Anda di halaman 1dari 14

KATA PENGANTAR

Assalaamu’alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuhu


Alhamdulillaah, Puji syukur di panjatkan kehadirat Allah Subhanaahu Wata’ala,
atas berkat rahmat, taufiq dan hidayah-Nya kepada penulis sehingga dapat
menyelesaikan makalah ini yang insyaa Allah sesuai dengan yang diharapkan. Salawat
dan salam selalu tercurahkan kepada Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wasallam, Nabi
dan Rasul yang berhasil menyelamatkan umatnya dari tebing-tebing kehancuran menuju
puncak-puncak kejayaan
Makalah dengan judul pembahasan Anatomi dan desain kurikulum ini kami susun
untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Telaah Kurikulum Bahasa Arab.
Dalam penyusunan makalah ini, dengan tulus ikhlas penulis menyampaikan terima
kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan partisipasinya untuk
keberhasilan dalam penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih memiliki kekurangan dan
memerlukan perbaikan. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun demi kesempurnaan makalah berikutnya.
Akhir kata, penyusun berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua
pihak. Aamiin.

Samata-Gowa, Maret 2018

Penyusun

ii
DAFTAR ISI
SAMPUL...............................................................................................................................
KATA PENGANTAR .......................................................................................................... ii
DAFTAR ISI ......................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................................................... 1
C. Tujuan.......................................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Kurikulum ................................................................................................. 2
B. Anatomi Kurikulum .................................................................................................... 3
C. Komponen Kurikulum ................................................................................................. 3
D. Pengertian Desain Kurikulum .....................................................................................
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................................................. 10
B. Saran ..................................... 10
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................... 11

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kurikulum merupakan sejumlah mata pelajaran atau pengetahuan yang ditempuh
suatu tingkat tertentu. Sejalan dengan perkembangan zaman dan kebutuhan masyarakat,
pendirian tradisional mengenal kurikulum mulai ditingkatkan karena dianggap terlalu
sempit dan terbatas. Orang mencari kemungkinan baru, sebab pada kenyataannya
seperti halnya dengan masalah-masalah lain.
Kegiatan pengembangan kurikulum memerlukan model yang dijadikan lambing
teoritis untuk melaksanakan suatu kegiatan. Model atau konstruksi merupakan ulasan
teoritis tentang suatu konsep dasar. Dalam pengembangan kurikulum , model
merupakan ulasan teoritis tentang proses pengembangan kurikulum secara menyeluruh
atau dapat pula mencakup salah satu komponen kurikulum.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dan tujuan kurikulum?
2. Apa yang dimaksud dengan Anatomi Kurikulum?
3. Komponen-komponen apa saja yang membentuk sistem kurikulum?
4. Apa Pengertian Desain Kurikulum?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dan tujuan kurikulum
2. Untuk mengetahui Anatomi Kurikulum
3. Mengetahui Komponen-komponen apa saja yang membentuk sistem kurikulum
4. Mengetahui Pengertian Desain Kurikulum

