Cemas
Cemas
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Mengiidentifikasi hubungan antara komunikasi terapeutik terhadap
kecemasan keluarga (orang tua) yang anaknya pertama kali dirawat
di Rumah Sakit Siti khodijah sepanjang.
1.3.2 Tujuan khusus
1. Mengidentifikasi mengenai komunikasi terapeutik yang
dilakukan oleh perawat terhadap keluarga yang anaknya
pertama kali dirawat di Rumah Sakit
2. Mengidentifikasi tingat kecemasan orang tua yang anaknya
dirawat di Rumah Sakit Siti Khodijah Sepanjang
3. Mengidentifikasi hubungan antara komunikasi terapeutik
dengan tingkat kecemasan keluaga(orang tua) yang
anaknya pertama kalidi rawat di Rumah Sakit Siti Khodijah
Sepanjang.
Dalam bab ini akan di bahas tentang landasan teori sebagai landasan dalam
penelitihan yaitu meliputi : 1) konsep komunikasi terapeutik 2) Konsep
kecemasan 3) Konsep kecemasan, 4) konsep keluarga, 5) konsep
hospitalisasi.
. 2.1 Konsep Dasar Komunikasi Therapeutik
Purwanto,1996 )
Cultp dan Center mengatakan bahwa komunikasi yang efektif harus melalui
4 tahap :
1998)
berjalan dengan mulus dan berfungsi secara optimal, tetapi mungkin akan
diberikan oleh perawat. Hal ini disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut :
3. Kebisingan (Noise)
bentuk
Sundeen, 1987)
1. Mendengar (Listening)
sedang saudara pikirkan ? apa yang kita bicarakan hari ini ? beri
ya….
3. Mengulang (restating)
4. Klarifikasi
terlalu sering dan sama, dapat menimbulkan marah, iritasi dan frustasi.
6. Memfokuskan
Membantu klien bicara pada topik yang telah dipilih dan yang
7. Membagi Persepsi
pikirkan, dengan cara ini perawat dapat meminta umpan balik dan
memberi informasi. Contoh : anda tertawa, tetapi saya rasa anda marah
pada saya.
8. Identifikasi Tema
belakang masalahnya ?
9. Diam (Silence)
untuk bicara. Pada klien yang menarik diri, teknik diam berarti perawat
menerima klien.
10. Informing
11. Saran
dipakai pada fase kerja dan tidak tepat pada fase awal hubungan.
informasi yang akurat, namun aspek emosi dan perasaan tidak dapat
3) Ketakutan
Pada gelab
Ditinggal sendiri
Pada orang asing
Pada binatang besar
Pada kerumunan orang banyak
4) Gangguan Tidur
Sukar masuk tidur
Terbangun malam hari
Tidak pulas
Mimpi buruk
5) Gangguan kecerdasan
Daya ingat menurun
Sering bingung
6) Perasaan Depresi
Kehilangan minat
Berkurangnya kesenangan pada hobi
Sedih
Bangun dini hari
Perasaan berubah-ubah sepanjang hari
7). Gejala Somatik
Nyeri otot
Kaku
Gigi gemeretak
Iman tidak stabil
8). Gejala Sensorik
Penglihatan kabur
Merasa lemah
9). Gejala kerdiovaskuler
Berdebar-debar
Nyeri dada
Denyut nadi lemas
Rasa lemah seperti mau pingsan
10).Gejala Pernafasan
Rasa tertekan didada
Perasaan tercekik
Merasa sesak
11).Gejala Gastroinsterinal
Sulit menelan
Gangguan pencernaan
Mual-munta
Berat badan berkurang
Konstipasi
12) Gejala Urogenitalia
Sering kencing
Tidak dapat menahan kencing
Amenorrhoe
Impoten
13). Gejala Vegetatif / Otonom
Mulut kering
Muka kering
Mudah berkeringat
Sakit kepala
Bulu roma berdiri
14). Perilaku Saat Wawancara
Gelisah
Tidak tenang
Muka tegang
Mengerutkan kepala
Jari gemetar
Muka marah
Napas pendek
Penentuan derajat kecemasan adalah:
Apabila skore <6 maka tidak ada kecemasan
Apabila skore 6-14 terdapat kecemasan ringan
Apabila skore 15-27 terdapat kecemasan sedang
Apabila skore > 27 terdapat kecemasan berat
Cara penilaian tingkat kecemasan :
0 apabila tidak ada gejala sama sekali
1. apabila satu dari gejala yang ada
2. apabila separuh dari gejala yang ada
3. apabila lebih dari separuh dari gejala yang ada
4. apabila semua ada gejala
1.3.5 Faktor-faktor yang mempengaruhi kecemasan
1). Komunikasi
Komunikasi adalah hubungan, hubungan perawat klien yang therapeutik
Purwanto,1996 )
Faktor-faktor yang
mempengaruhi
Keluarga kecemasan Tingkat Berat
(orang tua) 1.Komunikasi kecemasan Sedang
keluarga Ringan
2.Jenis kelamin Tidak cemas
3.Variasi kultur
4.Umur
5.Pendidikan
Keterangan :
= Diteliti
= Tidak diteliti
Gambar 3.1 Kerangka Konseptual Hubungan antara Komunikasi terapeutik
dengan tingkat kecemasan keluarga yang anaknya pertama kali masuk rumah
sakit.
