Anda di halaman 1dari 15

PROPOSAL ADVOKASI

SEMINAR PENINGKATAN PROGRAM GERAKAN SADAR GIZI NASIONAL


DALAM PENCEGAHAN STUNTING PERIODE 1000 HARI PERTAMA
KEHIDUPAN UNTUK TINGKAT DKI JAKARTA

Disusun dalam Rangka Memenuhi Tugas Mata Kuliah Promosi Kesehatan

Disusun :

Hanifa Ramadhanti ( 1072171028 )

FAKULTAS KESEHATAN
PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT
JAKARTA
2018
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Stunting merupakan permasalahan yang semakin banyak ditemukan di negara


berkembang, termasuk Indonesia. Menurut United Nations International Children’s
Emergency Fund ( UNICEF ) satu dari tiga anak balita mengalami stunting. Sekitar
40% anak balita di daerah pedesaan mengalami pertumbuhan yang terhambat. Oleh
sebab itu, UNICEF mendukung sejumlah inisiasi untuk menciptakan lingkungan
nasional yang kondusif untuk gizi melalui peluncuran gerakan sadar gizi nasional (
Scaling Up Nutrition - SUN ) di mana pencegahan ini mencakup pencegahan stunting
( UNICEF, 2012 ).

Stunting juga sering disebut sebagai Retardasi Pertumbuhan Linier ( RPL ) yang
muncul pada dua sampai tiga tahun awal kehidupan dan merupakan refleksi dari
akibat atau pengaruh dari asupan energi dan zat gizi yang kurang serta pengaruh dari
penyakit infeksi, karena dalam keadaan normal, berat badan seseorang akan
berbanding lurus atau linier dengan tinggi badannya ( Sudirman, 2008 ).

Stunting atau sering disebut kerdil atau pendek adalah kondisi gagal tumbuh pada
anak berusia di bawah lima tahun ( balita ) akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi
berulang terutama pada periode 1000 hari pertama kehidupan ( HPK ), yaitu dari janin
hingga anak berusia 23 bulan. Anak tergolong stunting apabila panjang atau tinggi
badannya berada di bawah minus dua standari deviasi panjang atau tinggi anak
seumurnya.

Nutrisi yang baik selama periode 1000 hari antara awal kehamilan sampai ulang tahun
kedua anak sangat penting untuk masa depan kesehatan, kesejahteraan dan
kesuksesan anak. Nutrisi yang tepat di jendela ini memberi dampak besar pada
kemampuan anak untuk tumbuh, belajar dan bangkit dari keterpurukan.

Masalah kurang energi protein ( KEP ) merupakan salah satu masalah utama gizi yang
dapat berpengaruh pada proses tumbuh kembang anak. Kekurangan energi dan
protein dalam jangka panjang akan menyebabkan terhambatnya pertumbuhan balita (
Hardinsyah, et al, 1992 ).

Hasil Riset Kesehatan Dasar ( RISKESDAS ) 2018 menunjukkan penurunan


prevalensi stunting di tingkat nasional sebesar 6,4% selama periode 5 tahun, yaitu dari
37,2 % ( 2013 ) menjadi 30,8 % ( 2018 ). sedangkan untuk balita berstatus normal
terjadi peningkatan dari 48,6% ( 2013 ) menjadi 57,8% ( 2018 ) adapun sisanya
mengalami gizi lain.

B. SASARAN

Sasaran yang diharapkan yaitu :

1. ibu hamil dan menyusui

2. Wanita usia subur 18 - 49 tahun

3. Anak usia 0 -23 bulan

C. TUJUAN

1. Tujuan Umum

1.1 Melakukan advokasi kepada Dinas Kesehatan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta
untuk memfasilitasi pembinaan, pemantauan, evaluasi dan tindak lanjut provinsi atas
kebijakan dan pelaksanaan program dan anggaran penyediaan intervensi gizi prioritas
di Wilayah DKI Jakarta
1.2 Memperoleh dukungan baik dalam bentuk kebijakan lisan atau tertulis, dalam
bentuk surat keputusan, surat edaran, himbauan dalam ketersediaan dana, sarana dan
tenaga

