Anda di halaman 1dari 4

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN

 Teori Psikomoral Kohlberg

Di dalam kehidupan bermasyarakat arti nilai sebuah moral sangat penting. Dalam hal ini
orang dapat dikatakanbermoral apabila dalam menjalani kehidupan, istilah moral berasal dari
kata latin mos(moris), yang berarti adat istiadat, kebiasaan, peraturan/nilai-nilai atau tata cara
kehidupan. Sedangkan moralitas merupakan kemauan untuk menerima dan melakukan
peraturan, nilai- nilai atau prinsip-prinsip moral. Konsep moral sudah dapat dibentuk sejak
masa anak yaitu lebih kurang awal dari usia 2 tahun. Meskipun sudah dipelajari sejak kecil,
namun setelah dewasa manusia tetap berhadapan dengan masalah-masalah moral dan
meningkatkan konsep moralnya dalam berhubungan dengan orang lain. Bahwa
perkembangan moral seorang anak sejalan dengan perkembangan kognitifnya. Dengan makin
bertambahnya tingkat pengetahuan, makin banyak pula nilai-nilai moral. Menurut Hurlock
meskipun perkembangan peserta didik melewati pentahapan yang tetap, namun usia mereka
dalam mencapai tahapan tertentu berbeda menurut tingkat perkembangan kognitif mereka.

Pola asuh adalah perlakuaan orang tua dalam rangka memenuhi kebutuhan, memberi
perlindungan, dan mendidik anak dalam kehidupan sehari-hari (Meichati,1978). Menurut
Gunarsa (1989) keluarga merupakan lingkungan kehidupan yang dikenal anak untuk pertama
kalinya, dan untuk seterusnya peserta didik banyak belajar di dalam kehidupan keluarga.

Perkembangan moral adalah perkembangan yang berkaitan dengan aturan dan konvensi
mengenai apa yang seharusnya dilakukan oleh manusia dalam interaksinya dengan orang
lain. Perkembangan moral adalah perubahan-perubahan perilaku yang terjadi dalam
kehidupan anak berkenaan dengan tatacara, kebiasaan, adat, atau standar nilai yang berlaku
dalam kelompok sosial.

B. TAHAP – TAHAP PERKEMBANGAN PSIKOMORAL

 Pra-Konvensional

Tingkat pra-konvensional dari penalaran moral umumnya ada pada anak-anak, walaupun
orang dewasa juga dapat menunjukkan penalaran dalam tahap ini. Seseorang yang berada
dalam tingkat pra-konvensional menilai moralitas dari suatu tindakan berdasarkan
konsekuensinya langsung. Sebagai contoh, suatu tindakan dianggap salah secara moral bila
orang yang melakukannya dihukum. Semakin keras hukuman diberikan dianggap semakin
salah tindakan itu. Sebagai tambahan, ia tidak tahu bahwa sudut pandang orang lain berbeda
dari sudut pandang dirinya. Tahapan ini bisa dilihat sebagai sejenis otoriterisme.

1
 Konvensional

Tingkat konvensional umumnya ada pada seorang remaja atau orang dewasa. Orang di
tahapan ini menilai moralitas dari suatu tindakan dengan membandingkannya dengan
pandangan dan harapan masyarakat. Moralitas dari suatu tindakan dengan mengevaluasi
konsekuensinya dalam bentuk hubungan interpersonal, yang mulai menyertakan hal seperti
rasa hormat, rasa terimakasih, dan golden rule. Keinginan untuk mematuhi aturan dan otoritas
ada hanya untuk membantu peran sosial yang stereotip ini. Maksud dari suatu tindakan
memainkan peran yang lebih signifikan dalam penalaran di tahap ini.

 Pasca-Konvensional

Tingkatan pasca konvensional, juga dikenal sebagai tingkat berprinsip, terdiri dari tahap
lima dan enam dari perkembangan moral. Kenyataan bahwa individu-individu adalah entitas
yang terpisah dari masyarakat kini menjadi semakin jelas. Perspektif seseorang harus dilihat
sebelum perspektif masyarakat. Individu-individu dipandang sebagai memiliki pendapat-
pendapat dan nilai-nilai yang berbeda, dan adalah penting bahwa mereka dihormati dan
dihargai tanpa memihak. Permasalahan yang tidak dianggap sebagai relatif seperti kehidupan
dan pilihan jangan sampai ditahan atau dihambat.

C. PERKEMBANGAN PSIKOMORAL

 Perkembangan

Menurut Whaley dan Wong, perkembangan menitik beratkan pada perubahan yang terjadi
secara bertahap dari tingkat yang paling rendah ke tingkat yang paling tinggi dan kompleks
melalui proses maturasi dan pembelajaran. Perkembangan adalah pertambahan kemampuan
struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan
sebagai hasil dari proses pematangan.
Perkembangan moral adalah perkembangan yang berkaitan dengan aturan dan konvensi
mengenai apa yang seharusnya dilakukan oleh manusia dalam interaksinya dengan orang
lain, perubahan-perubahan perilaku yang terjadi dalam kehidupan anak berkenaan dengan
tatacara, kebiasaan, adat, atau standar nilai yang berlaku dalam kelompok sosial.

