Anda di halaman 1dari 2

Peraturan MenteriNegara Lingkungan Hidup No.

3 Tahun 2010
TentangBaku Mutu Air Limbah Bagi Kawasan Industri

Menimbang : Dalam rangka pelestraian fungsi lingkungan hidup, kawasan industri yang
berpotensi menimbulkan pencemaran lingkungan hidup perlu diadakan upaya pencegahan
pencemaran air dengan menetapkan baku mutu air limbahnya sebagai bentuk pelaksanaan dari
UU No. 32 tshun2009 pasal 20.

Mengingat : UU No. 5 Tahun 1984

UU No. 7 Tahun 2004

UU No. 32 Tahun 2004

UU No. 32 Tahun 2009

PP No. 19 Tahun 1999

PP No. 27 Tahun 1999

PP No. 82 Tahun 2001

PP No. 38 Tahun 2007

PP No. 24 Tahun 2009

PP No. 9 Tahun 2005

Menetapkan : Permen LH tentang baku mutu air limbah bagi kawasan industri

Pasal 1 : menjelaskan mengenai definsi yang menyangkut mengenai baku mut air limbah
bagi kawasan industri, seperti definisi dari kawasan industri, baku mutu air limbah, air limbah,
dll.

Pasal 2 : kawasan industri yang telah memiliki IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah )
terpusat wajib mantaati baku mutu air limbah yang di tetapkan berdasarkan kadar dan kuantitas
air limbah maksimum. Sedangkan kawasan industri yang belum memiliki IPAL terpusat, berlaku
baku mutu air limbah sesuai dengan peraturan menteri yang mengatur baku mutu air limbah.

Pasal 3 : Baku mutu air limbah kawasan industri ini setiap saat tidak boleh di lampau.

Pasal 4 : Baku mutu air limbah untuk kawasan IPAL terpusat untuk parameter
amoniatidak berlaku untuk industri yang sebagian besar bahan bakunya ammonia. Parameter
ammonia ini ditetapkan dengan peraturan daerah.
Pasal 5 : Pemerintah daerah Provinsi dapat meneteapkan baku mutu air limbah bagi
kawasan industri dengan ketentuan yang sama atau lebih kecil, dan dapat juga menambah
parameter tambahan setelah mendapat persetjuan menteri. Menteri dapat menolak/menyetujui
dengan batas waktu maksimat persetujuan 90 hari, apabila dalam waktu 90 hari tidak diberikan
keputusan, permohohan dianggap disetujui. Penolakan terhadap permohonan dilengkapi dengan
alasan penolakan.

Pasal 6 : Apabila pemerintah daerah Provinsi menetapkan baku mutu air limbah bagi
kawasan insutri lebih ketat, maka diberlakukan baku mutu air limbah yang ditetapkan oleh
pemerintah provinsi.

Pasal 7 : Dalam hal kelayakan kajian AMDAL/UKL dan UPL dan kawasan industri
masyarakat baku mutu air limbah lebih ketat dan diberlakukan mutu air limbah yang
dipersyaratkan oleh AMDAL/ direkomendasikan oleh UKL dan UPL.

Pasal 8 : Hasil kajian mengenai pembuangan air limbah bagi kawasan industri masyarakat
baku air limbah yang lebih ketat dan di berlakukan baku mutu air limbah berdasarkan hasil
kajian.

Pasal 9 : Kewajiban oenanggung jawab kawasan industri

Pasal 10 : Bupati/ Walikota wajib mencantumkan baku mutu air limbah yang ada dalam
pasal 2,5,7,8 dan kewajiban yang ada pada pasal 9 kedalam izin pembuangan kesumber air.
Menteri/ Gubernur yang telah diberikan delegasi wajib mencantumkan baku mutu air limbah
yang ada dalam pasal 2,5,7,8 dan kewajiban yang ada pada pasal 9 kedalam izin pembuangan air
limbah ke laut.

Pasal 11 : Baku mutu air limbah yang ditetapkan lebih longgar dari peraturan menteri
wajib menyesuaikan dengan peraturan dengan menteri ini.

Pasal 12 : Pada saat peraturan menteri ini berlaku, keputusan menteri Negara lingkungan
hidup No.3 tahun 1998 tidak berlaku.

Pasal 13 : Peraturan menteri ini mulai berlaku 1 tahun pada tanggal ditetapkan.

Anda mungkin juga menyukai