Anda di halaman 1dari 13

Edutech, Tahun 16, Vol.16, No.

2, Juni 2017

INCLUSIVE EDUCATION LEARNING IN ELEMENTARY SCHOOLS

PEMBELAJARAN PENDIDIKAN INKLUSI PADA SEKOLAH DASAR

Oleh :
Lia Kurniawati
Politeknik Kridatama
Email : liakurniawati2610@gmail.com

Abstract. The learning process and the handling of Children with Special Needs (ABK)
grade inclusions pinned to the classroom teacher in several schools without teacher inclusion Spe-
cial Assistants (GPK) the background for this thesis. Theoretically GPK still needed to be able to
assist the process of Teaching and Learning Activities (KBM) and according to researchers it will
have implications for the management of classroom learning the handling of children with special
needs and other students joined in the inclusive classroom. Special Advisors Teacher procurement
program has not been met and this is an obstacle. As a first step to determine the problem, the au-
thors examined the inclusive learning management with or without Teacher Special Assistants
(GPK) in order to improve the service quality of education both in process and outcome. The im-
plementation are not of cooperation team of child psychologists, pediatricians, neurologists, and
psychologists who can contribute greatly to the effectiveness of teaching children with special
needs. From the findings of the researchers in the field can provide recommendations that the live-
liness of the school component can be improved by following IHT or KKT program organized by
the Department of Education so that the provincial level without any GPK implementation of inclu-
sive education learning can be run in accordance with national education goals.

Keywords : Inclusive, Learning, Education, Teacher, GPK

Abstrak. Proses pembelajaran dan penanganan Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) kelas
inklusi ditumpukan kepada guru kelas pada beberapa sekolah inklusi tanpa Guru Pendamping Khu-
sus (GPK) yang melatar belakangi penelitian tesis ini. Secara teoritis GPK tetap dibutuhkan untuk
dapat membantu proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) dan menurut peneliti hal ini akan ber-
implikasi pada manajemen pembelajaran di kelas terhadap penanganan anak berkebutuhan khusus
maupun siswa lainnya yang tergabung dalam kelas inklusif. Pengadaan Guru Pembimbing Khusus
belum terpenuhi dan hal ini merupakan kendala. Sebagai langkah awal untuk mengetahui masalah
tersebut, penulis meneliti manajemen pembelajaran inklusif dengan atau tanpa Guru Pendamping
Khusus (GPK) guna meningkatkan layanan mutu pendidikan baik proses maupun hasil. belum ter-
laksananya kerjasama tim yang terdiri dari para ahli psikologi anak, dokter anak, dokter neurologi,
dan psikolog yang dapat memberikan kontribusi yang besar terhadap efektifitas pembelajaran Anak
Berkebutuhan Khusus. Dari hasil temuan dilapangan peneliti dapat memberikan rekomendasi bah-
wa keaktifan komponen sekolah dapat ditingkatkan dengan mengikuti IHT atau program KKT
yang diselenggarakan oleh Dinas Pendidikan tingkat Provinsi sehingga tanpa GPK pun penyeleng-
garaan pembelajaran pendidikan inklusif dapat berjalan sesuai dengan tujuan pendidikan nasional.

Kata Kunci : Inklusi, Pembelajaran, Pendidikan, Guru, GPK

A. PENDAHULUAN didikan Kabupaten Bandung belum bisa


Berdasarkan uraian program pem- memberikan dampak yang optimal ter-
belajaran pada satuan pendidikan yang hadap mutu layanan pendidikan, baik
menyelenggarakan pendidikan inklusif. ditinjau dari mutu proses maupun hasil
Dinas pendidikan serta Kelompok Kerja pembelajaran.
Inklusi yang di bentuk oleh Dinas Pen- Beberapa Program dan kegiatan sekolah

157 Pembelajaran Pendidikan Inklusi Pada Sekolah Dasar


Edutech, Tahun 16, Vol.16, No.2, Juni 2017

yang dikembangkan dalam mengimple- diselenggarakan sekolah guna optimal-


mentasikan pendidikan inklusif dian- isasi proses dan hasil dalam bagi anak
taranya Penyediaan/pengangkatan Guru yang memerlukan layanan khusus namun
Pembimbing Khusus, Kerjasama dengan selama ini pembelajaran masih mengiku-
SLB dalam pengadaan Guru Pembimb- ti perencanaan, pelaksanaan dan
ing Khusus (GPK), Pelaksanaan pen- penilaian pembelajaran secara regular
dampingan/pembimbingan guru kelas. sehingga belum maksimal dalam
1. Rumusan Masalah pengembangan minat, bakat dan potensi
Peranan Guru Pendamping Khusus dari ABK tersebut. (Keller, 2013)
(GPK) masih sangat di butuhkan dalam
membantu proses pembelajaran yang

