Anda di halaman 1dari 11

REKAYASA IDE

MK. PENDIDIKAN JASMANI DAN


KEPRAMUKAAN
PRODI PGSD

SKOR NILAI :

( PENERAPAN PERMAINAN ULAR TANGGA SEBAGAI MEDIA


PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI DAN KEPRAMUKAAN PADA
SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR )

DISUSUN OLEH :

Nama : JESSICA FEBIOLA N SIAHAAN

Nim : 1173111049

Kelas : E1- Reguler 2017

Dosen Pengampu : Drs. Demmu Karo-Karo, M.Pd.

Mata Kuliah : Pendidikan Jasmani dan Kepramukaan

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

April 2019
KATA PENGHANTAR

Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu wata’ala, karena berkat rahmat,
nikmat, dan hidayah-Nya, saya dapat menyelasaikan rekayasa ide yang berjudul “Penerapan
Permainan Ular Tangga Sebagai Media Pembelajaran Pendidikan Jasmani dan Kepramukaan
Pada Siswa Kelas IV Sekolah Dasa”. Rekayasa ide ini diajukan guna memenuhi tugas mata
kuliah Pendidikan Jasmani dan Kepramukaan.

Saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga
rekayasa ide ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Rekayasa ide ini masih jauh dari
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat saya harapkan
demi sempurnanya rekayasa ide ini.

Semoga rekayasa ide ini memberikan informasi bagi kita dan bermanfaat untuk
pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.

Medan, April 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................................i

DAFTAR ISI..................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN ...........................................................................................1

A. Latar belakang .....................................................................................................1


B. Tujuan .................................................................................................................2
C. Manfaat ...............................................................................................................2

BAB II KERANGKA PEMIKIRAN…………………………………… ..................3

BAB III METODE PELAKSANAAN ............................................................................ 4

BAB IV PEMBAHSAN .................................................................................................... 6

BAB IV PENUTUP ........................................................................................................... 7

A. Kesimpulan .........................................................................................................7
B. Saran ...................................................................................................................7

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 8

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Ruang lingkup mata pelajaran penjasorkes meliputi permainan dan olahraga, aktivitas
pengembangan, aktivitas senam, aktivitas ritmik, aktivitas air, dan pendidikan luar sekolah.
Permainan dan olahraga meliputi olahraga tradisional, permainan, keterampilan, lokomotor-
nonlokomotor, dan manipulatif, atletik, kasti, rounders, kippers, sepak bola, bola basket, bola
voli, tenis meja, tenis lapangan, bulu tangkis, dan bela diri, serta aktivitas lainnya (Depdiknas,
2006:703).

Pada pembelajaran permainan banyak jenisnya namun kecenderungan tidak


dilaksanakan oleh guru penjasorkes dikarenakan berbagai alasan. Berdasarkan survei dan
wawancara awal yang dilaksanakan pada tanggal 1 – 4 Februari 2017 di Sekolah Dasar (SD)
Model Terpadu Madani untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran penjasorkes terutama
pada pembelajaran permainan bahwa materi yang diberikan adalah kasti, tenis meja dan bulu
tangkis. Sedangkan untuk kendala yang dihadapi yaitu alat untuk permainan bola kecil, jumlah
meja dan bat yang tidak sesuai dengan jumlah siswa, walaupun ada bulu tangkis namun itu
hanya sebagai refreshing siswa karena alatnya mereka bawa sendiri, terkecuali kasti yang
disediakan sekolah, hal tersebut juga dikarenakan Guru Penjasorkes memiliki keahlian di
softball yang mirip dengan kasti.

Pada siswa SD kelas IV yang rata-rata berusia antara 9-11 tahun merupakan masa
transisi dari perkembangan motorik kasar ke motorik halus, pada masa-masa tersebut
diharapkan siswa mendapatkan berbagai pengalaman gerak yang lebih melalui pembelajaran
permainan. Salah satu permainan yang perlu dicoba untuk diajarkan adalah permainan ular
tangga.

