DI SUSUN OLEH :
WIDYA NUR ANGGRAINI
P.13057
DI SUSUN OLEH :
WIDYA NUR ANGGRAINI
P.13057
i
ii
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena
berkat, rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulisa dapat menyelesaikan Karya
Tulis Ilmiah dengan Judul “Pemberian Pijat Oksitosin Terhadap Peningkatan
Produksi ASI Pada Asuhan Keperawatan Ny. W Dengan Post Partum Di RSUD
Dr. Soediran Mangun Sumarso Wonogiri”.
Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mendapat
bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini
penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya
kepada yang terhormat :
1. Ns. Wahyu Rima Agustin, M.Kep, selaku ketua STIKes Kusuma Husada
Surakarta yang telah memberikan kesempatan untuk dapat menimba ilmu di
STIKes Kusuma Husada Surakarta.
2. Ns. Meri Oktariani M.Kep, selaku Ketua Program Studi D III Keperawatan
yang telah memberikan kesempatan untuk dapat menimba ilmu di STIKes
Kusuma Husada Surakarta.
3. Ns. Alfyana Nadya R. M.Kep, selaku Sekretaris Program Studi D III
Keperawatan yang telah memberikan kesempatan dan arahan untuk dapat
menimba ilmu di STIKes Kusuma Husada Surakarta.
4. Ns. Siti Mardiyah, S. Kep, selaku dosen pembimbing sekaligus sebagai penguji
yang telah membimbing dengan cermat, memberikan masuka-masukan,
inspirasi, perasaan nyaman dalam bimbingan serta menfasilitasi demi
sempurnanya studi kasus ini.
5. Diyah Ekarini, S.Kep, selaku dosen penguji yang telah membimbing dengan
cermat, memberikan masuka-masukan, inspirasi, perasaan nyaman dalam
bimbingan serta menfasilitasi demi sempurnanya studi kasus ini.
6. Semua dosen Program Studi D III Keperawatan STIKes Kusuma Husada
Surakarta yang telah memberikan bimbingan dengan sabar dan wawasannya
serta ilmu yang bermanfaat.
iv
7. Kedua orangtua, yang selalu menjadi inspirasi dan memberikan semangat
untuk menyelesaikan pendidikan.
8. Teman-teman Mahasiswa Program Studi D III Keperawatan STIKes Kusuma
Husada Surakarta dan berbagai pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu,
yang telah memberikan dukungan moril dan spiritual.
Semoga laporan studi kasus ini bermanfaat untuk perkembangan ilmu
keperawatan dan kesehatan. Amin.
Penulis
v
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
PERNYATAAN TIDAK PLAGIATISME ..................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................. iii
KATA PENGANTAR ..................................................................................... iv
DAFTAR ISI .................................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... viii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................ 1
B. Tujuan Penulisan ........................................................................ 4
C. Manfaat Penulisan ...................................................................... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori............................................................................. 6
1. Post Partum ............................................................................ 6
2. Konsep Asuhan Keperawatan ............................................... 16
3. Air Susu Ibu (ASI) ................................................................. 23
4. Pijat Oksitosin ....................................................................... 36
B. Kerangka Teori .......................................................................... 42
BAB III METODE APLIKSAI RISET
A. Subyek Aplikasi Jurnal ............................................................... 44
B. Tempat dan waktu ....................................................................... 44
C. Media dan alat ............................................................................. 44
D. Prosedur tindakan ...................................................................... 45
E. Alat ukur .................................................................................... 47
BAB IV LAPORAN KASUS
A. Identitas Klien ............................................................................. 47
B. Pengkajian ................................................................................... 47
C. Diagnosa Keperawatan ............................................................... 51
D. Intervensi Keperawatan ............................................................. 52
vi