Faktor-faktor

 Kebijakaan-kebijakan layanan pendidikan


inklusi
 Undang Undang Pendidikan Inklusi No. 70
tahun 2009
 Manajemen Pengelolaan Pendidikan Inklusi

Proses Pembelajaran

Program : Strategi :
Mengoptimalkan Meningkatkan mutu
mutu dan kualitas dan kualitas layanan
layanan pendidi- pendidikan inklusi
Input: Anak ABK yang Out comes
kan inklusi untuk berbasis pengadaan
Berkebutuhan tidak putus ABK yang ber-
menunjang GPK dan pem-
Khusus (ABK) sekolah prestasi
kegiatan belajar binaan guru
mengajar melalui pamong inklusi
Manajemen Pem-
belajaran Inklusi

Masalah : Tuntutan kedepan :


Peran Guru Pendamping Program pengadaan Guru Pendamping Khusus atau
Khusus (GPK) yang masih program sejenis untuk memenuhi kebutuhan
sangat di butuhkan dalam dalam proses manajemen pembelajaran
proses pembelajaran Upaya untuk memaksimalkan layanan Pendidikan
inklusi Inklusi yang unggul dalam managemen pembela-
jaran inklusi.

158 Pembelajaran Pendidikan Inklusi Pada Sekolah Dasar


Edutech, Tahun 16, Vol.16, No.2, Juni 2017

2. Batasan masalah perencanaan, pelaksanaan, Evaluasi,

Mengingat luasnya aspek Mana- faktor pendukung dan penghambat pem-

jemen pendidikan pembelajaran inklusi belajaran dengan atau tanpa Guru Pen-

maka penelitian ini membatasi pada damping Khusus (GPK). Metode yang

pembelajaran Inklusi dengan atau tanpa dilakukan adalah penelitian lapangan

Guru Pendamping Khusus (GPK) di SD field research dan hasil penelitian kuali-

Negeri Rahayu 6 Kecamatan Marga Asih tatif lebih menekankan makna daripada

dan SD Negeri Cangkuang 19 Kecama- generalisasi. Pendekatan menggunakan

tan Dayeuh Kolot Kabupaten Bandung. kualitatif dengan teknik Pengamatan

Adapun tujuan pembatasan masalah ini (Observasi), Wawancara (Interview),

Memperoleh gambaran tentang Studi Dokumentasi.

Perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, B. HASIL DAN PEMBAHASAN


faktor pendukung dan faktor penghambat Berdasar pada Permendiknas Nomor
manajemen pembelajaran dengan atau 41 tahun 2007 tentang standar proses un-
tanpa Guru Pendamping Khusus (GPK) tuk satuan pendidikan dasar dan
serta program pembinaan guru kelas se- menengah, bahwa standar proses berisi
bagai guru pamong inklusi di sekolah kriteria minimal proses pembelajaran pa-
dasar yang sesuai dengan mutu proses da satuan pendidikan dasar dan menen-
dan mutu hasil. gah diseluruh wilayah hukum Negara
Kesatuan Republik Indonesia. Standar
Diharapkan memberikan manfaat
pada komponen sekolah yaitu bagi siswa, proses meliputi perencanaan proses pem-
belajaran, pelaksanaan proses pembelaja-
guru, kepala, sekolah dan pengawas.
ran, penilaian hasil pembelajaran dan
Dengan asumsi guru kelas sebagai ujung
tombak pelaksanaan pembelajaran men- pengawasan hasil pembelajaran untuk
terlaksananya proses pembelajaran yang
jadi salah satu kajian menarik dari
efektif dan efisien.
sekolah reguler inklusi yang berada di
Pada pendidikan inklusif dibutuhkan
Kabupaten Bandung. Berhubung sekolah
instrument input memadai sebagai
inklusi belum pernah meluluskan siswa
penunjang keberhasilan program inklusi-
serta masih terkendala dengan pengel-
olaan manajemen pembelajaran, maka fitas. Salah satu diantaranya adalah

penelitian berfokus pada : peran profesional dari Guru Pembimbing


Khusus (GPK). Guru Pembimbing
Kegiatan apa yang dilakukan dalam
Khusus (GPK) adalah guru yang ber-

