Anda di halaman 1dari 17

BAB II TEORI DASAR

2.1 Konsep Dasar Pneumatik


Pneumatik berasal dari bahasa Yunani yang berarti udara atau angin.
Semua sistem yang menggunakan tenaga yang disimpan dalam bentuk udara yang
dimampatkan untukmenghasilkan suatu kerja disebut dengan sistem Pneumatik.
Dalam penerapannya, sistempneumatic banyak digunakan sebagai sistem automasi.
Prinsip kerja pneumatik adalah memanfaatkan udara bertekanan dari
kompresor yang kemudian didistribusikan ke sistem yang ada sehingga kapasitas
sistem terpenuhi. Masuk dan keluarnya udara didalam silinder diatur dari valve.
Dengan menyusun valve – valve ini kita dapat melakukan control terhadap sistem
pneumatik, sehingga dapat berfungsi sebagaimana yang kita kehendaki.
Pada dasarnya tekanan udara di atmosfer ini tidak tetap (tidak konstan)
karena akan sangat tergantung terhadap lokasi geografi dan cuaca. Dan tekanan
akan dikatakan vakum jika tekanan di dalamnya lebih kecil dibandingkan dengan
teaknan udara di atmosfer.
Udara merupakan salah satu zat yang mudah didapatkan, terutama pada
permukaan bumi ini. Terdapat beberapa kandungan gas yang ada dalam udara,
antara lain sebagi berikut :
a. Nitrogen (N) ; yang memiliki volume prosentase sebesar 78 %.
b. Oksigen (O2) ; yang memiliki volume prosentase sebesar 21 %.
c. Gas – gas lanilla yaitu ; Co2, Ar, H, Ne, He, dan Xe.
Oleh karena sifat mudah didapatkan yang dimilikinya, maka perkembangan
teknologi saat ini lebih mengarah pada aplikasi fungsi udara dalam membantu
pekerjaanmanusia. Beberapa diantaranya adalah digunakan sebagai penggerak
komponen – komponen teknik seperti, piston, dongkrak, dan lain sebagaianya.
2.2 Tekanan Udara
Pneumatik akan memiliki daya optimal apabila menggunakan udara yang
proporsional. Sehingga dibawah ini akan ditunjukkan diagram variasi tekanan
relatif terhadap tekanan atmosfer.
Pada dasarnya tekanan udara diatmosfer bumi ini tidaklah tetap / konstan.
Hal ini karena dipengaruhi oleh lokasi geografis dan cuaca yang ada. Tekanan

4
udara disebut vakum apabila tekanan yang ada didalamnya lebih kecil daripada
tekanan udara diatmosfer. Jadi daerah vakum ini dibatasi oleh garis nol
didalamnya serta garis tekanan atmosfer diatasnya. Adapun kondisi absolut
pressure dan gauge pressure dapat dilihat pada digram diatas.
a. Sistem tekanan tinggi
Untuk sistem tekanan tinggi, udara biasanya disimpan dalam tabung metal
(Air Storage Cylinder) pada range tekanan dari 1000 – 3000 Psi, tergantung pada
keadaan sistem.
Tipe dari tabung ini mempunyai 2 Klep, yang mana satu digunakan sebagai
klep pengisian, dasar operasi Kompresor dapat dihubungkan pada klep ini untuk
penambahan udara kedalam tabung. Klep lainnya sebagai klep pengontrol. Klep
ini dapat sebagai klep penutup dan juga menjaga terperangkapnya udara dalam
tabung selama sistem dioperasikan.
b. Sistem tekanan sedang
Sistem Pneumatik tekanan sedang mempunyai range tekanan antara 100 –
150 Psi, biasanya tidak menggunakan tabung udara. Sistem ini umumnya
mengambil udara terkompresi langsung dari motor kompresor.
c. Sistem tekanan rendah
Tekanan udara rendah didapatkan dari pompa udara tipe Vane. Demikian
pompa udara mengeluarkan tekanan udara secara kontinu dengan tekanan sebesar
1 –10 Psi. Ke sistem Pneumatik.
2.3 Hukum-Hukum Gas Ideal
Udara pada pada prisipnya tidak akan berubah bentuk dan mempunyai sifat
mampu tekan seperti halnya gas-gas yang lain. Para ilmuwan menemukan hukum
untuk menentukan interaksi-interaksi tekanan, volume, dan temperatur dari suatu
gas. Hukum ini disebut "perfect gas law" karena mereka berasal dari gas perfect.
Meskipun gas perfect tidak ada, udara bertindak sangat lekat untuk yang
kemukakan oleh hukum boyle, hukum charles, hukum gay-lussac, dan hukum gas
yang umum untuk presure dan temperatur dialami oleh sistim pneumatik.