E. Implementasi Keperawatan ........................................................ 54
F. Evaluasi Keperawatan................................................................ 56
BAB V PEMBAHASAN
A. Pengkajian Keperawatan............................................................. 59
B. Diagnosa Keperawatan ............................................................... 64
C. Intervensi Keperawatan ............................................................. 65
D. Implementasi Keperawatan ........................................................ 69
E. Evaluasi Keperawatan................................................................. 70
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ................................................................................ 72
B. Saran ........................................................................................... 75
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
vii
DAFTAR GAMBAR
viii
DAFTAR LAMPIRAN
ix
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Post partum adalah masa pulih kembali, mulai dari persalinan kembali
sampai alat-alat kandungan kembali seperti sebelum hamil. Lama masa nifas
ini yaitu 6-8 minggu, akan tetapi seluruh alat genital akan kembali dalam
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2010 sebanyak 17,9% yang terdiri
dari 4,9% gizi buruk dan 13,0% gizi kurang. Angka ini sudah mengalami
keluarga. Masalah kematian dan gizi buruk pada balita dapat ditanggulangi
apabila bayi mendapatkan asupan makanan yang cukup dan gizi yang baik
melalui pemberian ASI. Bayi yang diberikan ASI pada awal tahun
obesitas (The American Academy Pediatrics, 2012). Hal yang sama juga
1
2
Pemberian Air Susu Ibu (ASI) secara eksklusif kepada bayi dapat
menguatkan ikatan ibu dan anak, mengurangi risiko penyakit pencernaan dan
Manfaat ASI bagi ibu antara lain untuk membantu dalam involusi
pemberian ASI. Masalah yang sering terjadi di masa laktasi antara lain puting
susu lecet, payudara bengkak, air susu tersumbat, pengeluaran ASI tidak
tingkatkan frekuensi menyusui atau memompa atau memerah ASI. Jika anak
belum mau menyusu karena masih kenyang, perahlah atau pompalah ASI. Ibu
khususnya yang dapat meningkatkan produksi ASI seperti sayur katuk dan
(Marmin, 2012).
keluar. Pijat oksitosin, bisa dibantu pijat oleh ayah atau nenek bayi. Pijat
oksitosin ini dilakukan untuk merangsang refleks oksitosin atau reflex let
down. Selain untuk merangsang refleks let down manfaat pijat oksitosin
oksitosin, mempertahankan produksi ASI ketika ibu dan bayi sakit (Depkes
belum lancar atau sedikit tersebut sesuai dengan penelitian Sarwinanti pada
4
tahun 2014 yang berjudul Terapi Pijat Oksitosin Meningkatkan Produksi ASI
Pada Ibu Post Partum. Dan hasil dari penelitian tersebut pijat oksitosin sangat
efektif untuk melancarkan ASI yang tidak lancar ataupun ASI yang sedikit.
melakukan tindakan Pemberian Pijat Oksitosin pada ibu post partum untuk
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
peningkatan produksi ASI pada ibu post partum spontan di Rumah Sakit
2. Tujuan Khusus
partum
post partum
C. Manfaat Penulisan
terkait dengan pijat ASI terhadap produksi ASI pada ibu, sehingga dapat
produksi ASI pada ibu dengan pemberian pijat oksitosin dan menjadi
perpustakaan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori
1. Post Partum
a. Pengertian
(Bahiyatun, 2009).
bahkan bisa jadi dalam waktu yang relatif pendek darah sudah
6
7
Tahapan yang terjadi pada masa nifas menurut Saleha (2009) adalah
sebagai berikut :
konseling KB
1) Sistem Reproduksi
a) Proses involusi
b) Kontraksi
(Suherni, 2009).
9
c) Lochea
postpartum.
persalinan.
berikutnya.
(Suherni, 2009).
(Rukiyah, 2009)
e) Payudara
jika di raba.
11
susu.
2) Sistem Pencernaan
a) Nafsu makan
b) Mortilitas
c) Defekasi
3) Sistem Perkemihan
(Brayshaw, 2008).
4) Sistem Muskuloskeletal
5) Sistem Endokrin
a) Hormon plasenta
b) Hormon Hipofisis
c) Hormon Oksitosin
6) Sistem Kardiovaskular
(Walyani, 2014).
7) Sistem Haematologi
8) Sistem Integumen
(Walyani, 2014).
15
1) Fase taking in
dari hari pertama sampai hari kedua melahirkan. Pada fase ini
dari awal sampai akhir. Hal ini membuat ibu cenderung lebih
3) Fase letting go
bayinya.
(Walyani, 2014)
16
pada pasien mulai dari setelah bayinya lahir sampai dengan kembalinya
a. Pengkajian
1) Riwayat Kesehatan
1) Keluhan utama
atau episiotomi.
sehari-hari.