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian dan Tujuan Kurikulum


Kurikulum merupakan salah satu perangkat yang harus ada dalam suatu lembaga
pendidikan. Kurikulum memegang peranan yang cukup strategis dalam mencapai
tujuan pendidikan, baik itu pendidikan umum maupun pendidikan agama.
Sedangkan Tujuan kurikulum dirumuskan berdasarkan perkembangan tuntutan,
kebutuhan dan kondisi masyarakat serta didasari oleh pemikiran-pemikiran dan terarah
pada pencapaian nilai-nilai filosofis, terutama falsafah negara. Kurikulum sebagai salah
satu komponen pendidikan sangat berperan dalam mengantarkan pada tujuan
pendidikan yang diharapkan. Untuk itu kurikulum merupakan kekuatan utama yang
mempengaruhi dan membentuk proses pembelajaran. Kesalahan dalam penyusunan
kurikulum akan menyebabkan kegagalan suatu pendidikan dan penzoliman terhadap
peserta didik.
Dalam hal penyusunan kurikulum, Herman H. Horne memberikan dasar bagi
penyusunan kurikulum menjadi tiga bahagian, diantaranya adalah:
1. Dasar Psikologis, digunakan untuk memenuhi dan mengetahui kemampuan
yang diperoleh dan kebutuhan peserta didik (the ability and need of children).
2. Dasar sosiologis, digunakan untuk mengetahui tuntutan masyarkat (the
legitimate demands of society) terhadap pendidikan.
3. Dasar filosofis, digunakan untuk mengetahui nilai yang akan dicapai (the kind
of universe in which we live).
Berdasarkan tiga dasar diataslah sebuah kurikulum disusun dan dikembangkan
kembali. Namun demikian dalam hal penyusunan kurikulum pendidkan islam belumlah
lengkap apabila hanya didasarkan pada tiga dasar diatas, sebab dalam pendidikan islam
ada usaha-usaha yang dilakukan untuk mentransfer dan menanamkan nilai-nilai agama
sebagai titik central tujuan dan proses pendidikan islam. Dengan demikian usaha-usaha
yang dilakukan untuk mencapai tujuan pendidikan islam akan dapat dilaksanakan
dengan baik, serta tidak mengurangi nilai-nilai islam dalam kurikukulum tersebut.
Usaha-usaha ini akan tercapai apabila adanya kesungguhan dari para pendidik dan
tanpa mengurangi dasar-dasar penyusunan kurikulum yang sudah ada. Makalah ini
akan dijelaskan tetang anatomi kurikulum, komponen-komponen kurikulum, dan
desain kurikulum.
B. Anatomi Kurikulum
Anatomi berasal dari bahasa Yunani anatomia, dari anatemnein, yang berarti
memotong atau kemudian akan lebih tepat dalam pokok bahasan ini kita sebut atau
kita artikan dengan menggunakan arti struktur atau susunan atau juga bagian atau
komponen. Kurikulum merupakan salah satu komponen yang memiliki peran penting

2
3

dalam system pendidikan, sebab dalam kurikulum bukan hanya dirumuskan tentang
tujuan yang harus dicapai sehingga memperjelas arah pendidikan, akan tetapi juga
memberikan pemahaman tentang pengalaman belajar yang harus dimiliki oleh setiap
siswa. Oleh karena itu, pentingnya fungsi dan peran kurikulum, maka setiap
pengembangan kurikulum pada jenjang manapun harus didasarkan pada asas-asas
tertentu.
Anatomi kurikulum dapat dirumuskan menjadi empat bagian, yaitu, pertama,
Tujuan yang akan dicapai, kedua, Proses dalam pembelajaran, ketiga, Materi yang
akan disampaikan, keempat, Evaluasi. Dari keempat rumusan ini saling keterkaitan
antara satu dengan yang lainnya. Tujuan yang akan dicapai harus sesuai dengan dengan
proses yang akan dilakukan, materi yang akan disampaikan juga tidak terlepas dari
proses dan tujuan akan akan dicapai dalam suatu kurikulum. Dengan demikian evaluasi
akhir dari rumusan tersebut terdapat timbal balik yang relevan terhadap pengembangan
kurikulum selanjutnya.
Tujuan Akan mengarahkan semua kegiatan pengajaran dan mewarnai komponen-
komponen kurikulum lainnya. Sedangkan rumusan tujuan didasarkan kepada, pertama,
Perkembangan tuntutan, kebutuhan, dan kondisi masyarakat, kedua, Pencapaian nilai-
nilai filosofis terutama falsafah negara (Tujuan Pendidikan Nasional). Lias Hasibuan,
mengemukakan beberapa prinsip dalam pengembangan kurikulum, yaitu:
1. Prinsip berorientasi pada tujuan
2. Prinsip Relevansi
3. Prinsip Efesiensi
4. Prinsip Fleksibilitas
5. Prinsip Integritas
6. Prinsip Kontinuitas
7. Prinsip Sinkronisasi
8. Prinsip Obyektivitas
9. Prinsip Demokratis