Menurut Sriningsih (2009:98) menjelaskan bahwa permainan ular tangga dapat


diberikan untuk anak usia 5-6 tahun dalam rangka menstimulasi berbagai bidang
pengembangan seperti kognitif ,bahasa dan sosial. Keterampilan berbahasa yang dapat
distimulasi melalui permainan ini misalnya kosa kata naik-turun, maju mundur, ke atas ke
bawah dan lain sebagainya. Keterampilan sosial yang dilatih dalam permainan ini di antaranya
kemauan mengikuti dan mematuhi aturan permainan, bermain secara bergiliran. Keterampilan
kognitif penjasorkes yang terstimulasi yaitu mampu menyebutkan beberapa gerak dasar dan

1
berbagai macam permainan di cabang olahraga. Sehingga dapat disimpulkan permainan ular
tangga adalah permainan papan yang dimainkan oleh dua orang atau lebih dengan
menggunakan dadu dan bidak sebagai pemain. Menciptakan kondisi yang menyenangkan bagi
anak-anak, dan teknik permainan ular tangga dapat dikembangkan untuk membantu
penguasaan anak-anak terhadap aspek-aspek perkembangan, khususnya pada materi
pengembangan kemampuan gerak anak.

Permainan ular tangga sudah pernah dimainkan anak-anak sekarang, namun belum
dijadikan sebagai media pembelajaran penjasorkes oleh guru. Rancangan model pembelajaran
ular tangga untuk siswa SD dengan cara memodifikasi sarana dan peraturan permainannya
merupakan salah satu bentuk upaya agar siswa dapat mengikuti kegiatan pembelajaran dengan
senang dan dapat memberikan inovasi bagi guru penjasorkes untuk dapat mengajarkan
permainan ular tangga sebagai materi permainan.

B. TUJUAN
Tujuan dari penulisan rekayasa ide ini adalah untuk mengasah kemampuan mahasiswa
untuk membuat ide-ide yang dapat melaksanakan pendidikan pada anak khususnya mengenai
masalah Pembelajaran. Dalam rekayasa ide ini tujuannya untuk menciptakan solusi dan ide-ide
baru dalam mengentaskan atau menyelesaikan masalah yang dihadapi peserta didik.

C. MANFAAT
Manfaat dari rekayasa ide kali ini adalah menambahkan wawasan mahasiswa karena
dalam melaksanakan rekayasa ide mahasiswa harus memahami terlebih dahulu mengenai topik
yang disampaikan. Menciptakan ide-ide baru dalam pelaksanaan penelitian masalah bimbingan
dan konseling. Atau manfaat lainnya seperti :
1. Mahasiswa dapat memahami ilmu yang berkaitan dengan keguruan .
2. Sebagai bekal mahasiswa untuk menjadi seorang pendidik agar dapat mengahadapi
masalah dalam pendidikan.
3. Untuk mengetahui bagaimana cara membuat ide-ide baru.
4. Mahasiswa dapat mengkritik dan menilai sebuah buku.
5. Mahasiswa dapat menambahkan pendapat dan mengembangkan kata-kata sendiri.

2
BAB II
KERANGKA PEMIKIRAN

Pendidikan Jasmani dan Kepramukaan adalah suatu proses pembelajaran yang didesain
untuk meningkatkan kebugaran jasmani, mengembangkan ketrampilan motorik, pengetahuan
dan perilaku hidup aktif, dan sikap sportif melalui kegiatan Jasmani dan Kepramukaan.

Sebagaimana yang kita ketahui bahwa dalam Jasmani dan Kepramukaan banyak Siswa
mengalami kesulitan dalam menerima materi Pendidikan Jasmani dan Kepramukaan
dikarenakan keterbatasan sarana dan prasarana Pendidikan Jasmani dan Kepramukaan. Guru
yang kesulitan dalam mengajarkan materinya karna kekurangan sarana dan prasarana dari
pihak sekolah yang akibatnya siswa mengalami kesulitan dalam menerima materi pelajaran
yang disampaikan guru. Guru dituntut lebih kreatif dalam mengajarkan materi kepada peserta
didiknya.