2. Tujuan Khusus

a. Memastikan pencegahan stunting menjadi prioritas pemerintah dan masyarakat di


semuat tingkatan

b. Meningkatkan kesadaran publik dan perubahan perilaku masyarakat untuk


mencegah stunting

c. Menyediakan akses kepada layanan kesehatan terutama meningkatkan ketahanan


pangan dan gizi

d. Memberikan edukasi kesehatan terutama pendidikan gizi

D. MANFAAT

Meningkatkan kemauan dan kemampuan masyarakat dalam pemberian nutrisi atau


gizi anak usia 0 - 23 bulan pada 1000 hari pertama kehidupan untuk mencegah
terjadinya stunting.
BAB II

PEMBAHASAN

A. PESAN ADVOKASI

Untuk mencegah dan menurunkan stunting, pemerintah telah menetapkan beberapa


kebijakan dan program, salah satunya adalah program gerakan sadar gizi nasional,
gerakan ini memiliki prinsip dasar bahwa semua warga negara memiliki hak untuk
mendapatkan akses terhadap makanan yang memadai dan bergizi. Pencegahan
stunting memerlukan intervensi gizi yang terpadu, mencakup intervensi gizi spesifik
dan gizi sensitif. Pengalaman global menunjukkan bahwa penyelenggaraan intervensi
yang terpadu pada kelompok prioritas merupakan kunci keberhasilan perbaikan gizi,
tumbuh kembang anak, dan pencegahan stunting.

Berbagai program terkait pencegahan stunting telah diselenggarakan, namun belum


efektif dan belum terjadi dalam skala memadai. Kajian Kementerian Kesehatan
menemukan bahwa sebagian besar ibu hamil dan anak berusia di bawah dua tahun
tidak memiliki akses memadai terhadap layanan dasar, sementara tumbuh kembang
anak sangat tergantung pada akses terhadap intervensi gizi spesifik dan sensitif,
terutama selama 1000 hari pertama kehidupan.

1. Intervensi Gizi Spesifik

Intervensi gizi spesifik, penyebab stunting yang meliputi :

a. Kecukupan asupan makanan dan gizi

b. Pemberian makan, perawatan dan pola asuh

c. Pengobatan infeksi atau penyakit

2. Intervensi Gizi Sensitif

Intervensi gizi sensitif, mencakup :

a. Peningkatan akses pangan bergizi

b. Peningkatan kesadaran, praktik pengetahuan gizi ibu dan anak

c. Peningkatan akses dan kualitas pelayanan gizi dan kesehatan

d. Peningkatan penyediaan air bersih dan saran sanitasi

Kendala dalam penyelenggaraan percepatan pencegahan stunting :


a. Penyelenggaraan intervensi gizi spesifik dan sensitif masih belum terpadu, baik dari
proses perencanaan dan penganggaran, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi.

b. Pengalokasian dan pemanfaan sumber daya dan sumber dana belum efektif dan
efisien

c. Terdapat keterbatasan kapasitas penyelenggaraa program, ketersediaan, kualitas


dan pemaanfaatan data untuk mengembangkan kebijakan. Program advokasi,
sosialisasi, kampanye stunting, keterlibatan konseling dan keterlibatan masyarakat
masih sangat terbatas.

B. TEMA KEGIATAN

Meningkatkan Percepatan Pencegahan Stunting

C. METODE

Metode yang disampaikan dalam bentuk cermah dengan memberikan penyuluhan


tentang hubungan intervensi gizi spesifik dengan pencegahan stunting di 1000 hari
pertama kehidupan

D. JADWAL PELAKSANAAN

Jadwal pelaksanaan advokasi terkait program peningkatan gerakan sadar gizi nasional
pada :

Tanggal : 22 April 2019

Waktu : 08.00 - selesai

Tempat : Ruang Auditorium Dinas Kesehatan Provinsi Dki Jakarta, Jalan


Kesehatan N0. 10 Rt 03 Rw 06, Petojo Sel, Gambir Kota Jakarta
Pusat.