C. Komponen Kurikulum
Komponen adalah bagian integral dan fungsional yang tidak bisa dipisahkan dari
suatu sistem kurikulum, karena komponen itu sendiri mempunyai peranan dalam
pembentukan sistem kurikulum. Sebagai sebuah sistem, kurikulum memiliki
komponen-komponen. Komponen-komponen kurikulum dari suatu sekolah dapat
diidentifikasi secara mudah dengan mengkaji buku atau dokumen kurikulum itu
sendiri. Dari isi dokumen kurikulum dapat diketahui komponen-komponen apa saja
yang membentuk sistem kurikulum.
Wina Sanjaya, mengemukakan bahwa kurikulum merupakan suatu sistem yang
memiliki komponen-komponen tertentu. Jika salah satu komponen yang membentuk
sistem kurikulum terganggu atau tidak berkaitan dengan komponen lainnya, maka
4

sistem kurikulumpun akan terganggu. Komponen kurikulum terdiri dari empat bagian
yang saling terhubung dan terkait satu sama lainnya. Bagian tersebut adalah
komponen tujuan, isi kurikulum, motode atau strategi pencapaian kurikulum,
dan komponen evaluasi.
1. Komponen Pengembangan tujuan kurikulum.
Komponen tujuan merupakan salah satu komponen yang sangat penting dalam
pengembangan kurikulum. Kurikulum menurut Undang-undang Nomor 20 tahun
2003 tentang system pendidikan nasional adalah seperangkat rencana dan
pengaturan mengenai tujuan dan isi atau bahan pelajaran serta cara yang
digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar.
Wina Sanjaya, mengemukakan beberapa alasan mengapa tujuan perlu
dirumuskan dalam kurikulum. Pertama, Tujuan erat kaitannya dengan arah dan
sasaran yang harus dicapai oleh setiap upaya pendidikan. Kurikulum merupakan
alat untuk mencapai tujuan pendidikan, dengan demikian perumusan tujuan
merupakan salah satu komponen yang harus ada dalam sebuah kurikulum. Kedua,
melalui tujuan yang jelas, maka dapat membantu pengembang kurikulum dalam
mendesain model kuriukulum yang dapat digunakan bahkan akan membantu guru
dalam mendesain system pembelajaran. Ketiga, tujuan kurikulum yang jelas dapat
digunakan sebagai control dalam menentukan batas-batas dan kualitas
pembelajaran.
Pencapaian komponen tujuan kurikulum akan menjadi sangat penting karena
pencapaian komponen tujuan ini berakibat langsung terhadap pencapaian tujuan-
tujuan pendidikan selanjutnya.
2. Komponen Pengembangan materi kurikulum.
Pengembangan materi kurikulum pada hakikatnya adalah mengembangkan
materi pembelajaran yang diarahkan untuk mencari tujuan pembelajaran. Materi
pembelajaran merupakan perangkat untuk mempermudah pemahaman suatu materi
pembelajaran. Kekeliruan dalam memilih materi pembelajaran dapat menghamabt
proses pembelajaran dan pencapaian tujuan pembelajaran. Dengan demikian
komponen pengembangan materi kurikulum sangat berpengaruh kepada tujuan
pembelajaran yang akan dilakukan dalam kelas. Pemilihan materi ajar dalam
kurikulum merupakan hal mutlak dalam komponen ini.
Materi pembelajaran (instructional materials) adalah pengetahuan, sikap, dan
keterampilan yang harus diketahui dan dimiliki peserta didik dalam rangka
mencapai kemampuan atau kompetensi yang telah ditentukan.
Wina Sanjaya, mengemukakan bahwa bahan atau materi kurikulum (curriculum
materials) adalah isi atau muatan kurikulum yang harus dipahami siswa dalam
upaya mencapai tujuan kurikulum. Komponen materi merupakan bahan-bahan
5