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM PNEUMATIK DAN HIDROLIK 5


2.3.1 Hukum Boyle
Hukum Charles mengatakan bahwa jika tekanan gas dari jumlah yang
diberikan adalah konstan, volume dari gas akan mengubah dalam perbandingan
langsung kepada temperatur absolut.
W

Piston T2
Piston T1 V2
V1

ρ1 ρ2

ρ1=ρ2
T1<T2
V1<V2
Gambar 2.1 Udara yang mengalami suatu proses pada tekanan yang tetap

Hukum Charles dapat ditunjukkan oleh sistem piston silinder dari gambar
2.3.2. Seperti yang ditunjukkan, udara di dalam silinder itu dipanaskan selagi
batang piston itu sedang menerima suatu beban W. Karena beban memberikan
suatu gaya yang tetap di piston, tekanan tetap konstan dan volume meningkat.
V1 T1

V2 T2
2.3.3 Hukum Gay-Lussac
Hukum gay-lussac mengatakan bahwa jika volume gas dari jumlah yang
diberikan adalah konstan, perssure yang digunakan oleh gas itu adalah berbanding
lurus dengan temperatur absolutnya.
1 T1

 2 T2

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM PNEUMATIK DAN HIDROLIK 6


V1 V2
T2
Gas Gas

T1

ρ1 ρ2
ρ1<ρ2
T1>T2
V1=V2
Gambar 2.2 Udara yang mengalami suatu proses pada volume yang tetap

Hukum gay-lussac dipertunjukkan oleh silinder yang tertutup dari gambar


2.2.3. Seperti yang ditunjukkan, panas ditambahkan pada udara di dalam silinder
yang memiliki volume tetap, dan menyebabkan peningkatan temperatur dan
tekanan.

2.3.4 Hukum Gas Umum


Jika kita mengkombinasikan antara hukum Boyle, Charles, dan Gay-Lussac
maka kita akan mendapatkan persamaan:

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM PNEUMATIK DAN HIDROLIK 7


Gambar 2.3 Perbandingan hukum-hukum gas

1V1  2V2

T1 T2
Hukum gas yang umum berisi ketiga parameter gas tersebut (tekanan,
temperatur, dan volume), karena tidak ada yang konstan selama proses tahap 1 ke
tahap 2. untuk yang memiliki T, ρ, atau V konstan, hukum gas yang umum
mengurangi milik boyle, charles', atau hukum gay-lussac, berturut-turut.

2.4 Komponen-Komponen Pneumatik


Sistem pneumatik dapat digunakan apabila memenuhi persyaratan sebagai
berikut:
1. Dimanfaatkan untuk benda dengan berat yang relatif ringan
2. Digunakan pada sistem kontrol
3. Digunakan untuk aplikasi yang membutuhkan biaya relatif murah
Pada sistem pneumatik untuk perangkat keras dan sinyal aliran, maka dapat
dibagi menjadi beberapa bagian yaitu:

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM PNEUMATIK DAN HIDROLIK 8


Energy Supply Input Elements

Source Input Signals

Prosessing Elements

Prosessor Signals

Actuating Devices

Output Final Control Elements

Tekanan udara pada sistem pneumatik berkisar antara 6 sampai 10 bar


(800-1000 kpa). Sedangkan dalam praktikan yang dilaksanakan ini, tekanan udara
yang dipakai ialah 6 sampai 8 bar. Empat hal yang utama dalam sistem pneumatik
adalah:
1. Energy Supply
2. Sensor
3. Processor
4. Actuator
Katup penentu arah dapat berfungsi sebagai pengontrol sensor, processor,
atau actuator, apabila katup penentu arah digunakan untuk mengontrol gerakan
sebuah silinder, maka katup ini berfungsi sebagai pengontrol grup actuator.
Apabila digunakan mengolah sinyal, maka katup ini berfungsi sebagai processor.
Begitu pula apabila dipakai untuk membaca sebuah gerakan, maka akan berfungsi
sebagai sensor.
Komponen-komponen dasar dalam system pneumatik adalah:
2.4.1 Energy supply Source
Yang termasuk kedalam Energy supply Source, antara lain:
1. Compressor
Compressor adalah mesin yang digunakan untuk mengompresikan udara dari
tekanan rendah ke tekanan tinggi. Hal ini terjadi karena adanya perubahan volume
gas. Compressor udara yang biasa digunakan adalah;
1. Positive displacement unit
2. Reciprocating piston

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM PNEUMATIK DAN HIDROLIK 9


3. Rotary screw
4. Rotary valve

Gambar 2.4 Simbol Pneumatik Air Compressor

Gambar 2.5 Piston Compressor


2. Tangki udara (Air Receiver)
Yaitu peralatan yang berfungsi untuk menyimpan udara dari kompresor dan
memberikan udara bertekanan konstan untuk system pneumatic. Ukuran dari air
receiver tergantung dari banyaknya konsumsi udara untuk aplikasi (digunakan
pada sistem).
3. Air filter
Peralatan ini berfungsi untuk menghilangkan kontaminasi udara sebelum
didistribusikan ke system pneumatic (aktup dan actuator). Penyebab utama
kerusakan komponen pneumatic adalah debu dan uap air.

Gambar 2.6 Filter

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM PNEUMATIK DAN HIDROLIK 10


4. Air pressure regulator
Peralatan ini berfungsi untuk menjaga tekanan agar tetap dalam kondisi
stabil atau konstan. Dan dapat juga untuk mengatur suplai tekanan udara.

Gambar 2.7 Air Pressure Regulator


5. Air lubricators
Peralatan ini berfungsi untuk menjamin pelumasan pada bagian yang
bergerak dari komponen pneumatic.

Gambar 2.8 Filter Regulator Lubricator

2.4.2 Input Element


Katup adalah sistem pneumatik yang dapat berfungsi sebagai Directional
Control Valve (DCV) yang digunakan untuk mengarahkan aliran fluida (udara)
serta merubah, menghasilkan, maupun membatalkan sinyal untuk tujuan sensing,
processing, dan controlling. Macam-macam DCV antara lain:

1. 3 way valve with push-button, normally closed


2

Katup 3 way dengan push button normally closed yang terbuat dari
2
polymer. katup ini teraktuasi bila push-button ditekan dan akan kembali pada
posisi normal jika tekanan dilepas. Hal ini terjadi karena adanya spring return.

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM PNEUMATIK DAN HIDROLIK 11


Gambar 2.10 Katup 3 way dengan push button normally closed
2
2. 3 way valve with push-button, normally open
2

Katup 3 way dengan push button, normally open terbuat dari plastik..
2
katup ini teraktuasi dengan menekan push-button. Saat melepas push-button maka
katup akan kembali pada posisi wemula dengan media spring return.

Gambar 2.11 Katup 3 way dengan push button, normally open


2

3. 5 way valve with selenoid switch


2

Katup 5 way valve with solenoid switch. katup ini teraktuasi karena
2
adanya selector switch dan akan kembali ke posisi semula karena adanya spring
return.

Gambar 2.12 Katup 5 way valve with solenoid switch.


2

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM PNEUMATIK DAN HIDROLIK 12


4. 3 way roller lever valve , normally closed
2

Katup 3 way lever valve terbuat dari polymer dengan pencekaman atau
2
penahanan dengan sistem putar (rotary detent system). katup ini akan teraktuasi
karena tekanan dari roller lever tergerak oleh silinder. Katup ini akan kembali pada
posisi normal karena adanya spring return setelah roller lepas dari silinder.

