Dosen Pengampu:
UNIVERSITAS JEMBER
2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadiran Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan
petunjuk-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan proposal dengan
judul “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pemanfaatan Pelayanan
Kesehatan pada Peserta BPJS Kesehatan di Puskesmas Bagor Kabupaten
Nganjuk”. Proposal ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
Metodologi Penelitian dalam menempuh Pendidikan di Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Jember.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................................ii
BAB 1.PENDAHULUAN............................................................................................1
2.2 Puskesmas.........................................................................................................10
ii
2.3.3 Mutu Pelayanan Kesehatan.....................................................................17
2.8 Hipotesis............................................................................................................21
3.3.1 Populasi.....................................................................................................3
iii
3.6 Teknik dan Alat Perolehan Data.......................................................................9
iv
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Jumlah Kunjungan Pasien BPJS dan Non-BPJS di Puskesmas Bagor Bulan
Februari hingga September tahun 2018...................................................................3
Tabel 3.3 Tabulasi Silang Hubungan antara Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan dengan
Sosiodemografi......................................................................................................12
v
0
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Iuran adalah peserta Jaminan Kesehatan bagi fakir miskin dan orang tidak mampu
sebagaimana diamanatkan UU SJSN yang iurannya dibayari Pemerintah sebagai
peserta program Jaminan Kesehatan. Peserta PBI adalah fakir miskin yang
ditetapkan oleh Pemerintah dan diatur melalui Peraturan Pemerintah. Sedangka
peserta bukan PBI jaminan kesehatan terdiri dari pekerja penerima upah dan
anggota keluarganya, pekerja bukan penerima upah dan anggota keluarganya,
serta bukan pekerja dan anggota keluarganya.
Tabel 1.1 Jumlah Kunjungan Pasien BPJS dan Non-BPJS di Puskesmas Bagor Bulan
Februari hingga September tahun 2018
1) Kegotong-royongan
Prinsip kegotongroyongan adalah prinsip kebersamaan antar
peserta dalam menanggung beban biaya Jaminan Sosial, yang
diwujudkan dengan kewajiban setiap peserta membayar iuran
sesuai dengan tingkat gaji, upah, atau penghasilannya.
2) Nirlaba
Prinsip nirlaba adalah prinsip pengelolaan usaha yang
mengutamakan penggunaan hasil pengembangan dana untuk
memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi seluruh peserta.
3) Keterbukaan
Prinsip keterbukaan adalah prinsip mempermudah akses informasi
yang lengkap, benar, dan jelas bagi setiap peserta.
4) Kehati-hatian
Prinsip kehati-hatian adalah prinsip pengelolaan dana secara
cermat, teliti, aman, dan tertib.
5) Akuntabilitas
Prinsip akuntabilitas adalah prinsip pelaksanaan program dan
pengelolaan keuangan yang akurat dan dapat
dipertanggungjawabkan.
6) Portabilitas
5
b. Anggota TNI;
c. Anggota Polri;
d. Pejabat Negara;
e. Pegawai Pemerintah non Pegawai Negeri;
f. Pegawai Swasta; dan
g. Pekerja yang tidak termasuk huruf a sd f yang
menerima Upah.
h. Termasuk WNA yang bekerja di Indonesia paling
singkat 6 (enam) bulan.
2. Pekerja Bukan Penerima Upah dan anggota keluarganya
a. Pekerja di luar hubungan kerja atau Pekerja
mandiri; dan
b. Pekerja yang tidak termasuk huruf a yang bukan
penerima Upah.
c. Termasuk WNA yang bekerja di Indonesia paling
singkat 6 (enam) bulan.
3. Bukan pekerja dan anggota keluarganya
a. Investor;
b. Pemberi Kerja;
c. Penerima Pensiun, terdiri dari :
1) Pegawai Negeri Sipil yang berhenti
dengan hak pensiun;
2) Anggota TNI dan Anggota Polri yang
berhenti dengan hak pensiun;
3) Pejabat Negara yang berhenti dengan hak
pensiun;
4) Janda, duda, atau anak yatim piatu dari
penerima pensiun yang mendapat hak
pensiun;
5) Penerima pensiun lain; dan
6) Janda, duda, atau anak yatim piatu dari
penerima pensiun lain yang mendapat hak
pensiun.
d. Veteran;
e. Perintis Kemerdekaan,
f. Janda, duda, atau anak yatim piatu dari Veteran atau
Perintis Kemerdekaan; dan
g. Bukan Pekerja yang tidak termasuk huruf a sd e
yang mampu membayar iuran.
C. Anggota Keluarga Yang Ditanggung
1. Pekerja Penerima Upah :
8
2.2 Puskesmas
E. Bermutu
Pelayanan kesehatan yang diberikan kepada masyarakat harus bermutu
yang menunjuk pada tingkat kesempurnaan pelayanan kesehatan dan
sesuai dengan kode etik dan standar yang ditetapkan.
a. Sosiobudaya
Faktor sosiobudaya mencakup kemajuan teknologi dan norma-norma
yang berlaku di dalam masyarakat.