kajian yang terdiri dari ilmu pengetahuan, nilai, pengalaman, dan keterampilan
yang dikembangkan kedalam proses pembelajaran guna mencapai komponen
tujuan. Kompenen pengembangan materi yang akan dikembangkan dalam bahan
ajar merupakan factor penting dalam mencapai tujaun yang telah ditentukan. Ini
bertujuan untuk memberikan pemahaman terhadap siswa tentang apa yang
disampaikan oleh seorang guru dalam mencapai tujuan pembelajaran yang terdapat
didalam kurikulum yang sudah tersusun.
Dalam mengembangkan komponen materi, perlu diperhatikan sumber-sumber
pengembangan materi yang dimaksudkan dalam suatu kurikulum.
1. Sumber-sumber materi kurikulum.
a. Masyarakat sebagai sumber kurikulum.
Sekolah berfungsi untuk mempersiapkan anak didik agar dapat hidup
ditenagah-tengah masyarakat. Kebutuhan masyarakat yang harus diperhatikan
dalam pengembangan kurikulum meliputi masyarakat dalam lingkungan sekitar
(local), masyarakat dalam tatanan nasional dan masyarakat global. Sumber-
sumber materi kurikulum selain bersumber dari tatanan kehidupan global dan
nasional, materi juga harus bersumber dari masyarakat sekitar. Secara khusus
masyarakat local memiliki budaya (kearifan local) tersendiri dimana kurikulum
tersebut diberlakukan. Hal ini cukup penting, karena bagaimanapun juga
kearifan local merupakan bahagian penting dalam memajukan proses
pendidikan yang akan diselenggarakan. Disamping itu juga mengajarkan
kepada peserta didik akan pentingnya kearifan local sebagai Soko Guru
kebudayaan nasional.
b. Siswa sebagai sumber kurikulum.
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam perumusan isi kurikulum
yang berkaitan dengan siswa, yakni:
1) Kurikulum sebabaiknya disesuaikan dengan perkembangan anak.
2) Isi kurikulum sebaikanya mencakup keterampilan, pengetahuan dan sikap
yang dapat digunakan siswa dalam pengalamannya sekarang dan juga
berguna menghadapi kebutuhannya pada masa yang akan datang.
3) Siswa hendakany didorong untuk belajar berkat kegiatannya sendiri.
4) Apa yang dipelajari siswa hendaknya sesuai dengan minat dan keinginan
siswa.
c. Ilmu pengetahuan sebagai sumber kurikulum.

2. Tahap penyeleksian materi kurikulum.


Penyeleksian merupakan langkah-langkah yang harus dilaksanakan dalam
pengembangan materi kurikulum. Penyeleksian dimaksud mencakuap,
Pertama, Identifikasi kebutuhan (need assesement), Kedua, mendapatkan
bahan kurikulum (assess the curriculum materials), Ketiga, Analisis bahan
6