9) Status Maternal
17
b. Pemeriksaan Fisik
adakah nyeri atau lecet pada putting), ASI atau kolostrum sudah
(Suherni, 2008)
c. Diagnosa Keperawatan
episiotomi)
tidak adekuat)
(Ujiningtyas, 2009)
d. Intervensi Keperawatan
episiotomi)
Tujuan :
Rencana Keperawatan
kompres hangat
(Ujiningtyas, 2009).
nyeri
tidak adekuat)
Tujuan :
Rencana Keperawatan
vitamin
diberikan
dikonsumsi
Tujuan :
b) ASI keluar
berjalan lancar
Rencana Keperawatan
tentang menyusui
22
direncanakan
pada payudara.
terlalu kencang.
23
a. Pengertian
Air Susu Ibu (ASI) adalah cairan putih yang merupakan suatu
merupakan salah satu makanan alami berasal dari tubuh yang hidup,
disediakan bagi bayi sejak lahir hingga berusia 2 tahun atau lebih
(Siregar, 2006).
alergi, serta anti inflamasi. Nutrisi dalam ASI mencakup hampir 200
oksitosin atau let down reflex. Selain untuk merangsang let down
produksi ASI ketika ibu dan bayi sakit (Depkes RI, 2007)
b. Komposisi ASI
sehingga ASI yang keluar dari ibu dengan kelahiran prematur akan
1) Kolostrum
2) Karbohidrat
3) Protein
4) Taurin
Adalah suatu bentuk zat putih telur yang hanya terdapat pada
5) Lemak
70-78%.
rendah.
c. Proses laktasi
perilaku yang dipelajari ibu dan bayi baru lahir dan terdiri dari
1) Laktogenesis
2) Produksi susu
kualitas susu.
3) Ejeksi susu
4) Kolostrum
5) ASI
Menjelang akhir pemberian makan, susu sisa ini lebih putih dan
kandungan lemak yang lebih tinggi ini akan dicerna lebih lama
(Bobak, 2005).
(1) Rooting reflex, yaitu refleks mencari putting. Bila pipi bayi
ke dalam mulut bayi. Areola dan puting tertekan gusi, lidah dan
(3) Swallowing reflex, yaitu reflex menelan ASI dalam mulut bayi
1) Faktor bayi
secara efektif, antara lain akibat struktur mulut dan rahang yang
2) Faktor ibu
a) Faktor fisik
adalah usia ibu, ibu ibu yang usianya lebih muda atau
b) Faktor psikologis
pemberian ASI.
menyusui.
(1) Susui bayi secepatnya segera setelah lahir saat bayi aktif
(2) Susui bayi sesering mungkin (misalnya tiap 2-3 jam), ini
pol,lsisi mulut bayi dan puting susu ibu benar, perasaan nyeri
Puting susu terasa nyeri bila tidak ditangani dengan benar akan
3) Payudara bengkak
(1) Payudara penuh : rasa berat pada payudara, panas dan keras.
setelah 24 jam
lain:
pandai menyusu.
perbulan
malam hari.
d) Ibu sakit
menularkan kebayinya.
4. Pijat Oksitosin
a. Definisi
(Suherni, Hesty & Anita, 2009). ASI diproduksi atas hasil kerja
mulai menghisap ASI, akan terjadi dua refleks pada ibu yang akan
menyebabkan ASI keluar pada saat yang tepat dan jumlah yang tepat
1) Refleks Prolaktin
“supply and demand”. Efek lain dari prolaktin yang juga penting
kehamilan.
2) Refleks oksitosin
susu. Pengeluaran ASI ini terjadi karena sel otot halus di sekitar
Gambar 2.1
produksi ASI dan mengalir siap untuk dihisap oleh bayi. Pijat
Gambar 2.2
tentang bayinya
3) Memasang handuk
oil
menunjuk ke depan
jarinya
menit
B. Kerangka Teori
- Faktor bayi
- Faktor Ibu :
a. Fisik
b. Psikologis
c. Sosial Budaya
Pijat oksitosin
ASI lancar
Subyek dari aplikasi jurnal ini adalah ibu post partum, usia 40 tahun dengan
Wonogiri
Dalam aplikasi riset ini media dan alat yang digunakan adalah :
1. Lembar observasi dan pre test yang digunakan pada ibu post partum
6. Kursi
7. Meja
43
44
1. Persiapan perawat
c. Mencuci tangan
2. Persiapan Lingkungan
bayinya
4. Pelaksanaan
b. Ibu miring ke kanan maupun ke kiri, lalu memeluk bantal atau bisa
c. Memasang handuk
depan
45
5. Evaluasi
e. Akhiri kegiatan
f. Cuci tangan
6. Dokumentasi
Catat hasil tindakan di catatan perawat (tanggal, jam, paraf, nama terang,
1. Tiap menyusu, bayi menyusu dengan kuat tetapi kemudian melemah dan
Popok bayi merupakan salah satu indikator apakah bayi mendapat cukup ASI
atau tidak, yaiu dengan cara melihat seberapa sering dia BAB dan BAK,
1. Bayi BAK paling tidak 6 – 8 kali sehari atau lebih (setiap kali habis
2. Bayi akan BAB paling tidak 2 – 5 kali sehari (bayi berusia kurang dari 6
berat waktu lahir (yaitu 280 – 336 gram pada bayi yang lahir cukup
bulan).