Gambar 2.13 Katup 3 way roller lever valve , normally closed


2
5. 3 way roller lever valve with idle return, normally closed
2

Katup 3 way roller valve with idle return dan push-in elbow ini terbuat
2
dari plastik. Pencekamannya menggunakan rotary putar. Katup ini teraktuasi
ketika tripoller tertekan oleh silinder, dan akan kembali pada posisi semula karena
adanya spring return.

Gambar 2.14 Katup 3 way roller lever valve with idle return, normally closed
2

6. 5/2 way single pilot valve

4 2
14

5 3

Gambar 2.15 Katup 5/2 way single pilot valve

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM PNEUMATIK DAN HIDROLIK 13


Single pilot valve digerakan dengan memberikan isyarat berupa udara yang
disalurkan melalui saluran 14 sehingga symbol aliran valve akan bergeser ke kiri.
Saat proses ini spring akan tertekan sehingga aliran udara dapat mengalir dari
saluran 1 menuju ke saluran 4, sedangkan udara yang mengalir melewati saluran 2
akan keluar melalui saluran 3.
Jika akan kembali ke posisi semula maka udara yang mengalir di saluran 14
akan berhenti sehingga spring dapat bergerak kembali ke posisi semula. Dari
proses ini membuat symbol aliran valve kembali ke posisi awal (bergeser ke kiri),
sehingga udara yang mengalir melalui saluran 1 akan disalurkan melalui sauran 2,
dan aliran pembuangannya akan disalurkan dari saluran 4 menuju saluran 5.

7. 5/2 way double pilot valve

4 2

14 12

5 3

Gambar 2.16 Katup 5/2 way double pilot valve

Double pilot valve digerakan dengan memberikan isyarat berupa udara yang
disalurkan melalui saluran 14 dan udara yang mengalir pada saluran 12 dimatikan
sehingga symbol aliran valve akan bergeser ke kiri. Dan prosen ini membuat aliran
udara dapat mengalir dari saluran 1 menuju ke saluran 4, sedangkan udara yang
mengalir melewati saluran 2 akan keluar melalui saluran 3.
Jika akan kembali ke posisi semula maka udara yang mengalir di saluran 14
akan berhenti dan udara akan mengalir melewati saluran 12. Dari proses ini
membuat symbol aliran valve kembali ke posisi awal (bergeser ke kiri), sehingga
udara yang mengalir melalui saluran 1 akan disalurkan melalui sauran 2, dan aliran
pembuangannya akan disalurkan dari saluran 4 menuju saluran 5.

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM PNEUMATIK DAN HIDROLIK 14


2.4.3 Processing Element
1. Shuttle Valve

Gambar 2.17 Shuttle Valve

Desain: katup shuttle valve with push-in elbow fittings terletak diatas plate yang
ditahan dengan penjepit katup.
Fungsi: shuttle valve berfungsi sebagai tempat aplikasi sinyal input 1 atau 1/3 (Or-
Function). Jika kedua input diberi tekanan secara bersamaan, maka
tekanan yang dapat menjangkau output adalah tekanan yang lebih tinggi.

2. Dual-Pressure Vlave

Gambar 2.18 Dual-Pressure Valve

Desain: katup dual pressure dengan push-in elbow fittings terletak di atas plat yang
ditahan penjepit.
Fungsi: sebagai And-Function, yaitu bekerja apabila kedua lubang (saluran 1 dan
1/3) delalui udara bertekanan. Jika hanya salah satu saluran yang dilalui
udara, maka katup tidak bekerja.
3. Time Delay Valve, Normally Closed

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM PNEUMATIK DAN HIDROLIK 15


Gambar 2.19 Time Delay Valve, Normally Closed

Desain: Time Delay Valve, Normallyy Closed terletak di atas plat yang ditahan
oleh penjepit.
Fungsi: Katup ini akan teraktuasi bila mendapat sinyal dari port 1.2 setelah
waktunya diatur sesuai dengan keinginan. Katup ini akan kembali ke
posisi normal karena adanya spring. Pengaturan waktunya menggunakan
screw.