(analyze the materials), Keempat, penilaian bahan kurikulum (appraisal of


curriculum materials), Kelima, membuat keputusan mengadopsi bahan (make
anadoption decision).
3. Jenis-jenis materi kurikulum.
Jenis materi kurikulum yang haru sdipelajari siswa terdiri dari fakta,
konsep, prinsip, hokum, dan keterampilan. Fakta adalah sifat atau suatu gejala,
peristiwa, benda, yang wujudnya dapat ditangkap oleh panca indra, sedangkan
fakta merupakan pengetahuan yang berhubungan dengan data-data spesifik
(tunggal) baik yang telah maupun yang sedang terjadi yang dapat diuji atau
diobservasi.
4. Kriteria Penetapan materi kurikulum.
Ada beberapa pertimbangan dalam menetapkan materi kurikulum yang
ditinjau dari sudut siswa, yakni: Pertama, Tingkat kematangan siswa, Kedua,
Tingkat pengamalan anak, Ketiga, tahap kesulitan materi.
3. Komponen Metode.
Komponen metode dapat dibagai kedalam dua bagian, (a). metode dalam
pengertian luas tidak hanya sekedar metode mengajar saja akan tetapi menyangkut
strategi pembelajaran, serta membangun nilai, pengetahuan, pengalaman, dan
keterampilan pada diri anak didik, (b). metode dalam pengertian sempit adalah
berupa penggunaan salah satu cara dalam mengajar atau belajar.
4. Komponen Evaluasi.
Evaluasi adalah tindakan yang dilakukan untuk mengetahui hasil pengajaran
pada khususnya dan hasil pendidikan pada umumnya. Selain itu evaluasi juga
berguna bagi perbaikan pengajaran (evaluasi sebagai feed back).
Untuk melihat sejauh mana keberhasilan dalam pelaksanaan kurikulum
diperlukan evaluasi. Komponen evaluasi merupakan satu komponen yang
berhubungan erat dengan komponen lainnya, maka cara penilaian atau evaluasi
akan menentukan tujuan kurikulum, materi atau bahan, serta proses belajar
mengajar.
Penilaian sangat penting, tidak hanya untuk memperlihatkan sejauh mana
tingkat prestasi anak didik, tetapi juga suatu sumber input dalam upaya perbaikan
dan pembaharuan kurikulum. Penilaian dalam arti luas, tidak hanya dapat
dilakukan oleh pendidik, namun juga kalangan masyarakat luas.
D. Pengertian Desain Kurikulum
Desain kurikulum adalah rancangan, pola atau model. Mendesain kurikulum
berarti menyusun rancangan atau menyusun model kurikulum sesuai dengan visi dan
misi sekolah. Mendesain kurikulum tidak terlepas dari perencanaa yang matang dan
baik sehingga tujuan yang akan direncanakan dapat dicapai dengan baik pula. Mike
7

Three fall menyebutkan, bahwa: “aim of planning across the curriculum is to balance
the needs of children and those of staff with the necessary systems, procedures and
policies in relation to planning. I have indicated a need to plan thoroughly and
carefully but you will also need to find a place for flexibility, spontaneity and
imagination”.
Dengan demikian, desain kurikulum tidak terlepas dari tujuan perencanaan
kurikulum yang menyeimbangkan kebutuhan anak dan orang-orang yang terlibat
dengan sistem yang diperlukan, prosedur dan kebijakan dalam kaitannya dengan
perencanaan. Saya telah menunjukkan kebutuhan untuk merencanakan teliti dan hati-
hati tetapi Anda juga akan perlu menemukan tempat untuk fleksibilitas, spontanitas dan
imajinasi.
Dalam mendesain kurikulum, ada beberapa model desain kurikulum yang dapat
diutarakan dalam makalah ini, yaitu:
1. Desain Kurikulum Disiplin Ilmu
Longstreet, mendefinisikan desain kurikulum merupakan desain kurikulum yang
berpusat kepada pengetahuan (the knowledge centered desain) yang dirancang
berdasarkan struktur disiplin ilmu, oleh karena itu model desain ini jiga dinamakan
model kurikulum subjek akademis yang penekananny diarahkan untuk pengembangan
intelektual siswa.
Ada tiga bentuk organisisi kurikulum yang berorientasi pada disiplin ilmu, yaitu:
subject centered desain, learned centered desain, problem centered desain. Setiap
desain kurikukum memberikan teknik atau cara yang efektif dalam proses
pembelajaran agar berjalan dengan efektif dan efisien. Tetapi tidak setiap desain
kurikulum dapat dijadikan pedoman dalam melaksanakn proses pembelajaran, karena
setiap desain kurikulum memiliki kelebihan dan kekurangan dalam pelaksanannya.
a. Subject Centered Curriculum.
Pada subjek ini, bahan atau isi kurikulum disusun dalam bentuk mata pelajaran yang
terpisah, mata pelajaran-mata pelajaran tersebut tidak berhubungan antara satu dengan
yang lainnya. Organisasi bahan atau isi kurikulum pada subjek ini berpusat pada mata
pelajaran secara terpisah, kurikulum ini juga dinamaka separated subject curriculum.
b. Subject Correlated Curriculum.
Pada organisasi kurikulum ini mata pelajaran tidak disajikan secara terpisah, akan
tetapi mata pelajaran-mata pelajaran yang memiliki kedekatan atau mata pelajaran
sejenis dikelompokkan sehingga menjadi suatu bidang studi (broadfield).
Mengkorelasikan bahan atau isi materi kurikulum dapat dilakukan dengan beberapa
pendekatan, yaitu; 1). Pendekatan struktural, yaitu pendekatan kajian suatu pokok
bahasan ditinjau dari berapa mata pelajaran sejenis. 2). Pendekatan Fungsional, yaitu
pendekatan yang didasarkan pada pengkajian masalah yang berarti dalam kehidupan
8