159 Pembelajaran Pendidikan Inklusi Pada Sekolah Dasar


Edutech, Tahun 16, Vol.16, No.2, Juni 2017

tugas mendampingi di sekolah penye- Selanjutnya dalam pendidikan


lenggara pendidikan inklusif dan mem- inklusif diperlukan peran serta GPK se-
iliki kompetensi dalam menangani bagai center of education yang mempu-
siswa berkebutuhan khusus. nyai tugas penting dalam pendamp-
(Kustawan, 2013) ingan ABK. Jabaran mengenai tugas
Hal tersebut selaras dengan pern- GPK dalam pendidikan inklusif terdapat
yataan dari Scott (1995) dalam Ali- dalam Permendiknas No. 70. Tahun
min (2013) bahwa the success of the 2009, tugas dan tanggung jawab Guru
inclusive education depends, to a Pembimbing Khusus (GPK) dalam pem-
large extent, on the willingness and belajaran pada pendidikan inklusif yang
the ability of teachers to make ac- meliputi: (1) merancang dan
commodations for individuals with melaksanakan program kekhususan; (2)
special needs”. Scott menegaskan melakukan proses identifikasi, assesmen
bahwa kesuksesan pendidikan inklusif dan menyusun program pembelajaran

tergantung pada besarnya keinginan dan individual; (3) memodifikasi bahan

kemampuan guru dalam mengakomodasi ajar; (4) melakukan evaluasi program


pembelajaran bersama guru kelas;
kebutuhan individu ABK.
dan (5) membuat laporan program
Menurut Stainback,1980 dalam Ira-
dan perkembangan anak berkebutuhan
wan Sensus, 2013,
khusus .
Pendidikan inklusif adalah sistem
Pembelajaran Inklusi dalam Teori
layanan pendidikan yang mensyaratkan
Islam , Menuntut ilmu itu dihukumi
anak berkebutuhan khusus belajar di
wajib karena merupakan perintah Tuhan
sekolah-sekolah terdekat di kelas biasa
bagi hambanya yang bernama manusia
bersama teman-teman seusianya.
baik laki-laki maupun perempuan sesuai
Sekolah penyelenggara pendidikan
dengan sabda Nabi Muhammad SAW
inklusif adalah sekolah yang menampung
yang artinya: “Menuntut ilmu itu wajib
semua murid di kelas yang sama.
bagi setiap muslim laki-laki dan per-
Sekolah ini menyediakan program pen-
empuan” (HR. Bukhari Muslim). Terma-
didikan yang layak, menantang, tetapi
suk kategori menuntut ilmu ialah dian-
disesuaikan dengan kemampuan dan
taranya melalui proses pendidikan baik
kebutuhan setiap murid maupun bantuan
formal, informal maupun nonformal.
dan dukungan yang dapat diberikan oleh
Al-Qur’an Surat 43 Az-Zukhruf ayat
para guru, agar anak-anak berhasil
32 menyebutkan yang artinya “Allah te-

160 Pembelajaran Pendidikan Inklusi Pada Sekolah Dasar


Edutech, Tahun 16, Vol.16, No.2, Juni 2017

lah menentukan diantara manusia dengan SDM dari guru-guru yang


penghidupan mereka dalam kehidupan telah mendapatkan pendidikan dan
dunia, dan Allah telah meninggikan seba- pembinaan di bidang pendidikan
gian dari mereka atas sebagian yang lain inklusi sehingga tidak heran jika
beberapa derajat agar sebagian mereka sekolah ini selalu dijadikan maket
dapat saling mengambil manfaat pembelajaran pendidikan inklusi di
(membutuhkan)”. Firman Allah ini lingkungan kabupaten Bandung. Da-
menunjuk setiap kita haruslah berfungsi lam workshop sekolah rintisan
dan bermanfaat bagi makhluk lain inklusi, 2013. KKT adalah
Deskripsi umum mengenai objek Kewenangan Kompetensi Tambahan
penelitian dari SD Negeri Rahayu 6 dan yang dinerdayakan dari sumber daya
SD Negeri Cangkuang 19 sebagai beri- sekolah dan stake holder dengan
kut : melibatkan masayarakat dan dinas
1. SD Negeri Rahayu 6, Sekolah yang terkait.
sudah terakrediatasi A ini terletak di 2. SD Negeri Cangkuang 19, terletak di
Jl. Terusan Permai 25 No. 2 Desa Jalan Terusan Sayati Palasari Desa
Mekar Rahayu Kecamatan Mar- Cangkuang Kulon Kecamatan Da-
gaasih Kabupaten Bandung. yeuh Kolot Kabupaten Bandung.
Merupakan salah satu sekolah Merupakan SD imbas dari
pilot project pendidikan inklusi di sekolah inti di satu gugus, dimana
Kabupaten Bandung, dengan mana- dalam satu gugus tersebut terdapat 7
jemen pendidikan inklusi yang su- (Tujuh ) SD. Dibawah kepemimpi-
dah tertata apik di bawah kepem- nan kepala sekolah yang baru Ibu
impinan Hj. Tatis Sribudiarti, S. Pd. Yeti Sumaryati H. S. Pd., diharapkan
yang telah mendapatkan program sekolah ini mendapat pencerahan
pendidikan KKT dari dinas pendidi- baru untuk peserta didik berkebu-
kan Provinsi Jawa Barat. tuhan khusus dimana hal ini merupa-
Berbagai prestasi di raih dalam kan limpahan dari seleksi PPDB di
bidang pendidikan inklusi yang ke enam 6 lainnya.
mengikut sertakan anak-anak Hal ini merupakan tantangan
berkebutuhan khusus dalam berbagai baru untuk guru-guru di sekolah ter-
lomba kependidikan dan selalu me- sebut dimana dalam segala
raih prestasi. Selain itu di imbangi keterbatasan fasilitas sarana dan