gram sehari selama 3 bulan pertama. Oleh karena itu bayi sebaiknya
LAPORAN KASUS
A. Pengkajian
tanggal 07 Januari 2016 sampai tanggal 10 Januari 2016 pada pukul 09.00
masuk rumah sakit pada tanggal 07 Januari 2016 pukul 04.00 WIB,
catatan perawat.
Riwayat persalinan lalu : persalinan pada anak pertama Ny. W yaitu Post
Partum Spontan berjenis kelamin laki-laki dengan berat badan lahir 3800
47
48
gram. Anak ke dua lahir dengan Post Partum Spontan dengan berat 3200
gram berjenis kelamin laki-laki. Anak ke tiga lahir dengan Post Partum
Spontan berjenis kelamin laki-laki dengan berat badan lahir 3400 gram.
yaitu pada trimester I pasien tidak ada keluhan apapun, pada trimester II
pendarahan dapat diatasi, dan pada trimester ke III pasien tidak ada keluhan
apapun. Jenis persalinan yang dilakukan pada anak ke 4 ini adalah normal
berjenis kelamin bayi perempuan dengan berat badan bayi tersebut 3200
gram, panjang 49 cm, lingkar kepala bayi : 35 cm, lingkar dada bayi : 34 cm.
Pada pasien ada pengeluaran darah dari vagina sebanyak ± 400cc. Pada
ke 4 anak ke 4 abortus 0 dengan bayi rawat gabung, keadaan pasien baik dan
badan 48 kg dan tinggi badan 147 cm. TTV pasien adalah tekanan darah :
dan tidak ada ketombe lalu mata dengan konjungtiva anemis, sklera putih,
simetris, tidak memakai alat bantu penglihatan. Hidung bersih, tidak ada
49
polip, terdapat 2 lubang hidung, simetris, dapat membedakan bau lalu mulut
pasien Ny. W bersih, simetris, tidak ada sumbing dan telinga pasien bersih,
simetris, dapat mendengar dengan baik dan leher penonjolan JVP, tidak ada
Cordis tidak nampak, palpasi ictus cordis tidak tampak pada ICS IV, perkusi
bunyi jantung pekak dan auskultasi suara reguler. Lalu pada paru terdapat
Pemeriksaan abdomen tidak ada bekas operasi, striae livide TFU 3 jari
dibawah umbilikus, kontraksi uterus baik, teraba keras dan bundar, kandung
kemih masih kosong. Pada pemeriksaan fisik perinium dan genetal terdapat
vagina tidak terdapat luka epsiotomi, vagina elastis, oedem, dan tidak ada
perinium pasien bersih dengan lockea : 400cc yang berbau khas dan berwarna
merah, pasien juga tidak ada hemoroid. Ekstremitas pada pasien dibagi
menjadi 2 yaitu Ekstremitas atas terdapat hasil pengkajian dengan tidak ada
edema, capilary refil kurang dari 2 detik, terpasang infus di tangan kiri.
Ekstremitas bawah tidak terdapat oedema di kaki ki/ka dan tidak ada
Eliminasi selama di rumah sakit buang air kecil pasien 100cc berwarna
jernih dan tidak terpasang DC, lalu untuk BAB pasien mengatakan belum
nasi, sayur, lauk pauk, makan 3 kali sehari. Pasien minum air putih 7-8 gelas
akan kekamar mandi, lalu pasien tidak melakukan senam atau latihan apapun.
bahagia.
