Oleh :
NISA RAMADHANI 0305171007
NUR FARAH ZILA 0305171006
NURUL KHOFIFAH 0305171020
LARA FEBRIA SARI 0305171038
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sebuah pembelajaran sangat ditetukan keberhasilannya oleh keterampilan guru dalam
mendesain pembelajaran. guru sebagai pekerja profesional harus memiliki keterampilandesain
pembelajaran, selain itu harus memfasilitasi dirinya dengan seperangkat pengalaman, keterampilan
dan pengetahuan tentang keguruan sesuai keilmuannya yang ditekuninnya.
Media pembelajaran. alata bantu bagi sebuah pristiwa pembelajaran sangat efektif bagi
pencapaian tujuan pembelajaran. Banyak media yang tersedia di dalam menyampaikan pesan
pembelajaran, ada yang masih bersifat manual non elektronik, ada juga yang bersifat modren yang
serba elektronik. Kesemuanya dapat digunakan guru untuk mendukung aktifnya pembelajaran.
Matematika merupakan universal yang mendasari perkembangan teknologi modren, dalam
hal ini mempunyai peran penting berbagai disiplin ilmu dan memeajukan daya pikir manusia.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana asal mula penciptaan manusia menurut islam?
2. Apa tujuan penciptaan manusia sebagai makhluk paling sempurna?
3. Apa kelebiahan manusia dengan makhluk lain?
4. Bagaimana hubungan fungsional manusia antara rohani dan jasmani?
C. TUJUAN PENULISAN
1. Mengetahui asal mula penciptaan manusia menurut islam.
2. Mengetahui tujuan penciptaan manusia sebagai makhluk paling sempurna.
3. Mengetahui kelebihan manusia dengan makhluk lain.
4. Den mengetahui hubungan fungsional manusia antara rohani dan jasmani.
D. MANFAAT PENULISAN
Manfaat dari penulisan makalah ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan penulis
dan pembaca tentang manusia dalam pandangan islam dan membuat kita lebih memahami
islam.
3
BAB II
PEMBAHASAN
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN MATEMATIKA
Dari beberapa definisi di atas, dapat dilihat bahwa terdapat aspek kesamaan
antara mereka. Kesamaan tersebut dapat dijabarkan bahwa desain pembelajaran
merupakan prosedur kerja yang digunakan dalam proses pembelajaran agar pembelajaran
dapat dilaksanakan secara baik dan menghasilkan output yang baik. Prosedur kerja
tersebut memiliki tahapan-tahapan antara lain adalah analisis, perencanaan,
pengembangan, implementas dan evaluasi.
B. SIFAT-SIFAT DESAIN PEMBELAJARAN
4
masing-masing fungsi yang berbeda, bekerja sama dan berkoordinasi dalam
melaksanakan suatu tujuan yang telah dirumuskan.
3. Empiris dan berulang
Setiap model desain pembelajaran bersifat empiris. Model apa pun yang diajukan oleh
pakar telah melalui hasil kajian teori serta serangkaian ujia coba yang mereka lakukan
sendiri sebekum dipublikasikan.
C. MODEL-MODEL DESAIN PEMBELAJARAN
Model Desain Pembelajaran (MDP) dalam pembelajaran matematika adalah
rancangan pembelajaran matematika yang disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik demi
tercapainya tujuan pembelajaran. Rancangan tersebut meliputi rancangan tujuan
pembelajaran, strategi pembelajaran, bahan ajar yang digunakan dalam pembelajaran, dan
penilaian pembelajaran. Model Desain Pembelajaran terdiri atas beberapa komponen, yaitu
peserta didik, tujuan pembelajaran, analisis pembelajaran, strategi pembelajaran, bahan ajar,
dan penilaian belajar. Model Desain Pembelajaran, khususnya dalam pembelajaran
matematika memiliki beberapa fungsi, yaitu menjadikan peserta didik sebagai fokus dalam
pembelajaran matematika; menciptakan pembelajaran matematika yang efektif, efisien,dan
menarik; mendukung koordinasi antara desainer dan mereka yang menginstruksikan;
memfasilitasi diseminasi; dan memfasilitasi kesesuaian antara tujuan, aktivitas, dan penilaian
dalam pembelajaran matematika.
Supriatna & Mulyadi (2009:2) mengungkapkan bahwa model desain pembelajaran
terdiri atas beberapa komponen, yaitu peserta didik, tujuan pembelajaran, analisis
pembelajaran, strategi pembelajaran, bahan ajar, dan penilaian belajar. Martin (2011: 957)
juga mengungkapkan bahwa model desain pembelajaran terdiri atas sepuluh komponen, yaitu
menjelaskan tujuan program pembelajaran, mengidentifikasi dan mengurutkan tujuan
pembelajaran, mengidentifikasi materi untuk mencapaitujuan, mengidentifikasi contoh untuk
mendukung materi pembelajaran, mendesain aktivitas latihan, menyediakan umpan balik
untuk aktivitas latihan, review poin kunci dalam materi pembelajaran, mendesain penilaian
sesuai dengan tujuan, mengidentifikasi media atau teknologi pembelajaran, dan
mengidentifikasi strategi pembelajaran. Freeman (1994: 12) mengungkapkan bahwa desain
pembelajaran memiliki beberapa fungsi, antara lain: menjadikan peserta didik sebagai fokus
dalam pembelajaran, menciptakan pembelajaran yang efektif, efisien, dan menarik,
mendukung koordinasi antara desainer dan mereka yang menginstruksikan, memfasilitasi
diseminasi, dan memfasilitasi kesesuaian antara tujuan, aktivitas, dan penilaian.
5
1. Model Pembelajaran Menurut Briggs
Model Pembelajaran Briggs berorientasi pada rancangan sistem dengan sasaran guru.
Karena guru yang akan bekerja sebagai perancang kegiatan instruksional dan yang akan
menjadi tim pengembang instruksional.
Langkah-langkah model pembelajaran Briggs (Prawiradilaga, 2007), adalah:
a. Penentuan Tujuan
b. Perincian Tujuan
c. Rumusan Tujuan
d. Analisis Tujuan
e. Penyiapan Evaluasi Hasil Belajar
f. Skuens dan Jenjang Belajar
g. Penentuan kegiatan belajar
h. Monitoring pelaksanaan kegiatan yang direncanakan
i. Uji coba dan revisi (evaluasi formatif)
j. Evaluasi sumatif
2. Model Pembelajaran Bella H. Banathy
Pengembangan sistem instruksional menurut Banathy dapat dibedakan dalam enam
langkah sebagai berikut (Banathy, 1968).
a. Langkah 1: Merumuskan Tujuan
b. Langkah 2: Mengembangkan Tes
c. Langkah 3: Menganalisis Kegiatan Belajar
d. Langkah 4: Mendesain Sistem Instruksional
e. Langkah 5: Melaksanakan Kegiatan atau Mentes Hasil
f. Langkah 6: Mengadakan Perbaikan
3. Model Pembelajaran PPSI
PPSI (Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional) digunakan sebagai metode
penyampaian dalam rangka kurikulum 1975 untuk SD, SMP, dan SMA dan kurikulum
1976 untuk sekolah-sekolah kejuruan. PPSI mengggunakan pendekatan sistem yang
mengutamakan adanya tujuan yang jelas, sehingga dapat dikatakan bahwa PPSI
menggunakan pendekatan yang berorientasi pada tujuan.
Terdapat lima langkah pokok dalam PPSI, yaitu:
a. Langkah 1: Merumuskan tujuan instruksional khusus
b. Langkah 2: Menyusun alat evaluasi
c. Langkah 3: Menentukan kegiatan belajar dan materi pelajaran
6
d. Langkah 4: Merencanakan program kegiatan
e. Langkah 5: Melaksanakan program1
1
Ali Mudlofir & Evi Fatimatur Rusydiyah. Desain Pembelajaran Matematika. (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada,
2016) h. 33-44
7
Peserta didik harus dilibatkan dalam aktivitas pembelajaran secara aktif mulai dari
awal pembelajaran sampai dengan akhir pembelajaran.
6. Evaluate and Revise
Evaluasi mencakup penilaian pencapaian peserta didik, efektivitas penggunaan media,
dan pelaksanaan metode pembelajaran. Adapun kegiatan revisi dimaksudkan untuk
perbaikan dalam pembelajaran, baik terhadap media yang digunakan, maupun terhadap
metode pembelajaran yang digunakan.
8
2. Perancangan
Pada langkah ini, hasil dari kegiatan analisis dipindahkan ke dalam bentuk dokumen
yang akan menjadi tujuan pembuatan media atau bahan ajar.
3. Pengembangan
Langkah pengembangan berisi kegiatan mengembangkan program dan bahan ajar
yang dibutuhkan dalam pembelajaran.
4. Implementasi
Implementasi merupakan kegiatan mengimplementasikan semua program yang sudah
ditetapkan dengan memanfaatkan bahan ajar yang sudah dibuat.
5. Evaluasi
Tahapan ini berisi kegiatan mengevaluasi kegaiatan yang dilaksanakan demi
perbaikan program ke depannya.
Model Desain Pembelajaran Prosedural
Salah satu contoh model desain pembelajaran prosedural adalah model Dick
&Carey. Bello & Aliyu (2012: 278-279) mengungkapkan bahwa langkah-langkah dari
model Dick & Carey, antara lain:
1. Mengidentifikasi tujuan umum pembelajaran.
2. Melakukan analisis pembelajaran.
3. Mengidentifikasi tingkah laku masukan dan karakteristik siswa.
4. Merumuskan tujuan performansi.
5. Mengembangkan butir-butir tes acuan patokan.
6. Mengembangkan strategi pembelajaran.
7. Mengembangkan dan memilih materi pembelajaran.
8. Mendesain dan melaksanakan evaluasi formatif.
9. Merevisi bahan pembelajaran.
9
5. Menetapkan pre-test.
6. Menentukan strategi belajar-mengajar.
7. Mengkoordinasi sarana penunjang (fasilitas, alat, waktu, dan tenaga).
8. Mengadakan evaluasi.2
D. MEDIA PEMBELAJARAN
Menurut Hosnan (2014) media pembelajaran adalah segala sarana atau bentuk
komunikasi nonpersonal yang dapat dijadikan wadah dari informasi pelajaran yang akan
disampaikan kepada anak didik, serta dapat menarik minat dan perhatian, sehingga tujuan
daripada belajar dapat tercapai dengan baik. Dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran
adalah segala sesuatu yang dapat digunakan sebagai alat bantu komunikasi pengantar dalam
proses pembelajaran, yang membawa konsep atau informasi tentang materi pelajaran. Dengan
kata lain, media pembelajaran matematika adalah segala sesuatu sarana yang digunakan
dalam proses pembelajaran yang mengantar informasi berupa materi–materi matematika.3
Media pembelajaran merupakan salah satu unsur yang amat penting dalam proses
belajar mengajar yang dimuati pesan yang akan disampaikan kepada siswa baik berupa alat,
orang maupun bahan ajar. Selain itu, media pembelajaran merupakan salah satu cara untuk
memotivasi dan berkomunikasi dengan siswa agar lebih efektif. Oleh karena itu, maka
pemanfaatan media pembelajaran dapat merangsang siswa untuk belajar, terutama siswa
disleksia.
Sudjana dalam Kusumawardhani (2011) menyatakan bahwa media pembelajaran yang
menarik tentu akan menarik minat siswa dan menambah semangat belajar siswa dalam kelas.
Dengan adanya kartun, gambar, audio, video, warna-warna pada sebuah media, serta materi
pelajaran yang singkat dan jelas, maka proses komunikasi antar guru dan siswa dapat berjalan
lancar. Taraf berfikir manusia mengikuti tahap perkembangan dimulai dari berfikir kongkrit
menuju ke berfikir abstrak, dimulai dari berfikir sederhana menuju ke berfikir kompleks.