sehari-hari, dan 3). Pendekatan Daerah, yaitu pendekatan mata pelajaran ditentukan
berdasarkan lokasi atau tempat.
c. Integreted Curriculum.
Model organisasi kurikulum ini tidak lagi menampakkan nama-nama mata pelajaran
atau bidang studi, tetapi belajar berangkat dari suatu pokok masalah yang harus
dipecahkan, selanjutnya masalah tersebut dinamakan unit. Subject Correlated
Curriculum berfungsi untuk mengembangkan siswa dari segi intelektual dan seluruh
aspek yang berkaitan dengan sikap, emosi, dan keterampilan. Organisasi kurikulum ini
berfungsi untuk mengembangkan proses kognitif atau pengembangan kemampuan
berfikir siswa melalui latihan menggunakan gagasan dan melakukan proses penelitian
ilmiah.
2. Desain Kurikulum Berorientasi pada Masyarakat
Beauchamp, merumuskan desian kurikulum yang berorientasi pada masyarakat
merupakan sebuah desian kelompok sosial untuk dijadikan pengalaman belajar anak
didalam kelompok. Artinya, permasalahan yang dihadapi dan dibutuhkan oleh suatu
kelompok sosial, harus menjadi bahan kajian anak didik di sekolah.
Ada tiga perspektif desain kurikulum yang berorientasi pada kehidupan masyarakat,
yaitu:
a. Perspektif Status Quo (the status quo perspective), rancangan kurikulum ini
diarahkan untuk melestarikan nilai-nilai budaya masyarakat
b. Perspektif Pembaharuan (the reformist perspective), kurikulum dikembangkan untuk
lebih meningkatkan kwalitas masyarakat itu sendiri.
c. Perspektif Masa Depan (the futurist perspective), perspektif ini sering dikaitkan
dengan kurikulum rekonstruksi social, yang menekankan kepada proses
mengembangkan hubungan antara kurikulum dan kehidupan social, politik, dan
ekonomi masyarakat. Model kurikulum ini lebih mengutamakan kepentingan social
dari pada kepentingan individu.
3. Desain Kurikulum Berorientasi pada Siswa
Hal yang mendasari desain ini adalah bahwa pendidikan diselenggarakan untuk
membantu anak didik. Selanjutnya Muhaimin, menyebutkan bahwa sebagai objek
utama dalam pendidikan, terutama dalam proses belajar mengajar, peserta didik
memegang peranan yang sangat dominan. Dalam proses belajar mengajar, peserta didik
dapat menentukan keberhasilan belajar melalui penggunaan intelegensia, daya motorik,
pengelaman, kemauan dan komitmennya yang timbul dalam diri mereka tanpa paksaan.
Jadi kurikulum harus dapat menyesuaikan dengan irama perkembangan anak didik.
Dalam mendesain kurikulum yang berorientasi pada siswa perlu memperhatikan hal-
hal sebagai berikut:
9

a. Kurikulum harus disesuaikan dengan perkembangan anak.