04.28 WIB didapatkan hasil : HB 13,4 g/dl (normal 12-18), leukosit 25,6
juta/mm (normal 4-10,9), trombosit 312 U/L (normal 150-450), MCV 93,9 Fl
(normal 80-97), MCH 31,6 pg (normal 26-32), MCHC 33,7 g/dl (normal 31-
36), RDW 14,5 % (normal 11,5-14,5), GDS 169 mg/dl (normal <170), ureum
11 mg/dl (normal 10-50), creatine 1,08 mg/dl (normal 0,5-0,9), SGOT 51 U/l
(normal < 31), SGPT 23 U/l (normal <32), HbsAg non reaktif.
Ranger Laktat 20 tetes per menit 500 ml dengan golongan dan kandungannya
efek samping panas, infeksi pada tempat penyuntikan, trombosis vena/ flebitis
kaki, peradangan gigi dan gusi. Asam mefenamat 500mg/8 jam dengan
sakit atau nyeri tingkat ringan hingga menengah, mengurangi inflamasi atau
peradangan dengan efek saamping nyeri ulu hati, gangguan pencernaan, tidak
nafsu makan, mual dan muntah, sakit kepala, mengantuk dan kelelahan.
Vitamin C 50gr/24 jam dengan golongan Asam Askobat untuk mencegah dan
ulu hati, diare, dan konsumsi vit C dosis tinggi dalam jangka panjang dapat
B. Diagnosa Keperawatan
Berdasarkan data yang diperoleh dari penulis pada hari Kamis tanggal 07
Januari 2016 pada jam 09.00 WIB, data subyektif : pasien mengatakan ASI
52
keluar tetapi sedikit lalu pada data obyektif : puting pasien terlihat kotor,
payudara teraba keras dan kencang, bayi berada diruang perinatologi, dan
pada saat di pompa ASI tidak dapat keluar hanya setetes, dan TTV : tekanan
x/menit. Dari data tersebut dapat ditegakkan diagnosa yang pertama yaitu
pemberian ASI.
Pada jam 09.30 WIB diperoleh hasil data subyektif : pasien mengatakan
bengkak dan kemerahan di jalan lahir, lalu pada data obyektif: leukosit : 25,6
k/ul, Suhu 36ºC. Dari data tersebut dapat ditegakkan untuk diagnosa ke dua
C. Intervensi Keperawatan
diskontinuitas pemberian ASI dapat teratasi dengan kriteria hasil : ibu dan
5 : tidak, ringan, menengah, berat, atau adekuat secara total), menghisap dan
menempatkan lidah bayi dengan benar, minimal menyusu 8 kali sehari (sesuai
kaji kemampuan bayi untuk latch on (posisi dan pelekatan) dan menghisap
secara efektif dean rasional untuk mengetahui kemampuan bayi atau reflek
menyusui dari bayi dengan rasional agar ibu lebih memahami keadaan atau
dengan pertahanan tubuh primer yang tidak adekuat, tujuan dari tindakan
teratasi dengan kriteria hasil : suhu tubuh normal, tidak terjadi rubor, kolor,
monitor tanda dan gejala infeksi dengan rasional untuk mengetahui tanda dan
penyembuhan.
D. Implementasi Keperawatan
pemberian ASI pada hari kamis, tanggal 07 Januari 2016 pada pukul 10.00
Tindakan jam 10.15 WIB pasien diberikan pijat oksitosin , dan pasien pun
oksitosin, pasien tampak tenang dan rileks saat diberikan pijat oksitosin.
tubuh primer yang tidak adekuat pada hari kamis tanggal 07 Januari 2016 jam
dijalan lahir, vulva terlihat bengkak dan kemerahan (leukosit : 25,6 k/ul).
Pada jam 11.30 WIB menginspeksi kondisi vulva, pasien mengatakan masih
bengkak dijalan lahir, vulva terlihat masih bengkak dan kemerahan. Lalu jam
bersedia untuk diajarkan cara menghindari infeksi, pasien mengerti apa yang
55
telah dijelaskan dan sesekali pasien bertanya. Kemudian jam 12.00 WIB
metronidazole 100ml/24 jam dan obat oral asam mefenamat 500gr/8 jam,
Implementasi hari ke 2 pada hari jumat tanggal 08 Januari 2016 pada jam
rileks saat diberikan pijat. Pada jam 10.15 WIB mengkaji kemampuan bayi
untuk latch on (posisi dan pelekatan) dan menghisap secara efektif, bayi
tampak kuat reflek hisapnya saat didekatkan ke putting ibu. Kemudian pada
sudah paham bagaimana cara menempelkan bayi ke putting. Lalu jam 11.30
bayi, sesekali pasien bertanya tentang apa yang pasien kurang paham.
