Anda di halaman 1dari 5

PERAN MOBILISASI DINI TERHADAP LAMA HARI RAWAT

PADA IBU POST SECTIO CAESAR

Neneng Jamilah
Akademi Kebidanan YPSDMI
nenengjamilah@gmail.com

ABSTRAK
Sectio Caesarea adalah melahirkan janin melewati insisi pada dinding perut dan
dinding rahim dengan sayatan rahim dalam keadaan utuh. Persalinan dengan operasi Caesarea
menjadi prosedur yang aman untuk ibu dan bayi karena bisa mengurangi beberapa resiko
komplikasi. Peran mobilisasi dini pada ibu post sectio caesarea berguna untuk mempercepat
proses penyembuhan jaringan dan untuk mencegah infeksi. Untuk lebih menurunkan angka
kejadian infeksi tersebut perlu peran serta dari pasien dalam melakukan mobilisasi dini. Tujuan
dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peran mobilisasi dini terhadap lama hari rawat pada
ibu post sectio caesarea di RSUD dr.Slamet Garut Tahun 2015.
Metode penelitian ini adalah observasional analitik kuantitatif dengan desain penelitian
potong lintang (cross sectional). Teknik pengambilan sampel adalah quota sampling sebanyak
25 orang. Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Cara pengumpulan data
dengan observasi langsung.
Hasil penelitian terdapat pengaruh yang signifikan (p-value 0,004) mobilisasi dini
terhadap lama hari rawat pada ibu post Sectio Caesarea.
Simpulan penelitian terdapat pengaruh yang signifikan mobilisasi dini terhadap lama
hari rawat (p-value 0,004). Disarankan untuk meningkatkan upaya KIE mengenai mobilisasi
dini.

