Mataram Kuno
Disusun oleh :
● Kyrabelle Joanne
● Feivel Nathaniel Hervan
Tahun Ajaran 2018/2019
A. Data Kerajaan
1. Nama Kerajaan:
● Kerajaan Mataram Kuno.
2. Tahun berdiri :
● Abad ke-9 masehi.
3. Tahun berakhir:
● Sekitar tahun 930-an.
4. Nama Raja/Ratu:
● Roro Jonggrang.
● Prabu Boko.
● Joko Bandung.
● Prabu Damar Moyo.
● Bandawasa
5. Penyebab Keruntuhan:
● Akibat gempa bumi hebat pada abad ke-16.
6. Peninggalan:
● Candi Prambanan.
● Candi Bima.
● Candi Sewu.
● Candi Borobudur.
● Candi Arjuna.
● Candi Mendut.
● Candi Puntadewa.
● Prasasti Kalasan.
● Candi Semar.
● Prasasti Kelurak.
● Prasasti Nalanda. ● Prasasti Wanua Tengah III.
● Prasasti Mantyasih.
● Prasasti Canggal.
B. Artikel Asli
Sumber Gambar-gambar peninggalan:
https://hidupsimpel.com/peninggalan-kerajaan-mataram-kuno
/
Sumber Dongeng :
http://cerita-dan-dongeng.blogspot.com/2011/09/asal-mula-can
di-roro-jongrang.html
Naskah dari artikel:
Pada dahulu ada sebuah kerajaan di Pengging. Sang Raja mempunyai seorang
putera bernama Joko Bandung. Joko Bandung adalah seorang pemuda
perkasa, seperti halnya sang Ayah, ia juga mempunyai berbagai ilmu kesaktian
yang tinggi. Bahkan konon kesaktiannya lebih tinggi dari ayahnya karena Joko
Bandung suka berguru kepada para pertapa sakti.
Di Prambanan terdapat sebuah kerajaan, Rajanya bernama Raja Boko.
Sang Raja mempunyai seorang puteri berwajah cantik bernama Roro Jongrang.
Raja Boko bertubuh tingggi besar sehingga sebagian besar orang
menganggapnya sebagai keturunan raksasa.
Antara Kerajaan Pengging dan Kerajaan Prambanan terjadi peperangan.
Pada mulanya Raja Pengging kalah. Tentara Pengging banyak yang mati di
medan perang.
Mendengar kekalahan pasukan ayahnya maka Joko Bandung bertekad
menyusul pasukan ayahnya. Dalam perjalanan, di tengah hutan, Joko Bandung
bertemu dan berkelahi dengan seorang raksasa bernama Bandawasa.
Menjelang ajal Bandawasa yang juga berilmu tinggi ini ternyata menyusup ke
dalam roh Joko Bandung dan minta namanya digabung dengan pemuda itu
sehingga putera Raja Pengging ini bernama Joko Bandung Bandawasa.
Joko bandung maju ke medan perang, selama berhari-hari pertarungan
berlangsung, namun pada akhirnya pemuda itu dapat mengalahkan dan
membunuh Prabu Boko.
Ketika Joko Bandung memasuki istana kaputren ia melihat Roro
Jonggrang yang cantik jelita, Joko Bandung langsung jatuh cinta dan ingin
memperisterinya, Namun Roro Jonggrang berusaha mengelak keingginannya
karena Roro Jonggrang tahu bahwa pembunuh ayahnya adalah Joko Bandung.
Namun untuk menolak begitu saja tentu Roro jonggrang tidak berani,
maka Roro Jonggrang mengajukan syarat, ia mau diperisteri oleh Joko Bandung
asalkan Pemuda itu bersedia membuatkan seribu candi dan dua buah sumur
yang sangat dalam dalam waktu satu malam.