161 Pembelajaran Pendidikan Inklusi Pada Sekolah Dasar


Edutech, Tahun 16, Vol.16, No.2, Juni 2017

prasarana yang ada harus mendidik seperti IHT dan keikutsertaan pendidikan
anak-Anak Berkebutuhan Khusus. dan pelatihan yang diselenggarakan di-
Walaupun sekolah belum tera- nas terkait. (Kurniasanti, 2013). Dengan
kreditasi ini, namun dengan penuh keikutsertaan guru kelas dalam setiap
semangat guru-guru di SD program pendidikan dan pelatihan di-
Cangkuang 19 ini tetap harapkan tidak terjadi kendala dalam
melaksanakan pendidikan inklusi pembuatan Program Pembelajaran Indi-
untuk anak-anak berkebutuhan vidual untuk Anak Berkebutuhan Khu-
khusus dengan kategori ringan sus.
seperti slow learner, disleksia, dis- Sudut pandang yang kedua bahwa
grafia dan diskalkulia. satuan pendidikan yang baru akan me-
SD Negeri Rahayu 6 mempunyai nyelenggarakan pembelajaran pendidi-
kendala dalam pengadaan Guru Pen- kan inklusi memang memerlukan Guru
damping Khusus (GPK), namun ber- Pendamping Khusus sebagai langkah
dasarkan hasil komunikasi dan pem- awal dalam pendampingan peserta didik
binaan dari tim pokja inklusi Kabupaten berkebutuhan khusus hal ini dibutuhkan
Bandung. Kepala Sekolah SD Negeri keaktifan dari seluruh komponen sekolah
Rahayu 6 mengikuti program Kependidi- terutama Kepala sekolah dan guru kelas
kan dan Kewenangan Tambahan (KKT) sehingga akan berdampak pada pening-
dalam atas rekomendasi dari Dinas Pen- katan pembelajaran ABK.
didikan Provinsi Jawa Barat. SD Implikasi digunakannya 3 jenis
Cangkuang 19 memiliki dua kelas mem- kurikulum pada sekolah inklusif sistem
buat sekolah ini mengalami berbagai penilaian, instrumen penilaian, analisis
hambatan dalam pelaksanaan pembelaja- hasil penilaian, sistem laporan hasil
ran terutama dalam pembelajaran siswa penilaian, serta simbol penghargaan hasil
inklusif dan belum pernah meluluskan penilaian, harus disesuaikan dengan jenis
siswa inklusif karena kendala SDM. kurikulum yang dipergunakan, Implikasi
Dua sudut pandang mengenai kebu- penilaian berdasarkan kurikulum sebagai
tuhan Guru Pendamping Khusus (GPK) berikut :
pada sekolah inklusi yakni : Kebutuhan 1. Penilaian terhadap ABK ringan
program pembelajaran Anak Berkebu- yang mengikuti kurikulum umum/
tuhan Khusus (ABK) dapat di tutupi reguler dapat menggunakan kriteria
dengan berbagai pelatihan guru kelas penilaian reguler sepenuhnya.

