2, Juni 2017
Oleh :
Lia Kurniawati
Politeknik Kridatama
Email : liakurniawati2610@gmail.com
Abstract. The learning process and the handling of Children with Special Needs (ABK)
grade inclusions pinned to the classroom teacher in several schools without teacher inclusion Spe-
cial Assistants (GPK) the background for this thesis. Theoretically GPK still needed to be able to
assist the process of Teaching and Learning Activities (KBM) and according to researchers it will
have implications for the management of classroom learning the handling of children with special
needs and other students joined in the inclusive classroom. Special Advisors Teacher procurement
program has not been met and this is an obstacle. As a first step to determine the problem, the au-
thors examined the inclusive learning management with or without Teacher Special Assistants
(GPK) in order to improve the service quality of education both in process and outcome. The im-
plementation are not of cooperation team of child psychologists, pediatricians, neurologists, and
psychologists who can contribute greatly to the effectiveness of teaching children with special
needs. From the findings of the researchers in the field can provide recommendations that the live-
liness of the school component can be improved by following IHT or KKT program organized by
the Department of Education so that the provincial level without any GPK implementation of inclu-
sive education learning can be run in accordance with national education goals.
Abstrak. Proses pembelajaran dan penanganan Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) kelas
inklusi ditumpukan kepada guru kelas pada beberapa sekolah inklusi tanpa Guru Pendamping Khu-
sus (GPK) yang melatar belakangi penelitian tesis ini. Secara teoritis GPK tetap dibutuhkan untuk
dapat membantu proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) dan menurut peneliti hal ini akan ber-
implikasi pada manajemen pembelajaran di kelas terhadap penanganan anak berkebutuhan khusus
maupun siswa lainnya yang tergabung dalam kelas inklusif. Pengadaan Guru Pembimbing Khusus
belum terpenuhi dan hal ini merupakan kendala. Sebagai langkah awal untuk mengetahui masalah
tersebut, penulis meneliti manajemen pembelajaran inklusif dengan atau tanpa Guru Pendamping
Khusus (GPK) guna meningkatkan layanan mutu pendidikan baik proses maupun hasil. belum ter-
laksananya kerjasama tim yang terdiri dari para ahli psikologi anak, dokter anak, dokter neurologi,
dan psikolog yang dapat memberikan kontribusi yang besar terhadap efektifitas pembelajaran Anak
Berkebutuhan Khusus. Dari hasil temuan dilapangan peneliti dapat memberikan rekomendasi bah-
wa keaktifan komponen sekolah dapat ditingkatkan dengan mengikuti IHT atau program KKT
yang diselenggarakan oleh Dinas Pendidikan tingkat Provinsi sehingga tanpa GPK pun penyeleng-
garaan pembelajaran pendidikan inklusif dapat berjalan sesuai dengan tujuan pendidikan nasional.
Faktor-faktor
Proses Pembelajaran
Program : Strategi :
Mengoptimalkan Meningkatkan mutu
mutu dan kualitas dan kualitas layanan
layanan pendidi- pendidikan inklusi
Input: Anak ABK yang Out comes
kan inklusi untuk berbasis pengadaan
Berkebutuhan tidak putus ABK yang ber-
menunjang GPK dan pem-
Khusus (ABK) sekolah prestasi
kegiatan belajar binaan guru
mengajar melalui pamong inklusi
Manajemen Pem-
belajaran Inklusi
jemen pendidikan pembelajaran inklusi belajaran dengan atau tanpa Guru Pen-
maka penelitian ini membatasi pada damping Khusus (GPK). Metode yang
Guru Pendamping Khusus (GPK) di SD field research dan hasil penelitian kuali-
Negeri Rahayu 6 Kecamatan Marga Asih tatif lebih menekankan makna daripada
prasarana yang ada harus mendidik seperti IHT dan keikutsertaan pendidikan
anak-Anak Berkebutuhan Khusus. dan pelatihan yang diselenggarakan di-
Walaupun sekolah belum tera- nas terkait. (Kurniasanti, 2013). Dengan
kreditasi ini, namun dengan penuh keikutsertaan guru kelas dalam setiap
semangat guru-guru di SD program pendidikan dan pelatihan di-
Cangkuang 19 ini tetap harapkan tidak terjadi kendala dalam
melaksanakan pendidikan inklusi pembuatan Program Pembelajaran Indi-
untuk anak-anak berkebutuhan vidual untuk Anak Berkebutuhan Khu-
khusus dengan kategori ringan sus.