Pada jam 11.45 WIB pasien dilakukan tindakan untuk diagnosa ke dua
bengkak dijalan lahir, vulva terlihat bengkak dan kemerahan (leukosit : 27,9
k/ul). Lalu jam 12.10 WIB kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat
asam mefenamat 500gr/8 jam dan Vit C 50gr/24 jam, pasien mau meminum
56
obat yang telah diberikan. Pada jam 16.00 WIB dilakukan diagnosa yang
pijat oksitosin, pasien tampak rileks dan tenang, payudara sudah tidak teraba
keras.
Implementasi hari ke 3 pada hari sabtu tanggal 09 Januari 2016 pada jam
pertahanan tubuh primer yang tidak adekuat pada jam 10.00 WIB
E. Evaluasi Keperawatan
subyektif pasien mengatakan asi keluar tetapi hanya sedikit. Obyektif puting
pasien terlihat kotor, payudara teraba keras dan kencang. Assesment masalah
bengkak dan kemerahan dijalan lahir. Obyektif vulva terlihat bengkak dan
Evaluasi keperawatan pada hari ke dua tanggal 08 Januari 2016 pada jam
dilakukan pijat oksitosin sebanyak 4 kali ASI sudah keluar lumayan, bayi
bengkak dan kemerahan dijalan lahir sudah berkurang. Obyektif vulva yang
Evaluasi keperawatan hari ke tiga pada tanggal 09 Januari 2016 pada jam
mengatakan ASI sudah keluar banyak dan deras. Obyektif setelah dilakukan
58
pijat oksitosin sebanyak 5 kali ASI keluar banyak, bayi tampak puas menyusu
yang tidak adekuat Subyektif pasien mengatakan sudah tidak bengkak dan
kemerahan dijalan lahir. Obyektif vulva sudah tidak bengkak dan tidak
PEMBAHASAN
A. Pengkajian Keperawatan
dengan cara :
59
60
Pengeluaran ASI yang sedikit setelah melahirkan itu adalah hal yang biasa
melahirkan (Marmi, 2014). Kadar prolaktin pada ibu menyusui akan menjadi
normal, setelah 3 bulan melahirkan dan pada ibu yang melahirkan tapi tidak
menyusui maka kadar prolaktin akan menjadi normal pada minggu ke 2-3
(Astutik, 2014).
adalah proses pengeluaran hasil konsepsi, yang mampu hidup, dari dalam
selama persalinan sebanyak kurang lebih 400 cc. Ibu post partum kehilangan
Perubahan tanda-tanda vital pada ibu post partum, setelah 2 jam melahirkan
umumnya suhu badan akan kembali normal. Bila suhu lebih dari 38⁰C,
61
partum. Ibu post partum umumnya pernafasan lambat atau normal, hal
istirahat, bila pernafasan pada masa post partum menjadi lebih cepat
kemungkinan ada tanda-tanda syok. Perubahan tekanan darah pada ibu post
tampak simetris kiri dan kanan, tampak membesar pada putting susu dan
masih susah dikeluarkan, payudara teraba keras tidak lecet, terdapat sedikit
kolostrum yang keluar (Wiji, 2013). Pada wanita berkulit terang aerola
melahirkan (Potter dan Perry, 2005). Sesuai dengan teori di atas Ny. W tidk
ada masalah pada payudara, tapi pada produksi ASI yang susah untuk
dikeluarkan.
partum didapatkan hasil lokhea warna merah, cair kurang lebih 400cc
(Debora 2013), wanita setelah melahirkan pada vagina akan keluar darah
dengan karekteristik lokhea rubra pada hari 1-2 berwarna merah segar dan
pemeriksaan ekstermitas kekuatan otot atas dan bawah penuh dengan skor 5.
Pemeriksaan tanda homan negative, pada ibu post partum perlu dilakukan
lokal dan menyumbat vena dan bekuan terlepas menjadi embolus dan dapat
dengan uji homan yaitu dengan dorsofleksi kaki ketika berdiri tegak.