E. SUSUNAN PANITIA
Terlampir

F. SUSUNAN ACARA

Terlampir

G. ANGGARAN BIAYA

Terlampir
BAB III

PENUTUP

Demikianlah proposal kegiatan Peningkatan Program Gerakan Sadar Gizi Nasional


dalam Pencegahan Stunting Periode 1000 Hari Pertama Kehidupan 2019 ini dibuat
sebagai acuan dan pedoman pelaksanaan kegiatan. Semoga kegiatan yang sudah
direncanakan dapat terselenggara dengan baik.

Jakarta, 12 April 2019

Panitia Kegiatan Seminar Peningkatan

Sadar Gizi Nasional dalam Pencegahan Stunting


Hanifa Ramadhanti Ayu Nur

KETUA PANITIA BIRO UMUM

Mengetahui,

dr. Sri Widyastuti

Ketua Dinas Kesehatan DKI Jakarta

LAMPIRAN

SUSUNAN PANITIA
Penanggung Jawab :

Ketua Dinas Kesehatan DKI Jakarta : dr Sri Widyastuti

Panitia Penyelenggara :

Ketua : Hanifa Ramadhanti

Divisi Sekertaris : I. Maya Indah

II. Susi Susanti

Divisi Acara : I. Santa Monica

II. Dwi Kurniawan

III. Azka Mulia

IV. Devi Putri

V. Rizka Fitri

Divisi Perlengkapan : I. Zeffi. S

II. M. Indra Bagan

III. Ahlul Amal Syah

IV. Muhammad Zaky

V. Bagus Putra

Divisi Humas dan Transportasi : I. Lukman Nul

II. Rika Fajar


Divisi Publikasi, Dekorasi, Dokumentasi : I. Naufal

II. Ade Z.

III. Sergi Farensa

Divisi Konsumsi : I. Richard

II. Arta Athaya

LAMPIRAN

SUSUNAN ACARA

Senin, 22 April 2019

07.00 - 08.30 : Registrasi

08.30 - 09.00 : Pembukaan

Laporan Ketua Panitia

Sambutan dari Ketua Dinas Kesehatan DKI Jakarta

09.00 - 09.05 : Tarian Tradisional DKI Jakarta

09.05 - 10.05 : Penyampaian Materi I

“ Intervensi gizi Spesifik dan gizi sensitif.”

10.05 - 11.05 : Penyampaian Materi II

“ Meningkatkan Ketahanan Pangan dan Gizi.”

11.05 - 12.30 : Coffee break

12.30 - 13.30 : Penyampaian Materi III

“ Rekomendasi Rencanan Aksi Bersama dan


Terobosan untuk Menangani Stunting.”
13.30 - 14.00 : Pembagian Door prize

Closing Ceremony

LAMPIRAN

ANGGARAN BIAYA

No Keperluan Harga Jumlah

1. Kertas A4 1/2 Rem Rp. 20.000,- Rp. 20.000,-

2. Undangan 2 Paket Rp. 30.000,- Rp. 60.000,-

3. Souvenir 500 Rp. 5.000,- Rp. 2.500.000,-

4. Snack 500 Rp. 5.000,- Rp. 2.500.000,-


5. Makan Siang 500 Rp. 25.000,- Rp. 12.500.000,-

6. Aqua gelas 6 dus Rp. 15.000,- Rp. 90.000,-

7. Sewa Kamera 4 kamera Rp. 250.000,- Rp. 1.000.000,-

8. Baterai 4 pasang Rp. 8.000,- Rp. 32.000,-

9. Cetak Foto 50 lembar Rp. 4.000,- Rp. 200.000,-

10. Spanduk 3 spanduk Rp. 400.000,- Rp. 1.200.000,-

11. Honor Pemateri 3 Orang Rp. 4.000.000,- Rp. 12.000.000,-

12. Honor Tari 1 tarian ( 4 Rp. 250.000 Rp. 1.000.000,-


Tradisional orang )

Total Rp. 33.102.000,-.

Anda mungkin juga menyukai