162 Pembelajaran Pendidikan Inklusi Pada Sekolah Dasar


Edutech, Tahun 16, Vol.16, No.2, Juni 2017

2. Penilaian terhadap ABK sedang 3. Terhadap ABK berat pada sekolah


yang menggunakan kurikulum inklusif yang menggunakan ku-
modifikasi sistem penilaiannya rikulum yang diindividualisasikan,
menggunakan perpaduan antara sistem penilaiannya menggunakan
sistem penilaian umum/reguler dan norma penilaian individual yang
sistem penilaian individual. didasarkan pada tingkat daya serap
yang didasarkan pada base line

Tabel 2.1 Ssasar an jenis kur ikulum dan implikasi sistem penilaian bagi anak
dengan gangguan intelektual

Jenis Instrume
Sasara Sistem Sistem
Kurikulu n Analisis
n*) Penilaian Laporan
m Penilaian
Kurikulum Mengikuti sistem Menggunakan Menggunakan Menggunakan
Siswa umum/reguler penilaian yang instrumen norma analisis sistem dan
umum/ berlaku di sekolah penilaian yang reguler yang format laporan
reguler dan reguler tersebut di tetapkan berlaku di yang berlakudi
siswa lambat pada Dinas sekolah sekolah
belajar Pendidikan tersebut tersebut
setempat

Siswa Kurikulum Mengikuti sistem Menggunakan Menggunakan Menggunakan


umum/ umum/reguler penilaian yang instrumen norma reguler format reguler
reguler dan yang berlaku di sekolah penilaian dari yang berlaku yang berlaku
tunagrahita dimodifikasi reguler tersebut Dinas
ringan dengan modifikasi Pendidikan
isi. setempat yang
dimodifikasi

Tunagrahita Kurikulum Mengikuti sistem Menggunakan Mengacu pada Menggunakan


sedang umum/reguler penilaian umum/ instrumen norma reguler format reguler
yang reguler, dengan penilaian dari dan norma yang berlaku,
dimodifikasi modifikasi isi dan Dinas individual delengkapi
pelaksanaan Pendidikan dengan
setempat yang deskripsi naratif
dimodifikasi singkat
Tunagrahita Kurikulum yang Sistem penilaian Instrumen Mengacu pada Menggunakan
berat diindividuali- individual yang khusus yang norma analisis format
sasikan didasarkan pada dibuat oleh individual deskriptif
standar base line sekolah naratif
daya serap

163 Pembelajaran Pendidikan Inklusi Pada Sekolah Dasar


Edutech, Tahun 16, Vol.16, No.2, Juni 2017

*) - Indikator berat ringannya ABK merujuk ringannya kualifikasi peserta didik

pada derajat kelainan yang disandang dan ditentukan oleh tim ahli sekolah.

relefansinya dengan persentase kurikulum Salah satu contoh profil ABK dengan ke-
umum yang dapat diikuti, Tingkat berat lainan Hyperaktif Disorder :

KEMANDIRIAN
AKADEMIK
KELUARGA Anak mampu pulang
Kemampuan di atas rata-rata
sekolah sendiri
IQ 130 Anak ke- 3 dari 3 ber- Sudah cukup mampu
Tidak mampu menyelesaikan saudara menyiapkan keper-
tugas di hampir setiap Ibu mempunyai masalah luannya sendiri
mata pelajaran yang sama dengan Tidak mampu belajar
Jika tes, nilai di semua mata Devis sendiri
pelajaran kurang Kondisi ekonomi cukup Tidak mampu me-
Diagnose : HPP/H & Autisme Pekeerjaan ayah : nolak ajakan teman
Prestasi, hafal seluruh ibukota serabutan
provinsi di Indonesia

SOSIAL EMOSI
Devis
Ramah, setiap orang baru
ketemu selalu disapa Sekolah Dasar Kelas
Mudah ngamuk 5
Tidak mau diam di tempat
Solidaritas terhadap teman
sangat tinggi KESEHATAN
Egois Kelahiran premature
Kebersihan diri cukup
baik
Anak tidak
menggunakan kaca-
mata

Bagan 2.1 Profil ABK

1. Hyperactive (attention deficit dis- yakit, tetapi suatu gejala atau symptoms
orders with hyperactive). (Bathaw dan Parret, 1986:261 dalam
Hyperactive bukan merupakan pen- PLB FIP UPI). Dimungkinkan terjadi

