pneumonia pneumosistis
jiroveci[i] dan sebagai pneumonia pneumosistis carinii, yang juga dijelaskan.[3][4][5]

Kandidiasis, adalah infeksi spesies Candida, dimana Candida albicans adalah yang
paling umum.[1]

Manifestasi
Biasanya kandiasis menyerang anggota tubuh manusia seperti:[1]

 Mulut
Ensefalitis adalah peradangan akut otak yang disebabkan oleh infeksi virus.
Terkadang ensefalitis dapat disebabkan oleh infeksi bakteri, seperti meningitis, atau
komplikasi dari penyakit lain seperti rabies (disebabkan oleh virus) atau sifilis
(disebabkan oleh bakteri). Penyakit parasit dan protozoa seperti toksoplasmosis,
malaria, atau primary amoebic meningoencephalitis, juga dapat menyebabkan
ensefalitis pada orang yang sistem kekebalan tubuhnya kurang. Kerusakan otak terjadi
karena otak terdorong terhadap tengkorak dan menyebabkan kematian.

Onkogen (oncogene) adalah gen yang termodifikasi sehingga meningkatkan


keganasan sel tumor. Onkogen umumnya berperan pada tahap awal pembentukan
tumor. Onkogen meningkatkan kemungkinan sel normal menjadi sel tumor, yang pada
akhirnya dapat menyebabkan kanker. Riset terbaru menunjukkan bawa RNA pendek
(small RNA) sepanjang 21-25 nukelotida yang dikenal sebagai RNA mikro (miRNA)
dapat mengontrol onkogen.

Onkogen pertama kali ditemukan tahun 1970, dan dinamakan SRC (baca: "sark").
SRC ditemukan sebagai onkogen pada retrovirus ayam. Riset yang dilakukan oleh Dr.
G. Steve Martin dari Universitas California Berkeley menemukan bahwa SRC adalah
benar onkogen virus. Tahun 1976 Dr. John Michael Bishop dan Dr. Harold E. Varmus
dari Universitas California San Francisco membuktikan bahwa onkogen berasal dari
proto-onkogen yang mengalami kerusakan. Proto-onkogen telah ditemukan pada
banyak organisme, termasuk manusia. Atas penemuan penting ini, Dr. Bishop dan Dr.
Varmus mendapat Penghargaan Nobel pada tahun 1989.

Daftar isi
[sembunyikan]
 1 Proto-onkogen
o 1.1 Aktivasi
 2 Onkogen
o 2.1 Faktor pembelahan sel (Growth factors)

 3 Lihat pula

[sunting] Proto-onkogen
Proto-onkogen adalah gen normal yang dapat menjadi onkogen bila mengalami
mutasi, atau bila ekspresinya meningkat. Proto-onkogen mengkode protein yang
diperlukan sel untuk regulasi perkembangbiakan dan diferensiasi. Proto-onkogen
sering ditemukan berperan pada transduksi sinyal dan eksekusi sinyal mitogen, yang
umumnya dilakukan oleh produk protein yang dihasilkannya. Setelah diaktifkan,
proto-onkogen atau produk yang dihasilkan menjadi penginduksi tumor yang disebut
onkogen.

[sunting] Aktivasi

Proto-onkogen dapat menjadi onkogen dengan sedikit modifikasi pada fungsi aslinya.
Ada dua tipe pengaktifan:
 Terjadi mutasi pada satu onkogen yang berakibat perubahan pada struktur
protein, yang disebabkan oleh:

 kenaikan aktivitas protein (enzim)


 hilangnya regulasi
 terjadinya hibrid antar protein melalui kerusakan kromosom pada
pembelahan sel. Telah diketahui bahwa kerusakan kromosom yang
terjadi saat pembelahan sel pada sumum tulang belakang dapat
menimbulkan leukemia.

 Meningkatnya konsentrasi protein, yang disebabkan oleh:

 meningkatkan ekspresi protein akibat kesalahan regulasi


 meningkatnya stabilitas protein, yang membuat keberadaan dan
aktivitasnya dalam sel menjadi lebih lama
 duplikasi gen, yang berakinat meningkatnya jumlah protein dalam sel.

[sunting] Onkogen
[sunting] Faktor pembelahan sel (Growth factors)

Faktor pembelahan sel, atau mitogen, umumnya dihasilkan oleh beberapa sel spesialis
untuk menginduksi pembelahan sel. Bila suatu cell yang umumnya tidak
memproduksi growth factors tiba-tiba mulai memproduksinya (karena berubah
menjadi onkogen), sel tersebut akan mengalami pembelahan tak terkontrol. Hal ini
dapat juga menyebar ke sel-sel yang berdekatan.

Anda mungkin juga menyukai