Afnia CBR SBM
Afnia CBR SBM
PRODI S1 DIKFIS-FMIPA
MEDAN
SEPTEMBER 2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya yang telah memberikan bayak kesempatan, sehingga saya dapat menyelesaikan
makalah Critical Book Report ini dengan baik. Makalah ini disusun untuk melengkapi salah satu
persyaratan dalam menyelesaikan perkuliahan bagi mahasiswa Universitas Negeri Medan
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.
Dalam penyusunan makalah ini, saya menyadari sepenuhnya bahwa selesainya makalah
ini tidak terlepas dari dukungan, semangat, serta bimbingan dari berbagai pihak, yaitu Dosen
pengampu Dr. SONDANG R.MANURUNG, M.Si. Oleh karena itu saya mengucapkan
terimakasih kepada Dosen pengampu.
Penyusunan makalah ini disusun dengan sebaik-baiknya, namun masih terdapat
kekurangan didalam penyusunan makalah ini, oleh karenaitu saran dan kritik yang sifatnya
membangun dari semua pihak sangat diharapkan, tidak lupa harapan saya semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi pembaca serta dapat menambah ilmu pengetahuan bagi saya.
PENULIS
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar................................................................................................................i
Daftar isi..........................................................................................................................ii
Bab I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang....................................................................................................1
1.2 Tujuan..................................................................................................................1
Bab II Pembahasan
2.1 Identitas Buku.....................................................................................................2
2.2Ringkasan Buku...................................................................................................4
2.3Perbandingan Buku..............................................................................................12
Bab III Penutupan
3.1 Kesimpulan.........................................................................................................18
3.2 Saran....................................................................................................................18
Daftar Pustaka
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Mengkritik buku yang dalam bahasa inggris populer dengan kalimat critical book
report. Secara sederhana mengkritik adalah mengungkapkan kembali isi jurnal dengan
cara meringkas,menambahkan saran dan juga tentang kelebihan juga kekurangan jurnal
sesuai dengan aturan yanag ada.
Secara umum mereview memiliki tujuan yang baik yakni diantaranya:
a. Menambah wawasan, karena dengan meresensi kita akan mempelajari tentang
sistematika penulisan buku yang baik dan benar.
b. Memahami secara dalam dan keseluruhan terhadap jurnal yang akan dikritik.
c. Secara ekonomi dapat menghasilkan pendapatan ketika hasil kritik kita sampai
kepada tangan penulis buku yang kita kritik, maka selanjutnya mungkin penuis
tersebut akan memerintahkan kita untuk meresensi kembali buku-buku barunya
sebelum disebarkan di pasaran.
Adapun buku yang dikritik menggunakan buku dengan materi pedekatan
pembelajaran. Kedua buku memiliki kelebihan dan kekurangan yang akan dibahas dalam
makalah ini.
1.3 TUJUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
a. Buku pertama
b. Buku kedua
2
Jumlah halaman : 107
Nomor ISBN : 978-602-18667-1-9
c. Buku ketiga
Buku Pertama
3
(KTSP) yang pada dasarnya adalal Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK). Ada aşumsi
bahwa kurikulun sebelumnya berpusat pada guru (Teacher Center) dan target kurikulum
(content) sedangkan KTSP berpusat pada siswa (Student Center) dan kinerja. Pada
kurikulum sebelumnya sistem peniliaiannya lebih terkait dengan ranah kogniti
(kemampuan), sedangkan pada KTSP sistem penilaiannya mencakup ranah kognitif
(kemampuan), afektif (sikap), dan psikomotor (keterampilan) Pembelajaran yang
berorientasi pada konten, baik untuk melatih siswa mempunyai kemampuan "mengingat"
yang sifatnya hanya baik untuk sementara (jangka pendek), tetapi gagal untuk membekali
anak memecahkan persoalan dalam kehidupan jangka panjang. Ada kecenderungan
pemikiran bahwa siswa akan belajar lebaih baik jika lingkungan belajar diciptakan
(didesain) alami Belajar akan lebih bermakna apabila siswa mengalami' apa yang
dipelajarinya bukan 'bukan mengetahuinya' Salah satu pendekatan pembelajaran IPA yang
sesuai dengan konsep KTSP adalah pendekatan CTL (Contexiual Teaching and Learning),
yakni pendekatan pembelajaran yang dapat membantu guru mengaitkan antara materi yang
diajarkan guru dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong sis membuat hubungan
antara pengetahuan yang dimilikinya den dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga
dalam masyarakat, sehingga diharapkan hasil dari kegiatan pembelajaran berdasarkan-
pendekatan ini lebih bermakna bagi siswa. Pendekatan pembelajaran CTL ini lebih
menekankan pada strategi pembelajarannya bukan pada hasil yang dicapai pada akhir
kegiatan.