Penggunaan media pembelajaran erat kaitannya dengan tahapan berfikir tersebut sebab
melalui media pengajaran hal-hal yang abstrak dapat dikonkritkan, dan hal-hal yang komplek
dapat disederhanakan.
2
Muhammad Galang Isnawan & Arief Budi Wicaksono. “Model Desain Pembelajaran Matematika”. Indonesian
Journal of Mathematics Education. Vol. 1 No. 1. Oktober 2018. h. 49-50
3
Agung Febrianto, Kamid & Rohati. ”Desain Media Komik Matematika dengan Menggunakan Model Problem
Based Learning (PBL) pada Materi Aritmatika Sosial di Kelas VII SMP Xaverius 2 Kota Jambi”. Edumatica. Vol. 5
No. 2. Oktober 2015. h. 2
10
Pembelajaran dengan menggunakan media dalam proses belajar mengajar
memiliki dua peranan penting, yaitu:
1. Media sebagai alat bantu mengajar atau disebut sebagai dependent media karena posisi
disini sebagai alat bantu (efektivitas)
2. Media sebagai sumber belajar yang digunakan sendiri oleh peserta didik secara mandiri
atau disebut dengan dependent media. Dependent media dirancang secara sistematis agar
dapat menyalurkan informasi secara terarah untuk mencapai tujuan pembelajaran yang
telah ditentukan oleh Hamalik dalam Rusman (2012:140).
Media pembelajaran memiliki berbagai manfaat. Adapun manfaat yang akan
diperoleh, sebagaimana dikemukakan oleh sudjana dalam Rusman (2012:142) yaitu :
1. Pembelajaran akan lebih menarik perhatian peserta didik sehingga dapat menumbuhkan
motivasi belajar.
2. Metode pembelajaran akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal melalui
penuturan guru kata-kata oleh guru, sehingga peserta didik tidak bosan dan guru tidak
kehabisan tenaga, apabila guru harus mengajar untuk setiap jam pelajaran.
3. Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh
peserta didik dan memungkinkan peserta didik menguasai tujuan pembelajaran lebih baik.
4. Peserta didik lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya mendengarkan
uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan,
dan lain-lain.4
4
Tuhu Setyono, Lusi Eka Afri & Hera Deswita. “Pengembangan Media Pembelajaran Matematika dengan
Menggunakan Macromedia Flash pada Materi Bangun Ruang Kelas VIII Sekolah Menengah Pertama”. h. 2
11
sesama teman dan menginstruksikan, memfasilitasi media sesuai dengan materi yang
diajarkan dan memfasilitasi kesesuaian antara tujuan, aktivitas, dan penilaian dalam
pembelajaran matematika.
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Desain pembelajaran merupakan prosedur kerja yang digunakan dalam proses
pembelajaran agar pembelajaran dapat dilaksanakan secara baik dan menghasilkan output
yang baik. Prosedur kerja tersebut memiliki tahapan-tahapan antara lain adalah analisis,
perencanaan, pengembangan, implementas dan evaluasi.
B. Saran
Dari hasil makalah yang telah penulis sajikan, saran penulis untuk pembaca yaitu
dapat memahami secara menyeluruh isi dari makalah yang penulis sajikan, dan penulis
berharap agar makalah ini dapat bermanfaat dan menjadi sumber inspirasi dan motivasi untuk
dapat melakukan lebih dari apa yang telah penulis buat.
13
DAFTAR PUSTAKA
Agung Febrianto, Kamid, Rohati. 2015. Desain Media Komik Matematika dengan
Menggunakan Model Problem Based Learning (PBL) pada Materi Aritmatika Sosial di
Kelas VII SMP Xaverius 2 Kota Jambi”. Edumatica. Vol. 5 No. 2. h. 2
Tuhu Setyono, Lusi Eka Afri, Hera Deswita. Pengembangan Media Pembelajaran
Matematika dengan Menggunakan Macromedia Flash pada Materi Bangun Ruang Kelas
VIII Sekolah Menengah Pertama. h. 2
14