Ada salah satu cara guru untuk mengajarkan materi kepada peserta didiknya dalam
kegiatan belajar mengajar agar menciptakan kondisi yang menyenangkan bagi peserta didik
yaitu dengan cara mengajak peserta didik bermain ular tangga.

Permainan ular tangga adalah permainan papan yang dimainkan oleh dua orang atau
lebih dengan menggunakan dadu dan bidak sebagai pemain. Menciptakan kondisi yang
menyenangkan bagi anak-anak, dan teknik permainan ular tangga dapat dikembangkan untuk
membantu penguasaan anak-anak terhadap aspek-aspek perkembangan, khususnya pada materi
pengembangan kemampuan gerak anak.

Dari pengertian diatas, bisa dikatakan guru dapat mengajak peserta didik dalam
bermain ular tangga yang sudah sengaja dirancang oleh guru tersebut. Sebelum mengajak
peserta didik, guru harus terlebih dahulu menyiapkan apa yang diperlukan dalam pembuatan
ular tangga yang akan diberikan ke peserta didik.

3
BAB III
METODE PEAKSANAAN

Rancangan model pembelajaran ular tangga untuk siswa SD dengan cara memodifikasi
sarana dan prasarana serta peraturan permainannya merupakan salah satu bentuk upaya agar
siswa dapat mengikuti kegiatan pembelajaran dengan senang dan dapat memberikan inovasi
bagi guru penjasorkes untuk dapat mengajarkan permainan ular tangga sebagai materi
permainan outdoor atau indoor activity. Permainan ini dibuat dengan tujuan agar siswa mampu
memahami dan mampu mempraktekkan materi permainan ular tangga. Dengan adanya
permainan ular tangga ini diharapkan permainan di dalam dan luar ruangan akan lebih variatif
dan menarik tanpa khawatir terkendala cuaca seperti hujan dan angin kencang.

Ketentuan dalam permainan


a. Angka (Point)
Tim atau Pemain akan mendapatkan angka jika dapat mencapai kotak di angka 30
(gambar piala). Pada pertandingan tim pemenang ditentukan dengan tim yang dapat
mengumpulkan point 3 terlebih dahulu dinyatakan pemenangnya.

b. Waktu Permainan
Untuk waktu bermain dalam pembelajaran ular tangga adalah 30 menit tanpa ada waktu
istirahat.

c. Pemain
1) Dimainkan oleh individu atau tim yang terdiri dari 2-3 pemain dalam 1 timnya dan
1 pemain cadangan.
2) Pemain memulai permainan dari garis start atau kotak angka no 1
3) Pemain melakukan pengundian untuk menentukan pemian yang akan melempar
dadu pertama dan seterusnya.
4) Pemain hanya diperbolehkan melangkah sejauh angka yang keluar pada dadu
5) Pemain hanya diperbolehkan melempar dadu dalam 1 kali kesempatan
6) Pemain dapat melewati dari nomor ke nomor dengan mengikuti perintah atau
petunjuk yang ada, apakah menggunakan loncat 1 kaki dengan menggunakan kaki
kanan atau kiri, loncat dengan kedua kaki atau merayap mengikuti bentuk ular,

4
melompat dengan kedua kaki mengikuti anak tangga dan lari ditempat. Pemain
memulai permainan dari garis start atau kotak angka no 1
7) Pemain melakukan pengundian untuk menentukan pemian yang akan melempar
dadu pertama dan seterusnya.
8) Pemain hanya diperbolehkan melangkah sejauh angka yang keluar pada dadu
9) Pemain hanya diperbolehkan melempar dadu dalam 1 kali kesempatan
10) Pemain dapat melewati dari nomor ke nomor dengan mengikuti perintah atau
petunjuk yang ada, apakah menggunakan loncat 1 kaki dengan menggunakan kaki
kanan atau kiri, loncat dengan kedua kaki atau merayap mengikuti bentuk ular,
melompat dengan kedua kaki mengikuti anak tangga dan lari ditempat.

d. Memenangkan Permainan.
Pemenang adalah pemain/tim yang mencapai ke kotak 30, namun jika dalam waktu 30
menit tidak ada pemain yang sampai di kotak 30 maka ditentukan dengan cara pemain yang
telah mencapai kotak di angka terbanyak atau terjauh.