164 Pembelajaran Pendidikan Inklusi Pada Sekolah Dasar


Edutech, Tahun 16, Vol.16, No.2, Juni 2017

bahwa seorang anak mempunyai ke- mendapatkan kesulitan untuk berkonsen-


lainan in atensi disorder dengan hipe- trasi dalam tugas-tugasnya, selalu mudah
raktif (attention deficit disorder with hy- bingung atau kacau pikirannya, tidak su-
peractive), symptoms terjadi disebabkan ka memerhatikan perintah atau penjela-
oleh faktor-faktor antara lain : brain san gurunya, selalu tidak berhasil dalam
damage, an emotional disturbance, a melaksanakan tugas-tugas pekerjaan
hearing deficit dan mental retardation. sekolah, sangat sedikit sekali kemampu-
Dewasa ini banyak kalangan medis an mengeja huruf dan tidak mampu un-
masih menyebut anak hiperaktif dengan tuk meniru huruf-huruf (Rapport dan Is-
istilah attention deficit disorder (ADD). mond, 1984 dalam Bandi:2009)
Gejala-gejala kelainan dari anak Definisi mengenai hyperaktif
hiperaktif antara lain: intensi, hipe- menurut Stewart dalam (Bandi : 2009)
raktivitas, dan impulsivitas. Anak-anak sebagai berikut :
hiperaktif memerlukan suatu layanan “…Hyperactives child syn-
drome, typically a child with
dengan cara pemberian intervensi dengan
this syndrome is continually in
terapi farmakologi dikombinasikan motion, cannot concentrate for
more than a moment, acts and
dengan terapi perilaku (behavior modifi-
speaks in impulse, is impatient
cation). Apabila anak hiperaktif tidak and easily upset. At home he is
constantly in trouble of his dis-
mendapatkan layanan terapi yang ade-
tracted, rarely finishes his work,
quate, maka anak tersebut di kemudian tend to clown and talk out of
turn in class and becomes la-
hari akan berkembang ke arah kriminal,
beled a discipline prob-
suka mengutil barang, mencuri, mencoba lems” (Alimin, 2013)
-coba narkoba, merusak property dan
Ciri-ciri yang sangat nyata berdasar-
cenderung berkembang ke arah problem
kan definisi tersebut bagi peserta didik
yang lain, yaitu cinduct disorder (CD).
hiperaktif adalah sebagai berikut :
Ciri yang paling mudah di kenali
a. Selalu berjalan-jalan memutari
bagi anak hyperaktif adalah anak akan
ruang kelas dan tidak mau diam.
selalu bergerak dari satu tempat ke tem-
b. Sering mengganggu teman-teman
pat lain dan sangat jarang untuk mampu
sekelasnya.
diam selama lebih kurang 5 menit hingga
c. Suka berpindah-pindah dari satu
10 menit guna melakukan suatu tugas
kegiatan ke kegiatan lainnya, san-
kegiatan yang diberikan gurunya. Oleh
gat jarang untuk tinggal diam me-
karena itu, di sekolah anak hiperaktif
nyelesaikan tugas sekolah dan
165 Pembelajaran Pendidikan Inklusi Pada Sekolah Dasar
Edutech, Tahun 16, Vol.16, No.2, Juni 2017

paling lama tinggal diam di tem- ry yang lemah.


pat duduknya sekitar 5 sampai 10 j. Tidak mampu menulis surat,
menit. mengeja huruf dan berkesulitan
d. Mempunyai kesulitan untuk ber- dalam surat menyurat.
konsentrasi dalam mengerjakan k. Oleh karena sering menurutkan
tugas-tugas di sekolah. kata hati (impulsiveness) mereka
e. Sangat mudah berprilaku untuk sering mendapatkan kecelakaan
mengacau atau mengganggu. dan luka.
f. Kurang memberi perhatian untuk Kesulitan belajar anak hiperaktif
mendengarkan orang lain ber- disebabkan pula adanya control diri yang
bicara. kurang dan sering impulsive dalam setiap
g. Selalu mengalami kegagalan da- kegiatan yang dilakukan, sangat mudah
lam melaksanakan tugas-tugas di marah dan sering kali suka berkelahi.
sekolah. Ada di antara mereka tidak suka ber-
h. Sulit mengikuti perintah atau olahraga karena adanya kekakuan gerak
suruhan lebih dari satu pada saat atau kecanggungan, namun perlu di catat
yang bersamaan. bahwa tidak semua anak dengan hipe-
i. Mempunyai masalah belajar ham- raktif mempunyai attention deficit disor-
pir di seluruh mata pelajaran, dan der (ADD).
sering gagal di sekolah disebab- Hubungan antara attention deficit disor-
kan inatensi dan masalah belajar der, learning disability dan hyperactive
karena persepsi visual dan audito- dapat dilihat pada diagram berikut :

Learning
attention
disability deficit disor-
hyperactive

Bagan 2.2 Hubungan antar a attention deficit disorder, learning disability dan hy-
peractive