 Perkembangan anak pada taman kanak – kanak

Pola Orientasi Moral Anak Taman Kanak-kanak Pada usia Taman Kanak-kanak anak telah
memiliki pola moral yang harus dilihat dan dipelajari dalam rangka pengembangan
moralitasnya. Orientasi moral diidentifikasikan dengan moral position atau ketetapan hati,
yaitu sesuatu yang dimiliki seseorang terhadap suatu nilai moral yang didasari dengan
kognitif dan afektif.
Karena pada tahapan ini anak masih sangat labil, mudah terbawa arus, dan mudah
terpengaruh. Mereka sangat membutuhkan bimbingan, proses latihan, serta pembiasaan yang

2
terus menerus. Moralitas anak Taman Kanak-kanak dan perkembangannya dalam tatanan
kehidupan dunia mereka dapat dilihat dari sikap dan cara berhubungan dengan orang lain
(sosialisasi), cara berpakaian dan berpenampilan, serta sikap dan kebiasaan makan. Demikian
pula, sikap dan perilaku anak dapat memperlancar hubungannya dengan orang lain.
Penanaman moral kepada anak usia Taman Kanak-kanak dapat dilakukan dengan berbagai
cara dan lebih disarankan untuk menggunakan pendekatan yang bersifat individual,
persuasive dll.

 Perkembangan anak usia prasekolah ( 6 – 13 Tahun)

Pada anak usia dini, orangtua merupakan guru yang terpenting dan rumah tangga merupakan
lingkungan belajar utamanya. Harus diingat bahwa fungsi PAUD bukan sekedar untuk
memberikan berbagai pengetahuan kepada anak melainkan yang tidak kalah pentingnya
adalah untuk mengajak anak berpikir, bereksplorasi, bergaul, berekspresi, berimajinasi
tentang berbagai hal yang dapat merangsang pertumbuhan sinaps baru dan memperkuat yang
telah ada serta menyeimbangkan berfungsinya kedua belahan otak. Karena itu lingkungan
yang baik untuk PAUD adalah lingkungan yang mendukung anak melakukan
kegiatantersebut. Selama ini ada anggapan bahwa lingkungan yang baik adalah ruangan yang
berdinding putih, bersih,dan tenang. Sebuah anggapan yang keliru karena ruangan tanpa
rangsangan semacam itu justru menghamban perkembangan anak.

 Perkembangan anak usia prasekolah (13 – 16 Tahun)

Masa remaja awal (13 – 16 tahun), perubahan fisik secara cepat, yaitu dengan dimulai
tumbuhnya ciri-ciri keremajaan yang terkait dengan matangnya organ-organ seks seperti: ciri
primer (menstruasi pada wanita atau mimpi basah pada pria), dan ciri sekunder (tumbuhnya
kumis, jakun, bulu-bulu di sekitar kemaluan, dan membesarnya buah dada pada wanita,
membesarnya pinggul). Pertumbuhan fisik yang terkaiat dengan organ seksual
mengakibatkan terjadinya kegoncangan emosi, kecemasan, dan kekawatiran pada diri remaja.
Bahkan lebih jauh kondisi itu dapat mempengaruhi kesadaran beragamanya, apalagi jika
remaja kurang mendapatkan pengalaman atau pendidikan agama sebelumnya. Penghayatan
rohaninya cenderung skeptic (acuh tak acuh, cuek atau was-was) sehingga muncul
keengganan atau kemalasan untuk melakukan berbagai ibadah.

Pikumas dalam Hartinah (2008) menyatakan bahwa tugas utama dalam perkembangan anak
masa sekolah menengah adalah memperoleh kematangan sistem moral untuk membimbing
perilakunya, kematangan belumlah sempurna jika tidak memiliki moral yang diterima secara
universal. Penadapat itu menunjukkan pentingnya remaja memiliki landasan hidup yang
kokoh, yaitu nilai-nilai moral, terutama yang bersumber dari agama. Terkait dengan
kehidupan beragama remaja, ternyata mengalami proses yang cukup panjang untuk mencapai
kesadaran beragama yang diharapkan. Kualitas kesadaran beragama remaja sangat
dipengaruhi oleh kualitas pendidikan atau pengalaman keagamaan yang dietrimanya sejak
usia dini, terutama di lingkungan keluarga.

3
DAFTAR PUSTAKA

http://id.wikipedia.org/wiki/Tahap_perkembangan_moral_Kohlberg

http://episentrum.com/search/ciri-ciri-perkembangan-psikomoral-

http://blog.tp.ac.id/perkembangan-moral-dan-nilai-nilai-agama-anak-masa-
sekolah-menengah

Anda mungkin juga menyukai