Kata kunci : mobilisasi dini, lama hari rawat, sectio caesar

PENDAHULUAN dengan cara insisi pada dinding perut dan


dinding rahim.1,2
Persalinan adalah suatu tahapan
Indikasi dalam persalinan sectio
yang akan di alami dan menjadi titik
caesarea antara lain faktor ibu yaitu panggul
puncak kehamilan. Berbagai perasaan
sempit absolut, plasenta previa, riwayat
bercampur dalam menyambut titik ini.
sectio caesarea, tumor-tumor jalan lahir
Diantara rasa bahagia karena akan segera
yang menyebabkan obstruksi, disproporsi
berkumpul dengan sang buah hati yang
cefalopelvik, ruptur uteri dan partus tak
ditunggu tunggu, maka umumnya ibu hamil
maju. Sedangkan dari faktor janin adalah
juga cemas. Kecemasan ini berhubungan
kelainan letak dan gawat janin. Namun
dengan proses persalinan yang akan dijalani
pada masa persalinan komplikasi paling
dan juga akan bayangan rasa sakit saat
tinggi terjadi pada persalinan yang
persalinan berlangsung, meskipun juga ibu
dilakukan dengan sectio caesarea, dengan
telah mempersiapkan mental untuk proses
kata lain sectio caesarea juga merupakan
persalinan berjalan dengan baik . ada
resiko morbiditas dan mortalitas ibu yang
beberapa jenis proses persalinan salah
lebih tinggi daripada persalinan
satunya proses persalinan dengan sectio 2
pervaginam.
caesarea (SC). Pengertian persalinan sectio
Masa nifas adalah masa dimana
caesarea adalah proses pengeluaran bayi
keluarnya plasenta sampai alat kandungan
kembali normal, biasanya membutuhkan dan juga bisa menyebabkan komplikasi
waktu 6 minggu atau 42 hari, namun secara seperti infeksi dan perdarahan.8,9
keseluruhan baik secara fisiologis maupun Menurut Word Health Organization
psikologis akan pulih dalam waktu tiga (WHO) pada tahun 2014, sebanyak (99%)
bulan. Jika secara fisiologis sudah terjadi kematian ibu akibat masalah persalinan atau
perubahan pada bentuk semula (sebelum kelahiran terjadi di negara negara
hamil), tetapi secara psikologis masih berkembang. Salah satu indikator utama
terganggu maka di katakan masa nifas derajat kesehatan suatu negara adalah angka
tersebut belum berjalan dengan normal atau kematian Ibu (AKI). WHO (2012),
sempurna.4 Sebanyak (16%) SC yang melebihi batas
Salah satu konsep dasar perawatan yang direkomendasikan. Indikator SC (5-
pada masa nifas pada pasien post SC adalah 15%) untuk setiap negara.10,11
mobilisasi dini. Mobilisasi dini pada ibu Berdasar data Riskesdas tahun
post SC adalah suatu pergerakan bertahap 2013, tingkat persalinan SC di indonesia
yang dilakukan beberapa jam setelah (10%),indikator SC di rumah sakit swasta
melahirkan, bertujuan untuk memperlancar (30%) dari total jumlah persalinan.
sirkulasi darah, mengatasi konstipasi, dan Terjadinya peningkatan persalinan sectio
mencegah komplikasi. Komplikasi yang caesarea meningkatkan morbiditas pasca
sering terjadi pada post SC adalah infeksi, operasi. Kurang lebih 90% dari morbiditas
perdarahan, luka kandung kemih, dan pasca operasi disebabkan infeksi pada
rupture uteri. Komplikasi tersebut dapat di rahim, alat alat berkemih, dan luka
cegah bila pasien post partum pasca SC operasi.12
mau melakukan mobilisasi.6,7 Berdasarkan data rekam medik
Mobilisasi dini harus dilakukan RSUD dr. Slamet Garut jumlah post sectio
secara bertahap. Tahap tahap mobilisasi caesarea pada tahun 2015 terdapat 1.056
dini pada ibu post SC adalah pada 6 jam kasus, sedangkan pada tahun 2015 terdapat
pertama setelah operasi, pasien harus tirah 76 kasus.13
baring dan hanya bisa menggerakan Mobilisasi dini yang tidak
lengan,tangan, menggerakan ujung jari kaki dilakukan oleh ibu post SC dapat
dan memutar pergelangan kaki, mengakibatkan rawat inap dengan waktu
mengangkat tumit, menegangkan otot betis yang lebih lama, yaitu lebih dari 4 hari dan
serta menekuk dan menggeser kaki. Pasien proses penyembuhan luka menjadi lambat.
diharuskan untuk miring kiri dan kanan Adapun dampak lain pada ibu yang
setelah 6-10 jam untuk mencegah terlambat melakukan mobilisasi dini yaitu
thrombosis dan thromboemboli. Setelah 24 adanya peningkatan suhu tubuh karena
jam pasien dianjurkan duduk, kemudian adanya involusi uterus yang tidak baik
dilanjutkan untuk belajar berjalan .Oleh sehingga sisa darah yang tidak keluar yang
karena itu, mobilisasi merupakan tahapan menyebabkan infeksi.14,15
yang sangat penting dilakukan oleh pasien Menurut hasil penelitian setyowati
post partum, karena dengan melakukan (2012) kemampuan mobilisasi dini post SC