5
BAB IV
PEMBAHASAN

Rusli Lutan (2002:15) yang menyatakan bahwa Pendidikan Jasmani dan Kepramukaan
merupakan proses belajar bergerak dan belajar melalui gerak. Maksudnya selain belajar
melalui gerak peserta didik juga diajar untuk bergerak, dengan pengalaman melalui gerak dan
bergerak inilah akan terbentuk perubahan dalam aspek jasmani dan rohaninya.

Berdasarkan pendapat tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa Pendidikan Jasmani


dan Kepramukaan merupakan proses pendidikan yang terkait jasmani, lewat pembelajaran
jasmani dan bermuara pada jasmani pula, selain itu aspek intelektual dan emosioanal
menunjukkan bahwa unsur rohani juga mendapat bagian yang seimbang. Tolak ukur
keberhasilanya terlihat dengan kemajuan sikap, tingkat kesegaran jasmani serta kualitas fisik
atau dapat diukur melalui prestasi yang dicapai oleh peserta didik.

Bermain dan permainan merupakan hal yang sangat dekat dengan dunia anak. Menurut
Simanjuntak (2008: 6.2) bagi anak, belajar adalah bermain, bermain adalah belajar. Anak lebih
suka suasana bebas tanpa ada tekanan, berinteraksi dengan teman, dan bermain. Pendapat
tersebut ditambahkan oleh Zhafari (2012: http://zhafarishop.blogspot.com) bahwa permainan
dalam pembelajaran merupakan suatu pemanasan atau penyegaran guna membangun suasana
belajar yang dinamis, penuh semangat, dan penuh dengan antusias.

Menurut Sriningsih (2009:98) menjelaskan bahwa permainan ular tangga dapat


diberikan untuk anak usia 5-6 tahun dalam rangka menstimulasi berbagai bidang
pengembangan seperti kognitif ,bahasa dan sosial. Keterampilan berbahasa yang dapat
distimulasi melalui permainan ini misalnya kosa kata naik-turun, maju mundur, ke atas ke
bawah dan lain sebagainya. Keterampilan sosial yang dilatih dalam permainan ini di antaranya
kemauan mengikuti dan mematuhi aturan permainan, bermain secara bergiliran. Keterampilan
kognitif penjasorkes yang terstimulasi yaitu mampu menyebutkan beberapa gerak dasar dan
berbagai macam permainan di cabang olahraga.

6
BAB V
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Pendidikan Jasmani dan Kepramukaan merupakan proses belajar bergerak dan belajar
melalui gerak. Maksudnya selain belajar melalui gerak peserta didik juga diajar untuk
bergerak, dengan pengalaman melalui gerak dan bergerak inilah akan terbentuk perubahan
dalam aspek jasmani dan rohaninya.

Salah satu yang dapat dilakukan oleh guru dalam menjarkan materi gerak dasar yang
menarik ialah dengan bermain permainan ular tangga yang sudah dimodifikasi. Permainan ular
tangga merupakan permainan papan yang dimainkan oleh dua orang atau lebih dengan
menggunakan dadu dan bidak sebagai pemain. Menciptakan kondisi yang menyenangkan bagi
anak-anak, dan teknik permainan ular tangga dapat dikembangkan untuk membantu
penguasaan anak-anak terhadap aspek-aspek perkembangan, khususnya pada materi
pengembangan kemampuan gerak anak.

B. SARAN
Guru harus senantiasa mengembangkan kemampuan diri untuk menambah wawasan
dan pengetahuan, serta kreatifitas dalam mengajar. Dengan adanya permainan ular tangga ini
diharapkan permainan didalam pembelajaran penjasorkes akan lebih variatif dan menarik.

7
DAFTAR PUSTAKA

Niken Ariani, dkk. 2010. Pembelajaran Multimedia di Sekolah. Jakarta: Prestasi Pustakaraya.

file:///C:/Users/user/Downloads/9049-29660-1-PB.pdf

Widya, M.D.A. Gerak-Gerak Dasar Atletik Dalam Bermain. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.
(2007).

Anda mungkin juga menyukai