1) Teknologi
Kemajuan teknologi di bidang kesehatan dapat mempengaruhi
seseorang dalam memanfaatkan pelayanan kesehatan. Kemajuan
teknologi dapat menurunkan angka kesakitan atau kebutuhan
untuk perawatan. seperti penemuan vaksin untuk mencegah
penyakit. Di sisi lain, kemajuan teknologi juga dapat
meningkatkan penggunaan pelayanan kesehatan, seperti
transplantasi jantung, ginjal, dan kemajuan di bidang radiologi
dapat meningkatkan penggunaan pelayanan kesehatan di
masyarakat.
2) Norma dan nilai-nilai sosial yang terdapat dalam masyarakat akan
mempengaruhi seseorang dalam bertindak termasuk dalam
perilaku pemanfaatan pelayanan kesehatan.
b. Faktor yang berhubungan dengan Organisasi
17
Faktor sosiobudaya
Faktor organisasi
Pemanfaatan Pelayanan
Faktor yang berhubungan dengan Kesehatan
konsumen
Keterangan:
2.7
2.8 Kerangka Konsep
a. Sosioekonomi
d. Derajat sakit
2.9 Hipotesis
3.3.1 Populasi
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut (Sugiono, 2015: 81). Pada penelitian ini, sampel diambil
berdasarkan rumus Notoatmodjo (2003), sebagai berikut:
Keterangan:
n = besar sampel
N = Jumlah populasi
d = penyipangan terhadap populasi atau derajjat ketepatan yang diinginkan,
umumnya yang dipakai adalah 0,05 (5%)
Sehingga dari rumus penentuan besar sampel tersebut didapatkan sampel sebesar:
n=
b. SMP
c. SMA
d. Perguruan
Tinggi
b. Pekerjaan Diukur dengan
Jenis pekerjaan Wawancara dengan Nominal
wawancara
yang ditugaskan kuisioner
terhadap
kepada
responden.
seseorang.
a. Tidak bekerja
b. PNS
c. Swasta
d. Wiraswasta
e. Lain – lain
c. Pendapat Diukur dengan
Besar uang Wawancara dengan Ordinal
an wawancara
yang didapatkan kuisioner
terhadap
oleh seseorang
responden.
terhadap apa
a. ≤ UMR
yang telah ia
b. = UMR
kerjakan.
c. ≥ UMR
UMR :
1.660.444,69
d. Jarak Ukuran yang Wawancara dengan Diukur Ordinal
menyatakan kuisioner menggunakan
jauh dekatnya kuisioner.
suatu pelayanan a. ≤ 1 – 5 km
kesehatan b. 6 – 10 km
(puskesmas) c. ≥ 10 km
dari rumah
pasien BPJS
e. Waktu Diukur
Lamanya waktu Wawancara dengan Ordinal
tempuh menggunakan
yang digunakan kuisioner
kuesioner.
oleh pasien
a. ≤ 10 – 30 menit
BPJS menuju
b. 31 – 60 menit
tempat
c. ≥ 60 menit
pelayanan
kesehatan
(puskesmas)
f. Transport Diukur
Tersedianya alat Wawancara dengan Nominal
asi menggunakan
untuk kuisioner
kuesioner.
menjangkau
a. Tersedia
pelayanan
b. Tidak tersedia
kesehatan
(puskesmas)
oleh pasien
BPJS
26
Sosiopsikologi
a. Persepsi Diukur dengan
Sebuah proses Wawancara dengan Ordinal
menggunakan
mengetahui atau kuisioner
instrumen.
mengenali objek
a. Sangat baik
dengan bantuan
b. Baik
indra, dimana
c. Kurang baik
seseorang
d. Tidak baik
menerima
stimulus dari
luar dengan
penuh
kesadaran dan
berusaha untuk
memahami serta
menginterpretas
i stmulus
tersebut menjadi
sebuah makna.
b. Kepercay Diukur dengan
Keyakinan Wawancara dengan Nominal
aan menggunakan
seseorang kuisioner
instrumen terhadap
terhadap suatu
responden.
hal yang dapat
a. Ya
mempengaruhi
b. Tidak
tindakan (sikap)
Pengetahuan
a. Jenis Diukur dengan Nominal
Pemahaman Wawancara dengan
Penyakit menggunakan
yang dimiliki kuisioner.
kuisioner terhadap
oleh peserta
responden.
BPJS tentang
jenis penyakit
yang
ditanggung oleh
BPJS.
b. Pelayana Diukur dengan Nominal
Pemahaman Wawancara dengan
n yang menggunakan
yang dimiliki kuisioner.
didapat kuisioner terhadap
oleh peserta
responden.
BPJS tentang
jenis pelayanan
yang didapat.