mobilisasi akan membantu mempercepat dipengaruhi oleh 3 faktor yaitu faktor
proses pemulihan masa nifas terutama pada internal antara lain perasaan takut bila
ibu post SC supaya ibu mendapatkan jahitan lepas, kelelahan saat sebelum partus,
perawatan dan penyembuhan luka yang ambang nyeri yang berbeda-beda, gaya
normal.Apabila mobilisasi tidak segera hidup, motivasi diri kurang,emosi. Faktor
dilakukan akan berdampak pada proses eksternal antara lain kurangnya dukungan
pemulihan dan penyembuhan yang lambat keluarga, latar belakang budaya yang
melarang untuk bergerak setelah
operasi,pelayanan perawat. Faktor Kabupaten Garut pada bulan Agustus-
karakteristik responden yang November Tahun 2015.
mempengaruhi kemampuan mobilisasi dini
antara lain tingkat pendidikan, usia
HASIL DAN PEMBAHASAN
responden, dan paritas. Responden dengan
tingkat pendidikan tinggi tidak selalu 1. Analisis Univariat
melakukan mobilisasi dini. Semakin tinggi a. Mobilisasi Dini
tingkat pendidikan semakin tinggi Tabel Distribusi Frekuensi Responden
pengetahuannya dan semakin tinggi pula (n=25) Terhadap Lama Hari Rawat
kemampuannya untuk menyanggah Berdasarkan Mobilisasi Dini
pendapat orang lain, dibuktikan dengan
MOBILISASI DINI FREKUENSI PERSENTASE %
hasil penelitian bahwa 30 responden
(87,5%) cenderung melakukan mobilisasi BAIK 20 80%
dini dengan baik dengan tingkat pendidikan TIDAK BAIK 5 20%
SD.16 TOTAL 25 100%
Dalam penelitian sujatmiko (2014)
faktor lain yang ikut mempengaruhi sikap Pada table diatas diketahui bahwa ibu yang
responden dalam mobilisasi dini post SC melakukan mobilisasi dini dengan baik
yaitu kecemasan. Dibuktikan oleh pendapat sebanyak 20 orang (80%). Sedangkan ibu
Rismalia (2009) bahwa ketakutan akan yang tidak melakukan mobilisasi dengan
lepasnya jahitan atau robeknya jahitan pada baik sebanyak 5 orang (20%).
luka operasi menyebabkan klien malas
untuk melakukan mobilisasi dini. Ibu post b. Lama Hari Rawat
SC juga perlu melakukan mobilisasi secara Tabel Distribusi Frekuensi Responden
bertahap dimana berdasarkan penelitian (n=25) Terhadap Lama Hari Rawat
cristina dan cristanti yaitu hubungan Berdasarkan Mobilisasi
mobilisasi dini dengan peningkatan variabel Mean SD min-max CI 95%
kesembuhan luka pada pasien post SC. Ibu
post SC juga perlu menjaga kebersihan area lamhar 2,1 0,1 2-4 1,9-2,3
luka insisi jikalau kebersihan kurang maka
akan menghambat proses kesembuhan
luka.17,18 Pada table diatas diketahui rata-rata lama
hari rawat ibu post SC adalah 2 hari dengan
METODE standar deviasi 0,1. Untuk minimal lama
Metode penelitian ini adalah hari rawat ibu post SC yaitu 2 hari dan
observasional analitik kuantitatif dengan maksimal 4 hari dengan CI 95% (1,9-2,3).
desain penelitian potong lintang (cross
sectional). Teknik pengambilan sampel 2. Analisis Bivariat
adalah quota sampling sebanyak 25 orang. Hubungan Mobilisasi Dini dengan Lama
Data yang digunakan adalah data primer Hari Rawat
dan data sekunder. Cara pengumpulan data Analisisis Bivariat menggunakan teknik uji
dengan observasi langsung. Instrumen yang statistik mann whitney, oleh karena variabel
digunakan adalah kuesioner dengan tehnik lama hari rawat hasil uji normalitas
wawancara dengan poin 1 apabila ibu dapat menunjukan tidak normal. Data tersaji pada
menjawab apa yang ada dalam kuisioner tabel berikut :
dan 0 apabila ibu tidak menjawab apa yang
ada dalam kuesioner. Penelitian
dilaksanakan di RSUD dr. Slamet
Tabel Distribusi rata rata lama hari rawat Hasil penelitian tersebut sejalan
menurut mobilisasi dini dengan penelitian setyowati kemampuan
MD MEAN SD SE P-VALUE N mobilisasi dini post SC dipengaruhi oleh 3
faktor yaitu faktor internal antara lain
BAIK 2 0,0 0,0 20
0,004 perasaan takut bila jahitan lepas, kelelahan
TIDAK
2,6 0,4 0,4 5 saat sebelum partus, ambang nyeri yang
BAIK
berbeda-beda, gaya hidup, motivasi diri
Pada table diatas diketahui lama kurang,emosi. Faktor eksternal antara lain
hari rawat pada ibu yang mobilisasi dininya kurangnya dukungan keluarga, latar
baik rata rata 2 hari dengan standar deviasi belakang budaya yang melarang untuk
0,0 sementara pada ibu yang mobilisasinya bergerak setelah operasi,pelayanan perawat.
tidak baik rata rata 2,6 hari dengan standar Faktor karakteristik responden yang
defiasi 0,4. Perbedaan diantara kedua mempengaruhi kemampuan mobilisasi dini
variabel tersebut 0,6 hari . secara statistik antara lain tingkat pendidikan,usia