Kasus lainnya berkaitan dengan hipe- seperti adanya inatensi, perilaku impul-
raktif antara lain, sebagai berikut : Anak sive, frustasi dan rendahnya kemampuan
tunagrahita dapat juga mempunyai ke- dalam bidang kognitif, pendekatan secara
lainan atau hendaya penyerta hiperaktif, medis dalam kasus semacam ini men-
166 Pembelajaran Pendidikan Inklusi Pada Sekolah Dasar
Edutech, Tahun 16, Vol.16, No.2, Juni 2017

galamai pengobatan yang kurang efektif. orang tua ABK kurang terlibat dalam
Sifat inatensi dan hiperaktif ter- pemenuhan kebutuhan pembelajaran
dapat juga pada anak yang mempunyai siswa ABK, sehingga penanganan ABK
seizure disorder. Anak dengan hendaya sepenuhnya di tumpukan pada pembela-
pendengaran dapat juga mempunyai sifat jaran yang ada di sekolah. Sedangkan di
hiperaktif atau problem perilaku lainnya. SD Negeri Cangkuang 19 guru kelas un-
Problem ini disebabkan oleh kerusakan tuk anak berkebutuhan khusus yang kelas
pada sebagian sel-sel saraf pada otak lainnya masih membutuhkan pembinaan
atau adanya kesalahan diagnosis. Pada karena belum meratanya pembinaan, da-
anak dengan kesulitan psikiatri dapat lam pengembangan kurikulum masih ha-
dimungkinkan mempunyai hiperaktif rus di kembangkan terutama dalam pem-
disebabkan oleh adanya perasaan tidak buatan program pembelajaran individual.
aman pada dirinya atau salah mengenai Manajemen pembelajaran inklusi di
tanggapan dirinya dan kurang responsiv- SD Negeri Rahayu 6 yakni dari skill
itas terhadap orang lain. kepala sekolah yang telah mengikuti pro-
C. SIMPULAN DAN SARAN gram KKT yang di selenggarakan oleh
Berdasarkan deskripsi dan pembaha- Universitas Pendidikan Indonesia di
san hasil penelitian Faktor pendukung prakarsai oleh Dinas Pendidikan Provin-
penyelenggaraan pembelajaran pendidi- si Jawa Barat, selain itu terdapat guru
kan inklusi di SD Negeri Rahayu 6 ban- pamong kelas inklusi yang telah
yak di antaranya melalui dukungan ke- mendapatkan pembinaan dan mengikuti
bijakan pemerintah dari Dinas Pendidi- berbagai perlombaan kependidikan
kan Provinsi dan Dinas Pendidikan Ka- inklusi. di SD Negeri Rahayu 6 adalah
bupaten Bandung. Dalam pelaksanaan tidak semua guru ramah dan mau mem-
pembelajaran ABK sudah di tangani oleh buka diri serta membuka hati untuk ber-
guru yang sudah mendapatkan berbagai interaksi dengan peserta didik berkebu-
pelatihan, pembiayaan penyelenggaraan tuhan khusus, namun hal ini dapat di
pendidikan inklusi sudah terpisah dari atasi dengan kemampuan manajerial dari
pembiayaan BOS reguler. kepala sekolah untuk memberikan
Sedangkan di SD Negeri cangkuang pengertian dan penyelenggaraan IHT
19 sebanyak 70% guru ramah terhadap secara rutin di adakan di sekolah dengan
anak berkebutuhan khusus. faktor peng- mengundang praktisi-praktisi yang berk-
hambat di SD Negeri Rahayu 6 yakni ompeten di bidang pendidikan inklusi.