b. Isi kurikulum harus mencakup keterampilan, pengetahuan dan sikap yang dianggab
berguna untuk masa sekarang dan masa yang akan datang.
c. Anak hendaknya ditempatkan sebagai subjek belajar yang berusaha untuk belajar
sendiri. Artinya siswa harus didorong untuk melakukan berbagai aktivitas belajar,
bukan hanya sekedar menerima informasi dari guru.
d. Diusahakan apa yang dipelajari siswa sesuai dengan minat, bakat dan tingkat
perkembangan mereka. Artinya, apa yang seharusnya dupelajari bukan ditentukan dan
dipandang baik dari sudut guru atau dari sudut lain akan tetapi ditentukan dari sudut
anak didik itu sendiri.
Desain kurikulum yang berorientasi pada siswa, dapat dilihat dalam dua perspektif,
yaitu:
a. Perspektif kehidupan anak dimasyarakat.
Siswa sebagi sumber kurikulum percaya bahwa hakikat belajar bagi siswa adalah
apabila siswa belajar secara riil dari kehidupan mereka di masyarakat. Kurikulum yang
berorientasi pada anak didik dalam perspektif kehidupan di masyarakat, mengharapkan
materi kurikulum yang dipelajari disekolah serta pengalaman belajar, disesain sesuai
dengan kebutuhan anak anak sebagai persiapan agar mereka dapat hidup ditengah
masyarakat.
b. Perspektif Psikologis.
Perspektif ini adalah desain kurikulum yang didasarkan atas pertimbangan terhadap
jiwa peserta didik. Desain kurikulum ini ditujukan untuk kepentingan peserta didik,
karena itu pertimbangan-pertimbangan terhadap kejiwaan peserta didik diabadikan
sebagai salah satu yang penting untuk dipahami dalam proses pelaksanaan kurikulum.
Dalam persepktif psikologis, desain kurikulum yang berorientasi pada siswa, sering
juga diartikan sebagai kurikulum yang bersifat humanistic, yang muncul sebagai reaksi
terhadap proses pendidikan yang hanya mengutamakan segi intelektual. Kurikulum
humanistic sanagt menekankan kepada adanya hubungan emosional yang baik antara
guru dan siswa. Guru harus mampu membangun suasana yang hangat dan akrab yang
memungkinkan siswa dapat mencurahkan segala perasannya dengan penuh
kepercayaan. Sedangkan dalam sudut pandang Pendidikan Agama Islam pendekatan
humanistic dalam pengembangan kurikulum bertolak dari ide “memanusiakan
manusia”. Penciptaan konteks yang akan member peluang manusia untuk menjadi
lebih human, untuk mempertinggi harkat manusia merupakan dasar filosofi, dasar teori,
dasar evaluasi dan dasar pengembangan program pendidikan
10