4
Melalui landasan filosofi konstruktivisme, CTL dipromosikan menjadi alternatif
strategi belajar yang baru. Melalui strategi CTL, siswa diharapkan belajar melalui
"mengalami" bukan "menghapal" (Zahorik, 1995 dalam Direktorat PLP Depdiknas, 2003)
b. The Washington State Consortium for Contextual Teaching and Learning (2001)
mengartikan pembelajaran kontekstual adalah pengajaran yang memungkinkan siswa
memperkuat, memperluas, dan menerapkan pengetahuan dan keteram- pilan akademisnya
dalam berbagai latar sekolah dan di luar sekolah untuk memecahkan seluruh persoalan yang
ada dalam dunia nyata. Pembelajaran kontekstual terjadi ketika siswa merapkan dan
mengalami apa yang diajarkan dengan mengacu pada masalah-masalah rill yang
berasosialisi dengan peranan dan tanggung jawab mereka sebagai anggota keluarga,
masyarakat, siswa dan selaku pekerja.
Karakteristik Pembelajaran
Kontekstual Menurut Johnson (2002 dalam Nurhadi, dkk, 2003) ada delapan
komponen utama dalam sistem pembelajaran kontekstua yaitu sebagai berikut.
5
b. melakukan kegiatan-kegiatan yang signifikan (doing significant work) Artinya, siswa
membuat hubungan-hubungan antara sekolah dan berbagai konteks yang ada dalam
kehidupan nyata sebagai pelaku bisnis dan sebagai anggota masyarakat
d. Bekerja sama (collaborating). Artinya, siswa dapat bekerja sama, guru membantu siswa
bekerja secara efektif dalam kelompok, membantu mereka memahami bagaimana mereka
saling memengaruhi dan saling berkomunikasi
e. Berpikir kritis dan kreatif (critical and creative thinking) artinya, siswa dapat
menggunakan tingkat berpikir yang lebih tinggi secara kritis dan kreatif, dapat
menganalisis, membuat sintesis, memecahkan masalah, membuat keputusan dan
menggunakan logika serta bukti-bukti.
f. Mengasuh atau memelihara pribadi siswa (nurturing the individual). Artinya, siswa
memelihara pribadinya: mengetahui, memberi perhatian, memiliki harapan-harapan yang
tinggi, memotivasi, dan memperkuat diri sendiri. Siswa tidak dapat berhasil tanpa
dukungan orang dewasa.
g. Mencapai standar yang tinggi (reaching high standards) Artinya, siswa mengenal dan
mencapai standar yang tinggi: mengidentifikasi tujuan dan memotivasi siswa untuk
mencapainya. Guru memperlihatkan kepada siswa cara mencapai apa yang disebut
"excellence".
d. saling menuniang
g. pembelajaran terintegrasi;
6
i. siswa aktif,
l. dinding kelas dan lorong-lorong penuh dengan hasil karya siswa, peta-peta, gambar,
artikel, humor, dan sebagainya
m. laporan kepada orang tua bukan hanya rapor, tetapi hasil karya siswa laporan hasil
pratikum, karangan siswa, dan sebagainya
h. perubahan perilaku;
l. pembentukan 'manusia'
m. memecahkan masalah;
o. hasil belajar diukur dengan berbagai cara, bukan hanya dengan tes.