4. Quick Exhaust Valve

Gambar 2.20 Quick Exhaust Valve

Desain: Quick Exhaust Valve with built-in silincer dan push-in elbow
fittingterletak di atas plat dengan system penahan oleh penjepit.
Fungsi: Berfungsi untuk menghindari pressure drops pada port 1 saat tekanan
udara dari port 2 keluar ke atmosfer melalui built-in silincer.

5. One-Way Flow Control Valve

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM PNEUMATIK DAN HIDROLIK 16


Gambar 2.21 One-Way Flow Control Valve

Desain: One way flow control valve di-screw dalam plat dengan system push-in
fitting.
Fungsi: Katup ini merupakan kombinasi antara flow control valve dan no-return
valve. Non-return valve menghalangi aliran udara dalam satu arah,
dimana udara mengalir melalui flow control valve.

6. Pressure sequence valve

Gambar 2.22 Pressure sequence valve

Desain: pressure sequence valve terletak di antara plat dengan system penahan
menggunakan penjepit.
Fungsi: membalikkan tekanan yang telah dicapai pada port 1.2 dan menswitch
pada posisi awal setelah sinyal dihilangkan.

7. Service unit with on or off valve

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM PNEUMATIK DAN HIDROLIK 17


Gambar 2.23 Service unit with on or off valve
Merupakan filter pemisah dengan air sangat membersihkan kotoran udara.
Pengatur tekanan mengatur udara bertekanan yag tersedia ke tekanan operasi yang
diset dan mengganti fluktuasi tekanan. Anak panah menunjukkan besarnya
tekanan yang ditetapkan. Katup On-Off menyelesaikan seluruh kendali 3/2 yang
digerakkan oleh selang biru.

8. Manifold

Gambar 2.24 Manifold

Manifold dengan power supply yang umum menggunakan kontrol sistem.


Tersedia dengan 8 koneksi.

2.4.4 Final control element

1. 5 -way valve
2

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM PNEUMATIK DAN HIDROLIK 18


Gambar 2.25 5 -way valve
2
Katup ini digerakkan menggunakan port 1.4. ketika sinyalnya dihilangkan,
maka katup akan kembali ke posisi normal dengan pemantulan kembali.

2. 5 -way double pilot valve


2

Gambar 2.26 5 -way double pilot valve


2
Katup ini menggunakan sinyal pneumatik secara bergantian ke port 1.4 dan
1.2. sinyal akan tinggal pada posisi switch terakhir sampai penghitung sinyal
diterima.

3. Actuating device output


Tenaga dan udara bertekanan atau tenaga pneumatik diubah menjadi
gerakan garis lurus dan gesekan putar oleh silinder pneumatik dan motor
pneumatik. Besarnya tekanan tergantung pada luas penampang silinder dan gerak
yang timbul antara dinding dalam silinder kulit luar toraknya.

4. Single acting cylinder

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM PNEUMATIK DAN HIDROLIK 19


Gambar 2.27 Single acting cylinder

Prinsip kerjanya adalah udara bertekanan mengalir masuk ke dalam silinder


ssehingga mendorong piston bergerak maju ke depan. Sementara pegas pada sisi
yang lain tertekan. Piston akan kembali pada posisi semula jika tekanan
dihilangkan dengan bantuan spring return.

5. Double acting sylinder

Gambar 2.28 Double acting sylinder

Silender bergerak ganda digunakan apabila diperlukan untuk melakukan


kerja bukan hanya pada gerakan maju tapi juga pada gerakan mundur. Pada
prinsipnya panjang langkah silinder tidak terbatas. Walaupun demikian tekanan
dibengkokkan dari perpanjangan batang torak harus diperhitungkan. Silinder
double acting juga untuk menahan adanya kebocoran. Diperlukan cincin dan torak
atau diafragma. Jadi gerak mundur piston disebabkan oleh udara bertekanan yang
mengalir masuk melalui ujung yang berlawanan dengan sisi yang pertama saat
piston bergerak maju.

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM PNEUMATIK DAN HIDROLIK 20

Anda mungkin juga menyukai