Menurut anggapan Roro Jonggrang pasti Joko Bandung tidak mungkin
dapat memenuhi permintaan tersebut. Diluar dugaan Joko Bandung
menyanggupinya. Joko Bandung Bandawasa yang sakti itu minta bantuan
makhluk halus. Mereka bekerja keras setelah matahari terbenam, dan satu
persatu candi yang diminta oleh Roro Jonggrang mendekati penyelesaian.
Melihat kejadian tersebut, Roro Jonggrang heran karena bangunan candi
yang begitu banyak sudah hampir selesai. Pada tengah malam sewaktu makhluk
halus melanjutkan tugas menyelesaikan bangunan candi yang tinggal sebuah,
Roro Jonggrang membangunkan gadis-gadis desa Prambanan agar menumbuk
padi sambil memukul-mukulkan alu pada lesung sehingga kedengaran suara
yang riuh. Ayam jantan pun berkokok bersahut-sahutan. Mendengar
suara-suara tersebut, para makhluk halus segera menghentikan pekerjaannya.
Disangkanya hari telah pagi dan matahari hampir terbit.
Permintaan Roro Jonggrang tidak dapat terpenuhi karena masih kurang
satu bangunan candi. marahlah Joko Bandung, karena ulah dan tipu muslihat
dari Roro Jonggrang.
Waktu itulah Bandung mendekati Jonggrang dan berkata," Jonggrang..kau
ini hanya mencari-cari alasan, kalau tidak mau jangan mencoba mengelabuhiku,
kau ini keras kepala seperti batu!".
Seketika Roro Jonggrang berubah menjadi arca batu besar. Demikian pula para
dara yang tinggal di desa Prambanan mendapat kutukan dari Bandung
Bandawasa, tidak laku kawin sebelum mencapai usia tua.
Candi yang dibuat makhluk halus meskipun jumlahnya belum mencapai seribu
disebut candi sewu yang berdekatan dengan candi Roro Jonggrang. Maka candi
Prambanan disebut juga candi Roro Jonggrang.
C. Naskah Dongeng
Narator :
Pada dahulu kala ada sebuah kerajaan di Pengging. Di
kerajaan itu ada seorang Raja, yang bernama Prabu Damar
Moyo. Dia mempunyai seorang Putra bernama Joko Bandung.
Joko Bandung adalah seorang pemuda perkasa, sama seperti
Ayahnya, dia mempunyai berbagai ilmu kesaktian yang tinggi.
Bahkan, konon kesaktiannya lebih besar dan tinggi daripada
kesaktian ayahnya, karena Joko Bandung suka berguru
kepada para pertapa sakti.
Di Prambanan terdapat sebuah kerajaan, yang mempunyai
seorang Raja bernama Prabu Boko. Sang Raja memiliki seorang
putri cantik bernama Roro Jonggrang. Raja Boko memiliki
tubuh yang tinggi dan besar sehingga sebagian besar warga
menganggapnya sebagai keturunan raksasa.
Antara Kerajaan Pengging dan Kerajaan Prambanan
terjadi perperangan. Pada mulanya Raja Pengging kalah dari
perang pasukan Pengging, banyak yang prajurit yang gugur di
medan perang.
Pasukan : “Raja, kita mau kalah, banyak pasukan kita yang
telah gugur di medan perang”
Prabu Damar Moyo : “Kita tidak boleh kalah begitu saja!
Kita harus tetap maju dan kita jangan menyerah begitu saja!”
Pasukan : “Baik Raja! Kita tidak akan menyerah dan kalah di
dalam perang ini!”
Narator :
Mendengar kekalahan pasukan Ayahnya maka Joko
Bandung bertekad menyusul ke pasukan Ayahnya.
Joko Bandung : “Aku tidak bisa membiarkan Pasukan
Ayahku kalah dari perang ini! Aku harus segera menyusul dan
membantu pasukan Ayahku.”
Narator :
Dalam perjalanan, saat di tengah hutan, Joko Bandung
bertemu dan berlawanan dengan seorang raksasa bernama
Bandawasa. Saat hampir kalah, Bandawasa yang juga berilmu
tinggi ini ternyata masuk kedalam tubuh Joko Bandung dan
meminta ke Joko Bandung agar namanya digabung dengan
Joko Bandung sehingga putra Raja Pengging ini bernama Joko
Bandung Bandawasa.