167 Pembelajaran Pendidikan Inklusi Pada Sekolah Dasar


Edutech, Tahun 16, Vol.16, No.2, Juni 2017

Sedangkan faktor pendukung dalam jaran Individual di sekolah reguler dan


manajemen pembelajaran inklusi di SD hal ini menjadi salah satu faktor peng-
Negeri Cangkuang 19 yakni terdapat hambat untuk sekolah-sekolah dasar
guru yang berpendidikan Strata-2 yang yang sudah di wajibkan untuk menerima
sedang melaksanakan penelitian Anak Berkebutuhan Khusus.
mengenai pembelajaran pendidikan Perencana, pelaksana dan penilai da-
inklusi sehingga bisa lebih aplikatif da- lam proses pembelajaran pendidikan
lam pembelajaran. Faktor penghambat inklusi Peran serta GPK dalam pembela-
dalam manajemen pembelajaran inklusi jaran pendidikan inklusi memang sangat
di SD Negeri Cangkuang 19 yakni pem- diperlukan keeterlibatannya terutama da-
binaan guru pendidikan inklusi tidak lam pembuatan program pembelajaran
merata dan beberapa guru masih belum individual, meskipun dalam pelaksanaan
terbuka dan ramah terhadap anak pembelajaran GPK tidak turut langsung
berkebutuhan khusus. menangani ABK. Perencanaan pembela-
Belum tersentuhnya pembinaan dari jaran hendaknya di susun pada setiap
pengawas mengenai pembelajaran pen- awal semester dimana dibentuknya tim
didikan inklusi. Dengan adanya Pera- pengembang kurikulum dengan melibat-
turan Bupati No. 4 tahun 2004, kebijakan kan GPK dan tim ahli lainnya dalam me-
penyelenggaraan pembelajaran pendidi- nangani ABK dengan serius, selama ini
kan inklusi sudah dibentuk kelompok penanganan ABK di sekolah dasar negeri
kerja (POKJA) pendidikan inklusi ting- masih dirasa kurang maksimal.
kat Kabupaten Bandung namun masih Keaktifan kepala sekolah dan
dirasa kurang implikatif dalam pelaksa- pengawas gugus dirasakan belum maksi-
naannya. mal dalam pembelajaran pendidikan
Tingkat kecamatan masih kurang inklusiterutama di SD Negeri Cangkuang
implikatif sehingga berdampak dalam 19, sedangkan kepala sekolah SD Negeri
pengadaan Guru Pendamping Khusus Rahayu 6 sudah sangat memahami dalam
kurang mendapatkan respon yang pro- pendidikan inklusi sehingga dalam
gresif dari SLB sehingga berdampak pa- pelaksanaan pembelajaran inklusi dapat
da pengelolaan pada tingkat satuan pen- dijadikan sebagi rekomendasi penyeleng-
didikan khususnya pada sekolah-sekolah garaan pendidikan inklusi. pemerataan
dasar reguler yang membutuhkan kontri- pembinaan guru pamong inklusi masih
busi dalam pembuatan program pembela- dirasakan kurang intensif sehingga hal

168 Pembelajaran Pendidikan Inklusi Pada Sekolah Dasar


Edutech, Tahun 16, Vol.16, No.2, Juni 2017

ini akan berpengaruh pada proses pem- PKLK Dikdas Kemdikbud,


belajaran ABK. USAID.
Guru kelas sebagai salah satu ujung Kurniasanti, I. (2013). Panduan Teknis
tombak pembelajaran, pemerataan pem- Pelaksanaan Pelatihan, Prosedur
binaan guru pamong inklusi masih Operasional Standard an Modul
dirasakan kurang intensif sehingga hal Pelatihan Pendidikan Inklusif Ber-
ini akan berpengaruh pada proses pem- basis Sekolah, Kementrian Pen-
belajaran ABK. Selain itu hendaknya didikan dan Kebudayaan Direktorat
harus memiliki skill dalam menangani Jenderal Pendidikan Dasar
anak berkebutuhan khusus sehingga Direktorat Pendidikan PKLK Dik-
proses pembelajaran dapat berjalan das: USAID.
sesuai dengan standar kompetensi lu- Kustawan, Dedi. (2013). Pembelajaran
lusan yang diharapkan. Hal ini bisa dil- Yang Ramah, Merancang Pem-
akukan dengan berkoordinasi dengan belajaran Aktif, Inovatif, Kreatif,
kepala sekolah dan pengawas gugus ting- Efektif & Menyenangkan Di
kat kecamatan apabila keterlibatan GPK Sekolah Ramah Anak, Jakarta:
masih dirasa kurang memadai. Luxima Metro Media.
D. DAFTAR PUSTAKA Moleong, J. (2010). Metodologi
Agus Irawan Sensus, M.Pd. (2013) Penelitian Kualitatif, Bandung:
Grand Desain Pendidikan Inklusif Alfabeta.
di Kabupaten Bandung, Satuan Peraturan Menteri Republik Indonesia
Layanan Bimbingan Kemandirian Nomor 70 Tahun 2009 Pasal 7
Anak Tunagrahita. PLB FIP UPI, (2009). Manajemen Pen-
Alimin, Z. (2013). Layanan Pendidikan didikan Inklusif , Jakarta: PLB
Inklusif bagi Pelatih, Jakarta: Save FIP UPI.
the Children IKEA Workshop Direktorat Pembinaan Pen-
Delphie, Bandi. (2009). Pembelajaran didikan Khusus dan layanan Khu-
Anak Berkebutuhan Khusus, sus Dikmen Direktorat Jendral
Sleman: Intan Sejati Klaten. Pendidikan Menengah Kemendik-
Helen Keller Internasional, (2013). bud, (2012). peningkatan ualitas
Pelatihan Pendidikan Kekhususan pembinaan pengelola rintisan
bagi Guru Pembimbing Khusus, sekolah inklusif, Bandung.
Jakarta: Direktorat Pembinaan-

169 Pembelajaran Pendidikan Inklusi Pada Sekolah Dasar

Anda mungkin juga menyukai