Derajat Sakit
Diukur dengan Ordinal
Derajat sakit Keparahan Wawancara dengan
menggunakan
penyakit yang kuisioner
kuisioner terhadap
diderita oleh
responden.
peserta BPJS
a. Ringan :
27
penyakit yang
tidak sampai
mengganggu
aktivitas
sehari-hari
b. Sedang :
penyakit yang
mengharuskan
pasien untuk
beristirahat
c. Parah :
penyakit yang
hingga
mengakibatkan
pasien berhenti
sesaat dari
pekerjaannya
d. Sangat parah :
penyakit yang
membuat
pasien tidak
dapat
melakukan
aktivitas
sehari-hari
a. Wawancara
Wawancara adalah asalah satu faktor penting dalam menggali
informasi dari narasumber. Dengan teknik wawancara yang baik dan benar
diharapkan tujuan interview akan tercapai (Arif, 2011: 209). Wawancara
digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin
melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus
diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden
yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit/kecil (Sugiono,
2015: 137). Dalam wawancara dilakukan untuk memperoleh data
mengenai faktor-faktor yang berasal dari konsumen yang mempengaruhi
pemanfaatan pelayanan kesehatan.
b. Dokumentasi
Menurut Suharsimi Arikunto (2006: 231) yang dikutip oleh Johni
(2013: 100) bahwa metode dokumentasi merupakan metode penelitian
dengan mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan,
transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, dll. Dalam
pelaksanaan penelitian seorang peneliti sebaiknya
menggunakan/memegang checklist dalam pengumpulan data penelitiannya
(Johni, 2013: 101). Metode dokumentasi yang dilakukan dalam penelitian
ini untuk memperoleh data mengenai jumlah kunjungan peserta BPJS
kesehatan dan peserta non-BPJS kesehatan di Puskesmas Bagor Kabupaten
Nganjuk.
Usia n %
Usia
≤ 1-10 tahun
11-20 tahun
21-30 tahun
31-40 tahun
41-50 tahun
>50 tahun
Jenis Kelamin
Laki-laki
Perempuan
Status
Perkawinan
31
Kawin
Janda
Duda
Lajang
Total 100(100%)
a. Analisis Univariat
b. Analisis Bivariat
Analisis bivarat dapat dilakukan terhadap 2 (dua) variabel yang
diduga berhubungan atau berkorelasi (Notoadmodjo, 2012). Analisis
bivarat dalam penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara faktor
yang berasal dari konsumen dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan.
Analisis yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah analisis Chi
Square untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan antara variabel
bebas dan variabel terikat.
a) Jika nilai p < 0,05 maka Ho ditolak, berarti ada hubungan antara
variabel independen dengan dependen
b) Jika nilai p > 0,05 maka Ho diterima, berarti tidak ada hubungan
antara variabel independen dan dependen
32
Langkah Hasil
Studi Pendahuluan
Banyak peserta BPJS yang memanfaatkan
pelayananan kesehatan
Merumuskan Masalah dan Tujuan
Penelitian Menganalisis hubungan faktor yang berasal
dari konsumen dengan pemanfaatan pelayanan
Menentukan Jenis Penelitian kesehatan di Puskesmas Bagor Kabupaten
Nganjuk
Mengumpulkan Data
Hasil wawancara
DAFTAR PUSTAKA
Asrul, A. 1996. Pengantar Administrasi Kesehatan. Edisi III. Jakarta: Bina Rupa
Aksara.
KUISIONER
SOSIODEMOGRAFI
Nama Responden
Laki-Laki
1 Jenis Kelamin
Perempuan
≤1 -10 tahun
11-20 tahun
21 – 30 tahun
2 Umur
31 – 40 tahun
41 – 50 tahun
≥ 50 tahun
Kawin
Janda
3 Status Perkawinan
Duda
Lajang
SOSIOEKONOMI
Tidak/belum sekolah
Tamat SD/MI
Tamat SLTP/MTS
4 Pendidikan
Tamat SLTA/MA
Tamat D1-D3
Tamat S1
Tidak bekerja
PNS
5 Pekerjaan Swasta
Wiraswasta
Lain – lain,................
≤ UMR
= UMR
6 Pendapatan Per Bulan ≥ UMR
Mudah
10 Akses Jalan
Sulit
SOSIOPSIKOLOGI
Persepsi
Keterangan:
- Sangat Baik (SB)
- Baik (B)
- Kurang Baik (KB)
- Tidak Baik (TB)
Berilah tanda centang ( √ ) pada pilihan jawaban yang tersedia sesuai dengan
pilihan responden
No. Pertanyaan SB B KB TB Keterangan
11 Sistem pelayanan di
Puskesmas Bagor sesuai
dengan kebutuhan
berdasarkan jenis
Penyakit
12 Sikap yang diberikan petugas
kesehatan di Puskesmas
Bagor kepada pasien dalam
proses perawatan/pengobatan
13 Tindakan yang diberikan
oleh pihak yang memberikan
pelayanan kesehatan kepada
pasien BPJS
14 Kemampuan Dokter yang
bertugas di Puskesmas Bagor
memberikan pelayanan yang
Baik
15 Proses administrasi untuk
mendapatkan pelayanan di
Puskesmas Bagor?
16 Penetapan tarif yang ada
pada setiap pelayanan
kesehatan di Puskesmas
Bagor?
PENGETAHUAN
DERAJAT SAKIT