Kemudian menekan otot kaki vena tibialis apabila menyebabkan rasa sakit
maka tanda homan positif (Hamilton, 1995). Hal tersebut sesuai dengan teori
Pemeriksaan yang dilakukan tidak ada varises dan tidak ada edema,
penekanan pada daerah edema. Bila hasil ada cekungan, maka hal tersebut
anemia sering terjadi, jika Hb > 7 gr maka bisa dikatakan anemia berat,
4.5 - 11.0) jumlah dan hitung jenis Leukosit berguna dalam memprediksi
infeksi, bila nilai Leukosit melebihi batas normal kemungkinan terjadi infeksi
pada pasien, dan pasien akan mengalami tanda-tanda infeksi seperti rubor,
B. Diagnosa Keperawatan
(status kesehatan atau resiko perubahan pola) dari individu atau kelompok
ketidakpuasan atau kesulitan ibu, bayi, atau anak menjalani proses pemberian
utama. Akan tetapi pada pasien kebutuhan nutrisi menjadi prioritas pertama
64
2008).
C. Intervensi Keperawatan
spesifik yaitu dimana tujuan harus berfokus pada pasien, singkat, jelas dan
harus dapat diukur, achievable yaitu tujuan dapat dicapai sebagai standar
yaitu tujuan harus dapat dipertanggung jawabkan, tujuan dan hasil diharapkan
65
singkat dan realistis, time yaitu dalam mencapai kriteria hasil harus
menjadi efektif dengan kriteria hasil bayi dapat tidur dengan pulas, bayi tidak
rewel, bayi tidak kuning atau ikterik, turgor kulit bayi baik, ASI dapat keluar
dengan lancar, terdapat bendungan ASI, ibu terlihat puas menyusui bayinya
memberikan informasi tentang keuntungan dan kerugian ASI bagi bayi dan
ibu. Pantu berat badan dan pola eliminasi bayi pasien rasionalnya mengetahui
perkembangan berat badan dan pola eliminasi bayi. Lakukan pijat oksitosin
kemampuan bayi untuk latch on (posisi dan pelekatan) dan menghisap secara
berat badan dan pola eliminasi bayi, berikan informasi tentang laktasi dan
asi. Kolaborasi dengan keluarga atau suami untuk memberikan dukungan dan
terjadi tanda-tanda infeksi dengan kriteria hasil bebas dari tanda-tanda infeksi
membuat perencanaan yaitu monitor tanda dan gejala infeksi dengan rasional
dengan rasional memberikan obat antibiotic pada pasien. Pantau leukosit dan
suhu tubuh dengan rasional mengetahui leukosit dan suhu tubuh pasien jika
terkena infeksi.
control, risk control. Intervensi yang dilakukan adalah pantau tanda-tanda dan
gejala infeksi sistematik dan lokal. Berikan informasi kepada pasien dan
keluarga tentang tanda dan gejala infeksi. Ajarkan pasien dan anggota
D. Implementasi Keperawatan
sesudah pelaksanaan tindakan, serta menilai data yang baru (Rohmah, dkk.
2014).
dilakukan pada tanggal 07-09 Januari 2016 yaitu memantau ketrampilan ibu
penting untuk memberikan topangan atau sandaran pada punggung ibu dalam
aliran darah menjadi lancar dan produksi ASI meningkat (Astuti, 2014).
Produksi ASI Pada Ibu Post Partum”. Hasil penelitian tersebut terdapat
efektifitas penambahan terapi pijat oksitosin terhadap produksi ASI ibu nifas.
punggung, agar produksi ASI semakin meningkat. Hal ini sependapat dengan
Yohmi & Roesli (2009) yang menyatakan bahwa pijat oksitosin merupakan
berat badan, frekuensi BAK bayi, frekuensi menyusui bayi dan lama tidur
isyarat menyusui dari bayi tersebut didukung oleh Astuti (2013) bahwa
peningkatan produksi ASI bisa dilihat dari frekuensi BAK paling tidak 6 – 8
kali sehari atau lebih (setiap kali habis menyusu) dan warna urin kekuningan
dan BAB Bayi akan BAB paling tidak 2 – 5 kali sehari (bayi berusia kurang
frekuensi BAB nya semakin jarang. Lama tidur bayi setelah menyusu teridur
pulas minimal 8 – 12 kali dalam 24 jam, dan berat badan bayi yang ideal.
dengan pertahanan tubuh primer yang tidak adekuat, yang dilakukan pada
tanggal 07-09 Januari 2016, yaitu memonitor tanda dan gejala infeksi.
