BAB 2
TINJAUAN KASUS
2.1 Pengkajian
2.1.1 Biodata
1) Identitas pasien
Umur : 9 bulan
Agama : Islam
Pendidikan :-
Golongan Darah :-
Pendidikan : D2 Pendidikan : D3
15
16
diagnosa dokter ISPA, ibu pasien mengatakan tgl 28-6-2006 pasien panas,
mencret 2x air ampas, batuk engkrok – engkrok. Lalu dibawa ke RS Baptis kediri
di opname di bangsal V dengan diagnosa medis GEA dan URI. Tanggal 29-06-
2006 saat pengkajian ibu pasien mengatakan sampai sekarang masih batuk dan
engkrok – engkrok.
1) Prenatal
Selama kehamilan anak ke3 ini ibu pasien memeriksakan kehamilan di bidan
2) Natal
GIII P30003 lahir di bidan dengan BB 3,2 kg. lahir normal tidak ada kelainan
kongenital.
3) Post Natal
Sejak lahir sampai usia 6 bulan pasien tidak pernah sakit. Sejak usia 6 bulan
pasien batuk engkrok – engkrok dan panas diperiksakan di bidan dan sembuh.
17
ISPA.
3) Penggunaan obat-obatan
- Puyer
- Amoxicillin
5) Alergi
6) Kecelakaan
7) Imunisasi
Genogram
9 bl
Keterangan :
: Laki – laki
: Perempuan
: Hubungan perkawinan
: Hubungan saudara
: Riwayat bronkiolitis
3 th
: Pasien
: Tinggal serumah
Orang tua.
Pasien tampak takut dan menangis saat didekati orang yang belum dikenal.
Di RS : bubur.
Selera makan :
Jam makan :
Pola tidur :
Di rumah : jam 10.00 – 11.30, jam 13.00 – 16.00, jam 20.00 – 05.00.
2) Mandi
3) Aktivitas
4) Eliminasi
2) Tindakan Operasi : -
kulit menurun.
- Lacbon 1 PO tid.
- Paracetamol 3 ½ cc q 5 jam
- Vit A ½ / H
Salin 3 cc.
7) X-ray : -
1) Keadaan Umum
2) Tanda-tanda Vital
Suhu Tubuh : 36 O C
Tekanan darah :-
Pernafasan : 24 x/menit
BB / TB : 8 kg / 72 cm
- Kepala : Rambut hitam, kotor, tidak terdapat lesi dan tidak nyeri tekan.
- Mulut : Mukosa bibir lembab, gigi 2 pada rahang atas dan bawah.
Inspeksi : Saat inspirasi dan ekspirasi dada kanan dan kiri bersamaan.
Perkusi : Sonor.
22
+.
5) Pemeriksaan Abdomen
Genetalia : Bersih
7) Punggung
MMT 5 5
5 5
9) Pemeriksaan Integumen
1) Adaptasi Sosial
Pasien dapat berinteraksi dengan ibu dan keluarganya (tante dan pamannya),
serta perawat.
2) Bahasa
Pasien hanya dapat berkata papa, mbak. Pasien tertawa dan berteriak saat
3) Motorik Halus
Pasien hanya bermain mobil – mobilan, memindahkan benda dari satu tangan
ketangan lain.
4) Motorik Kasar
berjalan.
HCT 32.7 %
MCV 62.2 fL
MCH 20.5 pg
RDW 18.3 %
UMUR : 9 bulan
DATA GAYUT
KEMUNGKINAN
DATA OBYEKTIF MASALAH
PENYEBAB
DATA SUBYEKTIF
DS Ibu pasien mengatakan anaknya Bersihan jalan Penumpukan sekret
engkrok – engkrok, kadang – nafas tidak pada bronkiolus.
kadang batuk. efektif.
DO - Terdapat sekret pada mulut.
- Terdapat suara nafas
tambahan ronchi.
- Nafas tidak teratur.
- Batuk – batuk.
UMUR : 9 bulan
NO TANGGAL TANGGAL
DIAGNOSA KEPERAWATAN TTD
MUNCUL TERATASI
1. 29-06-06 Bersihan jalan nafas tak efektif
berhubungan dengan penumpukan sekret
pada bronkiolitis ditandai dengan ibu
pasien mengatakan anaknya engkrok –
engkrok dan kadang – kadang batuk,
terdapat sekret pada mulut, terdapat
suara nafas tambahan (ronchi), batuk –
batuk dan nafas tidak teratur.
2. 29-06-06 Infeksi pada bronkiolitis berhubungan
dengan proses penyakit ditandai dengan
ibu pasien mengatakan kemarin pasien
panas, S : 36 OC, WBC : 15,9 k/uL,
hiperemi pada tenggorokan.
3. 29-06-06 Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan degan anoreksia dampak
dari peningkatan frekuensi batuk ditandai
degan ibu pasien mengatakan sebelum
sakit BB 10 kg, saat sakit selera makan
menurun, BB sekarang 8 kg, makan
hanya habis 5 sendok, pasien batuk dan
engkrok – engkrok.
27
UMUR : 3 tahun
2. Infeksi pada bronkiolitis Untuk mengurangai 1. Pantau TTV tiap 4 jam. 1. Potensial komplikasi fatal
berhubungan dengan proses kefatalan komplikasi dapat diminimalkan.
penyakit ditandai dengan ibu dengan kriteria hasil : 2. Observasi warna / bau / 2. Kuning / hijau da berbau
pasien mengatakan kemarin - Pasien tidak panas karakteristik sputum. purulent menunjukkan
pasien panas, S : 36 OC, WBC : (S : 36 OC – 37 OC) infeksi.
29
3. Nutrisi kurang dari kebutuhan Nutrisi sesuai dengan 1. Pastikan pola diit pasien 1. Mempertimbangkan
tubuh berhubungan degan kebutuhan tubuh dalam yang disukai dan tidak keinginan individu dapat
anoreksia dampak dari waktu 2 x 24 jam disukai. memperbaiki masukan
peningkatan frekuensi batuk dengan kriteria hasil : diit.
ditandai degan ibu pasien - BB normal 9 kg. 2. Awasi masukan / 2. Berguna dalam mengukur
mengatakan sebelum sakit BB 10 - Selera makan pengeluaran dan BB keefektifan nutrisi dan
kg, saat sakit selera makan meningkat. secara periodik. dukung cairan.
menurun, BB sekarang 8 kg, - Batuk berkurang / 3. Dorong makan sedikit 3. Memaksimalkan masukan
30
UMUR : 9 bulan
4. 1 30-06-2006
8 am 1. Memberikan obat
1) Ambroxol 1/4
2) Yekadril 3 ½ cc
9 am 2. Memberikan nebulizer.
3. Melakukan fisioterapi dada pada
pasien.
12 am 4. Memberikan obat
1) Ambroxol ¼
2) Yekadril 3 ½ cc.
5. 2 30-06-2006
8 am 1. Observasi TTV S : 363 OC.
2. Mendorong untuk sering mengubah
posisi.
9 am 3. Membersihkan lingkungan tempat tidur
pasien.
4. Memberikan antibiotik : Cefotaxim
250 mg.
12 am 5. Observasi TTV S : 36 OC
7. 1 01-07-2006
8 am 1. Memberikan obat
1) Ambroxol 1/4
2) Yekadril 3 ½ cc
9 am 2. Menganjurkan untuk memberikan
minum hangat.
3. Memberikan HE tentang fisioterapi
12 am dada.
8. 2 01-07-2006
8 am 1. Observasi TTV S : 364 OC.
2. Memberikan antibiotik : Cefotaxim
250 mg.
12 am 3. Observasi TTV S : 367 0C
9. 3 01-07-2006
8 am 1. Mendorong untuk memberikan
makanan sedikit tapi sering.
11.30 am 2. Memberikan nutrisi pada pasien sesuai
dengan diit.
12 am 3. Timbang BB : 8 kg.
34
2.6 EVALUASI
UMUR : 9 bulan
- Tidak tumpah.
Tujuan belum tercapai.
Intervensi 1 – 5 dilanjutkan.
- BAB : 1 x lembek
Tujuan tercapai.
Intervensi dihentikan pasien boleh
pulang.