Bandawasa : “Joko Bandung.. Tolong gabungkan nama aku
dengan nama mu, aku dapat memberikan mu kekuatan ku yang
dahsyat.”
Joko Bandung : “Baiklah.”
Narator :
Joko Bandung maju ke medan perang, selama berhari - hari
pertarungan pun berlangsung, pada akhirnya Joko Bandung
berhasil mengalahkan dan membunuh Prabu Boko dan
pasukannya.
Ketika Joko Bandung masuk kedalam Istana Kaputren, Ia
melihat Roro Jonggrang yang cantik jelita, Joko Bandung
langsung jatuh cinta dan ingin menjadikan Roro Jonggrang
sebagai istrinya, Namun Roro Jonggrang tidak mau
menerimanya sebagai suami karena Roro Jonggrang
mengetahui bahwa orang yang membunuh Ayahnya adalah
Joko Bandung.
Namun untuk menolak begitu saja tentu Roro jonggrang
tidak berani, maka Roro Jonggrang mengajukan syarat, Ia mau
menjadi Istri oleh Joko Bandung asalkan Joko Bandung
bersedia membuatkan 1000 candi dan 2 buah sumur yang
sangat dalam waktu satu malam. Menurut anggapan Roro
Jonggrang pasti Joko Bandung tidak mungkin dapat
memenuhi permintaan tersebut.
Roro Jonggrang : “aku mau menjadi istri kamu tapi ada
syaratnya, kamu harus membuat 1000 candi dan 2 buah sumur
dalam waktu 2 malam”
Narator:
Diluar dugaan Joko Bandung menyanggupinya. Joko
Bandung Bandawasa yang sakti itu minta bantuan makhluk
halus. Mereka bekerja keras setelah matahari terbenam, dan
satu persatu candi yang diminta oleh Roro Jonggrang
mendekati penyelesaian.
Melihat kejadian tersebut, Roro Jonggrang heran karena
bangunan candi yang begitu banyak sudah hampir selesai.
Saat tengah malam saat makhluk halus melanjutkan tugas
menyelesaikan bangunan Candi yang tinggal sebuah, Roro
Jonggrang membangunkan gadis - gadis desa Prambanan
agar menumbuk padi sambil memukul-mukulkan alu pada
lesung sehingga kedengaran suara yang riuh. Ayam jantan pun
berkokok bersahut-sahutan. Mendengar suara-suara tersebut,
para makhluk halus segera menghentikan pekerjaannya. Dipikir
hari telah pagi dan matahari hampir terbit.
Roro Jonggrang : “aku tidak bisa membiarkan Joko
menyelesaikan semuanya. Aku harus membangukan teman -
teman ku.”
Narator :
Permintaan Roro Jonggrang tidak dapat terpenuhi karena
masih kurang satu bangunan candi. Marahlah Joko Bandung,
karena ulah dan tipu muslihat dari Roro Jonggrang.
Joko Bandung : “kamu ternyata menipu aku!”
Narator:
Waktu itulah Bandung mendekati Jonggrang dan berkata
Joko Bandung : “Jonggrang.. Kau ini hanya mencari-cari
alasan, kalau tidak mau jangan mencoba mengelabuhiku, kamu
ini keras kepala seperti batu!”
Narator:
Seketika Roro Jonggrang berubah menjadi arca batu besar.
Demikian pula para dara yang tinggal di desa Prambanan
mendapat kutukan dari Bandung Bandawasa, tidak laku kawin
sebelum mencapai usia tua.
Candi yang dibuat makhluk halus meskipun jumlahnya
belum mencapai seribu disebut candi sewu yang berdekatan
dengan candi Roro Jonggrang. Maka candi Prambanan disebut
juga candi Roro Jonggrang.