70
Mencegah dan mendeteksi dini infeksi yang terjadi pada pasien yang berisiko
reaksi infeksi adalah reaksi tubuh terhadap masuknya benda asing, invaksi
E. Evaluasi Keperawatan
dalam mencapai tujuan yang disesuaikan dengan kriteria hasil pada tahap
teratasi karena sesuai dengan kriteria hasil yang diharapkan, ASI sudah keluar
lancar, hisapan bayi sudah kuat, berat badan 3200 gram, buang air kecil
karena pada pengkajian hari terakhir masalah sudah teratasi dan sudah sesuai
Hasil evaluasi yang dilakukan penulis selama 3x24 jam pada tanggal
pertahanan tubuh primer yang tidak adekuat sudah teratasi sebagian, karena
pengkajian hari terakhir masalah sudah teratasi dan sudah sesuai dengan
kriteria hsil dan tujuan yang sudah ditetapkan, tidak ada tanda – tanda infeksi,
A. Kesimpulan
terapi oksitosin terhadap peningkatan produksi ASI pada Ny. W dengan post
Wonogiri
1. Pengkajian
didapatkan hasil antara lain data subjektif pasien mengatakan ASI belum
keluar lancar, kolostrum keluar sedikit, payudaranya keras dan tidak sakit
waktu dipijat. Data objektif payudara pasien tampak kencang, putting dan
aerola masih tampak kotor, tidak lecet, ASI belum keluar lancar.
adekuat.
72
73
2. Diagnosa Keperawatan
3. Intervensi Keperawatan
adalah kaji kemampuan bayi untuk latch on (posisi dan pelekatan) dan
bayi atau reflek menghisap bayi. Tentukan keinginan dan memotivasi ibu
terhadap isyarat menyusui dari bayi dengan rasional agar ibu lebih
yaitu monitor tanda dan gejala infeksi dengan rasional untuk mengetahui
tanda dan gejala infeksi, inspeksi kondisi vulva dengan rasional untuk
4. Implementasi Keperawatan
5. Evaluasi Keperawatan
pasien mengatakan ASI sudah keluar banyak dan deras. Obyektif setelah
dilakukan pijat oksitosin sebanyak 5 kali ASI keluar banyak, bayi tampak
hentikan intervensi.
6. Analisa
ASI pada Ny. W. dengan post partum spontan di Ruang Nifas Rumah
B. Saran
1. Bagi Pasien
Tindakan non farmakologi terapi pijat oksitosin terhadap ibu nifas perlu
Diharapkan aplikasi riset ini dapat menjadi bahan referensi bagi institusi
nifas.
76
4. Bagi Pembaca
Dinkes jawa tengah. 2013. Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. http://www.kemkes.go.id. 21
November 2015.
Erawati. 2011. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Persalinan Normal. EGC : Jakarta.
Hamid, A. 2011. Buku panduan Wanita yang baru Pertama jadi Ibu. Flassbook :
Yogyakarta.
Judha, dkk. 2012. Teori pengukuran Nyeri “Nyeri persalinan”. Yogyakarta : Nuha
Medika.
Marmi. 2014. Asuhan Kebidanan pada Masa Nifas Puerperium. Pustaka Belajar :
Yogyakarta.
Mubarak dan Nurul. 2008. Buku ajar Kebutuhan dasar Manusia. Jakarta : EGC.
Potter dan Perry. 2006. Buku Ajar Fundamental Keperawatan Volume 2. Edisi 4.
Jakarta : EGC.
Rohmah, N., & Walid, S. 2012. Proses Keperawatan : teori & aplikasi.
Yogyakarta : Ar-Ruuzz Media.
Saleha, S. 2009. Asuhan Kebidanan pada Masa Nifas. Salemba Medika : Jakarta.
Sulistyawati, A. 2009. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Ibu Nifas. CV Andi Offset :
Yogyakarta
Walyani dan Purwoastuti. 2015. Asuhan kebidanan masa nifas & Menyusui.
Pustaka barupress: Yogyakarta.