Hipotesa
1. Tidak ada hubungan antara
komunikasi terapeutik dengan tingkat kecemasan keluarga (orang tua)
yang anaknya pertama kali di rawat di Rumah Sakit.
2. Ada hubungan antara komunikasi
terapeutik dengan tingkat kecemasan keluarga yang anaknya pertama
kali di rawat di Rumah Sakit.
BAB 3
METODE PENELITIAN
variabel sesaat. Artinya subyek diobservasi satu kali saja dan pengukuran variabel
independen dan dependen dilakukan pada saat pemeriksaan atau pengkajian data
Purwanto,1996 )
2. Kecemasan
Kecemasan adalah suatu perasaan kuatir yang samar, sumbernya
seringkali tidak spesifik atau tidak di ketahui oleh individu
tersebut (Mary C Towserd, 1998).
Kecemasan adalah rasa khawatir, takut yang tidak jelas
penyebabnya (Singgih D Gunarsa, 1989).
3. Keluarga
Keluarga dalah merupakan sistem pendukung utama yang
memberikan perawatan langsung pada setiap keadaan sehat sakit
penderita. Umumnya keluarga meminta bantuan tenaga
kesehatan jika mereka tidak sanggup lagi merawatnya.
4. Hospitalisasi
Hospitalisasi adalah suatu keadaan sakit dan harus dirawat di
rumah sakit, yang terjadi pada anak maupun keluarganya yang
mana menimbulkan suatu kondisi krisis baik bagi anak maupun
bagi keluarganya (Wong, 1985).
x 2
y di
2 2
2 x x y
2 2
dimana
N3 N t3 t
x 2
12
Tx dan Tx
12
N3 N t3 t
y 2
12
Ty dan Ty
12
keterangan :
r5 : hitung : Koefisien Korelasi Rank Spearman
3.9 n : Jumlah responden
Dalam melakukan penelitian, peneliti mendapatkan rekomendasi dari
Akademi Perawatan unuk mengajukan permohonan ijin kepada Direktur Rumah
Sakit Siti Khodijah Sepanjang untuk mendapatkan persetujuan, kemudian
kuesioner dikirim ke subyek yang diteliti dengan menekankan pada masalah etika
yang meli
Lembar permintaan menjadi responden
Subyek yang memenuhi kriteria inklusi diberikan lembar pertanyaan peneliti
disertai identitas peneliti, judul penelitian dan manfaat penelitian.
1. Lembar persetujuan menjadi responden
Setelah diberikan lembar permintaan menjadi responden. Responden harus
mencantumkan tanda tangan persetujuan menjadi responden, dengan lebih
dahulu diberikan, membaca isi lembaran tersebut. Jika subyek menolak maka
peneliti tidak akan memaksa dan tetap menghormati hak-hak subyek.
2. Anonimity
Untuk menjaga kerahasiaan subyek, peneliti tidak mencantumkan nama
responden pada lembar pengumpulan data atau kuesioner, tetapi lembar
tersebut diberi inisial.
3. Confidentiality
Kerahasiaan informasi yang telah dikumpulkan dari subyek dijamin oleh
peneliti data tersebut hanya akan disajikan atau dilaporkan kepada yang
berhubungan dengan penelitian ini.
3.10 Keterbatasan
1. Sampel yang digunakan terbatas jumlahnya sehingga kurang representatif
untuk mewakili pasien pasca stroke dalam melakukan perilaku mobilisasi dini.
2. Peneliti menggunakan kuesioner yang belum diuji coba sehingga
pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner belum terjamin kevaliditasannya.
3. Keterbatasan waktu yang disediakan peneliti cukup terbatas sehingga
peneliti kesulitan untuk memnuhi jumlah responden yang dikehendaki.
LEMBAR KUESIONER
A. Petunjuk Pengisian
B. Data Demografi
Nama :
Umur :
Alamat :
Jenis Kelamin :
Pekerjaan :
Untuk
Tidak
Kadang- kadang
Ya
kai ya
Penting
tidak penting
Cukup
Baik
Sangat baik
Kurang baik
Kurangnya komunikasi
Tidak cemas
Ringan
Sedang
Berat
8. Menurut Bapak/Ibu/Saudara anda merasa tegang termasuk tingkat
Mudah terkejut
GemetarSakit
Gelisah
berikut:
Firsat buruk
Mudah tersinggung
Merasa berasalah
perasaan ketakutan
Pada gelap
Ditinggal sendiri