perbedaan tersebut menunjukan p-value responden, dan paritas. Responden dengan
0,004 artinya ada perbedaan proporsi tingkat pendidikan tinggi tidak selalu
diantara kedua kelompok tersebut terhadap melakukan mobilisasi dini. Semakin tinggi
lama hari rawat atau ada pengaruh yang tingkat pendidikan semakin tinggi
siginifikan antara mobilisasi dini dengan pengetahuannya dan semakin tinggi pula
lama hari rawat. kemampuannya untuk menyanggah
Mobilisasi dini dilakukan oleh ibu pendapat orang lain, dibuktikan dengan
post partum, baik ibu dengan persalinan hasil penelitian bahwa 30 responden
normal ataupun ibu dengan persalinan SC. (87,5%) cenderung melakukan mobilisasi
Adapun manfaat dari mobilisasi dini antara dini dengan baik dengan tingkat pendidikan
lain mempercepat proses pengeluaran SD.16
lochea dan membantu proses penyembuhan Selain itu hasil penelitian tersebut
luka. Mobilisasi dini yang tidak dilakukan juga sejalan dengan yang dilakukan Dalam
oleh ibu post SC dapat mengakibatkan penelitian sujatmiko faktor lain yang ikut
rawat inap dengan waktu yang lebih lama, mempengaruhi sikap responden dalam
yaitu lebih dari 4 hari dan proses mobilisasi dini post SC yaitu kecemasan.
penyembuhan luka menjadi lambat Dibuktikan oleh pendapat Rismalia bahwa
(purnawati,2014). ketakutan akan lepasnya jahitan atau
Hasil penelitian yang dilakukan robeknya jahitan pada luka operasi
diketahui lama hari rawat pada ibu yang menyebabkan klien malas untuk melakukan
mobilisasi dininya baik rata rata 2 hari mobilisasi dini. Ibu post SC juga perlu
dengan standar deviasi 0,0 sementara pada melakukan mobilisasi secara bertahap
ibu yang mobilisasinya tidak baik rata rata dimana berdasarkan penelitian cristina dan
2,6 hari dengan standar defiasi 0,4. cristanti yaitu hubungan mobilisasi dini
Perbedaan diantara kedua variabel tersebut dengan peningkatan kesembuhan luka pada
0,6 hari . secara statistik perbedaan tersebut pasien post SC.ibu post SC juga perlu
menunjukan p-value 0,004 artinya ada menjaga kebersihan area luka insisi jikalau
perbedaan proporsi diantara kedua kebersihan kurang maka akan menghambat
kelompok tersebut terhadap lama hari rawat proses kesembuhan luka.17,18
atau ada pengaruh yang siginifikan antara
mobilisasi dini dengan lama hari rawat. SIMPULAN DAN SARAN
Dari hasil penelitian ini diperoleh data rata-rata lama hari rawat pada ibu post SC
bahwa rata rata ibu yang melakukan adalah 2 hari, sebagian besar responden
mobilisasi dini pada hari ketiga. melaksanakan mobilisasi dini dengan baik
(80%) dan terdapat pengaruh signifikan 13. Rukiyah,Ai yeyeh dan lia ulianti.2010.
mobilisasi dini terhadap lama hari rawat (p- asuhan kebidanan III: nifas. Jakarta :
value 0,004). Trans info medika
Disarankan untuk meningkatkan upaya KIE 14. Nanny Lia Dewi, vivian dan tri
tentang mobilisasi dini. sunarsih.2011. Asuhan Kebidanan
Pada Masa Nifas. Jakarta :Salemba
DAFTAR PUSTAKA medika
1. R.Borley,Neil&A.Grace Pierce.2007 15. Notoatmodjo.2010. Metodelogi
.Ilmu Bedah.Erlangga ; Jakarta 13740 penelitian kesehatan. Jakarta : rineka
2. Sugeng, Jitowiyono dan Weni Cipta.
Kristiyanasari. 2012. Asuhan 16. Ariawan, Iwan.1998. Besar dan
Keperawatan Post Operasi, Metode Sampel pada Penelitian
Yogyakarta: Nuha Medika. Kesehatan. Jakarta: Universitas
3. Astuti, Sri. 2015. Asuhan Kebidanan Indonesia.
Nifas Dan Menyusui. Yogyakarta : 17. Hastono.2010. Manajemen Analisa
Erlangga Data Kesehatan, FKM-UI,Depok.
4. Prawirohardjo. Sarwono. Ilmu Bedah
Kebidanan. PT Bina Pustaka Sarwono
Peawirohardjo: Tridasa Printer,
Jakarta.
5. Anggraini, Y. (2010). Asuhan
Kebidanan Masa Nifas. Yogyakarta:
Pustaka Rihana.
6. Manuaba, IBG. (2012). Buku Ajar
Pengantar Kuliah Teknik Operasi
Obstetri & Keluarga Berencana.
Jakarta: Trans Info Media.
7. Kasdu, Dini. 2003. Operasi Caesar
:Masalah dan Solusinya. Jakarta, Puspa
Swara
8. Prawirohardjo, S (2008). Ilmu
Kebidanan.BinaPustaka. Jakarta.
9. Carpenito,L.J. (2009). Buku Saku
Diagniosa Keperawatan. EGC. Jakarta
10. Saleha,Siti.2009.Asuhan kebidanan
pada masa nifas. Jakarta: salemba
medika
11. Nurjanah, Siti Nunung dkkk. 2013.
Asuhan Kebidanan Postpartum
Dilengkapi dengan Asuhan Kebidanan
Post Sectio Caesarea. Bandung : refika
Aditama.
12. Smeltzer, Suzanne C. Dan Bare,
Brenda G.2002. Buku Ajar
Keperawatan Medikal Bedah Brunner
dan suddarth, alih bahasa oleh agung
waluyo. (dkk), EGC, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai