Anda di halaman 1dari 11

Seiring berjalannya waktu perkembangan ekonomi Indonesia, kebutuhan

akan energi terus bertambah dari tahun ke tahun, terutama energi listrik. Untuk
menyeimbangkan permintaan dengan persediaan, berbagai macam metode untuk
menggenerasi energi listrik terus dikembangkan, terutama yang berasal dari sumber
energi terbarukan dan ramah lingkungan. Salah satu provinsi di Indonesia, yaitu
Sumatera Utara, memiliki permintaan daya yang bertambah 10% tiap tahunnya.
Tahun ke tahun, persediaan daya dari pembangkit listrik yang sudah ada tidak
mampu memenuhi seluruh permintaan daya daerah tersebut, sehingga terdapat
kekurangan energi listrik mencapai 200 MW. Hal inilah yang mendasari perlunya
dicari pembangkit listrik tenaga alternatif untuk memenuhi permintaan yang
melonjak ini, terutama di Sumatera Utara.

Salah satu pembangkit listrik tenaga alternatif yang dapat diterapkan di


Sumatera Utara adalah Pembangkit Listrik Tenaga Mini-Hidro (PLTMH). PLTMH
adalah pembangkit listrik berskala kecil dengan output antara 1 MW – 10 MW yang
memanfaatkan aliran air sebagai sumber tenaga. Prinsip kerja PLTMH adalah
dengan memanfaatkan beda tinggi dan jumlah debit air per detik yang ada pada
aliran air atau sungai, yang kemudian air yang mengalir tersebut diteruskan oleh
saluran pembawa lalu akan memutar poros turbin sehingga menghasilkan energi
mekanik yang dapat dikonversi menjadi energi listrik. PLTMH merupakan
teknologi yang hemat biaya dan menyediakan energi listrik yang bersih tanpa
menghasilkan emisi sehingga ramah lingkungan. Tenaga air ini juga dapat
menggunakan sumber air yang tidak terlalu besar, selama sumber air tersebut
kontinu dan berlimpah, sehingga proyek PLTMH ini bermanfaat untuk membangun
ketersediaan listrik di kawasan-kawasan yang belum terjangkau baik oleh distribusi
jaringan PLN namun memiliki aliran sungai yang memadai. Salah satu daerah di
Sumatera Utara yang berpotensi untuk dibangun PLTMH adalah pada Simalungun,
dimana terdapat sistem drainase Sungai Karai, yang memenuhi kelayakan dari
sudut pandang teknis, lingkungan, dan ekonomi untuk dibangun PLTMH.
Gambar 1. Peta Lokasi Target Proyek

Sumber: The Study Team

Adapun kelebihan dari PLTMH adalah sumber energinya yang bersih


karena tidak menghasilkan zat polutan maupun limbah, dan sumber energinya yang
terbarukan (air). Karena PLTMH ini juga dapat menggunakan sumber air yang
tidak terlalu besar, menjadikan PLTMH ini efisien dan terdesentralisasi sehingga
kerugian transmisi dapat dikurangi. Listrik yang dihasilkan pun dapat dialirkan
sejauh satu mil dari lokasi penggunaannya. Biaya pengoperasian dan
pemeliharaannya (annual operating cost) juga termasuk rendah apabila
dibandingkan dengan pembangkit listrik tenaga energi terbarukan lainnya (surya
atau biomassa). PLTMH ini merupakan teknologi yang tahan lama dan kuat, dengan
perkiraan umur sistem bisa mencapai 30 tahun.
Pembangunan PLTMH Karai ini tidak terlepas dari peran lembaga
keuangan yang mendukung pendanaan seperti bank. Proyek PLTMH ini jika
ditinjau dari segi pembiayaan, masuk ke dalam sektor bisnis berkelanjutan
(sustainable finance).

Adapun stakeholder utama pada proyek PLTMH ini adalah:

1. Pengembang Proyek (Independent Power Producer) atau badan usaha


yang berinisiatif melaksanakan pembangunan proyek PLTMH ini
2. PLN yang merupakan pihak pembeli listrik dari swasta dengan
mengeluarkan Power Purchase Agreement sebagai jaminan kepada
pihak swasta untuk membeli listrik tersebut
3. Sponsor Proyek yang merupakan pihak penyedia modal awal PLTMH
minimal 20-35% dari total biaya investasi (Pengembang Proyek dapat
berperan sebagai Sponsor Proyek apabila menggunakan modal sendiri);
4. Pemasok Peralatan yang berperan sebagai pemasok
peralatan/pembangun PLTMH
5. Bank yang berperan sebagai penyedia pendanaan kredit yang umumnya
berkisar antara 65%-75% dari total biaya investasi
6. Lembaga Penjaminan Kredit yang berperan sebagai mitigasi risiko
proyek PLTMH
7. Pemasok Sumber Energi alias si aliran air/sungai
8. Masyarakat dan lingkungan sekitar, yang terlibat dalam sewa lahan,
penyediaan lapangan kerja, dan pemeliharaan lingkungan.
Tabel 1. Tahap Pembangunan PLTMH Karai

Sumber: Modul Pelatihan Pembiayaan PLTMH untuk LJK

Tahapan pembangunan PLTMH diawali dengan penentuan lokasi tepatnya


dan perizinan awal. Pengembang Proyek menentukan lokasi pembangunan
PLTMH berdasarkan informasi wilayah mana yang terbuka potensi pengembangan
maupun wilayah yang membutuhkan PLTMH dengan syarat aliran air yang tersedia
mendukung cara kerja PLTMH tersebut; dalam hal ini adalah Sungai Karai di
Simalungun. Setelah menemukan wilayah yang dirasa cocok, Pengembang Proyek
mengajukan permohonan izin kepada pemerintah daerah setempat atau instansi
terkait. Setelah mendapatkan persetujuan, langkah berikutnya adalah melakukan
studi kelayakan yang mancakup 2 hal utama, yaitu kelayakan teknis dan kelayakan
non-teknis. Apabila telah lolos studi kelayakan, maka dilanjutkan dengan
pengajuan proposal pembangunan PLTMH kepada PLN (untuk mendapat
persetujuan), Bank (untuk mendapatkan pendanaan), dan kepada Kementerian
ESDM untuk memperoleh Izin Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (IUPTL)
sementara. Semua pengurusan izin harus diselesaikan, lalu Pengembang Proyek
mengajukan ke PLN untuk menerbitkan Power Purchase Agreement (PPA).
Setelah itu dilakukan pembebasan lahan, lalu financial closure atau negosiasi
pinjaman kepada Bank, kemudian apabila semua hal sudah di-approve, maka bisa
dilanjutkan ke proses konstruksi. Selama masa hidupnya, akan dilakukan
pengoperasian dan pemeliharaan dan melakukan proses komisioning.

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, pada studi kelayakan terdapat


studi kelayakan non-teknis, yaitu salah satunya dalam aspek ekonomi/finansial.
Pada tahap ini, dilakukan studi kelayakan untuk meyakinkan bahwa biaya
pembangunan PLTMH Karai yang dimaksud masih lebih kecil bila dibandingkan
dengan total benefit. Total benefit ini yang akan memberikan capital asset pada
masyarakat pemilik/pengguna. Kriteria umum berdasarkan indikator-indikator
ekonominya adlaah seperti internal rate of return (IRR), benefit cost ratio (B/C
ratio), net present value (NPV), cash flow, dan lain-lain yang berhubungan dengan
keberlangsungan ekonomi proyek PLTMH Karai.

Sebelumnya juga telah disinggung mengenai Power Purchase Agreement


(PPA) atau Perjanjian Pembelian Tenaga Listrik. PPA itu sendiri merupakan
dokumen penting karena berhubungan dengan sumber pendapatan utama dari
pembangunan PLTMH Karai. PPA merupakan dasar untuk menentukan aliran
pendapatan untuk proyek energi terbarukan skala kecil dalam hal penjualan (kWh),
harga (Rp/kWh), aliran pembayaran, dan durasinya (tahun). Harga jual listrik sudah
ditetapkan melalui kebijakan pemerintah (feed in tariff) melalui Permen ESDM No.
19/2015. Adapun pada proyek PLTMH Karai ini, harga jual adalah sebesar Rp.
1182,5/kWh selama 8 tahun pertama, dan pada tahun ke-9 dan seterusnya menjadi
Rp. 750/kWh.

Dari keseluruhan biaya investasi, umumnya Bank menyediakan pendanaan


sebesar 70% dan sisa 30% disediakan oleh Sponsor Proyek. Indikator yang dapat
digunakan untuk menganalisa keuangan/finansial dari proyek PLTMH ini
umumnya adalah NPV dan IRR. IRR yang umum diperolah dari proyek ini sekitar
14%-17,5%. Dalam analisis keuangan proyek PLTMH ini perlu diperhatikan
asumsi-asumsi yang digunakan, seperti asumsi suku bunga, kurs, dan faktor
kapasitas. Selain itu, perlu dilakukan analisis terhadap kelengkapan struktur biaya
dan pendapatan untuk memprediksi cash flow, lalu potensi pembengkakan biaya,
dan juga analisis sensitivitas untuk menguji asumsi yang digunakan untuk melihat
keberlangsungan proyek apabila terdapat kendala.

Adapun dari aspek keuangan, proyek PLTMH Karai memiliki komponen biaya
sebagai berikut:

 Biaya Pra Investasi, mencakup biaya studi kelayakan dan perizinan


 Biaya Investasi (Capital), meliputi biaya pekerjaan sipil, mekanikal
elektrikal, pengembangan, dan biaya lingkungan.
 Biaya Operasi dan Pemeliharaan (AOC), terdiri dari biaya-biaya yang
dikeluarkan selama pengoperasian PLTMH seperti biaya tetap (fixed
cost) dan variabel (variable cost)
 Biaya Bunga Pinjaman (Interest Rate), merupakan biaya pinjaman yang
dikenakan oleh Bank selama masa konstruksi

Biaya keseluruhan dari proyek PLTMH Karai ini tercantum pada tabel di
bawah ini, dengan biaya proyek sudah termauk biaya Teknik sipil, perlengkapan
kelistrikan, fasilitas transmisi daya, dan biaya pembangunan (kurs yang digunakan
adalah 119,23 JPY/USD):

Tabel 2. Project Cost Breakdown

Sumber: The Survey Commission


Tabel 3. Komponen PLTMH

Sumber: The Survey Commission


Tabel 4. Project Plan PLTMH Karai

Sumber: The Survey Commission

Tabel 5. Perhitungan Biaya Ekonomis

Sumber: The Survey Commission


Cash flow PLTMH Karai di bawah ini dibuat berdasarkan data economic
cost and benefit. Biaya pemeliharaan sudah diturunkan menggunakan proyek yang
sejenis sebagai referensi:

Tabel 6. Cash Flow untuk Analisis Ekonomi

Sumber: The Survey Commission

Karena EIRR untuk proyek PLTMH Karai ini melebihi general social
discount rate yang sebesar 12% dengan margin yang sangat besar, maka dapat
ditentukan bahwa proyek ini layak untuk dikerjakan.

Selain itu, dari rangkuman dari hasil analisis finansial berupa FIRR
(financial internal rate of return), NPV, dan B/C untuk 20 tahun pertama masa
pengoperasain terdapat pada tabel berikut (bunga yang digunakan untuk NPV dan
B/C adalah sebesar 7,75%, berdasarkan kebijakan Bank Indonesia):

Tabel 5. Rangkuman Hasil Analisis Finansial PLTMH Karai

Sumber: The Survey Commission


Dari tabel sebelumnya, terlihat bahwa FIRR pada proyek PLTMH Karai ini
melampaui suku bunga jangka panjang Indonesia, NPV nya positif, dan rasio B/C
nya lebih dari 1 (B/C>1), sehingga dapat disimpulkan bahwa investasi pada proyek
PLTMH Karai ini valid dan layak untuk dikembangkan karena dapat memberikan
keuntungan.
DAFTAR PUSTAKA

Bank Indonesia. (2013). Pola Pembiayaan Pembankit Listrik Tenaga Mini Hidro
(PLTM).
Otoritas Jasa Keuangan. (2014). Energi Bersih Buku Pedoman untuk Lembaga Jasa
Keuangan.
Permen ESDM No. 19/2015 tentang Pembelian Tenaga Listrik Tenaga Air dengan
kapasitas sampai 10 MW.
https://www.meti.go.jp/meti_lib/report/2015fy/000472.pdf

Anda mungkin juga menyukai