seperti slow learner, disleksia, dis- Sudut pandang yang kedua bahwa
grafia dan diskalkulia. satuan pendidikan yang baru akan me-
SD Negeri Rahayu 6 mempunyai nyelenggarakan pembelajaran pendidi-
kendala dalam pengadaan Guru Pen- kan inklusi memang memerlukan Guru
damping Khusus (GPK), namun ber- Pendamping Khusus sebagai langkah
dasarkan hasil komunikasi dan pem- awal dalam pendampingan peserta didik
binaan dari tim pokja inklusi Kabupaten berkebutuhan khusus hal ini dibutuhkan
Bandung. Kepala Sekolah SD Negeri keaktifan dari seluruh komponen sekolah
Rahayu 6 mengikuti program Kependidi- terutama Kepala sekolah dan guru kelas
kan dan Kewenangan Tambahan (KKT) sehingga akan berdampak pada pening-
dalam atas rekomendasi dari Dinas Pen- katan pembelajaran ABK.
didikan Provinsi Jawa Barat. SD Implikasi digunakannya 3 jenis
Cangkuang 19 memiliki dua kelas mem- kurikulum pada sekolah inklusif sistem
buat sekolah ini mengalami berbagai penilaian, instrumen penilaian, analisis
hambatan dalam pelaksanaan pembelaja- hasil penilaian, sistem laporan hasil
ran terutama dalam pembelajaran siswa penilaian, serta simbol penghargaan hasil
inklusif dan belum pernah meluluskan penilaian, harus disesuaikan dengan jenis
siswa inklusif karena kendala SDM. kurikulum yang dipergunakan, Implikasi
Dua sudut pandang mengenai kebu- penilaian berdasarkan kurikulum sebagai
tuhan Guru Pendamping Khusus (GPK) berikut :
pada sekolah inklusi yakni : Kebutuhan 1. Penilaian terhadap ABK ringan
program pembelajaran Anak Berkebu- yang mengikuti kurikulum umum/
tuhan Khusus (ABK) dapat di tutupi reguler dapat menggunakan kriteria
dengan berbagai pelatihan guru kelas penilaian reguler sepenuhnya.
Tabel 2.1 Ssasar an jenis kur ikulum dan implikasi sistem penilaian bagi anak
dengan gangguan intelektual
Jenis Instrume
Sasara Sistem Sistem
Kurikulu n Analisis
n*) Penilaian Laporan
m Penilaian
Kurikulum Mengikuti sistem Menggunakan Menggunakan Menggunakan
Siswa umum/reguler penilaian yang instrumen norma analisis sistem dan
umum/ berlaku di sekolah penilaian yang reguler yang format laporan
reguler dan reguler tersebut di tetapkan berlaku di yang berlakudi
siswa lambat pada Dinas sekolah sekolah
belajar Pendidikan tersebut tersebut
setempat
pada derajat kelainan yang disandang dan ditentukan oleh tim ahli sekolah.
relefansinya dengan persentase kurikulum Salah satu contoh profil ABK dengan ke-
umum yang dapat diikuti, Tingkat berat lainan Hyperaktif Disorder :
KEMANDIRIAN
AKADEMIK
KELUARGA Anak mampu pulang
Kemampuan di atas rata-rata
sekolah sendiri
IQ 130 Anak ke- 3 dari 3 ber- Sudah cukup mampu
Tidak mampu menyelesaikan saudara menyiapkan keper-
tugas di hampir setiap Ibu mempunyai masalah luannya sendiri
mata pelajaran yang sama dengan Tidak mampu belajar
Jika tes, nilai di semua mata Devis sendiri
pelajaran kurang Kondisi ekonomi cukup Tidak mampu me-
Diagnose : HPP/H & Autisme Pekeerjaan ayah : nolak ajakan teman
Prestasi, hafal seluruh ibukota serabutan
provinsi di Indonesia
SOSIAL EMOSI
Devis
Ramah, setiap orang baru
ketemu selalu disapa Sekolah Dasar Kelas
Mudah ngamuk 5
Tidak mau diam di tempat
Solidaritas terhadap teman
sangat tinggi KESEHATAN
Egois Kelahiran premature
Kebersihan diri cukup
baik
Anak tidak
menggunakan kaca-
mata
1. Hyperactive (attention deficit dis- yakit, tetapi suatu gejala atau symptoms
orders with hyperactive). (Bathaw dan Parret, 1986:261 dalam
Hyperactive bukan merupakan pen- PLB FIP UPI). Dimungkinkan terjadi
Learning
attention
disability deficit disor-
hyperactive
Bagan 2.2 Hubungan antar a attention deficit disorder, learning disability dan hy-
peractive
Kasus lainnya berkaitan dengan hipe- seperti adanya inatensi, perilaku impul-
raktif antara lain, sebagai berikut : Anak sive, frustasi dan rendahnya kemampuan
tunagrahita dapat juga mempunyai ke- dalam bidang kognitif, pendekatan secara
lainan atau hendaya penyerta hiperaktif, medis dalam kasus semacam ini men-
166 Pembelajaran Pendidikan Inklusi Pada Sekolah Dasar
Edutech, Tahun 16, Vol.16, No.2, Juni 2017
galamai pengobatan yang kurang efektif. orang tua ABK kurang terlibat dalam
Sifat inatensi dan hiperaktif ter- pemenuhan kebutuhan pembelajaran
dapat juga pada anak yang mempunyai siswa ABK, sehingga penanganan ABK
seizure disorder. Anak dengan hendaya sepenuhnya di tumpukan pada pembela-
pendengaran dapat juga mempunyai sifat jaran yang ada di sekolah. Sedangkan di
hiperaktif atau problem perilaku lainnya. SD Negeri Cangkuang 19 guru kelas un-
Problem ini disebabkan oleh kerusakan tuk anak berkebutuhan khusus yang kelas
pada sebagian sel-sel saraf pada otak lainnya masih membutuhkan pembinaan
atau adanya kesalahan diagnosis. Pada karena belum meratanya pembinaan, da-
anak dengan kesulitan psikiatri dapat lam pengembangan kurikulum masih ha-
dimungkinkan mempunyai hiperaktif rus di kembangkan terutama dalam pem-
disebabkan oleh adanya perasaan tidak buatan program pembelajaran individual.
aman pada dirinya atau salah mengenai Manajemen pembelajaran inklusi di
tanggapan dirinya dan kurang responsiv- SD Negeri Rahayu 6 yakni dari skill
itas terhadap orang lain. kepala sekolah yang telah mengikuti pro-
C. SIMPULAN DAN SARAN gram KKT yang di selenggarakan oleh
Berdasarkan deskripsi dan pembaha- Universitas Pendidikan Indonesia di
san hasil penelitian Faktor pendukung prakarsai oleh Dinas Pendidikan Provin-
penyelenggaraan pembelajaran pendidi- si Jawa Barat, selain itu terdapat guru
kan inklusi di SD Negeri Rahayu 6 ban- pamong kelas inklusi yang telah
yak di antaranya melalui dukungan ke- mendapatkan pembinaan dan mengikuti
bijakan pemerintah dari Dinas Pendidi- berbagai perlombaan kependidikan
kan Provinsi dan Dinas Pendidikan Ka- inklusi. di SD Negeri Rahayu 6 adalah
bupaten Bandung. Dalam pelaksanaan tidak semua guru ramah dan mau mem-
pembelajaran ABK sudah di tangani oleh buka diri serta membuka hati untuk ber-
guru yang sudah mendapatkan berbagai interaksi dengan peserta didik berkebu-
pelatihan, pembiayaan penyelenggaraan tuhan khusus, namun hal ini dapat di
pendidikan inklusi sudah terpisah dari atasi dengan kemampuan manajerial dari
pembiayaan BOS reguler. kepala sekolah untuk memberikan
Sedangkan di SD Negeri cangkuang pengertian dan penyelenggaraan IHT
19 sebanyak 70% guru ramah terhadap secara rutin di adakan di sekolah dengan
anak berkebutuhan khusus. faktor peng- mengundang praktisi-praktisi yang berk-
hambat di SD Negeri Rahayu 6 yakni ompeten di bidang pendidikan inklusi.