4. Desain Kurikulum Teknologis


Pendekatan teknologis dalam menyusun kurikulum atau program pendidikan bertolak
dari analisis kompetensi yang dibutuhkan untuk melaksanakan tugas-tugas tertentu.
Materi yang diajarkan, criteria evaluasi sukses, dan strategi belajarnya ditetapkan
sesuai dengan analisis tugas (job analysis). Model desain kurikulum teknologi
difokuskan kepada efektivitas program, metode, dan bahan-bahan yang dianggab dapat
mencapai tujuan. Teknologi mempengaruhi kurikulum dapat dilihat dari dua sisi, yaitu
sisi penerapan hasil-hasil teknologi dan penerapan teknologi sebagai suatu sistem.
Kurikulum teknologi, banyak dipengaruhi oleh psikologi belajar behavioristik. Salah
satu cirri dari belajar ini adalah menekankan pada pola tingkah laku yang bersifat
mekanis seperti yang digambarkan dalam teori Stimulus Respon. Kurikulum ini
memiliki karakteristuk sebagai berikut:
a. Belajar dipandang sebagai proses respons terhadap rangsangan.
b. Belajar diatur berdasarkan langkah-langkah tertentu dengan jumlah tugas yang harus
dipelajari.
c. Secara khusus siswa belajar secara individual, meskipun dalam hal-hal tertentu, bisa
saj belajar secara kelompok.
Selanjutnya untuk efektivitas dan keberhasilan implementasi teknologi kurikulum
hendaklah memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut:
a. Kesadaran akan tujuan, artinya siswa perlu memahami bahwa pembelajaran
diarahkan untuk mencapai tujuan.
b. Dalam pembelajaran siswa diberi kesempatan mempraktekkan kecakapan sesuai
dengan tujuan.
c. Siswa perlu diberi tahu hasil yang telah dicapai. Dengan demikian siswa perlu
menyadari apakah pembelajaran sudah dianggab cukup atau masih perlu bantuan.
Dengan memperhatikan hal-hal tersebut diatas, serta keterlibatan siswa secara penuh
dlam proses belajar mengajar, maka tujuan yang telah ditetapkan akan tercapai sesuai
dengan yang diinginkan. Namun disisi lain guru sebagai perencana dan pendesain
kurikulum tentunya haarus mengetahui keadaan sekolah secara umum dan keadaan
siswa secara khusus.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Kurikulum merupakan salah satu perangkat yang harus ada dalam suatu lembaga
pendidikan. Kurikulum memegang peranan yang cukup strategis dalam
mencapai tujuan pendidikan, baik itu pendidikan umum maupun pendidikan
agama. Sedangkan Tujuan kurikulum dirumuskan berdasarkan perkembangan
tuntutan, kebutuhan dan kondisi masyarakat serta didasari oleh pemikiran-
pemikiran yang terarah pada pencapaian nilai-nilai filosofis, terutama falsafah
negara.
2. Anatomi berasal dari bahasa Yunani anatomia, dari anatemnein, yang berarti
memotong atau kemudian akan lebih tepat dalam pokok bahasan ini kita sebut
atau kita artikan dengan menggunakan arti struktur atau susunan atau juga
bagian atau komponen. Kurikulum merupakan salah satu komponen yang
memiliki peran penting dalam sistem pendidikan, sebab dalam kurikulum bukan
hanya dirumuskan tentang tujuan yang harus dicapai sehingga memperjelas arah
pendidikan, akan tetapi juga memberikan pemahaman tentang pengalaman
belajar yang harus dimiliki oleh setiap siswa.
3. Komponen kurikulum terdiri dari empat bagian yang saling terhubung dan
terkait satu sama lainnya. Bagian tersebut adalah komponen tujuan, isi
kurikulum, motode atau strategi pencapaian kurikulum, dan komponen
evaluasi.
4. Desain kurikulum adalah rancangan, pola atau model. Mendesain kurikulum
berarti menyusun rancangan atau menyusun model kurikulum sesuai dengan visi
dan misi sekolah.
B. Saran
Diharapkan makalah ini dapat memberikan manfaat maupun menambah
wawasan bagi yang membacanya. Terlebih lagi dapat menjadi sumbangsih bagi
terciptanya suatu kurikulum pendidikan yang mana nantinya dapat bermanfaat bagi
dunia pendidikan.

11
DAFTAR PUSTAKA

https://ummukalsum78.wordpress.com/2012/11/23/anatomi-dan-desain-kurikulum.
makalahlaporanterbaru1.blogspot.co.id/2012/05/mengenal-anatomi-dan-desain-
kurikulum.html?m=1

12

Anda mungkin juga menyukai