7
Pembelajaran kontesktual menempatkan siswa di dalam konteks bermakna yang
menghubungkan pengetahuan awal siswa dengan materi yang sedang dipelajari dan sekaligus
memerhatikan faktor kebutuhan individual siswa dan peranan guru dengan itu, maka
pendekatan pembelajaran kontekstual harus menekankan hal-hal sebagai berikut.
Konstruktivisme
Menemukan (Inquiry)
Menemukan merupakan bagian inti dari kegiatan pembelajaran berbasis kontekstual yang
berpendapat bahwa pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh siswa diharapkan
bukan hasil mengingat seperangkat fakta-fakta, tetapi hasil dari menemukan sendiri. Guru
harus selalu merancang kegiatan yang merujulk pada kegiatan menemukan, apa pun
materi yang diajarkannya. Semua mata pelajaran dapat menggunakan pendekatan inkuiri.
kata kunci dari strategi inkuri adalah "siswa menemukan sendiri"
Buku Kedua
Pendekatan Pembelajaran
8
Pendekatan pembelajaran adalah sudut pandang,asumsi dan keyakinan kita
terhadap proses pembelajaran .Pendekatan adalah konsep dasar yang mewadahi, mengin-
siprasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran. Keterampilan berbahasa
misalnya, kita yakini tidak dapatdimiliki oleh seseorang tanpa latihan
berkomunikasimaka ini artinya kita menggunakan pendekatan komu-nikatif. Karena itu
dalam proses pembelajaran bahasa guru perlu menggunakan metode yang memungkinkan
siswa untuk terlibat secara aktif menggunakan langsung bahasa yang diajarkan. Metode
ini dikenal dengan Direct Methode/ Thariqah Mubasyarah. Dengan demikian, pendekatan
adalah suatu keyakinan, asumsi dan cara pandang terhadap pembelajaran. Untuk
mengaktuali-sasikannya diperlukan metode dan strategi.
Pendekatan Kontekstual
1) Mengaitkan adalah strategi yang paling hebat dan merupakan inti konstruktivisme. Guru
menggunakan strategi ini ketia ia mengkaitkan konsep baru dengan sesuatu yang sudah
dikenal siswa. Jadi dengan demikian, mengaitkan apa yang sudah diketahui siswa dengan
informasi baru.
9
Belajar dapat terjadi lebih cepat ketika siswa dapat memanipulasi peralatan dan bahan
serta melakukan bentuk-bentuk penelitian yang aktif.
4) Kerjasama. Siswa yang bekerja secara individu sering tidak membantu kemajuan yang
signifikan. Sebaliknya, siswa yang bekerja secara kelompok sering dapat mengatasi
masalah yang komplek dengan sedikit bantuan. Pengalaman kerjasama tidak hanya
membanti siswa mempelajari bahan ajar, tetapi konsisten dengan dunia nyata.
Pendekatan Konstruktivisme
3) Setiap siswa mempunyai peranan penting dalam menentukan apa yang mereka pelajari.
10
4) Peran guru hanya sebagai pembimbing dengan menyediakan materi atau konsep apa yang
akan dipelajari serta memberikan peluang kepada siswa untuk menganalisis sesuai
dengan materi yang dipelajari.
Pendekatan Deduktif
Pendekatan Induktif
2) Proses berpikir adalah suatu transaksi aktif antara individu dan data. Ini berarti bahwa
siswa menyampaikan sejumlah data dari beberapa domain pelajaran. Siswa menyususn
data ke dalam sistem konseptual, menghubungkan poin-poin data dengan data yang lain,
membuat generalisasi dari hubungan yang mereka temukan, dan membuat kesimpulan
dengan hipotesis, meramalkan dan menjelaskan fenomena.
3) Mengembangkan proses berpikir dengan urutan yang sah menurut aturan. Postulat Taba
bahwa untuk menguasai keterampilan berpikir tertentu, pertama seseorang harus
menguasai satu keterampilan tertentu sebelumnya, dan urutan ini tidak bisa dibalik.
Pembelajaran fikih secara induktif dimulai dari contoh contoh atau praktek langsung
untuk memahami suatu konsep. Jotce membagi tiga fase strategi pembelajaran induktif
yaitu: pembelajaran konsep, interpretasi data dan aplikasi prinsip. Pembentukan konsep
merupakan proses berpikir yang kompleks yang mencakup membandingkan, menganalisa
dan mengklasifikasikan dan penalaran induktif serta hasil dari sebuah pemahaman.
Dengan demikian, pendekatan indektif dalam pembelajaran adalah suatu kegiatan belajar
mengajar, dimana guru bertugas memfasilitasi siswa untuk menemukan suatu kesimpulan
sebagai aplikasi hasil belajar melalui strategi pembentukan konsep, interpretasi data dan
aplikasi prinsip. Dalam pendekatan induktif pembahasan dimulai dengan fakta-fakta atau
11
data-data, konsep teori yang telah diuji berkali-kali kemudian disusun menjadi suatu
generalisasi kemudian ke hal yang khusus.
a. Identitas buku
Pada identitas buku utama tertera jelas judul, penulis, penerbit, tahun
terbit, kota terbit, jumlah halaman dan edisi buku.
b. Sistematika penulisan
c. Tampilan
d. Isi buku
Isi buku sangat baik dan sangat mendukung kemajuan dalam hal
berfikir yang baik untuk pembacanya, terkhususnya bagi para tenaga
pendidik. Isi buku juga sangat mudah untuk dipahami bagi mahasiswa.
Materi yang disajikan pada isi buku ini juga dilengkapi dengan beberapa
pendapat-pendapat para ahli.
2. Buku kedua
12
a. Identitas buku
Pada identitas buku utama tertera jelas judul, penulis, penerbit, tahun
terbit, kota terbit, jumlah halaman dan edisi buku.
b. Sistematika penulisan
Penulisan huruf dan angka pada buku ini sudah memenuhi aturan dan
tersususn rapi. Pembaca dengan mudah dapat membaca setiap kata yang
tertera.
c. Tampilan
d. Isi buku
3. Buku ketiga
a. Identitas buku
Pada identitas buku utama tertera jelas judul, penulis, penerbit, tahun
terbit, kota terbit, jumlah halaman dan edisi buku.
b. Sistematika penulisan
c. Tampilan
d. Isi buku
13
Kekurangan Buku utama
Buku kedua
Buku ketiga
Perbandingan
Pada buku utama dijelaskan mengenai pengertian dari
pembelajaran, yaitu prose interaksi antara peserta didik dengan
lingkungannya sehingga terjadi perubahan perilaku kebarah yang
lebih baik. Pada buku kedua mengeartikan pembelajaran sebagai
sudut pandang,asumsi dan keyakinan kita terhadap proses
pembelajaran .
1) Johnson (2002)
2) The Washington State Consortium For Contextual Teaching and
Learning (2001)
3) Center on Education and Work at University of Wisconsin Madison
(2002)
14
Sedangkan pada buku kedua hanya mengartikan pembelajaran
kotekstual atau kontextual teaching dan learning (ctl) melalui satu
sudut pandang.
Pada buku utama dijelaskan sangat baik bagai mana ciri-ciri dari
pembelajara kontekstual, ciri-ciri pembelajaran kontekstual antara
lain:
4) saling menuniang
7) pembelajaran terintegrasi;
9) siswa aktif,
12) dinding kelas dan lorong-lorong penuh dengan hasil karya siswa,
peta-peta, gambar, artikel, humor, dan sebagainya
13) laporan kepada orang tua bukan hanya rapor, tetapi hasil karya
siswa laporan hasil pratikum, karangan siswa, dan sebagainya
16
BAB III
PENUTUPAN
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Kelebihan yang dimiliki suatu buku sangatlah baik dan kekurangan suatu buku
haruslah diperbaiki untuk menjadikannya lebih baik bagi pembaca. Tambahan materi
untuk bab-bab yang terlalu singkat sangatlah dibutuhkan bagi buku utama, kedua maupun
buku ketiga. Dan pendapat para ahli-ahli pendidikan sangatlah mendukung untuk
dipaparkan kedalam buku ini agar menambah pengetahuan lagi bagi pembaca.
17
DAFTAR PUSTAKA
Awang, imanuel sairo. 2017. STRATEGI PEMBELAJARAN. Kalimantan Barat: STKIP Persada
Khatulistiwa
18